Saturday, September 16, 2017

270. SATU

NABI MUHAMMAD MENYATUKAN KAUM ANSAR DAN MUHAJIRIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya, “Mohon dijelaskan tentang Nabi Muhammad berhasil menyatukan kaum Ansar dengan Muhajirin? Berikut penjelasannya.
            Kaum Muhajirin adalah umat Islam pendatang yang berasal dari Mekah, mereka  meninggalkan rumah, harta kekayaan, dan keluarga untuk mengikuti Nabi hijrah ke Madinah.
       Kaum Ansar adalah umat Islam penduduk asli Madinah, yang terdiri atas dua kabilah besar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj.     
      Nabi tinggal di Madinah, lalu membangun Masjid Nabawi bersama para sahabat sebagai untuk sarana menyatukan umat Islam, kemudian Nabi mempersaudarakan kaum Ansar dengan kaum Muhajirin.
      Bertempat di rumah Anas bin Malik, Nabi menyatukan dan mempersaudarakan sebanyak 45 orang kaum Ansar dengan 45 orang kaum Muhajirin.
     Nabi menyatukan kaum Ansar dengan kaum Muhajirin agar saling menolong dan saling mewarisi, apabila ada yang meninggal dunia, dan perjanjian ini berlaku sampai peristiwa Perang Badar.
     Al-Quran surah Al-Anfal, surah ke-8 ayat 75.
وَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ فَأُولَٰئِكَ مِنْكُمْ ۚ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
      “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu, maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. 
      Dalam penjelasan  Al-Quran surah Al-Anfal, surah ke-8 ayat 75 diterangkan bahwa setelah turun ayat ini, maka hak saling mewarisi antara kaum Ansar dengan kaum Mujahirin menjadi gugur, tetapi ikatan persaudaraan tetap berlaku.
       Nabi menyatukan umat Islam yang berasal dari kaum Ansar dengan kaum Muhajirin bertujuan untuk menghilangkan fanatisme jahiliah, yaitu kepercayaan dan keyakinan yang terlalu kuat terhadap ajaran nenek moyang yang salah.
      Nabi menghapus perbedaan latar belakang, menghilangkan perbedaan asal-usul, perbedaan suku, warna kulit, dan asal daerah agar tidak ada pihak yang merasa lebih unggul dibandingkan dengan pihak lainnya, tetapi yang dibela hanya satu, yaitu kepatuhan dan ketaatan penuh kepada Allah dan Rasul-Nya.
      Saad bin Rabi yang berasal dari kaum Ansar berkata kepada Abdurrahman bin Auf yang berasal dari kaum  Muhajirin, ”Aku orang Ansar paling kaya di Madinah, semua harta kekayaanku akan kubagi dua, dan aku memiliki dua orang istri, maka pilihlah salah satu, agar aku bisa menceraikannya, serta apabila masa iddahnya habis, maka kamu menikahlah dengan dia.”
      Abdurrahman bin Aus menjawab,”Semoga Allah memberkatimu, keluargamu, dan hartamu, terima kasih atas kebaikannmu, sebaiknya tunjukkan saja, di mana tempat pasarnya?” Kemudian  kaum Ansar menunjukkan lokasi pasar kaum Yahudi Bani Qainuqa kepada kaum Ansar.
     Beberapa hari kemudian, Nabi bertanya kepada Abdurahman bin Auf, ”Bagaimana keadaanmu?” “Saya sudah menikah,” jawab Abdurahman. Nabi bersabda,”Berapa emas kawinnya?” “Beberapa keping emas,”jawab Abdurahman.
      Beberapa kaum Ansar berkata,”Wahai Nabi, bagilah kebun kurma kami untuk diberikan kepada saudara kami dari kaum Muhajirin, kami akan mendengarkan dan kami akan patuh” Nabi menjawab,”Tidak perlu, cukuplah kaum Ansar memberikan bahan makanan pokok saja kepada kaum Muhajirin, sehingga kami bisa bergabung dalam memanen buahnya.” Sungguh, Nabi berhasil menyatukan ikatan persaudaraaan mereka yang sangat luar biasa.
      Dorongan melayani orang lain sangat besar, sehingga mereka lebih mendahulukan kepentingan saudaranya dibandingkan dirinya sendiri, dan persaudaraan antara kaum Ansar dengan kaum Muhajirin sungguh hebat yang sulit dicarikan bandingannya  sampai sekarang.  
       Kaum Ansar bersedia memberikan semuanya kepada kaum Muhajirin, dan kaum Muhajirin  menerimanya dengan gembira, serta menganggap sebagai kehormatan luar biasa, tetapi, kaum Muhajirin hanya menerima bahan makanan pokok saja, mereka saling menghormati dan menyayangi.
      Allah Pencipta langit, bumi, dan segala isinya memuji hubungan persaudaraan antara kaum Ansar dan Muhajirin dalam Al-Quran surah Al-Hasyr, surah ke-59 ayat 9.

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

      “Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri , sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
      Nabi Muhammad terus memupuk persaudaraan sesama muslim agar tercipta masyarakat Islam yang kuat luar biasa, serta Nabi selalu memompakan semangat dan  motivasi membentuk persatuan dan kesatuan yang tangguh.   
      Al-Quran surah Al-Hujurat, surah ke-49 ayat 10.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

      ”Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara. Oleh karena itu, damaikan antara kedua saudaramu yang berselisih. Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat”:
      Al-Quran surah Al-Hujurat, surah ke-49 ayat 11.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

      ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kelompok menghina kelompok yang lain, mungkin yang dihina lebih baik daripada yang menghina. Jangan pula para wanita menghina wanita yang lain, mungkin wanita yang dihina lebih baik daripada   yang menghina. Jangan kamu mencela dirimu sendiri, dan jangan kamu saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah beriman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka orang-orang yang zalim”.
      Al-Quran surah Al-Hujurat, surah ke-49 ayat 13.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

  “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal”.
      Nabi bersabda, “Tidak halal seorang muslim menjauhi saudaranya sesama muslim lebih dari 3 hari, ketika mereka berjumpa, yang satu memalingkan muka dan yang lain juga  berpaling, yang terbaik adalah orang yang memulai mengucapkan salam lebih dulu.”
      Rasul bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 perkara, yaitu (1) jika bertemu, ucapkan salam; (2) jika mengundang, penuhilah;(3) jika meminta nasihat, berilah nasihat; (4) jika bersin, ucapkan hamdalah dan doakan; (5) jika sakit, jenguklah; dan (6) jika meninggal, antarkan jenazahnya.”
      Nabi bersabda, “Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dan dia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Barangsiapa menghilangkan suatu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah pasti akan menutupi aibnya pada hari kiamat nanti.”
      Nabi bersabda. “Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya."
      Isi butir perjanjian persaudaraan orang Islam adalah semua umat Islam adalah satu kesatuan tidak terpisahkan, serta kaum Muhajirin dari Mekah dan Ansar dari Madinah memiliki adat kebiasaan sendiri, sehingga semua masalah harus diselesaikan dengan adil dan baik, serta semua umat Islam harus melawan orang yang berbuat zalim, dan setiap umat Islam wajib membantu saudaranya sesama Islam.
      Apabila ada kezaliman, maka semua orang Islam wajib menegur dan membetulkannya, serta semua orang Islam dilarang membantu orang non-Islam yang berbuat jahat, dan apabila terdapat perselisihan harus dilaporkan kepada Nabi.
     Abdullah bin Salam berasal dari kaum Yahudi Madinah berkata,”Ketika Nabi Muhammad tiba di Madinah, saya menjumpainya. Saya melihat wajah Nabi dengan jelas, dan wajah Nabi bukan wajah seorang pendusta, ketika Nabi bersabda,”Wahai manusia sebarkan keselamatan, sambunglah silaturahmi, berikan makanan, dan kerjakan salat malam ketika orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga.” 
     Nabi Muhammad memiliki sifat lahir dan batin yang sempurna, serta berperilaku penuh keutamaan akhlak. Sikap dan perlaku Nabi sangat bagus, sehingga semua orang pasti tertarik kepada setiap ucapan Nabi.
     Setiap perkataan Nabi pasti dilaksanakan dengan cepat oleh para sahabat, bahkan semua para sahabat berebut mengerjakan semua bimbingan dan penjelasan Nabi.
      Nabi berhasil membangun masyarakat baru di Madinah yang amat mengagumkan dalam sejarah, Nabi sukses menyelesaikan semua masalah kehidupan, sehingga berhasil tercapai kondisi spiritual yang luar biasa yang siap menghadapi segala tantangan zaman.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi, Madinah, 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah, 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal Penebit Ash-Shaff,  Jogyakarta, 2000.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment