Sunday, September 17, 2017

273. USMAN

USMAN BIN AFFAN,
“KONGLOMERAT” DERMAWAN PENDUKUNG NABI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Usman bin Affan seorang konglomerat sahabat Nabi Muhammad?” Berikut ini penjelasannya.
           Usman bin Affan adalah seorang sahabat dan menantu Nabi yang lahir pada tahun 574 Masehi di Mekah, dan meninggal 17 Juli 656 Masehi di Madinah. Ayahnya bernama Affan, dan ibunya bernama Arwa binti Kuriz, keduanya berasal dari Bani Umayah.
    Usman bin Affan masuk Islam hasil dakwah dari Abu Bakar, dan termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yaitu orang-orang terdahulu dan pertama masuk Islam yang dijamin masuk surga.

      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 100.

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

      “Orang-orang yang terdahulu dan yang awal (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”.
      Usman bin Affan adalah saudagar kaya raya yang dermawan, yang memilki sifat pemalu dan mendapatkan julukan “Zun Nurain”, karena menikah dengan dua putri Nabi dengan Khadijah, yaitu putri ke-2, Ruqaiyah dan ke-3, Umi Kulsum.
       Pertama Usman bin Affan menikah dengan Ruqaiyah, setelah Ruqaiyah meninggal. lalu Usman menikah dengan Umi Kulsum.
      Nabi menggambarkan sosok pribadi Usman bin Affan sebagai orang yang jujur, rendah hati, dan pemalu.
      Aisyah, istri Nabi bertanya, “Wahai Nabi, mengapa ketika Abu Bakar dan Umar bin Khattab datang, engkau bersikap biasa saja, tetapi ketika Usman bin Affan datang, engkau berdiri membetulkan pakaian?” Nabi menjawab,“Apakah aku tidak malu terhadap seseorang, yang bahkan malaikat malu kepadanya.”
      Nabi menyerukan umat Islam untuk melakukaan hijrah yang pertama dalam  menanggapi tekanan kaum Quraisy terhadap pemeluk Islam, maka Nabi memerintahkan beberapa orang untuk hijrah ke Habasyah, sekarang Etiopia di benua Afrika, guna menyelamatkan umat Islam dengan membawa ajaran Islam, karena Nabi mengetahui bahwa Raja Najasyi di Habasyah penganut Kristen yang terkenal adil dan bijaksana.
      Allah berfirman dalam surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 10 yang menjelaskan bahwa bumi Allah sangat luas, sehingga Nabi menyuruh umat Islam berhijrah.

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

      “Katakan, “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu, orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan, dan bumi Allah itu adalah luas, sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.
      Usman bin Affan dan Ruqaiyah, istrinya, ikut berhijrah pertama ke Habasyah, dengan rombongan berjumlah 16 orang, terdiri atas 12 orang laki-laki, dan 6 orang wanita.
     Mereka berangkat mengendap-endap pada malam hari yang gelap, menuju pantai Laut Merah, lalu penumpang kapal menyeberangi Laut Merah menuju Habasyah. Ketika para “pengungsi” tiba di Habasyah, mereka diperlakukan dengan baik, dan Nabi bersabda, “Mereka adalah penduduk Mekah pertama yang hijrah di jalan Allah.” 
      Rombongan hijrah “pengungsi” umat Islam menetap di Habasyah selama beberapa waktu, lalu kembali ke Mekah, dan kemudian  menyusul Nabi berpindah atau hijrah dari Mekah ke Madinah.
     Dalam Perjanjian Hudaibiyah, Nabi mengirim Usman bin Affan untuk menemui Abu Sufyan, pemimpin kaum Quraisy, guna menjelaskan bahwa rombongan dari Madinah tidak berniat memerangi penduduk Mekah, mereka hanya ingin beribadah di Kakbah.
      Ketika terjadi Perang Ghatafan, Nabi yang langsung memimpin perang, sedangkan Usman bin Affan dipercaya menjabat Walikota Madinah.
      Dalam Perang Tabuk, Usman bin Affan menyumbang dana 1000 dirham, 950 ekor unta dan 100 ekor kuda, sumbangan Usman bin Affan besarnya sepertiga dari seluruh biaya perang waktu itu.
      Usman bin Affan amat dermawan, pernah membeli sumber air seharga 35.000 dirham, lau sumber air itu disumbangkan untuk kepentingan rakyat umum.
      Pada zaman Khalifah Abu Bakar, terjadi musim paceklik, maka Usman bin Affan menyumbang gandum yang sangat banyak dengan diangkut 1000 ekor unta untuk  membantu kaum miskin yang kesulitan.
      Ketika Khalifah Umar bin Khattab wafat, maka umat Islam mengadakan musyawarah untuk memilih khalifah penggantinya, waktu itu terdapat 6 calon unggulan, yaitu Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awam,  dan Thalhah bin Ubaidillah.
      Dalam proses pemilihan Kahlifah baru, empat calon mengundurkan diri, sehingga tinggal Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yang akhirnya, Usman bin Affan, 70 tahun, sebagi calon tertua diangkat menjadi Khalifah ketiga, sedangkan Ali bin Abi Thalib waktu itu masih berumur 33 tahun.
      Khalifah Usman bin Affan aktif membangun fisik, dan memperluas Masjidil-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, karena jumlah umat Islam yang menjalankan ibadah semakin banyak, dan mengumpulkan Al-Quran dalam satu “buku”, yang disebut Al-Quran “Mushaf Usmany”.
      Khalifah Usman bin Affan membentuk polisi keamanan, dan membangun gedung pengadilan, karena sebelumnya, sidang pengadilan berlangsung di lokasi masjid, serta membuat irigari air pertanian, dan membentuk Tentara Angkatan Laut yang kuat. 
      Pasukan Khalifah Usman bin Affan menaklukkan daerah kecil di sekitar Madinah, dan menguasai daerah perbatasan, serta menyebarkan Islam ke Syria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, dan Rodhes.  
     Khalifah Usman bin Affan mencopot beberapa gubernur yang dianggapnya kurang cakap, dan menggantinya dengan yang lebih baik, sehingga menimbulkan banyak orang “sakit hati”, lalu mereka bersekongkol melawan Khalifah Usman bin Affan.
      Para pemberontak mengepung kediaman Khalifah usman bin affan selama 40 hari, dan mengancam agar Khalifah Usman bin Affan mengundurkan diri atau dibunuh, tetapi khalifah Usman bin Affan tidak menggerakkan pasukannya untuk melawan para pemberontak, karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah sesama Islam.
      Khalifah Usman bin Affan mati syahid dibunuh oleh pemberontak, ketika membaca Al-Quran, tepat seperti disampaikan Nabi ketika masih hidup. 
     Khalifah Usman bin Affan wafat Jumat 18 Zulhijah tahun 35 Hijriah, yang bertepatan 17 Juli 656 Masehi dan dimakamkan di Baqi, Madinah.
      Dikisahkan, Nabi berada di sebuah kebun, dan Abu Musa yang menjaga pintunya, lalu Abu Bakar datang, Nabi bersabda,” Izinkan dia masuk, karena dia akan masuk surga.”
     Kemudian Umar bin Khattab tiba, Nabi bersabda, “Izihkan dia masuk, karena dia akan masuk surga.” Lalu Usman bin Affan muncul, Nabi bersabda,“Izinkan dia masuk, karena dia akan masuk surga, dengan cobaan yang menimpanya.”
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment