Wednesday, November 1, 2017

435. ALAM

UKHUWAH DENGAN ALAM SEKITAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Ukhuwah dengan alam sekitar menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Kata “ukhuwah” menurut KBBI V artinya “persaudaraan”, menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil  dari  akar  kata  yang pada mulanya berarti “memperhatikan”, dan makna asal ini memberikan kesan bahwa “persaudaraan”  mengharuskan  adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.
   Faktor “perhatian” pada  mulanya  muncul karena  adanya persamaan orang yang  bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya  “ukhuwah” diartikan  sebagai  “setiap  persamaan  dan  keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari  segi  ibu,  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan”.
      Secara “majazi” kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup  persamaan dalam salah  satu  unsurnya seperti  suku, agama, profesi, dan perasaan, dan dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata “akh” yang  membentuk  kata “ukhuwah” digunakan juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.  
      Kata “alam” menurut KBBI V bisa diartikan segala yang ada di langit dan dibumi (seperti bumi, bintang, kekuatan)”,  “lingkungan kehidupan”, “segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan (golongan dan sebagainya) dan dianggap sebagai satu kesatuan”,”segala daya (gaya, kekuatan, dan sebagainya) yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini”, “yang bukan buatan manusia, “dunia”, “kerajaan”, “daerah”, dan “negeri”.
    Allah memberikan beberapa petunjuk sesuai dengan jenis persaudaraan yang diperintahkan, yaitu petunjuk yang berkaitan  dengan persaudaraan secara umum dan persaudaraan seagama Islam.
      Untuk memantapkan “ukhuwah” (persaudaraan) pada arti yang umum, misalnya ukhuwah dengan alam sekitar, maka  Islam memperkenalkan  konsep “khalifah”, artinya manusia diangkat oleh Allah sebagai “khalifah”, sehingga menuntut manusia untuk merawat, menjaga, melihara, membimbing, dan mengarahkan alam sekitar agar mencapai maksud dan tujuan  penciptaannya. 
     Karena itu, Nabi Muhammad melarang  umat Islam memetik buah sebelum siap  untuk dimanfaatkan, melarang memetik kembang sebelum mekar, dan melarang menyembelih binatang yang terlalu kecil.
     Nabi Muhammad juga mengajarkan agar umat Islam selalu  bersikap bersahabat dengan  alam sekitar, meskipun terhadap benda yang tidak bernyawa, dan Al-Quran tidak mengenal istilah “menaklukkan alam”, karena secara tegas Al-Quran  menyatakan bahwa yang menaklukkan alam untuk manusia adalah Allah.
      Al-Quran surah Al-Jatsiyah, surah ke-45 ayat 13.

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
   
  “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”.
      Secara tegas juga umat Islam diajarkan  untuk  mengakui  bahwa manusia tidak mempunyai kekuasaan dan kekuatan untuk menundukkan alam sekitar dan segala sesuatu, selain atas bantuan Allah.
      Pada saat berkendaraan seorang Muslim dianjurkan berdoa,”Maha Suci Allah yang menundukkan ini buat kami, sedangkan kami sendiri tidak mempunyai kesanggupan  untuk  menundukkannya.
      Al-Qura surah Az-Zukhruf, surah ke-43 ayat 13.

لِتَسْتَوُوا عَلَىٰ ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ

      “Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment