Thursday, November 2, 2017

443. SETAN 2

BERJIHAD MENGHADAPI SETAN
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Berjihad melawan setan menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
       Kata “jihad” menurut KBBI V bisa diartikan “usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan”, “usaha sungguh-sungguh membela agama Islam  degan mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga”, dan “perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam dengan syarat tertentu”.
      Para ulama menjelaskan bahwa terjadi kekeliruan dalam memahami istilah “jihad”, karena “jihad” biasanya  hanya  dipahami  dalam arti  “perjuangan fisik” atau “perlawanan bersenjata’, hal ini terjadi karena sering kali kata “jihad” terucapkan pada  saat perjuangan fisik.
     Salah satu bentuk jihad adalah perjuangan fisik dengan berperang,  tetapi  harus  diingat pula bahwa masih ada jihad yang lebih besar daripada pertempuran fisik, Nabi bersabda ketika  baru kembali dari medan pertempuran, “Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu”.
      Al-Quran surah An-Nas, surah ke-114 ayat 1-6.

  قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَٰهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

      “Katakanlah,”Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia”.
     Al-Quran menggambarkan setan sebagai “al-waswas al-khannas”, dan kata “al-waswas” pada  mulanya artinya “suara yang sangat halus”, kemudian makna “al waswas” berkembang hingga diartikan “bisikan-bisikan hati”. 
      Kata “al-khannas” terambil dari kata “khanasa” yang artinya “kembali”, “mundur”,  “melempem”,  dan  “bersembunyi”. 
    Sebagian ulama menafsirkan “al-waswas al-khannas” sebagai “setan”, karena setan sering kali membisikkan rayuan dan jebakannya ke dalam hati seseorang.
     Para ulama menjelaskan makna surah An-Nas tersebut, yaitu setan akan menggoda manusia, ketika manusia lengah dan melupakan Allah, serta setan akan mundur dan melempem, ketika manusia berzikir dan mengingat Allah.
      Nabi bersabda,”Sesungguhnya setan itu bercokol dalam hati manusia, apabila manusia berzikir, maka setan akan mundur menjauh, dan apabila manusia lengah, maka setan kembali menggoda”. 
      Al-Quran surah Al-A'raf surah ke-7 ayat 200-201.

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
   إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

  “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
      Para ulama menjelaskan beberapa pintu masuk yang dipakai oleh setan untuk membisikkan pikiran negatif ke dalam dada manusia.
      Pertama, ambisi berlebihan dan prasangka buruk terhadap Allah, yang akan menimbulkan budaya “aji mumpung” dan kekikiran, sedangkan pintu masuk setan dapat ditutupi dengan keyakinan terhadap kemurahan AIlah, dan rasa puas terhadap hasil usaha maksimal yang halal.      
       Kedua, gemerlap duniawi, dan pintu masuk setan ini dapat ditutup dengan sikap zuhud dan sangat yakin adanya akhirat, sedangkan kehidupan dunia hanya sekadar mampir saja.      
      Ketiga, merasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan orang lain, dan pintu   masuk setan dapat dikunci dengan kesadaran bahwa “rapor” seorang manusia dihitung sampai akhir hayatnya.    
       Keempat, memperkecil nilai perbuatan dosa dan kebaikan, dan pintu masuk setan ini dapat ditutup dengan menyadari bahwa setiap dosa dan kebaikan sekecil apa pun pasti akan mendapatkan balasan dari Allah.     
      Kelima, sikap pamer yaitu ingin dipuji: sebelum, pada saat, dan setelah melakukan kebaikan, dan pintu setan ini dapat ditutup dengan menyadari bahwa Allah hanya menerima amal yang dikerjakan dengan ikhlas untuk Allah saja. 
     Para ulama menjelaskan beberapa cara setan untuk menggoda manusia, yaitu orang yang durhaka, digoda agar menggangap perbuatannya yang jahat dan jelek menjadi bagus dan indah, serta terhadap orang yang taat beribadah, digoda agar meninggalkan amalan sunah dengan berbagai alasan.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 268. 

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

      “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruhmu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
      Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 120.

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ ۖ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا

    “Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka”.
     Al-Quran surah Shad, surah ke-38  ayat 41.

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

      “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya; "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”.
     Para ulama berpesan agar manusia berjihad melawan segala macam rayuan setan, dengan cara menyiapkan lingkungan yang sehat untuk menghalangi tersebarnya “wabah dan virus” yang diakibatkan  oleh setan.
      Nabi bersabda, “Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah dicegahnya dengan tangannya, bila tidak mampu maka dengan lidahnya, dan bila tidak mampu maka dengan hatinya, itulah iman yang paling lemah”.
 

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

      “Barangsiapa diantaramu melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment