Friday, November 10, 2017

464. ILMIAH

KEBENARAN ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Bukti kebenaran ilmiah Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
     Al-Quran adalah kitab petunjuk untuk manusia dan penjelasan tentang petunjuk serta pemisah antara kebenaran dan kebatilan seperti dalam Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

   “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antaramu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.
       Para ulama dalam membahas membahas hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, dan bukan dengan menunjukkan kebenaran teori ilmiah, tetapi pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi yang sesuai dengan kesucian Al-Quran dan logika ilmu pengetahuan itu sendiri.
     Membahas hubungan antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan bukan dengan membahas, “Apakah terdapat “teori relativitas”, tentang angkasa luar, dan ilmu komputer tercantum dalam Al-Quran?”.
     Tetapi yang lebih utama adalah melihat, “Adakah jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau mendorongnya, serta adakah satu ayat Al-Quran yang bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah yang telah mapan?”
      Yaitu meletakkan Al-Quran pada sisi “psikologi sosial” bukan pada sisi “sejarah perkembangan ilmu pengetahuan”, misalnya anggaplah bahwa setiap ayat dari 6.226 ayat yang tercantum dalam Al-Quran mengandung suatu teori ilmiah, kemudian apakah hasilnya?
      Apakah keuntungan yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori tersebut apabila masyarakat tidak diberikan “hidayah” atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan atau menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambatnya?
      Para ulama menjelaskan bahwa “Ilmu pengetahuan” adalah “sekumpulan masalah serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut”.
      sehingga kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas dalam bidang-bidang tersebut, tetapi bergantung pula pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang mempunyai pengaruh negatif dan positif sehingga dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan atau mendorongnya lebih jauh.
      Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya dinilai dengan hasil yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan adanya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu.
     Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika mengungkapkan penemuannya bahwa bumi ini beredar, tidak mendapatkan “perlawaan” dari suatu lembaga ilmiah, tetapi, masyarakatnya memberikan tantangan kepadanya atas dasar-dasar kepercayaan dogma agama Kristen, sehingga Galileo pada akhirnya menjadi korban dari penemuannya sendiri.
    Hal ini adalah akibat belum terwujudnya syarat sosial dan psikologis yang mendorongnya, dan dari segi inilah kita dapat menilai hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan, karena dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran untuk mencapai hasil.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 242.

كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون

       “Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya supaya kamu memahami.”
     Al-Quran memerintahkan agar umat manusia mau berpikir dan menggunakan akalnya dengan baik, karena banyak ayat Al-Quran yang mendukung penjelasan ini dalam bentuk pertanyaan.

أَفَلَا تْعقِلُونَ‏ / أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

    “Apakah kalian tidak berpikir?”
      Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu iklim baru yang dapat mengembangkan akal pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi kemajuannya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment