PENYEBAB TAFSIR ILMIAH MELUAS
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Penyebab tafsir ilmiah Al-Quran meluas?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Pertentangan antara agama dengan ilmu pengetahuan ini (terutama dalam dunia Kristen) memberikan pengaruh kepada sebagian cendekiawan Muslim yang khawatir apabila penyakit pertentangan akan menular kepada umat Islam, sehingga mereka senantiasa berusaha membuktikan hubungan yang sangat erat antara ilmu pengetahuan dengan agama (terutama Al-Quran).
Sebagian ulama sering tergelincir karena terdorong oleh emosi dan semangat yang meluap-luap untuk membuktikan tidak adanya pertentangan antara ilmu pengetahuan modern dengan Al-Quran.
Sejarah cukup menjadi saksi bahwa para ahli ilmu falak, ilmu kedokteran, ilmu kimia, matematika, dan lain-lain cabang ilmu pengetahuan lainnya, telah mencapai hasil yang mengagumkan pada masa kejayaan Islam.
Para ahli dalam bidangnya tersebut adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban agama Islam dengan baik, dan tidak ada pertentangan antara kepercayaan Islam dengan hasil penemuan mereka, yang dapat dikatakan bahwa sebagian dari hasil cendekiawan Muslim masih dipelajari di negara modern hingga sekarang ini.
Semestinya antara agama dan ilmu pengetahuan tidak mungkin timbul pertentangan, asalkan keduanya menggunakan metode dan bahasa yang tepat, karena manusia mempunyai keinginan untuk mengabdi kepada Allah, dan keinginan untuk mengetahui serta menarik kesimpulan sesuai dengan akalnya, maka tidak mungkin terjadi pertentangan.
Seorang ilmuwan menulis, “Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan Manusia dalam seluruh taraf peradaban, karena agama adalah suatu reaksi kepada gerak batin menuju yang diyakini kesuciannya, sehingga menimbulkan rasa hormat dan takzim, sedangkan ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan tentang objek alam yang hidup dan yang mati”.
“Dalam sinar kebaktian kepada cita-cita yang tinggi, maka ilmu pengetahuan sangat perlu bagi kehidupan manusia, dan agama menentukan arti hidup manusia, sehingga keduanya dapat menemukan lapangannya, tanpa ada pertentangan”, lanjutnya.
Dalam proses memadukan ilmu pengetahuan dan agama, sebagian cendekiawan Muslim membawa hasil penyelidikan ilmu pengetahuan kepada Al-Quran, kemudian mencarikan ayat Al-Quran yang mungkin menguatkannya, sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang jauh dengan arti dan tujuan ayat tersebut.
Al-Quran surah An-Naml, surah ke- 27 ayat 82.
۞ وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.
Sebagian ulama membahas ayat ini dengan memberikan komentar “yang aneh” yaitu dikatakan bahwa ayat ini membicarakan tentang Pesawat Sputnik dan penjelajahan angkasa luar.
Dia berkata,”Sesungguhnya Rusia telah meluncurkan pesawat angkasa yang mengangkut binatang, lalu mengembalikannya ke bumi, sehingga binatang itu berbicara tentang tanda kebesaran Allah yang sangat nyata dan mengungkapkan sebagian dari misteri yang meliputi alam semesta yang penuh keajaiban ini."
Ulama yang lain memberikan komentar,”Mungkin dia mengira bahwa anjing bernama “Laika”' yang dikirim oleh Rusia ke angkasa luar telah berbicara dengan bahasa anjing dan mencerca manusia karena tidak meyakini tanda kebesaran Allah yang nyata”.
Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke- 55 ayat 33.
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.
Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke- 55 ayat 33 sering kali dijadikan dasar oleh cendekiawan untuk membuktikan bahwa Al-Quran membicarakan masalah angkasa luar, dengan menyatakan bahwa sejak 14 abad yang lalu, Al-Quran telah menegaskan bahwa manusia sanggup menuju ke ruang angkasa, asalkan mereka mempunyai kekuatan, yaitu kekuatan ilmu pengetahuan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke-55 ayat 33 membicarakan keadaan di akhirat kelak, yaitu Allah menyampaikan tantangan kepada manusia dan jin, “Wahai semua manusia dan jin apabila kamu sanggup keluar dari lingkungan langit dan bumi untuk melarikan diri dari kekuasaan dan perhitungan Allah, maka keluarlah dan larilah, tetapi kamu tidak dapat keluar, kecuali dengan kekuatan, padahal kamu tidak mempunyai kekuatan.”
Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke- 55 ayat 35.
يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِ
“Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (daripadanya)”.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa usaha manusia dan jin untuk keluar dari lingkungan langit dan bumi akan gagal.
Terdapat dua alternatif dalam menafsirkan Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke- 55 ayat 33.
Pertama, membicarakan masalah dunia dan kesanggupan manusia keluar dari lingkungan langit dan bumi menuju angkasa luar.
Kedua, membicarakan keadaan di akhirat dan kegagalan manusia keluar dari lingkungan langit dan bumi untuk melarikan diri dari perhitungan Allah.
Apabila alternatif kedua yang dipilih, yaitu bahwa ayat Al-Quran tersebut membicarakan keadaan di akhirat, maka tidak akan ditemukan pertentangan.
Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 82.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment