TAHUN BARU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hikmah tahun baru
menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Menit berganti jam, jam berganti hari,
hari berganti bulan, bulan berganti tahun, tahun berganti tahun, dan waktu
terus berlalu sampai ke anak cucu, demikian seterusnya.
2. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat,
dalam hari-hari yang berlalu itu, senantiasa mengisi lembaran yang setiap tahun
kita tutup, kemudian membuka lembaran
baru pada tahun berikutnya.
3. Lembaran itu adalah daftar laporan (rapor)
sejarah hidup kita yang isinya sangat terperinci, dan itulah kelak yang akan
disodorkan kepada kita, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat, untuk
dibaca dan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat.
4. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
14 menelaskan bahwa manusia cukup menghitung terhadap dirinya sendiri.
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ
عَلَيْكَ حَسِيبًا
Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu
sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.
5. Al-Quran surah Al-Jatsiyah (surah ke-45)
ayat 28 menjelaskan setiap umat akan melihat buku catatan amalnya sambil
berlutut.
وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ
تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan (pada hari itu) kamu lihat
tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan
amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu
kerjakan.
6. Al-Quran adalah buku pertama yang
menegaskan bahwa bukan hanya untuk individu, tetapi bangsa dan masyarakat juga
mempunyai hukum dan prinsip yang
menentukan keruntuhan dan kebangkitannya.
7. Masyarakat terdiri atas individu-individu,
dan manusia sebagai individu mempunyai potensi untuk mengarahkan masyarakat dan
diarahkan oleh masyarakat.
8. Manusia sebagai individu dan anggota kelompok
masyarakat diharapkan bertanggung jawab atas dirinya dan masyarakatnya,
kemudian muncullah dalam hukum Islam istilah “fardhu ain” (kewajiban individu)
dan “fardhu kifayah” (kewajiban kelompok).
9. Allah tidak mengubah keadaan suatu
masyarakat, sebelum mereka mengubah (terlebih dahulu) sikap mental mereka sendiri.
10. Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13)
ayat 11.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ
خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا
بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ
سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
11. Semua Nabi dan Rasul memulai langkah
mereka dengan menanamkan kesadaran terdalam ke dalam jiwa masyarakat untuk memahami
bahwa semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
12. Hikmah pergantian tahun atau menghadapi
tahun baru adalah setiap manusia dan kelompok masyarakat dapat menyiapkan diri
agar kelak mamapu menerima rapor dengan hasil nilai yang memuaskan.
a. Langkah pertama, menyadarkan diri sendiri
dan masyarakat bahwa semua manusia beserta alam semesta berasal dari Allah dan
akan kembali kepada Allah.
b. Langkah kedua, menyadarkan tentang sifat kemanusiaan
dan kehormatan sebagai manusia, yaitu agar dapat memanusiakan dirinya sendiri,
dan berusaha meniru sifat-sifat yang mulia dari Allah untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai makhluk.
c. Langkah ketiga, menyadarkan diri sendiri
dan semua manusia terhadap tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungannya.
13. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat
75 memerintahkan untuk membela orang yang lemah dan tertindas.
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ
أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
نَصِيرًا
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela)
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang
semuanya berdoa,”Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim
penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
penolong dari sisi Engkau”.
14. Jika manusia dan masyarakat mampu
berjuang karena Allah dan digerakkan oleh niat yang suci, maka kelak mereka
akan memperoleh kebahagiaan yang abadi.
15. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
71.
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ
فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا
يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu)
Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab
amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan
mereka tidak dianiaya sedikit pun.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment