Saturday, August 3, 2019

2877. MEMBACA SEGALA SESUATU


Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang perintah membaca segala sesuatu?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Al-Quran secara harfiah artinya “bacaan sempurna” adalah suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat.
2.    Tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulisbaca 5.000 tahun yang lampau dapat menandingi Al-Quran Al-Karim (bacaan sempurna dan mulia).
3.    Tidak ada bacaan semacam Al-Quran yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak memahami artinya dan tidak bias menulis aksaranya.
4.    Al-Quran bahkan dihafalkan huruf per huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
5.    Tidak ada bacaan melebihi Al-Quran dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat per ayat, dalam segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab dan waktu turunnya.
6.    Tidak ada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.
7.    Semua hasil pembahasan tentang Al-Quran dituangkan dalam jutaan jilid buku, dari generasi ke generasi, sesuai dengan kemampuan dan kecenderungan mereka, dan semuanya mengandung kebenaran.
8.    Al-Quran layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya menakjubkan yang berlainan ke segala penjuru, yang keindahannya dapat terlihat sesuai  dengan sudut pandang masing-masing.
9.    Tidak ada bacaan seperti Al-Quran yang diatur tata cara membacanya.
1)    Diatur bacaan yang harus dipendekkan.
2)    Diatur bacaan yang harus dipanjangkan.
3)    Diatur ucapan yang dipertebal atau diperhalus.
4)    Diatur tempat yang terlarang, boleh, dan harus untuk memulai.
5)    Diatur tempat yang terlarang, boleh, dan harus untuk berhenti.
6)    Diatur lagu dan iramanya.
7)    Diatur adab dan ketika membacanya.
10. Tidak ada bacaan sebanyak kosa kata dalam Al-Quran yang berjumlah 77.439  kata, dengan jumlah 323.015 huruf yang seimbang jumlah kata-katanya, yang serasi antara kata dengan padanannya, maupun kata dengan lawankata dan dampaknya.
1)    Misalnya, kata “hayat” dengan antonimnya (kata yang berlawanan maknanya) yaitu “maut” terulang masing-masing sebanyak 145 kali.
2)    Kata “akhirat” dengan “dunia” masing-masing terulang 115 kali.
3)    Kata “malaikat” dengan “setan” masing-masing terulang 88 kali.
4)    Kata “thuma’ninah” (ketenangan), dengan “dhijg” (kecemasan) masing-masing terulang 13 kali.
5)    Kata “panas” dengan “dingin” masing-masing terulang 4 kali.
6)    Kata “infaq” dengan dampak yang ditimbulkannya, yaitu “rida” yang artinya “kepuasan” masing-masing terulang 73 jkali, serta kata “kikir” dengan akibatnya yaitu “penyesalan” masing-masing terulang 12 kali.
7)    Kata “zakat” dengan “berkat” yang artinya “kebaikan melimpah” masing-masingterulang 32 kali, dan masih banyak yang lainnya.
8)    Kata “yaum” yang artinya “hari” terulang 365 kali sebanyak hari dalam setahun.
9)    Kata  “syahr” yang artinya “bulan” terulang 12 kali sejumlah bulan dalam setahun.
11. Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 17.

اللَّهُ الَّذِي أَنْزَلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ ۗ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ

      Allah yang menurunkan kitab Al-Quran dengan penuhkebenaran dan keseimbangan. Dan tahukah kamu mungkin hari kiamat itu (sudah) dekat?
12. Apakah ada suatu bacaan ciptaan makhluk yang seperti Al-Quran?
13. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 88 memberikantantangan.

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
      Katakan: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, meskipun mereka berkerja sama".
14. Orientalis H.A.R. Gibb menulis, “Tidak ada seorang pundalam 1.500 tahun ini yang telah memainkan alat bernada nyaring yang mampu dan berani, yang sangat luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang dibaca Muhammad yaitu Al-Quran."
15. Al-Quran berisi keindahan bahasa, ketelitian, dan keseimbangannya, dengan kedalaman makna, kekayaan dan kebenarannya, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesanyang ditimbulkannya.

16. Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَخَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍاقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِعَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

      Bacalahdengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) denganperantaran kalam. Yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
17. Perintah pertama yang ditujukan kepada Nabi Muhammad adalah “iqra” (bacalah), padahal Nabi Muhammad tidak pandai membaca dan menulis.
18. Kata “Iqra” terambil dari akar kata yang artinya “menghimpun”, sehingga tidak selalu “iqra” harus diartikan “membaca teks tertulis dengan aksara tertentu”.
19. Dari “menghimpun” muncul aneka ragam makna, seperti “menyampaikan”, “menelaah”, “mendalami”, “meneliti”, dan “mengetahui ciri sesuatu”, serta “membaca teks tertulis maupun tidak”.
20. Perintah “Iqra” maksudnya adalah bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis.
21. Kesimpulannya, objek perintah “iqra” mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh manusia.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. LenteraHati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. PenerbitMizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir MaudhuiatasPerbagaiPersoalanUmat. PenerbitMisan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment