WATAK
ANAK MILENIAL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Mendampingi
Anak di Era Milenial oleh Ustadzah dr. Aisyah Dahlan
2. Catatan
Singkat Kajian Tematik Dhuha Masjid Ash Shaaf Emerald Bintaro, Sabtu 10/03/18
3. Anak-anak
era milenial tidak suka disebut generasi galau.
4. Sebut
mereka dengan label yang positif misalnya generasi hebat.
5. Apa
yang harus dilakukan jika terlanjur jauh dari anak?
6. perbanyak
memeluk anak.
7. Sebab
saat dipeluk tubuh manusia mengeluarkan hormon endorphin yang memunculkan rasa
bahagia.
8. Hormon
ini bisa disebut narkotika alami.
9. Orang
yang tidak memperolehnya secara alami, akan mencarinya dari narkoba.
10. Jika
anak sudah terlalu besar, maka malu tidak mau dipeluk, terutama anak lelaki,
cukup tepuk-tepuk bahunya.
11. Sebelum
balig, hormon yang keluar dari tubuh manusia hanya 1 cangkir.
12. Begitu
baligh hormon keluar langsung sebanyak 1 galon.
13. Akibatnya
anak kaget dengan segala perubahan fisik dan mental yang ia rasakan.
14. Orangtua
kaget dengan perubahan perilaku anak yang drastis.
15. Anak
lelaki jadi lebih laki daripada ayahnya.
16. Anak
perempuan lebih perempuan dari ibunya.
17. Setelah
melewati 3 tahun dari masa baligh, tubuh baru dapat menyesuaikan diri dengan
pengeluaran hormon tersebut.
18. Semua
generasi mengalami masa pubertas, saat hormon keluar dalam jumlah sangat besar.
19. Bedanya,
generasi milenial sekarang lebih bebas dan jujur mengekspresikan gejolak diri.
20. Terutama
melalui kecanggihan teknologi.
21. Generasi
tua cenderung menyikapi kecanggihan teknologi dengan negatif.
22. Khawatir
terhadap pengaruh buruk dari teknologi tersebut.
23. Tetapi
generasi tua ikut memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam urusan mereka.
24. Orangtua
tidak perlu melarang sama sekali penggunaan HP.
25. Yang
diperlukan KESEPAKATAN tegas dalam pemakaian HP.
26. Kuncinya
ada Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ
كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ
لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka berkat
rahmat Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri darimu. Karena itu
maafkan mereka dan mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakal kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
A. Ayat
tersebut menyebutkan dengan jelas TAHAPAN untuk sampai pada kesepakatan.
1. Ke-1: Allah
menyuruh kita untuk berlaku lemah lembut.
1) Berusaha
selalu lembut kepada anak.
2) Contohkan bicara dengan suara lembut,
berperilaku lemah lembut.
3) Jangan
sampai kita sulit untuk berlaku lembut pada anak, bahkan ketika menyebut nama
Allah di hadapan anak kita melakukannya dengan nada tinggi dan sambil
marah-marah.
4) Hati-hati
anak malah trauma dengan nama Allah sebab hanya mendengar nama Allah disebut
dalam kemarahan.
2. Ke-2:
Maafkan anak.
1) Sebagai
orangtua, ketika merasa kesal dengan perbuatan anak.
2) Maafkanlah.
3) Dengan
memaafkan, muncul ketenangan hati dan anak pun dapat ditenangkan.
3. Ke-3: Mohonkan
ampunan atau doakan anak.
1) Ketika
menghadapi anak marah, maafkan lalu doakan dalam hati mohon pada Allah agar
menenangkannya.
2) Jangan
sampai ketika anak marah orangtua menyuruh anak tenang, tetapi orang tua sambil
ikut marah.
3) Saat
anak tantrum (marah), orangtua lebih baik diam dulu dan doakan anak.
4) Setelah
orangtua sudah mendoakan, anak pun sudah tenang, barulah bermusyawarah.
5) Buat
kesepakatan dan jalankan dengan tegas.
6) Dengarkan
pendapat dan perasaan anak sebelum orang tua berbicara dan menawarkan
kesepakatan.
4. Musyawarah
atau bersepakat dengan anak lelaki dan perempuan berbeda caranya, jika
dikaitkan dengan keunikan otak masing-masing.
1) Bicara
dengan anak lelaki, tidak perlu melihat langsung wajahnya.
2) Sebab mereka lebih suka melihat benda mati
atau benda yang bergerak dinamis.
3) Karena
itu mereka lebih tertarik pada gadget maupun melakukan aktivitas gerak tubuh.
4) Jika
punya anak lelaki yang tidak bisa diam, bersyukurlah karena artinya ia ‘laki
banget’.
5) Tidak perlu dimarahi.
6) Anak
perempuan, lebih suka melihat wajah, tapi tetap bisa fokus meski yang bicara
tidak berada di hadapannya langsung.
5. Anak
lelaki juga memiliki sudut pandangan mata yang sempit, fokus ke depan.
1) Jadi
ketika bicara, pastikan kita berada di depannya.
2) Sudut
pandangan mata yang sempit ini pula yang membuat lelaki sulit menemukan barang
yang dicari.
6. Perempuan
sudut pandangan matanya luas.
1) Ia
bisa melihat tikus yang berlari di pojok dapur ketika sedang memasak.
7. Anak pria,
jika sudah fokus, sekitar 10 menit setelah memulai kegiatan seperti nonton tv
atau main gadget, pendengaran lelaki akan menurun.
1) Maka
jika kita bicara atau panggil namanya ia tidak akan mendengar.
2) Lebih
baik dekati, colek, berhadapan, baru ajak bicara.
3) Anak
lelaki juga sebaiknya tidak diajak bicara di malam hari.
4) Sebab
stok kata-katanya terbatas, hanya 7000 dan sudah habis di sekolah.
5) Mengajak
bicara anak lelaki di malam hari tidak akan bisa menddapat respon banyak.
8. Sementara
perempuan dengan stok kata-kata 20.000 masih bisa banyak bicara.
9. Jangan
nasihati atau buat kesepakatan saat perut anak kosong.
1) Anak
tidak akan bisa menyerap dengan baik.
2) Ajak
anak makan-makan di luar, berdua saja.
3) Kalau
ingin membuat kesepakatan tentang game online, coba minta anak menyebutkan 3
manfaat dari game tersebut.
4) Tujuannya
agar persepsi anak dan orang tua sama, dan anak bisa mencari sisi baik dari
game yang ia mainkan.
5) Setelah
itu sepakati DURASI dan WAKTU bermain.
6) Jalankan
kesepakatan, jika dirasa masih kurang pas, jangan buru-buru diganti.
7) Jalankan dulu kesepakatan minimal sebulan,
baru kembali ajak bicara untuk mengubah kesepakatan.
10. Sebab
jika terlalu sering mengajak anak bicara kesepakatan ia akan bosan.
11. Jangan
total melarang anak menggunakan gadget, sebab banyak pula manfaat yang bisa
diambil.
12. Misalnya
anak bisa membaca ebook, tasmi' quran, belajar dari video tutorial, dan
sebagainya.
13. Yang
perlu dilakukan adalah membuat anak cerdas dan bijak menggunakan gadget.
(Sumber: Yunda Fitrian)
0 comments:
Post a Comment