Monday, March 6, 2023

16972. PEMIMPIN LIHAT REKAM JEJAK IDE BUKAN CUMA SURVEI

 



PILIH PEMIMPIN LIHAT REKAM JEJAK DAN IDE TAK CUMA SURVEI

Oleh:  Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

 

 

Bakal calon presiden.

Koalisi Perubahan.

 

Anies Baswedan jelaskan.

Jika ingin Indonesia:

 

1)        Lebih baik dan maju.

2)        Rakyatnya bahagia.

 

3)        Pemerintah efektif.

4)        Tata kelola baik.

 

Jangan cuma lihat hasil survei.

Tapi lihat juga:

 

1)        Rekam jejak lalu.

2)        Gagasan ke depan.

 

Wawancara Febby Mahendra Putra.

Direktur Pemberitaan Tribun Network 

 

Jumat, 3 Maret 2023.

 

 

“Kita cari orang.

Untuk kerjakan tugas.

 

Jangan cuma lihat survei .

Jika ingin Indonesia lebih baik.

 

Maka butuh orang:

1)        Model apa.

2)        Gagasan apa.

 

3)        Rekam jejak apa.

4)        Selama ini kerja apa.

 

“Kita ingin lebih baik.

Maka media mainstream.

 

Jangan diredusir .

Hanya soal persentase,” tandasnya.

 

Orang disebut potensial.

Tak tergantung survei saja.

 

Jangan diredusir.

Dengan angka survei.

 

Orang punya:

1)        Gagasan ke depan.

2)        Rekam jejak lalu.

 

Yang bagus.

Tapi surveinya kecil.

 

Dia tak masuk.

Deretan orang potensial,” kata Anies.

 

Anies Baswedan .

Ajak reflektif. 

 

Republik Indonesia.

Didirikan dengan gagasan.

 

Para pendiri bangsa.

Putuskan pakai bahasa Indonesia.

 

Sebagai bahasa persatuan.

Tak pakai voting.

Tapi musyawarah.

 

Jika banyak jumlah.

Maka terpilih bahasa Jawa,” jelasnya.

 

Kenapa gagasan?

Kita ingin jadi bangsa.

 

1)        Ada kesetaraan.

2)        Punya daya rekat kuat oleh bahasa.

 

“Republik didirikan dengan gagasan.

Oleh BPUPKI.

Semua orang intelektual,” jelasnya.

 

Saat itu.

Rakyat 95 persen.

Masih buta huruf.

 

Tapi sedikit orang pintar.

Membuat Republik setara.

 

“Bukan Republik untuk:

1)        Hanya 1 golongan.

2)        Hanya golongan atas.

3)        Hanya golongan ningrat.

 

Anies Baswedan jelaskan.

Kita tempatkan:

 

1)        Gagasan.

2)        Rekam jejak.

 

Sebagai hal utama.

 Bukan angka saja.

 

 

Mari kita dorong.

Agar diskusi 5 tahunan.

 

Jado percakapan substantif,” tuturnya.

 

“Kita berangkat sebagai bangsa.

Yang 95 persen rakyat .

Buta huruf.

 

Tapi sedikit orang terdidik.

Kaum cendekiawan.

 

Pada zaman itu.

Memutuskan merdeka,” sebutnya.

 

Mereka menulis rangkaian narasi.

 

 Yaitu Pembukaan UUD 45.

Hal itu dahsyat,” ujar Anies.

 

Yaitu:

1)        Melindungi setiap tumpah darah.

2)        Memajukan ksesehateraan umum.

 

3)        Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4)        Terlibat ketertiban dunia.

 

Dan ujungnya.

 

Meraih keadilan social.

Bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

“Itu kalimat penutupnya,” imbuh Anies.

 

Bahwa untuk ke sana.

Bertahap  5 tahun sekali.

 

Seperti perjalanan.

Pengembara di hutan.

 

Tiap 1 kilometer berhenti.

Buka kompasnya.

Cek titik berangkatnya.

 

Tentukan kelompoknya.

Untuk jalan 5 tahun ke depan.

 

 Pilih ketuanya.

Untuk 5 tahun ke depan,” kata Anies.

 

Hal itu.

Bukan soal 5 tahun kemarin.

 

Atau 10 tahun kemarin.

Tapi soal cita-cita Republik.

 

“Sudah saatnya.

Kita serius bicara.

Indonesia mau ke mana,” tandasnya.

 

Gagasan yang ditawarkan.

Rekam jejak yang dibawa.

 

Karena kita bicara.

Masa depan:

 

1)        Bangsa besar.

2)        Kaya sumber daya.

 

Kita cari orang.

Jadi ketua kelompok.

 

Atau jadi presiden.

Bukan sekadar banyak jumlah.

 

Tapi lihat :

1)        Rekam jejak bagus.

Saat dulu.

 

2)        Ide bagus.

Untuk ke depan.

 

Karena siapa pun.

Yang  jadi calon.

 

Pasti ada yang memilih.

Otomatis dapat suara.

 

Hal itu.

Tugas :

 

1)        Partai politik.

2)        Media.

Untuk bertanya.

 

Kemudia diatur dan kolaborasi.

Agar  5 tahun ini .

 

Dan rencana 5 tahun depan.

Jadi sinkron.

 

Untuk raih cita-cita Republik.

Dan siapa saja.

 

Yang akan diberi tugas.

Meraih itu.

 

Kira-kira gitu,” kata Anies. 

 

(sumber kba)

 

0 comments:

Post a Comment