WARGA KORSEL PASANG BENDERA TANPA FOTO
PRESIDEN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Indonesia dan Korea Selatan.
Merdeka hampir bersamaan.
1)
Indonesia.
Merdeka 17
Agustus 1945.
2)
Korea
Selatan.
Merdeka 15
Agustus 1945.
Hanya beda 2 hari.
Tapi beda segalanya.
Korea Selatan.
Dulu lebih miskin daripada Indonesia.
Tapi tahun 2023.
Korsel lebih maju.
Masuk papan atas Negara Maju.
Hanya beda 2 hari.
Tapi bisa lain segalanya.
Orang Korea.
Tak merayakan 15 Agustus-an.
Seperti kita di Indonesia.
Mereka hanya kibarkan.
Bendera Korea Selatan.
1)
Tak
ada umbul-umbul.
2)
Tak
pakai spanduk.
3)
Tak
ada lomba-lomba.
4)
Tak
ada peringatan yang meriah.
"Apakah rakyat Korsel.
Tak cinta negaranya?".
Jawabnya.
Semua pasti cinta.
Semua orang Korea.
Pasti cinta negaranya.
Jika di Indonesia.
Tiap kantor.
Wajib dipasang foto:
1)
Presiden.
2)
Wakil
presiden.
Di Korea Selatan.
Warga hanya pasang bendera negaranya.
Bagi rakyat Korsel.
"Siapa pun presidennya.
Negaraku tetap Korea".
Setelah Korea merdeka dari Jepang.
Mereka harus perang saudara.
Akhirnya pecah jadi:
1)
Korea
Utara .
2)
Korea
Selatan.
Saat itu.
Rakyat Korea amat
miskin.
Tak bisa makan nasi
.
Tiap hari.
Nasi kebutuhan
pokok.
Rakyat Korea.
Tiap bertemu.
Satu sama lain bertanya,
“밥을 먹었어요?”
(“Sudah makan
nasi?”).
Jika belum makan.
Maka diajak
makan.
Rakyat Korsel.
Pekerja keras.
Tampak hasil
nyata.
Hasil keras
Korea Selatan.
Presiden Korea.
Saat itu berpesan.
:_*"Let’s work harder and harder. Let’s
work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign
countries.”*_ _
Mari kita bekerja lebih keras.
Dan lebih keras.
Mari kita bekerja lebih keras.
Agar tak membuat anak-anak kita.
Dijual ke luar negeri.
Ditutup quote ini :
_*"Now, we promise that we will
hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the
country worthy to be proud as well.”*_ _
"Sekarang, kita berjanji.
Bahwa kita akan menyerahkan.
Sebuah negara yang baik.
Bagi putra dan putri kita.
Kita akan memberi negara yg layak.
Untuk dibanggakan."
Dalam Muktamar Muhammadiyah.
Di Makassar.
Beberapa tahun silam.
Ada peninjau asal Korea Selatan.
Yaitu Prof Hyun Jun Kim.
Dia ahli tentang Indonesia.
Kami bertanya,
“Apa kesan Anda.
Tentang manusia Indonesia?
Prof Hyun Jun Kim katakan,
“Orang Indonesia.
Tak tulus dalam bersikap.
Tak peduli elit atau rakyatnya.
Orang tinggal di kota atau desa.
Ketika bertindak.
Mereka selalu punya pamrih.
Tampak depan memang ramah.
Dan seolah Ikhlas.
Dia berkaya: ya, ya saja.
Tapi sebetulnya.
Dia punya tujuan.
Atau tak ikhlas,'' katanya.
Dia baru temukan kata 'pamrih'.
Dalam bahasa Inggris.
Yaitu “intention”.
Merdeka.
Indonesia
pasti bisa lebih baik.
Merdeka.
(Sumber
republika)
0 comments:
Post a Comment