BAHASA
ARAB EGALITER TAK SEPERTI BAHASA JAWA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Egaliter.
Artinya bersifat sama .
Dan sederajat.
Salah kaprah.
Yaitu kesalahan yang
umum terjadi.
Sehingga orang tak
merasa.
Hal itu salah.
Misalnya.
Kata “kami” untuk ganti
kata “saya”.
Untuk menghaluskan
makna.
Hal itu “salah kaprah”.
Salah
kaprah.
Kata
’kami’ dan ’aku’.
Dalam
bahasa Indonesia.
Merembet
ke bahasa Arab.
Tapi
Arab model Indonesia.
Negara
berbahasa Arab.
Seperti
Arab Saudi dan Mesir.
Mereka
tak kenal.
1)
Kata
ganti “nahnu” (kami).
Mengganti “ana” (aku).
2)
Kata
ganti “antum” (kalian).
Lebih dari 2 orang.
Mengganti “anta” (Anda, kamu, engkau).
Untuk 1 orang.
Mahasiswa Indonesia.
Pengguna bahasa Arab.
Mereka berkata pada gurunya.
Atau orang yang dihormati.
Pakai kata ’antum’.
Untuk mengganti ’Anda’.
Karena kata ’anta’ (engkau).
Dianggap kasar.
Dalam
kaidah bahasa Arab.
Tak
ada aturan itu.
Kata “Antum”.
Hanya
untuk menyebut ’kalian’ .
Yakni ’kamu’.
Tapi jumlahnya lebih dari 2 orang.
Misalnya.
Untuk
3 orang atau lebih.
Orang
Mesir.
Untuk
haluskan ungkapan.
Bukan
kata “anta”.
Diganti
“antum”.
Tapi pakai
sebutan penghormatan.
Misalnya.
1)
“Hadratuka” disingkat “Hadratak”.
2)
“Siyadatuka” disingkat “Siyadtak”.
Artinya:
’Anda
yang terhormat’.
Atau
tambah sebutan penghormatan.
Di
belakang kata “anta”.
Misalnya.
1)
Anta,
ya Basya.
2)
Anta,
ya Sayyid.
Artinya:
“Engkau, wahai Tuan.”
Jangankan
kepada manusia.
Kepada
Allah pun.
Mereka
berdoa.
Pakai
kata “dhamir” (kata ganti).
Yaitu
“anta”.
Bukan “antum”.
Misalnya.
1)
Allahumma,
anta salam waminka salam.
Ya Allah, Engkau kedamaian dan dari
Engkau bersumber kedamaiaan.
Kepada
Rasulullah SAW.
1)
Assalamu alaika ayyuhan nabi.
Kedamaian
untukmu, wahai Nabi.
Kata
ganti “antum”.
Untuk menghaluskan “anta”.
Kata “nahnu”.
Untuk menghaluskan “ana”.
Dipengaruhi bahasa Jawa.
Misalnya.
1)
Kata
“kowe”.
Diganti “panjenengan”.
Bagi orang yang dihormati.
2)
Kata
“aku”.
Diganti “kawula”.
Untuk merendah.
Dalam
bahasa Indonesia.
Untuk
mengaluskan.
1)
Kata
“kamu”.
Diganti “Anda”.
2)
Kata
“aku”.
Diganti “saya”.
Tapi
bahasa Arab.
Tak
demikian.
Bahasa
Arab.
Bahasa
egaliter.
Hargai
sederajat.
Dalam
pakai kata ganti.
Kata
ganti ’ana’ (aku).
Berlaku bagi semua pelaku tunggal.
Kata
’nahnu’ (kami) .
Untuk
pelaku jamak.
Kata
’anta’ (engkau).
Untuk tunggal.
Kata
’antum’ (kalian).
Untuk jamak.
Dalam
ayat Al-Quran
Nabi
Ibrahim berkata kepada Allah.
Tetap
pakai kata ’aku’ dan ’Engkau’.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 131.
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Ketika Tuhannya
berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
Dalam
bahasa Arab.
Ada
penerapan berbeda.
Dengan
bahasa Indonesia.
Yakni:
1)
Qala
(berkata).
Dalam bahasa Arab.
Berlaku
bagi siapa saja.
Mulai dari:
1)
Orang
awam.
2)
Nabi
dan rasul.
3)
Allah.
Dalam
bahasa Indonesia dibedakan.
Yaitu:
1)
Kita berkata.
2)
Nabi
bersabda.
3)
Allah
berfirman.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 260.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ
أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ
أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ
جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah
kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah yakin, tapi agar hatiku tetap
mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambil 4 ekor burung, lalu cincang
semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap satu bukit satu bagian
dari bagian itu, kemudian panggil mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan
segera". Dan ketahui bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Sumber
Agus Mustofa)
.jpg)
0 comments:
Post a Comment