Sunday, July 30, 2023

19397. BAHASA ARAB EGALITER TAK SEPERTI BAHASA JAWA

 


BAHASA ARAB EGALITER TAK SEPERTI BAHASA JAWA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Egaliter.

Artinya bersifat sama .

Dan sederajat.

 

Salah kaprah.

Yaitu kesalahan yang umum terjadi.

 

Sehingga orang tak merasa.

Hal itu salah.

 

Misalnya.

Kata “kami” untuk ganti kata “saya”.

 

Untuk menghaluskan makna.

 Hal itu “salah kaprah”.

 

Salah kaprah.

Kata ’kami’ dan ’aku’.

Dalam bahasa Indonesia.

 

Merembet ke bahasa Arab.

Tapi Arab model Indonesia.

 

Negara berbahasa Arab.

Seperti Arab Saudi dan Mesir.

 

Mereka tak kenal.

 

1)        Kata ganti “nahnu” (kami).

Mengganti “ana” (aku).

 

2)        Kata ganti “antum” (kalian).

Lebih dari 2 orang.

 

Mengganti “anta” (Anda, kamu, engkau).

Untuk 1 orang.

 

Mahasiswa Indonesia.

Pengguna bahasa Arab.

 

Mereka berkata pada gurunya.

Atau orang yang dihormati.

 

Pakai kata ’antum’.

Untuk mengganti ’Anda’.

 

Karena kata ’anta’ (engkau).

Dianggap kasar.

 

Dalam kaidah bahasa Arab.

Tak ada aturan itu. 

 

Kata “Antum”.

Hanya untuk menyebut ’kalian’ .

 

Yakni ’kamu’.

Tapi jumlahnya lebih dari 2 orang.

 

Misalnya.

Untuk  3 orang atau lebih.

 

Orang Mesir.

Untuk haluskan ungkapan.

 

Bukan kata “anta”.

Diganti “antum”.

 

Tapi pakai sebutan penghormatan.

Misalnya.

 

1)        “Hadratuka” disingkat “Hadratak”.

2)         “Siyadatuka” disingkat “Siyadtak”. 

 

Artinya:

’Anda yang terhormat’. 

 

Atau tambah sebutan penghormatan.

Di belakang kata “anta”.

 

Misalnya.

 

1)        Anta, ya Basya.

2)        Anta, ya Sayyid.

 

Artinya:
“Engkau, wahai Tuan.”

 

Jangankan kepada manusia.

Kepada Allah pun.

 

Mereka berdoa.

Pakai kata “dhamir” (kata ganti).

 

Yaitu “anta”.

Bukan “antum”.

 

Misalnya.

 

1)        Allahumma, anta salam waminka salam.

 

Ya Allah, Engkau kedamaian dan dari Engkau bersumber kedamaiaan.

Kepada Rasulullah SAW.

 

1)        Assalamu alaika ayyuhan nabi.

 

Kedamaian untukmu, wahai Nabi.

 

Kata ganti “antum”.

Untuk menghaluskan “anta”.

 

Kata “nahnu”.

Untuk menghaluskan “ana”.

 

Dipengaruhi bahasa Jawa.

Misalnya.

 

1)        Kata “kowe”.

Diganti “panjenengan”.

Bagi orang yang dihormati.

 

2)        Kata “aku”.

Diganti “kawula”.

Untuk merendah.

 

 

Dalam bahasa Indonesia.

Untuk mengaluskan.

 

1)        Kata “kamu”.

Diganti “Anda”.

 

2)        Kata “aku”.

Diganti “saya”.

 

Tapi bahasa Arab.

Tak demikian.

 

Bahasa Arab.

Bahasa egaliter.

 

Hargai sederajat.

Dalam pakai kata ganti.

 

Kata ganti ’ana’ (aku).

Berlaku bagi semua pelaku tunggal.

 

Kata ’nahnu’ (kami) .

Untuk pelaku jamak.

 

Kata ’anta’ (engkau).

Untuk tunggal.

 

Kata ’antum’ (kalian).

Untuk jamak.

 

Dalam ayat Al-Quran

Nabi Ibrahim berkata kepada Allah.

 

Tetap pakai kata ’aku’ dan ’Engkau’.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 131.


إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

 

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

Dalam bahasa Arab.

Ada penerapan berbeda.

 

Dengan bahasa Indonesia.

Yakni:

 

1)        Qala (berkata).

 

 Dalam bahasa Arab.

Berlaku bagi siapa saja.

 

 Mulai dari:

1)        Orang awam.

2)        Nabi dan rasul.

3)        Allah.

 

Dalam bahasa Indonesia dibedakan.

Yaitu:

1)        Kita berkata.

2)        Nabi bersabda.

3)        Allah berfirman.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 260.


وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah yakin, tapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambil 4 ekor burung, lalu cincang semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap satu bukit satu bagian dari bagian itu, kemudian panggil mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahui bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

 

(Sumber Agus Mustofa)

0 comments:

Post a Comment