ORANG JAHIL TAK PUNYA ILMU TAPI IKUT KOMENTAR
Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM
Tingkatan orang yang tahu, yaitu:
1)
Orang
jahil.
2)
Orang
taklid.
3)
Orang
dzon.
4)
Orang
berilmu.
1. ORANG
JAHIL
Orang jahil adalah orang yang tidak
paham hakikat.
Orang yang tak tahu, tapi merasa tahu.
Orang-orang zaman Nabi Muhammad diutus
menjadi Rasulullah disebut kaum jahiliah.
Kaum jahiliah zaman Rasulullah pintar
membuat syair.
Pintar ilmu perbintangan.
Yang dipakai untuk menentukan jadwal
bisnis ke luar negeri.
Yaitu ke wilayah Syam
dan Yaman.
Orang jahiliah percaya Allah itu Tuhan
Besar.
Mereka punya banyak patung berhala
yang disebut tuhan-tuhan kecil.
Orang jahil itu orang yang tak paham
apa-apa.
Tapi ikut memberi komentar.
2. ORANG
TAKLID
Orang taklid adalah orang yang
ikut-ikutan.
Orang yang tahu bahwa dirinya tak
tahu.
Orang taklid lebih baik daripada orang
jahiliah.
Karena orang taklid itu tahu bahwa
dirinya tak tahu.
Maka dia ikut orang yang lebih tahu.
Misalnya, lmam mazhab itu lebih tahu
dalam masalah fikih ketimbang dirinya.
Maka dia ikut imam mazhab.
Dalam lslam, yang dilarang itu taklid
buta.
Taklid buta adalah orang yang tak tahu
siapa yang diikuti dan apa yang diikuti.
Taklid adalah sifat fitrah manusia.
Pada level tertentu tiap orang pasti
taklid.
Orang yang sakit, lalu berobat ke
dokter.
Itu taklid kepada dokternya.
Ilmu sains dan teknologi banyak
berkembang lewat taklid.
3. ORANG
DZON
Orang dzon adalah orang yang
berprasangka, memprediksi, atau memperkirakan.
Orang dzon adalah orang yang punya
prasangka.
Prasangka juga disebut praduga atau
syak.
Prasangka artinya pendapat tentang
sesuatu sebelum mengetahui, menyaksikan, dan menyelidiki sendiri.
Suudzon artinya prasangka jelek.
Husnudzon artinya prasangka baik.
Menurut lslam, sebagian prasangka itu
dosa.
Gosip itu umumnya berisi dzon
(prasangka).
Al-Quran surah Al-Hujurat (surah
ke-49) ayat 12.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang beriman, jauhi
banyak prasangka (curiga), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
4. ORANG
BERILMU
Orang berilmu adalah yang punya
pengetahuan
Dalam lslam, kelompok Syiah
intelektualnya lebih berkembang dibanding kelompok Suni.
Secara intelektual kelompok Suni kalah
dibanding kelompok Syiah sampai sekarang.
Kelompok Suni itu dalam berpikir agak
malas.
Kelompok Suni ikut paham Asy’ariah.
Yang ujungnya ikut Jabariah.
JABARIAH
Secara harafiah Jabariah berasal dari
kata “ja-ba-ra”.
Artinya “terpaksa”.
Paham Jabariah meyakini bahwa garis
hidup manusia ditentukan Allah secara mutlak.
Manusia tidak berdaya.
Segala tindakan manusia ditentukan
Allah secara mutlak.
Paham ini mengajarkan pasrah.
Tapi paham ini banyak dimanfaatkan
para penguasa.
Kekuasaan Muawiyah mencari legitimasi
dari kalangan pemberontak.
Terutama terhadap orang Syiah.
Ucapan Muawiyah yang terkenal,
“Apa yang terjadi pada diriku sudah
ditentukan oleh takdir Allah.”
Paham ini menyebabkan timbulnya banyak
korupsi.
Yang dilakukan oleh para pejabat.
QADARIAH
Qadariyah berasal dari kata: “qa-da-ra”.
Artinya “kehendak”.
Paham qadariah mengatakan
bahwa apa yang terjadi pada manusia adalah kehendak manusia itu sendiri.
Paham Qadariah dipegang kalangan
Muktazilah.
Yang menempatkan akal pada posisi
tertinggi.
Posisi akal lebih tinggi daripada
wahyu.
Menurut paham Qadariah perbuatan
manusia.
Sepenuhnya tanggung jawab
manusia itu sendiri.
Paham ini, dalam politik melakukan
kontrol terhadap pemimpin.
Dengan kontrak sosial.
Paham Qadaariah meyakini Allah tidak
bertanggung jawab terhadap perbuatan manusia.
Tapi tanggung jawab manusia itu
sendiri.
Karena Allah memberi akal kepada
manusia.
ASY’ARIAH
Paham Asy’ariah adalah jalan tengah
Jabariah dan Qadariah.
Paham Asy’ariah meyakini bahwa
kehendak manusia dan Allah ada porsinya sendiri.
Pedoman paham Asy’ari:
“Manusia punya rencana, tetapi Allah
yang menentukan.”
Banyak pemikir kontemporer
berpendapat.
Paham Asy’ariah tidak jauh
beda dengan Qadariah.
Bahkan disebut sub-Qadariyah.
Karena, meskipun manusia berkehendak
bebas.
Tapi Allah yang menentukan.
KESIMPULAN
1. Jahil
Orang yang tak tahu apa-apa, tapi ikut
komentar.
2. Taklid
Orang yang merasa tak tahu, maka ikut
orang yang tahu.
3. Dzon
Orang yang tak tahu dengan jelas,
masih menduga.
4. Ilmu
Orang yang tahu dengan jelas, karena
ada buktinya.
Orangnya menjadi makrifat.
Membuat jiwa
manusia tenang.
Dan tak ingin bertanya lagi.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin
Faiz)
0 comments:
Post a Comment