DI
KORSEL DATA INTEL NEGARA BAGI PEMILU MASUK KRIMINAL
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Netizen kembali
ngamuk.
Jokowi mengaku.
Punya data partai politik.
Dari badan intelijen.
Video itu.
Rapat kerja nasional relawan.
Sekretariat Nasional Jokowi.
Di Jawa Barat.
Pada (16/9/2023).
Video kembali ramai.
Usai Presiden ke-6 SBY.
Disebut sindir Jokowi.
SBY katakan.
Tak boleh badan intelijen.
Untuk memata-matai parpol.
SBY sebutkan.
Bahwa musuh Negara.
Bukan partai politik.
Pernyataan itu.
Diduga sindiran untuk Jokowi.
Mengaku pegang data arak parpol.
Dari badan intelijen.
1)
BIN.
2)
Baintelkam.
3)
BAIS.
"Saya tahu dalamnya partai.
Modelnya seperti apa.
Mereka ke kemana.
Saya juga tahu.
Info saya terima komplet.
Dari Intelijen saya.
Ada BIN.
Dari intelijen di Polri ada.
Dari intelijen TNI BAIS," ujar
Jokowi.
Pernyataan itu.
Picu amukan warganet.
Banyak netizen kecewa.
Sikap Presiden Joko Widodo.
"Biadab bangsat.
Pakai lembaga intelijen.
Utk mematai lawan politiknya.
Manusia tdk punya ilmu
pemerintahan," sebut akun @bayoubeka.
"Kalau di Korsel.
Manfaatkan intelegen Negara.
Untuk pemilu.
Termasuk criminal.
Dan masuk penjara.
Tapi di Indonesia.
Pak Mulyiono bangga pamer.
Hukum di Indonesia.
Jungkir balik.
Era Raja Jawa palsu," tulis
akun @G336387.
Pilih pemimpin.
Lihat latar belakangnya.
Tak gampang ditipu.
Modal masuk gorong2," sebut
akun @babypudulee66.
"Menggunakan hokum.
Untuk sandera politisi.
Pakai intelejen.
Untuk intip langkah partai
politik!!!," sebut akun @HusainiTatang.
"Jokowi tukang selingkuh
konstitusi.
Maka lahir anak haram konstitusi.
Jadi wapres fufufafa," tulis
akun @elrumy8890. (*)
(Sumber ayo.indonesia.com)
0 comments:
Post a Comment