HUKUMAN BAGI PENCURI DI ALQURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pencurian dan hukuman bagi pencuri.
Dalam Al-Quran
Yaitu:
1)
Surah Al-Maidah (5 : 38-39).
2)
Surah Al-Mumtahanah (60 : 12)
Memberi hukuman yang adil.
1)
Surah Al-Baqarah (2 : 286).
2)
Surah Al-An’am (6 : 152).
Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5)
ayat 38-39.
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا
نَكَالًا مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Pria mencuri dan wanita mencuri, potong tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ
اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Maka barang siapa bertobat (di antara pencuri) sesudah berbuat jahat
dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Asbabun nuzul (sebab turun) QS (5 : 39).
Abdullah bin Amir berkisah.
Setelah terjadi pencurian. Latar belakang
turun QS (5: 38).
Wanita pencuri berkata, “Ya Rasulullah.
Apakah tobatku masih diterima.”
Lalu turun QS (5 : 39).
Al-Quran surah Al-Mumtahanah (surah
ke-60) ayat 12.
يُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ
يُبَايِعْنَكَ عَلَىٰ أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقْنَ
وَلَا يَزْنِينَ وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ
يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي
مَعْرُوفٍ ۙ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai Nabi, jika datang padamu
wanita beriman untuk berjanji setia, bahwa mereka tidak akan menyekutukan
Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak
akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan
tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terima janji setia mereka
dan mohonkan ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Memberi hukuman yang adil.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا
مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ
رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tak membebani
orang melainkan sesuai kesanggupannya. Ia dapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakan dan ia dapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakan. (Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, jangan Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami
salah. Ya Tuhan kami, jangan Engkau bebankan pada kami beban berat seperti
Engkau bebankan pada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan pada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kami; ampuni kami; dan
rahmati kami. Engkau Penolong kami, maka tolong kami terhadap kaum yang
kafir".
Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6)
ayat 152.
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ
يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا
نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ
ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan jangan kamu dekati
harta anak yatim, kecuali dengan cara lebih bermanfaat, hingga ia dewasa. Dan
sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban pada
orang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan jika kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, meskipu ia kerabat(mu), dan penuhi janji Allah. Yang demikian diperintahkan Allah padamu
agar kamu ingat.
(Sumber Tafsir Quran Perkata DR M Hatta)
0 comments:
Post a Comment