CERITA NABI MUSA DAN KHIDHIR DI ALQURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
QS AL-KAHFI (18:60-82)
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَاهُ لَا
أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا
60. Dan (ingatlah)
ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan)
sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai
bertahun-tahun".
فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ
رُحْمًا
81. Dan kami
menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang
lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada
ibu bapaknya).
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ
لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا
وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي
ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
82. Adapun dinding rumah
adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta
benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki
agar supaya mereka sampai dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai
rahmat dari Tuhanmu; dan aku tak melakukannya menurut kemauanku sendiri.
Demikian tujuan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".
Tema besar.
1)
Kesabaran.
2)
Ilmu Allah yang luas.
3)
Hikmah di balik takdir.
4)
Sering tak dipahami manusia.
A.
Latar Belakang (Asbābun Nuzūl)
1)
Para sahabat bertanya pada Nabi
Muhammad.
2)
Hamba saleh lebih berilmu daripada Nabi Musa.
3)
Pertanyaan ini dari orang Yahudi untuk
menguji Nabi ﷺ.
4)
Allah menurunkan ayat ini.
5)
Musa belajar pada hamba yang Allah
beri ilmu khusus.
6)
Yaitu Nabi Khidir.
B.
Perjalanan Mencari Khiḍir
Ayat 60-61
Musa berkata kepada muridnya (Yusha’
bin Nun):
“Aku tidak akan berhenti sebelum sampai ke pertemuan dua lautan, atau aku
berjalan bertahun-tahun.”
Tafsir:
1)
Musa ingin mencari seorang hamba.
2)
Allah kabarkan punya ilmu khusus.
3)
Musa belum punya.
4)
Pelajaran:
Ulama terbesar harus rendah hati dan mau belajar.
C.
Tanda Lokasi Khiḍir:
1)
Ikan dibawa Nabi Musa.
2)
Melompat kembali ke laut.
3)
Dan hidup lagi.
4)
Itu tempat pertemuan.
D.
Pertemuan Musa dengan Khiḍir
Ayat 65
“Seorang hamba dari hamba Kami yang
Kami beri rahmat dan ilmu dari sisi Kami.”
Tafsir:
1)
Khiḍir bukan nabi menurut sebagian
ulama.
2)
Tapi banyak ulama besar mengatakan
Khiḍir adalah Nabi.
3)
Karena:
a.
Khidir terima wahyu berupa perintah-khusus.
b.
Bertindak berdasar ‘ilmu ladunni (ilmu
langsung dari Allah).
Ayat 66–67
1)
Musa minta izin belajar.
2)
Khiḍir menjawab:
“Kamu tak akan sanggup sabar bersamaku.”
Pelajaran:
1)
Ilmu tertentu butuh sabar.
2)
Jiwa yang matang.
3)
Menerima takdir
4)
Sebelum protes.
E.
Peristiwa Misterius dan Hikmahnya
1.
Peristiwa 1
Khiḍir Melubangi Perahu
Ayat 71
Khiḍir membuat lubang di perahu milik
orang miskin.
Reaksi Musa:
“Mengapa engkau merusak perahu
mereka?”
Hikmah (ayat 79):
1)
Di depan ada raja zalim.
2)
Merampas semua perahu yang bagus.
3)
Dengan dilubangi sedikit.
4)
Perahu itu tidak disita.
5)
Pemiliknya selamat.
Pelajaran:
1)
Kadang Allah “merusak” sesuatu.
2)
Untuk selamatkan dari rusak besar.
3)
Takdir tampak buruk.
4)
Sering jadi rahmat tersembunyi.
2.
Peristiwa 2
Khiḍir Membunuh Anak Kecil
Ayat 74
Khiḍir membunuh seorang anak.
Reaksi Musa:
“Engkau melakukan dosa besar!”
Hikmah (ayat 80–81):
1)
Anak itu ketika dewasa akan menjadi kafir.
2)
Membuat orang tuanya (yang beriman)
sesat dan murtad.
3)
Allah mengganti dengan anak yang lebih
saleh.
Pelajaran:
1)
Allah mengetahui masa depan manusia.
2)
Sebuah musibah kadang adalah pendorong
lahirnya kebaikan lebih besar.
3.
Peristiwa 3
Khiḍir Menegakkan Dinding di Kota yang Bakhil
Ayat 77
1)
Penduduk kota itu pelit.
2)
Tak menjamu Musa & Khiḍir.
3)
Tapi Khiḍir membangun dinding yang
hampir roboh.
Reaksi Musa:
“Seharusnya engkau minta upah.”
Hikmah (ayat 82):
1)
Dinding itu milik dua anak yatim.
2)
Di bawahnya ada harta simpanan orang
tua saleh mereka.
3)
Jika dinding roboh, maka harta akan
terlihat dan dicuri.
4)
Allah ingin anak yatim itu dapat harta
pada waktu yang tepat.
Pelajaran:
1)
Allah menjaga harta anak yatim.
2)
Kebaikan orang tua saleh mengalir pada
anak-anaknya.
3)
Kadang Allah menunda nikmat.
4)
Agar datang pada waktu terbaik.
Pelajaran Kisah Musa & Khiḍir
1)
Ilmu Allah di atas akal manusia.
2)
Apa yang dilihat buruk
3)
Tapi tidak selalu buruk.
4)
Sabar syarat dapat ilmu
5)
Khiḍir menguji Nabi Musa 3 kali.
6)
Semua gagal.
7)
Sebab Nabi Musa tak sabar.
8)
Takdir Allah selalu punya hikmah
9)
Perahu dilubangi → selamat dari
penjajahan.
10) Anak dibunuh → diganti yang saleh.
11) Dinding diperbaiki → harta anak yatim terlindungi.
12) Keadilan Allah tak seperti logika manusia.
13) Allah melihat masa depan dan rahasia yang tidak kita ketahui.
14) Tak cepat menghakimi perbuatan orang lain
15) Ada hal tertentu.
16) Hanya Allah dan orang tertentu yang tahu.
17) Orang paling mulia (Musa) tetap belajar
18) Sikap akhlak tawadu’.
Kesimpulan
Kisah Nabi Musa dan Khiḍir.
Pelajaran bahwa:
1)
Tidak semua takdir dapat dipahami saat
itu juga.
2)
Allah menyimpan hikmah di balik
musibah.
3)
Ilmu Allah tidak terbatas.
4)
Manusia harus sabar dan rendah hati.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
7)
Meta AI



