HUKUMAN BAGI PERBUATAN YANG DISENGAJA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Kata “sengaja”.
Artinya:
1)
Dimaksudkan.
2)
Direncanakan.
3)
Memang
diniatkan begitu.
4)
Tak
secara kebetulan.
Allah menilai orang berdasar usahanya.
Bukan pada hasilnya.
Manusia tak mampu menentukan hasil dari
usaha dan perjuangannya.
Sebab banyak faktor mempengaruhi
hasilnya.
Al-Quran jelaskan.
Manusia dinilai berdasar usahanya.
Bukan pada hasilnya.
Hal itu bukti Allah Maha Adil.
Jika manusia dinilai pada hasilnya.
Maka tak adil.
Sebab ada orang punya kemampuan lebih
daripada yang lain.
Misalnya.
1)
Orang
kaya punya modal lebih banyak daripada orang miskin.
Orang kaya pasti hasilnya lebih besar.
2)
Orang
pintar punya modal lebih banyak daripada orang bodoh.
Orang pintar pasti hasilnya lebih tinggi.
3)
Orang
berilmu punya modal lebih banyak daripada orang tak berilmu.
Orang berilmu pasti hasilnya lebih baik.
4)
Orang
kuat punya modal lebih banyak daripada orang lemah.
Orang kuat pasti hasilnya lebih baik.
5)
Orang
sempurna punya modal lebih banyak daripada orang cacat.
Orang berilmu pasti hasilnya lebih baik.
6)
A punya
modal 3 dan B punya modal 5.
Untuk mencapai hasil 8.
Pasti usahanya berbeda.
Nilai A modal 3 untuk mencapai 8.
Pasti usaha lebih baik daripada B modal
5 untuk mencapai 8.
Allah menilai manusia berdasar usahanya.
Bukan pada hasilnya.
Meskipun hasilnya sama.
Tapi nilai usaha bisa berbeda.
Sebab mutu usaha tak sama.
Allah nilai usaha manusia.
Berdasar:
1)
Sengaja.
2)
Tak senagaja.
Orang berbuat jahat dengan:
1)
Sengaja.
2)
Tak sengaja.
Punya nilai berbeda.
Allah akan menghukum orang.
Berdasar tindakan:
1)
Sengaja.
2)
Terencana.
Jika perbuatan:
1)
Tak
sengaja.
2)
Khilaf.
3)
Lupa.
Maka dimaafkan.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat
225.
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ
بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ
Allah tidak menghukum
kamu sebab sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tapi Allah menghukum kamu sebab (sumpahmu) yang disengaja (untuk
bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyantun.
Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat
5.
عُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ
فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ ۚ
وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ
قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Panggil mereka (anak
angkat) dengan (memakai) nama bapak mereka; itu lebih adil pada sisi Allah, dan
jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggil mereka sebagai) saudaramu
seagama dan maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu
terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tapi (yang ada
dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat
286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا
مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ
رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tak bebani
seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. Ia dapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia dapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka
berdoa): "Ya Tuhan kami, jangan
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janga Engkau bebankan pada kami beban berat seperti
Engkau bebankan pada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, jangan Engkau pikulkan pada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kami; ampuni kami; dan
rahmati kami. Engkau Penolong kami, maka tolong kami terhadap kaum kafir".
(Sumber Agus Mustofa)



