KENAPA MANUSIA BERSIKAP SOMBONG DI
ALQURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Qur’an jelaskan.
Bahwa sikap sombong.
Muncul karena:
1)
Penyakit hati.
2)
Faktor luar menipu manusia.
Yaitu:
1)
Merasa Lebih Baik daripada Orang Lain
2)
Tertipu Kekayaan dan Kemewahan
3)
Kedudukan, Kekuasaan, dan Kekuatan
4)
Ketidaktahuan dan Menolak Ilmu
5)
Cinta Dunia dan Lupa Akhirat
6)
Mengikuti Hawa Nafsu
A.
Merasa Lebih Baik daripada Orang Lain.
Contoh:
Iblis menolak perintah sujud pada Adam.
QS. Al-Baqarah (2:34).
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ
أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam,"
maka sujud mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan
orang kafir.
Catatan.
1)
Aku lebih baik daripada dia.
2)
Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia dari tanah.
3)
Rasa super membuat menolak kebenaran.
B.
Tertipu Kekayaan dan Kemewahan
QS. Al-Qasas (28:76).
Qārūn sombong karena harta:
“Jangan kau gembira berlebihan; sesungguhnya
Allah tak suka orang gembira karena sombong.”
QS. Al-Hadid (57:20).
Dunia perhiasan yang menipu.
C.
Kedudukan, Kekuasaan, dan Kekuatan
QS. Ghāfir (40:35).
Orang berdebat ayat Allah.
Sebab sombong dalam dadanya.
QS. Yunus (10:75-78).
Fir’aun menolak kebenaran.
Sebab merasa berkuasa.
D.
Ketidaktahuan dan Menolak Ilmu
QS. Al-Jāsiah (45:8-9).
Mendengar ayat Allah.
Tapi sombong diri.
Seakan belum mendengarnya.
Ilmu tak diiringi rendah hati.
Timbul arogansi.
E.
Cinta Dunia dan Lupa Akhirat
QS. Al-A‘rāf (7:146)
Hati terpaku pada dunia.
Menutup dari kebenaran.
F.
Mengikuti Hawa Nafsu.
QS. Al-Furqān (25:43).
Hawa nafsu dijadikan tuhan.
Keinginan tak terkendali.
Tumbuh sifat angkuh.
Ringkasan
Manusia sombong karena:
1)
Merasa lebih baik (asal-usul, ras,
status).
2)
Tergoda harta, jabatan, kekuasaan.
3)
Ilmu tanpa adab.
4)
Terikat dunia dan nafsu.
5)
Menolak kebenaran dari Allah.
Al-Qur’an tekankan.
1)
Sombong tak sekadar perilaku lahir.
2)
Tapi penyakit hati.
3)
Menolak kebenaran.
4)
Meremehkan orang lain.
Allah ingatkan:
“Jangan kamu berjalan di bumi dengan
sombong…”
(QS. Al-Isrā’ 17:37).
Sombong yang Dilarang
1)
Merasa lebih tinggi.
2)
Menolak kebenaran.
3)
Merendahkan orang lain.
QS. Al-Isrā’ 17:37
“Jangan berjalan di bumi dengan
sombong…”
QS. Luqmān 31:18
Larangan memalingkan wajah dari
manusia dengan angkuh.
QS. An-Nahl 16:23
Allah tak suka orang sombong.
Sikap Tegas Dibolehkan.
Bukan sombong.
Ada kondisi terlihat “angkuh”.
Hakikatnya izzah (kebanggaan).
Karena mulia iman.
QS. Al-Munāfiqūn 63:8
“…Padahal kekuatan (izzah) hanya milik Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman…”
Izzah, yaitu:
1)
Rasa bangga.
2)
Percaya diri.
3)
Sebab ikut Allah.
4)
Tak sombong pribadi.
QS. Al-Fath 48:29
“…mereka keras pada orang kafir (yang memerangi), tapi penyayang sesama…”
Tegas dan wibawa hadapi musuh.
Boleh terlihat “gagah”.
Tapi bukan sombong.
Nabi bersabda:
“Tak akan masuk surga orang yang dalam
hatinya ada sombong sebesar biji sawi.”
Sahabat bertanya,
“Bagaimana dengan orang suka pakaian
dan sandal bagus?”
Nabi menjawab,
“Allah itu indah dan cinta keindahan.
Sombong adalah menolak kebenaran dan
meremehkan manusia.”
(HR. Muslim)
Penampilan baik atau wibawa,.
Tak sama dengan sombong.
Sombong yang boleh.
Yaitu Izzah:
Harga diri bangga sebagai hamba Allah.
Tegas pada kebatilan.
Menjaga martabat
Agar agama tidak dihina.
Sikap percaya diri, tegas.
Berwibawa tegakkan kebenaran.
Yaitu baik dan disyariatkan.
Tapi sombong pribadi tetap haram.
Menurut Al-Qur’an.
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.




