Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label NEGARA AGAMA SUSAH NEGARA KAFIR MAKMUR. Show all posts
Showing posts with label NEGARA AGAMA SUSAH NEGARA KAFIR MAKMUR. Show all posts

Wednesday, December 10, 2025

54322. NEGARA AGAMA SUSAH NEGARA KAFIR MAKMUR

 


NEGARA AGAMA SUSAH NEGARA KAFIR MAKMUR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

Pertanyaan sering muncul:

 

1)        Mengapa ada negara ateis yang makmur.

2)        Ada negara beragama.

 

3)        Tapi rakyatnya susah?

4)        Bagaimana menurut Al-Qur’an?”


Qur’an beri jawaban.

1)        Lengkap.

2)        Tak hanya soal ateis atau beragama.

 

3)        Tapi tentang hukum sosial, keadilan, dan sunatullah di dunia.

 

Jawaban Qur’an

 

1)        Tak hitam-putih.

2)        Makmur dunia tak otomatis tanda benar-salah dalam Akidah.

 

3)        Kemiskinan tak otomatis bukti salahnya agama.

 

4)        Ada beberapa prinsip penting.

 

Yaitu:

1)        Kemakmuran adalah Sunatullah (Hukum Allah di alam)

 

2)        Orang kafir bisa mendapat kemakmuran dunia

 

3)        Iman bukan tiket otomatis makmur

4)        Keadilan adalah kunci kemakmuran

 

5)        Istidraj (makmur sebagai ujian)

 

6)        Agama + buruknya sistem = sengsara

 

7)        Ukuran Qur’an bukan GDP, tapi akhlak

 

A.       Kemakmuran adalah Sunatullah (Hukum Allah di alam)

 

1)        Allah memberi hasil.

2)        Jika syaratnya dipenuhi.

3)        Siapa pun yang melakukannya.

 

Prinsipnya:

 

1)        Kerja keras → hasil

2)        Ilmu dan teknologi → kemajuan

 

3)        Tata kelola, amanah, jujur → makmur

4)        Korupsi, zalim, malas → hancur

 

5)        Tak bisa hanya label agama.

 

 

QS. Ar-Ra’d (13:11)


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

Catatan.

 

1)        “Allah tak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka.”

 

2)        Kemajuan sosial ikuti ikhtiar.

3)        Tak sekadar identitas.

 

B.       Orang kafir bisa makmur dunia

 

1)        Qur’an jelaskan.

2)        Bahwa orang kejar dunia.

 

3)        Kerja keras, rencana, ilmu, dan sistem yang baik.

 

4)        Bisa sukses di dunia.

5)        Meskipun tidak beriman.

 

QS. Hud (11:15-16)


مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

 

15. Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

 

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

16. Itu orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyap di akhirat apa yang mereka usahakan di dunia dan sia-sia apa yang mereka kerjakan.

 

Catatan.

 

1)        “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia, Kami beri kepadanya…”

 

2)        Ini bukan pujian pada ateis.

3)        Tapi penjelasan.

 

4)        Hasil dunia diberi lewat sunatullah.

5)        Bukan hadiah iman.

 

C.       Iman bukan tiket otomatis makmur dunia.

 

 

1)        Qur’an kritik kaum beriman.

2)        Yang malas, korup, tak adil.

 

3)        Meskipun mengaku religius.

4)        Agama tanpa amanah, ilmu, dan keadilan.

 

5)        Menjadi kosong.

 

QS. As-Saff (61:2-3)


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

 

2. Wahai orang-orang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

 

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

 

3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.

 

Catatan.

 

1)        “Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan?”

2)        Jika ada negara Muslim miskin.

3)        Maka Qur’an menyalahkan perilaku.

 

4)        Bukan salah Islamnya.

 

D.       Keadilan  kunci kemakmuran

 

1)        Banyak negara maju.

2)        Meskipun sekuler.

 

3)        Tapi terapkan nilai Qur’an.

 

4)        Tanpa sadar:

 

a.        anti korupsi

b.        hak rakyat

 

c.        pendidikan kuat

d.        riset dan inovasi

 

e.        hukum ditegakkan

f.  pemimpin akuntabel

 

g.        pajak tepat guna

h.        disiplin social

 

5)        Hal itu semua.

6)        Nilai Qur’an tentang kemakmuran.

 

QS. Al-A’raf (7:96)


وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 

Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

 

Catatan.

 

1)        “Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, Kami bukakan berkah dari langit dan bumi.”

 

2)        Iman + takwa = sistem adil dan amanah.

 

3)        Tak sekadar simbol agama.

 

E.       Istidraj (makmur sebagai ujian)

 

1)        Qur’an juga ingatkan:

2)        Kemakmuran tak berarti Allah rida.

 

3)        Bisa jadi istidraj:

 

4)        Dibiarkan menikmati dunia.

 

5)        Tapi ujungnya buruk.

 

QS. Al-An’am (6:44)


فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

 

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

Catatan.

 

1)        “Kami biarkan mereka berbangga dengan nikmat, lalu Kami azab mereka.”

 

2)        Jadi makmur belum tentu benar.

 

F.        Agama + buruknya sistem = sengsara

 

1)        Jika negara beragama.

 

2)        Tapi:

a.        pemimpinnya zalim

b.        ekonomi dikuasai oligarki

 

c.        pendidikan lemah

d.        korupsi merajalela

 

e.        agama hanya slogan politik

f.  maka hasilnya sengsara.

 

3)        Bukan Al-Qur’an salah.

4)        Tapi ajaran Qur’an tidak dijalankan.

 

QS. Al-Qasas (28:77)


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

 

Dan cari pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (bahagia) negeri akhirat, dan jangan kamu melupakan bagianmu dari (nikmat) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan jangan kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

 

Catatan.

 

1)        “Jangan membuta kerusakan di bumi karena Allah tidak suka orang yang berbuat kerusakan.”



 

G.      Ukuran Qur’an bukan GDP ekonomi, tapi akhlak

 

1)        Qur’an lihat sukses manusia.

2)        Tak hanya ekonomi.

 

3)        Tapi:

 

a.        keadilan

b.        moral

 

c.        kemanusiaan

d.        spiritualitas

 

e.        keselamatan akhirat

 

4)        Negara kaya.

5)        Tapi bisa hancur moral dan jiwa.

 

Kesimpulan

 

1.        Kemakmuran dunia ikut hukum sosial:

 

1)        Ilmu + kerja + disiplin = Makmur

2)        Zalim + korupsi + malas = sengsara
(QS. 13:11)

 

2. Kekayaan bukan bukti kebenaran aqidah:

(QS. 11:15-16)

 

3. Islam perintahkan keadilan dan sistem baik:

(QS. 7:96)

 

4. Agama tanpa sistem adil, tidak memberi hasil:

(QS. 61:2-3)

 

5. Kemakmuran bisa jadi ujian:

(QS. 6:44)

 

Penutup

 

1)        Negara ateis bisa makmur.

 

2)        Sebab menerapkan sunatullah social.

3)         Yaitu ilmu, keadilan, kerja keras.

 

4)        Negara beragama bisa miskin.

 

 

5)        Jika ajaran Qur’an tak diterapkan dalam system.

 

6)        Meskipun mengaku beriman.

 

7)        Islam bukan masalahnya.

8)        Tapi raktiknya yang salah.

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT.

 

3)        Copilot.

4)        Cici.

 

5)        Claude.

6)        Grok.

7)        Meta AI