Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label SYUKUR NIKMAT MATA TELINGA HATI. Show all posts
Showing posts with label SYUKUR NIKMAT MATA TELINGA HATI. Show all posts

Saturday, May 17, 2025

40671. BERSYUKUR NIKMAT MATA TELINGA DAN HATI

 



BERSYUKUR NIKMAT MATA TELINGA DAN HATI DI QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Al-Qur’an eksplisit menyebut nikmat indra.

Seperti:

 

1)        Telinga (pendengaran)

2)        Mata (penglihatan).

3)        Hati (pikiran).

 

Bagian penting karunia Allah.

Yang harus disyukuri.

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 78.


وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

 

Keterangan.

 

1)        Manusia lahir tanpa ilmu.

 

2)        Tapi diberi perangkat oleh Allah untuk mencapainya.

 

3)        Bersyukur dengan memakai nikmat untuk mencari kebenaran.

 

Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 23.


قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

 

Katakan (Muhammad): "Dia Allah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

 

Keterangan.

 

1)        Telinga ,mata, dan hati nikmat dari Allah.

2)        Tapi banyak manusia tak besyukur.

3)        Tak dipakai untuk mencari kebenaran.

 

Al-Quran surah As-Sajdah (surah ke-32) ayat 9.


ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

 

Kemudian Dia Allah menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

 

Keterangan.

 

1)        Nikmat berupa telinga, mata, dan hati untuk mengenal kebenaran.

 

2)        Manusia wajib bersyukur pada Allah.

 

3)        Nikmat dari Allah, dilarang dipakai untuk  maksiat.

 

4)        Penting untuk menjaga indra.

 

5)        Memakai indra sesuai petunjuk Allah.

 

Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 179.

 


وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

 

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipakai untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka punya mata (tetapi) tidak dipakai untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka punya telinga (tetapi) tidak dipakai untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itu orang yang lalai.

 

 

Keterangan.

 

1)        Kerusakan spiritual, yaitu ada alat, tapi tidak dipakai untuk kebenaran.

 

2)        Menyebabkan kehancuran moral dan akhirat.

 

 

Kesimpulan.

 

Al-Qur’an mengajarkan.

Bahwa ilmu dan iman.

Tak hanya dari akal rasional saja.

 

Tapi juga penggunaan sadar.

Pada pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.

 

Ketiganya sarana untuk menggali kebenaran.

 

Dan membangun kesadaran spiritual.

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT

 

Tuesday, January 14, 2025

39016. BERSYUKUR ATAS NIKMAT MATA TELINGA HATI

 


BERSYUKUR ATAS NIKMAT MATA TELINGA DAN HATI

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

         Keluarga Mukiyo Gombal tinggal di Panjunan, Sukodono, Sidoarjo memiliki seekor kucing yang cantik. Kucing ini biasanya dipanggil “Si Meong”. Si Meong mempunyai bulu yang indah, lucu, dan menggemaskan.

 

      Hanya empat kata yang dilatihkan kepada Si Meong, yaitu “meong, berdiri, pergi, dan tidur”. Setiap kali dipanggil namanya, si Meong pasti datang dengan berlari. Setiap disebutkan kata yang sudah diajarkan, si Meong pasti mengikutinya sesuai dengan perintah.

 

     Keluarga Mukiyo sangat mencintai Si Meong, seolah Si Meong adalah bagian keluarganya. Jika bepergian Si Meong sering diajak ikut serta. Keluarga Mukiyo dan Si Meong seakan tidak terpisahkan.

 

     Bayangkan, hanya menguasai empat kata saja, Si Meong mendapatkan tempat istimewa dalam keluarga itu. Bagaimana dengan manusia yang mengenal banyak kosakata?

 

    Si Meong mempunyai mata, telinga, dan hati, tetapi Si Meong tetap hewan peliharaan. Si Meong tetap seekor binatang biasa yang memiliki daya emosional dari rangsangan atau stimulus yang diberikan.

 

      Perintah yang diberikan kepada Si Meong hanya searah dan tidak terjadi komunikasi timbal balik. Hal itu yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia lebih utama dibandingkan dengan binatang. Tetapi, manusia bisa turun derajatnya menjadi lebih rendah daripada hewan.

 

      Manusia yang tidak pandai bersyukur dengan nikmat mata, telinga, dan hati yang diberikan oleh Allah, maka derajatnya “anjlok” menjadi lebih rendah daripada binatang ternak.

 

 Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 179.


وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

 

 Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

 

      Si Meong memanfaatkan mata, telinga, dan hatinya hanya untuk memenuhi kebutuhan “biologis” belaka. Kebutuhan biologis hanya merasakan enak atau tidak enak, puas atau tidak puas, senang atau tidak senang. Jika kebutuhanya tidak terpenuhi, maka hewan akan merusak.

 

      Manusia diberi mata, telinga, dan hati untuk melihat, mendengar, dan memahami kebesaran Allah, lalu mensyukurinya dengan beribadah kepada Allah. Manusia yang tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, maka derajatnya sama dengan hewan, bahkan lebih rendah lagi. 

 

      Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 46.


أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

 

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

 

Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 78.

 

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

 

Dan Allah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

 

      Mata, telinga, dan hati manusia perlu dilatih, dirawat, dan diasah agar semakin tajam dan sensitif sehingga mudah bersyukur atas semua nikmat dan karunia Allah. Salah satu cara  memperkaya rasa syukur dengan mengunjungi orang yang sakit.

 

     Nabi Bersabda,

”Agar kalian menjadi manusia yang gampang bersyukur, maka berkunjunglah ke saudaramu yang sakit.”

 

Dengan sering mengunjungi orang yang sakit, maka seseorang akan mudah bersyukur dengan semua nikmat kesehatan yang diperoleh selama ini.

 

Daftar Pustaka

1. Triono, Bambang. Inspiring Moslem entrepreneur. Penerbit Kayu Tangan. Malang 2009.