Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, April 7, 2017

47. HAJI TAMATUK

HAJI TAMATUK
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongebndo, Sidoarjo.

      Musim haji tahun 2017. Kuota jemaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jemaah melaksanakan haji tamatuk. Ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Wajib membayar dam nusuk. Denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Menyembelih seekor kambing. Seukuran hewan kurban.
      Tidak disarankan melaksanakan haji ifrad. Ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan haji kiran. Ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH UMRAH
      Bersuci, mandi dan berwudu. Berniat umrah. Berpakaian ihram di mikat makani. Batas lokasi mulai ihram. Batas mulai melaksanakan ibadah haji atau umrah.
      Lima lokasi batas mikat makani. Zulhulaifah atau Bir Ali, untuk Jemaah berasal dari arah Madinah. Juhfah, dari arah Syam atau Siria. Qarnul Manazil, dari arah Najad. Yalamlam, dari arah Yaman. Zatu Irqin, dari arah Irak. 
      Seragam ihram dikenakan selama berihram. Boleh dilepas ketika di tempat tertutup. Misalnya, kamar mandi. Pakaian ihram pria berupa  dua helai kain tidak berjahit. Satu helai dipakai sarung. Satu helai untuk selendang. Disunahkan berwarna putih. Berarti dianjurkan mengerjakannya. Tapi tidak diwajibkan.
      Seragam jemaah lelaki. Bukan pakaian biasa. Seperti baju, kaos, celana dalam, atau bercelana. Sepatu atau sandal yang menutup tumit. Juga, dilarang mengenakan tutup kepala yang melekat di kepala. Boleh memakai sabuk, jam tangan, cincin, atau payung.
          Seragam Jemaah wanita. Berupa pakaian biasa. Menutup seluruh tubuh. Kecuali wajah dan dua tangan. Mulai pergelangan tangan sampai ujung jari. Dilarang memakai kaos tangan atau bercadar.
      Jemaah haji Indonesia. Gelombang pertama, pesawat udara mendarat di bandara Madinah. Berpakaian ihram di Bir Ali atau Zulhulaifah. Sejauh 486 km dari Mekah. Gelombang kedua, pesawat terbang mendarat di bandara King Abdul Aziz. Berjarak 107 km dari Mekah. Berihram di bandara. Diizinkan berihram sejak di Indonesia. Juga, boleh berihram di dalam pesawat ketika melintasi langit di atas mikat makani.
      Salat sunah ihram dua rakaat. Berniat umrah. Membaca talbiyah, selawat, dan berdoa. Lafal talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Selawat ialah berdoa kepada Allah untuk Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabatnya.
      Masuk kota Mekah. Masuk Masjidilharam melalui pintu mana saja.  Memandang kakbah. Semuanya sambil berdoa. Melintasi makam Ibrahim. Ketika akan melakukan tawaf.  Berjalan kaki mengelilingi kakbah. Sebanyak tujuh kali. Berlawanan arah dengan jarum jam. Kakbah selalu berada di sebelah kiri.
      Melaksanakan tawaf. Mencium hajar aswad. Apabila tidak bisa, cukup mengangkat tangan kanan ke arah hajar aswad dan menciumnya.
        Putaran pertama. Mengangkat tangan kanan ke arah hajar aswad. Menghadap sepenuh badan. Apabila tidak bisa, cukup menghadapkan sedikit badan ke arah hajar aswad.
       Putaran selanjutnya. Cukup menoleh ke arah hajar aswad. Mengangkat tangan kanan, lalu mengecupnya.  Setiap tiba di rukun yamani. Di pojok barat daya kakbah. Mengusap dengan tangan kanan. Apabila tidak bisa, cukup mengangkat tangan kanan. Tanpa mengecupnya.
     Jemaah yang sakit. Mengerjakan tawaf memakai kursi roda. Dibantu keluarganya. Melewati jalur khusus. Di lantai dua maupun tiga.
     Berdoa di multazam. Daerah antara hajar aswad dan pintu kakbah.  Salat sunat tawaf dua rakaat. Di belakang makam Ibrahim. Pahatan bekas telapak kaki Nabi Ibrahim ketika membangun kakbah. Berjarak 11 meter di sebelah  barat daya kakbah. Apabila tidak bisa, boleh di mana saja. Asalkan masih di dalam Masjidilharam.
      Melakukan salat sunat mutlak. Di antara kakbah dan hijir Ismail. Bangunan tembok berbentuk bulan sabit. Di sisi utara kakbah.
      Minum air zam-zam. Di lokasi yang sudah disiapkan. Berupa galon berkeran. Menggunakan gelas plastik sekali pakai.
     Melaksanakan sai. Yaitu berjalan dan berlari-lari kecil. Berangkat dan pulang sebanyak tujuh kali. Dari Safa ke Marwa, dan sebaliknya. Setiap arah dihitung sekali. Ketika sai, Jemaah tidak wajib dalam kondisi suci. Hadas besar maupun kecil. Tetapi,  disunahkan suci. Jemaah yang uzur. Karena  sakit, tua, atau lemah badan. Menggunakan kursi roda. Dibantu keluarganya.
       Melaksanakan sai.  Mendaki bukit Safa. Berdiri di bukit Safa. Berdoa menghadap kiblat. Berangkat dan pulang melalui jalan berbeda. Agar tidak saling bertubrukan.
      Melintasi dua pilar hijau. Lampu warna hijau. Jemaah pria disunahkan berlari-lari kecil. Jemaah wanita berjalan biasa. Mendaki bukit Safa dan Marwa. Selalu berdoa.
      Memangkas rambut. Jemaah pria, disunahkan mencukur habis. Memendekkan rambut kepala. Minimal memotong sebelah kanan, tengah, dan kiri. Rambut Jemaah wanita. Dihimpun menjadi satu. Dipangkas ujungnya. Minimal tiga helai rambut. Sepanjang jari tangan.
       Menggunting rambutnya sendiri. Boleh minta bantuan orang lain. Pria dan wanita boleh memangkas bergantian. Asalkan muhrimnya. Yang menggunting rambut jemaah lain. Harus sudah dipotong rambutnya. Oleh orang yang tidak berihram. Sudah halal dari larangan berihram.
      Melaksanakan dam. Menyembelih seekor kambing. Seukuran hewan kurban. Apabila tidak mampu, diganti berpuasa selama 10 hari. Selama 3 hari di Mekah. Sebelum wukuf di Arafah. Berpuasa 7 hari di tanah air.
      Berpuasa 3 hari tidak dapat dilakukan di Mekah.  Diganti berpuasa 10 hari di tanah air. Yaitu berpuasa 3 hari. Berhenti berpuasa minimal 4 hari. Berpuasa lagi 7 hari.
      Membayarkan dam. Membayar sendiri. Boleh lewat pihak yang dipercaya. Diizinkan membayar di Bank Al-Rajhi.  Mendapatkan bukti selembar sertifikat.  Bertahalul. Bercukur atau memanngkas beberapa helai rambut. Tanda bebas dari larangan umrah. Prosesi ibadah umrah selesai.
PROSESI IBADAH HAJI
      Bersuci, mandi, dan berwudu. Berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Salat sunat ihram dua rakaat.  Berniat ibadah haji.
 TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari tarwiyah. Hari Perbekalan. Jemaah seluruh dunia. Pagi hari, lebih dari tiga juta orang. Berjalan kaki serempak. Semuanya berpakaian ihram. Dari Mekah ke Mina. Berjarak 7 km. Seluruhnya berwarna putih. Melewati jalan pedestrian. Jalan khusus pejalan kaki. Menuju satu tujuan. Bermalam atau mabit di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan.
      Jemaah haji Indonesia yang ingin ke Mina, pada hari tarwiyah agar memberi tahu petugas haji.
      Jemaah haji Indonesia. Berpakaian ihram. Jemaah naik bis. Langsung menuju Padang Arafah. Tanpa melewati Mina. Jarak Mekah ke Arafah 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan. Selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat.  
      Bis memasuki wilayah Padang Arafah. Jemaah turun dari bis. Memasuki tenda masing-masing. Menunggu waktu wukuf. Memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah. Puncak ibadah haji. Semua Jemaah haji. Berasal dari segala penjuru dunia. Lebih dari tiga juta orang. Bermukim di satu lokasi. Wukuf di Arafah. Bernaung di dalam ribuan tenda. Seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Waktunya, sejak matahari bergeser dari tengah hari (Zuhur) 9 Zulhijah. Berakhir saat terbit fajar (pagi) 10 Zulhijah. Jemaah yang sakit. Diangkut mobil. Dibawa ke Arafah. Bermukim sebentar.  Kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf tidak disyaratkan suci. Hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci. Menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya. Menyebabkan batal wudu. 
      Masuk waktu Zuhur. Petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Seruan salat berjamaah. Jemaah mendengarkan khotbah wukuf. Salat berjamaah Zuhur dan Asar. Jamak takdim qasar.
      Jamak takdim penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Memajukan salat yang belum masuk waktu. Ke dalam  salat yang telah masuk waktunya. Qasar,  pemendekan jumlah rakaat salat wajib. Empat rakaat menjadi dua rakaat. Keringanan atau rukhsah musafir.
      Salat berjamaah Zuhur dan Asar selesai. Jemaah haji saling bersalaman. Berangkulan. Resmi menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Resmi mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. Alhamdulllah. 
      Masuk waktu Magrib. Salat berjamaah Magrib dan Isya. Jamak takdim qasar. Jemaah haji meninggalkan Arafah. Naik bis menuju Muzdalifah.  Akhir waktunya, sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Bis tiba di Muzdalifah. Mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jemaah boleh tetap di dalam bis. Mencari kerikil minimal tujuh buah untuk melontar jamrah.

TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari raya Iduladha. Hari raya Haji. Hari penyembelihan hewan kurban. Jemaah pindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak Muzdalifah ke Mina 5 km. Melontar jamrah aqabah. Jamrah yang ketiga. Sebanyak tujuh kerikil. Dilemparkan satu persatu. Langsung ke tugu nomor tiga. Melewati tugu nomor satu, jamrah ula. Juga, melalui tugu nomor dua, jamrah wusta.
      Jemaah mematuhi jadwal waktu melontar jamrah. Yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia. Agar lancar dan selamat. 
      Karena suatu hal. Jemaah, dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tapi langsung ke Mekah. Melakukan tawaf ifadah dan sai dahulu. Terus pergi ke Mina. Melontar jamrah aqabah. Jarak Mina ke Mekah 7 km.
      Tawaf ifadah merupakan rukun haji. Dikerjakan lewat tengah malam. Mulai 10 Zulhijah. Sampai kapan saja. Dianjurkan hari tasyrik. Di bulan Zulhijah.
      Tahalul awal. Bercukur atau menggunting rambut.  Boleh berganti pakaian biasa. Tetapi belum boleh bersetubuh.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari tasyrik. Jemaah bermalam di Mina. Melontar jamrah ula, wusta, dan aqabah. Jamrah tugu ke-1, ke-2, dan ke-3. Masing-masing sebanyak tujuh kali.      Jemaah mematuhi jadwal waktu melontar jamrah. Untuk keselamatan.
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari tasyrik. Bermalam di Mina. Melontar jamrah ula, wusta, dan aqabah. Jemaah menaati jadwal waktu melempar jamrah.
     Jemaah bernafar awal. Setelah melontar jamrah. Berangkat ke Mekah sebelum Maghrib.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari tasyrik. Bermalam di Mina. Melontar jamrah ula, wusta, dan aqabah.      Jemaah mematuhi jadwal waktu melontar jamrah.
     Jemaah bernafar sani. Salat Zuhur dan Asar. Jamak takdim qasar. Berangkat ke Mekah. Tawaf ifadah dan sai. Untuk Jemaah yang belum melaksanakannya.  Pelaksanan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf pamitan. Tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji. Sebelum meninggalkan kota Mekah.


Wednesday, April 5, 2017

46. IBU

Bismillah....
RENUNGAN

*Beda : "AKU" dan "IBUku"*

_Ibuku luar biasa, dia sangat berbeda denganku. Setiap jumpa dan kemudian berpisah ibuku selalu berkata "maaf ibu tidak bisa memberi apa-apa kecuali doa."_
_Ucapan ini terkadang menamparku. Ibuku yang sudah begitu banyak memberi pengorbanan, perhatian dan rasa cinta yang tiada tara masih berkata *"maaf ibu tidak bisa memberi apa-apa."*_

_Sementara aku hanya cium tangan, memberi rupiah yang tak lebih dari 10 persen penghasilanku sudah merasa menjadi anak yang berbakti. Ibuku tak merasa banyak berbuat kepadaku padahal kebaikan kepadaku amat sulit untuk dihitung._

_Sementara aku sudah merasa menjadi anak yang taat dan hebat hanya dengan sekelumit kebaikanku. *Oh, betapa mulianya ibuku dan betapa naifnya diriku.*_

_Bila aku sakit, ibuku rela menempuh perjalanan ratusan kilometer dan menyeberangi lautan hanya sekedar ingin menciumku._
_Sementara bila ibuku sakit, aku hanya mengangkat telepon untuk berkata *"maaf, aku tak bisa menemani ibu."* Oh betapa bedanya aku dengan ibuku. Ia segera meninggalkan semua kesibukannya hanya untuk jumpa dengan anaknya._
_Sementara aku selalu beralasan sibuk untuk bisa menemaninya saat ia berbaring lemah karena rasa sakitnya._

_Saat aku sekolah dan kuliah, ibuku rela datang berhutang walau mungkin mendapat cacian dari yang punya uang. Tetapi kini aku tega-teganya berkata *"maaf ibu, saya belum bisa banyak membantu, aku masih harus mengembangkan bisnis dan keluargaku."*_

_Saat seperti ini ibuku hanya berkata *"ibu bahagia bila melihat kamu dan keluargamu bahagia."*_

_*Oh ibu, ..... aku semakin malu.*_

_Tadi malam, sebelum tidur aku menangis, betapa baktiku kepada ibuku belum seberapa. Dalam gelisahku, kukirimkan doa untuk ibuku,_
_*"Ya Allah, .......jaga ibuku, muliakan ibuku, beri ia tempat terhormat di dunia dan berikan ia mahkota terindah di surga-Mu kelak."*_

_*Ah,.... betapa hinanya aku*_
_Karena hanya bisa menangis dan mengirimkan doa di usiaku yang semakin tua._

_*Itu bedaku dengan ibuku.*_
_*Apa bedamu dengan ibumu???*_

*Yuk kita share ke putra putri kita ......*

Sunday, April 2, 2017

Friday, March 31, 2017

45. DEBAT KUSIR

DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sabtu, 29  Mei 2010. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo. Naik bis di depan Masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur. Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU. MKKS kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008. Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Rencananya, program ini berakhir tahun 2013. BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.
      Pak Sohib, si “Ahli Sedot” berdiri di barisan depan. Tangan kanan memegang mik. Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama. Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”. Berbalik menghadap ke belakang. Ke arah penumpang. Menghalangi layar televisi. Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama” MKKS memimpin doa perjalanan. Agar rombongan selamat dan tetap sehat. “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak. Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.  Agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman. Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.” 
       “Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Mahakuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin. Pak Sohib melanjutkan, “ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.
      Mengapa? Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan. Bagaikan hantu yang  menyeramkan. Siap menerkam siapa saja. Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru. Kepala SMP Negeri di Sidoarjo. Sebagian takut diterkam “binatang buas”. “Makhluk” itu bernama tagihan. Termasuk saya. Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja. Di mana saja. Oleh siapa saja. Tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah  tagihannya. Laporan hasil mengikuti kegiatan.
      Sungguh aneh. Mengherankan. Menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja. Kesenangan dapat berasal dari mana pun. Misalnya, ketika selesai penataran. Atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan. Lupa menagih. Sungguh menyenangkan. Sulit digambarkan dengan kata-kata.
      Doa perjalanan selesai. Pak Sohib menambahkan bonus doa. Doa ibadah haji dan umrah. Doa talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Amin,” jawab penumpang dengan keras. Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.
       Tujuan Program BERMUTU amat bagus. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). Di sekolah negeri maupun swasta. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP. Sebagai sarana meningkatkan diri.  Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
      Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu. Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.  Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja. Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan  MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah).
      Program BERMUTU memilki beberapa komponen. Mereformasi pendidikan calon guru. Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru. Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan. Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.
      Bis berjalan dengan santai. Kami mendengarkan musik dan lagu.  Melihat ke arah depan. Menyaksikan pemandangan sekitar. Sambil melihat layar televisi.   Di tengah atas sebelah sopir. Yang diputar kebanyakan lagu lama. Lagu nostalgia. lagu “jadul”.  Lagu zaman dulu. Sepantaran dengan penumpangnya. Seumuran dengan peserta. Kami berkaraoke. Bergiliran memegang mik. Bernyanyi bergantian.
      Dengan suara yang “merdu”. Kadang kala dengan ragam suara berirama mendayu-dayu. Nada yang “baik” dan “sedap” didengar. Menurut penyanyinya sendiri. Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan. Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah. Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan. Mengapa? Karena mereka dipaksa mendengarkan. Tidak ada pilihan lain. Terkurung dalam bis. Laksana buah tinggal sebiji. Waktu perut keroncongan. Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain. Dengan perasaan “geregeten”. Alias benci tapi rindu.
      Bis terus berjalan dengan lambat. Kami mulai mengobrol. Membahas apa aja. Acap kali bicara “nggedabrus”. Membahas “ngalor ngidul”. Juga, “ngomong seng”. Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan. Ketika sedang menyanyi. Akan lebih enak dan lebih merdu lagi. Jika Bu Retno tidak bernyanyi.“ Penumpang mulai tertawa. Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton. Karena menyakitkan telinga.“ Tertawa penumpang tambah keras.
       “Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu. Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid. Saya menjawab, “Wani piro?” Berani membayar berapa? “Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya. Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak. Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.
       Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo. Bromo berasal dari kata Brahma. Nama salah satu dewa agama Hindu. Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut. Berada dalam empat wilayah kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.  Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan. Sekitar 600 meter arah timur ke barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
      Suku Tengger. Penduduk sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Bertempat di sebuah pura. Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari. Setiap bulan purnama. Sekitar tanggal 14 atau 15. Bulan Kasodo. Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
      Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif. Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati empat jalur.
      Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat dua akses. Pertama, lewat Purwodadi. Lalu Nongkojajar. Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo. Kedua, lewat  Warungdowo. Lalu Ranggeh dan Pasrepan. Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata. Berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat. Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa. Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep. Sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh. Bisa menempuh jalur ini.
      Dari arah Probolinggo. Melewati desa Tongas dan desa Sukapura. Menuju desa Cemoro Lawang. Sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.
      Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang. Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang. Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro dan desa Bumo. Memasuki desa Ranu Pane. Bertemu dengan jalur dari arah Malang. Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Bis memasuki terminal. Penumpang turun. Berganti kendaraan kecil. Menuju hotel. Hotel Cemoro Indah, Bromo. Pak Kholik membagi kunci kamar. Tiap kamar berisi dua atau tiga tempat tidur. Diatur secara acak. Kecuali tiga orang. Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri. Harus selalu sekamar. Di mana saja. Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.
      Peserta berkumpul di lapangan. Menuju kendaraan Jeep Hardtop. Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil. Mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya. Agar mampu berjalan di medan yang berat.  Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.
      Peserta diajak berkeliling. Mengitari gunung Bromo. Melintasi lautan pasir. Kendaraan naik dan turun dengan tajam.  Uji nyali.  Kami berhenti di beberapa lokasi. Berfoto bergantian. Dengan gaya masing-masing. Gaya “bul-bul”. Bergaya anak muda. Meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”. Bisa bermakna “seneng kethuan”.  Suka memakai kopiah. Belum 60 tahun. Belum “sewidak”. Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”. Sudah mendekati ajalnya.
      Anggota MKKS berkumpul. Di lokasi kumpulan kuda. Kami bersiap menunggang kuda. Menuju kawah gunung Bromo. Pak Arie menaiki kuda. Saya juga. Tali kuda dikendalikan si pemilik. Bisa disebut si kusir. Waktu kami datang. Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar. Pak Arie duduk di atas kuda. Begitu pula saya.
      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki. Terdengar suara “ciut”. Yang berarti “sempit”. Meskipun lautan pasir amat luas. Si kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.” “Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie. Saya membela Pak Kasir, “ Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin. Sehingga terdengar suara kentut.” “Salah! Yang benar keluar angin. Bukan masuk angin.” Jelas Pak Arie. Sejak saat itu, sampai sekarang, saya menganggap kudanya “masuk angin”. Sedangkan Pak Arie tetap bersikukuh menganggap “keluar angin”. Sing waras ngalah.
      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun. Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas. Pensiun dari guru PNS. Sekaligus dari “amtenar”. Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir. Jangan tertipu urusan “tetek bengek”. Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti. Termasuk saya. Semoga.

44. DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN

DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sabtu, 29  Mei 2010. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo. Naik bis di depan Masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur. Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU. MKKS kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008. Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Rencananya, program ini berakhir tahun 2013. BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.
      Pak Sohib, si “Ahli Sedot” berdiri di barisan depan. Tangan kanan memegang mik. Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama. Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”. Berbalik menghadap ke belakang. Ke arah penumpang. Menghalangi layar televisi. Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama” MKKS memimpin doa perjalanan. Agar rombongan selamat dan tetap sehat. “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak. Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.  Agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman. Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.” 
       “Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Mahakuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin. Pak Sohib melanjutkan, “ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.
      Mengapa? Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan. Bagaikan hantu yang  menyeramkan. Siap menerkam siapa saja. Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru. Kepala SMP Negeri di Sidoarjo. Sebagian takut diterkam “binatang buas”. “Makhluk” itu bernama tagihan. Termasuk saya. Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja. Di mana saja. Oleh siapa saja. Tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah  tagihannya. Laporan hasil mengikuti kegiatan.
      Sungguh aneh. Mengherankan. Menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja. Kesenangan dapat berasal dari mana pun. Misalnya, ketika selesai penataran. Atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan. Lupa menagih. Sungguh menyenangkan. Sulit digambarkan dengan kata-kata.
      Doa perjalanan selesai. Pak Sohib menambahkan bonus doa. Doa ibadah haji dan umrah. Doa talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Amin,” jawab penumpang dengan keras. Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.
       Tujuan Program BERMUTU amat bagus. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). Di sekolah negeri maupun swasta. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP. Sebagai sarana meningkatkan diri.  Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
      Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu. Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.  Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja. Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan  MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah).
      Program BERMUTU memilki beberapa komponen. Mereformasi pendidikan calon guru. Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru. Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan. Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.
      Bis berjalan dengan santai. Kami mendengarkan musik dan lagu.  Melihat ke arah depan. Menyaksikan pemandangan sekitar. Sambil melihat layar televisi.   Di tengah atas sebelah sopir. Yang diputar kebanyakan lagu lama. Lagu nostalgia. lagu “jadul”.  Lagu zaman dulu. Sepantaran dengan penumpangnya. Seumuran dengan peserta. Kami berkaraoke. Bergiliran memegang mik. Bernyanyi bergantian.
      Dengan suara yang “merdu”. Kadang kala dengan ragam suara berirama mendayu-dayu. Nada yang “baik” dan “sedap” didengar. Menurut penyanyinya sendiri. Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan. Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah. Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan. Mengapa? Karena mereka dipaksa mendengarkan. Tidak ada pilihan lain. Terkurung dalam bis. Laksana buah tinggal sebiji. Waktu perut keroncongan. Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain. Dengan perasaan “geregeten”. Alias benci tapi rindu.
      Bis terus berjalan dengan lambat. Kami mulai mengobrol. Membahas apa aja. Acap kali bicara “nggedabrus”. Membahas “ngalor ngidul”. Juga, “ngomong seng”. Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan. Ketika sedang menyanyi. Akan lebih enak dan lebih merdu lagi. Jika Bu Retno tidak bernyanyi.“ Penumpang mulai tertawa. Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton. Karena menyakitkan telinga.“ Tertawa penumpang tambah keras.
       “Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu. Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid. Saya menjawab, “Wani piro?” Berani membayar berapa? “Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya. Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak. Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.
       Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo. Bromo berasal dari kata Brahma. Nama salah satu dewa agama Hindu. Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut. Berada dalam empat wilayah kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.  Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan. Sekitar 600 meter arah timur ke barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
      Suku Tengger. Penduduk sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Bertempat di sebuah pura. Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari. Setiap bulan purnama. Sekitar tanggal 14 atau 15. Bulan Kasodo. Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
      Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif. Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati empat jalur.
      Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat dua akses. Pertama, lewat Purwodadi. Lalu Nongkojajar. Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo. Kedua, lewat  Warungdowo. Lalu Ranggeh dan Pasrepan. Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata. Berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat. Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa. Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep. Sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh. Bisa menempuh jalur ini.
      Dari arah Probolinggo. Melewati desa Tongas dan desa Sukapura. Menuju desa Cemoro Lawang. Sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.
      Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang. Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang. Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro dan desa Bumo. Memasuki desa Ranu Pane. Bertemu dengan jalur dari arah Malang. Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Bis memasuki terminal. Penumpang turun. Berganti kendaraan kecil. Menuju hotel. Hotel Cemoro Indah, Bromo. Pak Kholik membagi kunci kamar. Tiap kamar berisi dua atau tiga tempat tidur. Diatur secara acak. Kecuali tiga orang. Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri. Harus selalu sekamar. Di mana saja. Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.
      Peserta berkumpul di lapangan. Menuju kendaraan Jeep Hardtop. Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil. Mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya. Agar mampu berjalan di medan yang berat.  Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.
      Peserta diajak berkeliling. Mengitari gunung Bromo. Melintasi lautan pasir. Kendaraan naik dan turun dengan tajam.  Uji nyali.  Kami berhenti di beberapa lokasi. Berfoto bergantian. Dengan gaya masing-masing. Gaya “bul-bul”. Bergaya anak muda. Meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”. Bisa bermakna “seneng kethuan”.  Suka memakai kopiah. Belum 60 tahun. Belum “sewidak”. Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”. Sudah mendekati ajalnya.
      Anggota MKKS berkumpul. Di lokasi kumpulan kuda. Kami bersiap menunggang kuda. Menuju kawah gunung Bromo. Pak Arie menaiki kuda. Saya juga. Tali kuda dikendalikan si pemilik. Bisa disebut si kusir. Waktu kami datang. Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar. Pak Arie duduk di atas kuda. Begitu pula saya.
      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki. Terdengar suara “ciut”. Yang berarti “sempit”. Meskipun lautan pasir amat luas. Si kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.” “Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie. Saya membela Pak Kasir, “ Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin. Sehingga terdengar suara kentut.” “Salah! Yang benar keluar angin. Bukan masuk angin.” Jelas Pak Arie. Sejak saat itu, sampai sekarang, saya menganggap kudanya “masuk angin”. Sedangkan Pak Arie tetap bersikukuh menganggap “keluar angin”. Sing waras ngalah.
      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun. Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas. Pensiun dari guru PNS. Sekaligus dari “amtenar”. Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir. Jangan tertipu urusan “tetek bengek”. Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti. Termasuk saya. Semoga. 
     



44. DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN

DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sabtu, 29  Mei 2010. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo. Naik bis dari depan Masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur. Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU. MKKS kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008. Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Rencananya, program ini berakhir tahun 2013. BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.
      Pak Sohib, si “Ahli Hisap” berdiri di barisan depan. Tangan kanan memegang mik. Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama. Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”. Berbalik menghadap ke belakang. Ke arah penumpang. Menghalangi layar televisi. Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama” MKKS memimpin doa perjalanan. Agar rombongan selamat dan tetap sehat. “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak. Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.  Agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman. Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.” 
       “Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Mahakuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin. Pak Sohib melanjutkan, “ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.
      Mengapa? Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan. Bagaikan hantu yang  menyeramkan. Siap menerkam siapa saja. Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru. Kepala SMP Negeri di Sidoarjo. Sebagian takut diterkam “binatang buas”. “Makhluk” itu bernama tagihan. Termasuk saya. Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja. Di mana saja. Oleh siapa saja. Tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah  tagihannya. Laporan hasil mengikuti kegiatan.
      Sungguh aneh. Mengherankan. Menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja. Kesenangan dapat berasal dari mana pun. Misalnya, ketika selesai penataran. Atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan. Lupa menagih. Sungguh menyenangkan. Sulit digambarkan dengan kata-kata.
      Doa perjalanan selesai. Pak Sohib menambahkan bonus doa. Doa ibadah haji dan umrah. Doa talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Amin,” jawab penumpang dengan keras. Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.
       Tujuan Program BERMUTU amat bagus. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). Di sekolah negeri maupun swasta. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP. Sebagai sarana meningkatkan diri.  Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
      Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu. Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.  Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja. Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan  MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah).
      Program BERMUTU memilki beberapa komponen. Mereformasi pendidikan calon guru. Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru. Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan. Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.
      Bis berjalan dengan santai. Kami mendengarkan musik dan lagu.  Melihat ke arah depan. Menyaksikan pemandangan sekitar. Sambil melihat layar televisi.   Di tengah atas sebelah sopir. Yang diputar kebanyakan lagu lama. Lagu nostalgia. lagu “jadul”.  Lagu zaman dulu. Sepantaran dengan penumpangnya. Seumuran dengan peserta. Kami berkaraoke. Bergiliran memegang mik. Bernyanyi bergantian.
      Dengan suara yang “merdu”. Kadang kala dengan ragam suara berirama mendayu-dayu. Nada yang “baik” dan “sedap” didengar. Menurut penyanyinya sendiri. Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan. Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah. Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan. Mengapa? Karena mereka dipaksa mendengarkan. Tidak ada pilihan lain. Terkurung dalam bis. Laksana buah tinggal sebiji. Waktu perut keroncongan. Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain. Dengan perasaan “geregeten”. Alias benci tapi rindu.
      Bis terus berjalan dengan lambat. Kami mulai mengobrol. Membahas apa aja. Acap kali bicara “nggedabrus”. Membahas “ngalor ngidul”. Juga, “ngomong seng”. Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan. Ketika sedang menyanyi. Akan lebih enak dan lebih merdu lagi. Jika Bu Retno tidak bernyanyi.“ Penumpang mulai tertawa. Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton. Karena menyakitkan telinga.“ tertawa penumpang tambah keras.
       “Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu. Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid. Saya menjawab, “Wani piro?” “Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya. Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak. Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.
       Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo. Bromo berasal dari kata Brahma. Nama salah satu dewa agama Hindu. Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut. Berada dalam empat wilayah kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.  Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan. Sekitar 600 meter arah timur ke barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
      Suku Tengger. Penduduk sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Bertempat di sebuah pura. Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari. Setiap bulan purnama. Sekitar tanggal 14 atau 15. Bulan Kasodo. Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
      Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif. Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati empat jalur.
      Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat dua akses. Pertama, lewat Purwodadi. Lalu Nongkojajar. Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo. Kedua, lewat  Warungdowo. Lalu Ranggeh dan Pasrepan. Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata. Berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat. Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa. Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep. Sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh. Bisa menempuh jalur ini.
      Dari arah Probolinggo. Melewati desa Tongas dan desa Sukapura. Menuju desa Cemoro Lawang. Sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.
      Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang. Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang. Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro dan desa Bumo. Memasuki desa Ranu Pane. Bertemu dengan jalur dari arah Malang. Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Bis memasuki terminal. Penumpang turun. Berganti kendaraan kecil. Menuju hotel. Hotel Cemoro Indah, Bromo. Pak Kholik membagi kunci kamar. Tiap kamar berisi dua atau tiga tempat tidur. Diatur secara acak. Kecuali tiga orang. Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri. Harus selalu sekamar. Di mana saja. Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.
      Peserta berkumpul di lapangan. Menuju kendaraan Jeep Hardtop. Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil. Mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya. Agar mampu berjalan di medan yang berat.  Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.
      Peserta diajak berkeliling. Mengitari gunung Bromo. Melintasi lautan pasir. Kendaraan naik dan turun dengan tajam.  Uji nyali.  Kami berhenti di beberapa lokasi. Berfoto bergantian. Dengan gaya masing-masing. Gaya “bul-bul”. Bergaya anak muda. Meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”. Bisa bermakna “seneng kethuan”.  Suka memakai kopiah. Belum 60 tahun. Belum “sewidak”. Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”. Sudah mendekati ajalnya.
      Anggota MKKS berkumpul. Di lokasi kumpulan kuda. Kami bersiap menunggang kuda. Menuju kawah gunung Bromo. Pak Arie menaiki kuda. Saya juga. Tali kuda dikendalikan si pemilik. Bisa disebut si kusir. Waktu kami datang. Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar. Pak Arie duduk di atas kuda. Begitu pula saya.
      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki. Terdengar suara “ciut”. Yang berarti “sempit”. Meskipun lautan pasir amat luas. Si kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.” “Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie. Saya membela Pak Kasir, “ Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin. Sehingga terdengar suara kentut.” “Salah! Yang benar keluar angin. Bukan masuk angin.” Jelas Pak Arie. Sejak saat itu, sampai sekarang, saya menganggap kudanya “masuk angin”. Sedangkan Pak Arie tetap bersikukuh menganggap “keluar angin”. Sing waras ngalah.
      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun. Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas. Pensiun dari guru PNS. Sekaligus dari “amtenar”. Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir. Jangan tertipu urusan “tetek bengek”. Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti. Termasuk saya. Semoga. 
     



44 Debat Kusir

DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sabtu, 29  Mei 2010. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo. Naik bis dari depan masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur. Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU. MKKS kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008. Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Rencananya, program ini berakhir tahun 2013. BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.
      Pak Sohib, si “Ahli Hisap” berdiri di barisan depan. Tangan kanan memegang mik. Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama. Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”. Berbalik menghadap ke belakang. Ke arah penumpang. Menghalangi layar televisi. Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama MKKS” memimpin doa perjalanan. Agar rombongan selamat dan tetap sehat. “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak. Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.  Agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman. Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.” 
       “Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Mahakuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin. Pak Sohib melanjutkan, “ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.
      Mengapa? Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan. Bagaikan hantu yang  menyeramkan. Siap menerkam siapa saja. Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru. Kepala SMP Negeri di Sidoarjo. Sebagian takut diterkam “binatang buas”. “Makhluk” itu bernama tagihan. Termasuk saya. Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja. Di mana saja. Oleh siapa saja. Tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah  tagihannya. Laporan hasil mengikuti kegiatan.
      Sungguh aneh. Mengherankan. Menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja. Kesenangan dapat berasal dari mana pun. Misalnya, ketika selesai penataran. Atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan. Lupa menagih. Sungguh menyenangkan. Sulit digambarkan dengan kata-kata.
      Doa perjalanan selesai. Pak Sohib menambahkan bonus doa. Doa ibadah haji dan umrah. Doa talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Amin,” jawab penumpang dengan keras. Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.
       Tujuan Program BERMUTU amat bagus. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). Di sekolah negeri maupun swasta. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP. Sebagai sarana meningkatkan diri.  Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
      Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu. Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.  Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja. Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan  MKPS (Mustawaah Kerja Pengawas Sekolah).
      Program BERMUTU memilki beberapa komponen. Mereformasi pendidikan calon guru. Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru. Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan. Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.
      Bis berjalan dengan santai. Kami mendengarkan musik dan lagu.  Melihat kea rah depan. Menyaksikan pemandangan sekitar. Sambil melihat layar televisi.   Di tengah atas sebelah sopir. Yang diputar kebanyakan lagu lama. Lagu nostalgia. lagu “jadul”.  Lagu zaman dulu. Sepantaran dengan penumpangnya. Seumuran dengan peserta. Kami berkaraoke. Bergiliran memegang mik. Bernyanyi bergantian.
      Dengan suara yang “merdu”. Kadang kala dengan ragam suara berirama mendayu-dayu. Nada yang “baik” dan “sedap” didengar. Menurut penyanyinya sendiri. Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan. Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah. Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan. Mengapa? Karena mereka dipaksa mendengarkan. Tidak ada pilihan lain. Terkurung dalam bis. Laksana buah tinggal sebiji. Waktu perut keroncongan. Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain. Dengan perasaan “geregeten”. Alias benci tapi rindu.
      Bis terus berjalan dengan lambat. Kami mulai mengobrol. Membahas apa aja. Acap kali bicara “nggedabrus”. Membahas “ngalor ngidul”. Juga, “ngomong seng”. Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan. Ketika sedang menyanyi. Akan lebih enak dan lebih merdu lagi. Jika Bu Retno tidak bernyanyi.“ Penumpang mulai tertawa. Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton. Karena menyakitkan telinga.“ tertawa penumpang tambah keras.
       “Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu. Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid. Saya menjawab, “Wani piro?” “Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya. Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak. Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.
       Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo. Bromo berasal dari kata Brahma. Nama salah satu dewa agama Hindu. Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut. Berada dalam empat wilayah kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.  Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan. Sekitar 600 meter arah timur ke barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
      Suku Tengger. Penduduk sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Bertempat di sebuah pura. Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari. Setiap bulan purnama. Sekitar tanggal 14 atau 15. Bulan Kasodo. Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
      Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif. Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati empat jalur.
      Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat dua akses. Pertama, lewat Purwodadi. Lalu Nongkojajar. Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo. Kedua, lewat  Warungdowo. Lalu Ranggeh dan Pasrepan. Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata. Berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat. Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa. Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep. Sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh. Bisa menempuh jalur ini.
      Dari arah Probolinggo. Melewati desa Tongas dan desa Sukapura. Menuju desa Cemoro Lawang. Sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.
      Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang. Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang. Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro dan desa Bumo. Memasuki desa Ranu Pane. Bertemu dengan jalur dari arah Malang. Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Bis memasuki terminal. Penumpang turun. Berganti kendaraan kecil. Menuju hotel. Hotel Cemoro Indah, Bromo. Pak Kholik membagi kunci kamar. Tiap kamar berisi dua atau tiga tempat tidur. Diatur secara acak. Kecuali tiga orang. Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri. Harus selalu sekamar. Di mana saja. Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.
      Peserta berkumpul di lapangan. Menuju kendaraan Jeep Hardtop. Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil. Mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya. Agar mampu berjalan di medan yang berat.  Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.
      Peserta diajak berkeliling. Mengitari gunung Bromo. Melintasi lautan pasir. Kendaraan naik dan turun dengan tajam.  Uji nyali.  Kami berhenti di beberapa lokasi. Berfoto bergantian. Dengan gaya masing-masing. Gaya “bul-bul”. Bergaya anak muda. Meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”. Bisa bermakna “seneng kethuan”.  Suka memakai kopiah. Belum 60 tahun. Belum “sewidak”. Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”. Sudah mendekati ajalnya.
      Anggota MKKS berkumpul. Di lokasi kumpulan kuda. Kami bersiap menunggang kuda. Menuju kawah gunung Bromo. Pak Arie menaiki kuda. Saya juga. Tali kuda dikendalikan si pemilik. Bisa disebut si kusir. Waktu kami datang. Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar. Pak Arie duduk di atas kuda. Begitu pula saya.
      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki. Terdengar suara “ciut”. Yang berarti “sempit”. Meskipun lautan pasir amat luas. Si kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.” “ Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie. Saya membela Pak Kasir, “ Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin. Sehingga terdengar suara kentut.” “Salah! Yang benar keluar angin. Bukan masuk angin.” Jelas Pak Arie. Sejak saat itu, sampai sekarang Saya mengganggap kudanya “masuk angin”. Sedangkan Pak Arie tetap “kekeuh” mengangap “keluar angin”. Sing waras ngalah.
      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun. Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas. Pensiun dari guru PNS. Sekaligus dari “amtenar”. Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir. Jangan tertipu urusan “tetek bengek”. Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti. Termasuk saya. Semoga.

44. DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN

DEBAT KUSIR SAMPAI PENSIUN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sabtu, 29  Mei 2010. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo. Naik bis dari depan masjid Agung Sidoarjo. Berangkat ke  gunung Bromo, Jawa Timur. Mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU. MKKS kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Program BERMUTU merupakan program yang dilaksanakaan Pemerintah sejak tahun 2008. Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Rencananya, program ini berakhir tahun 2013. BERMUTU singkatan dari Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.
      Pak Sohib, si “Ahli Hisap” berdiri di barisan depan. Tangan kanan memegang mik. Leher agak ditekuk ke depan. Bergaya Rhoma Irama. Waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”. Berbalik menghadap ke belakang. Ke arah penumpang. Menghalangi layar televisi. Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama MKKS” memimpin doa perjalanan. Agar rombongan selamat dan tetap sehat. “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak. Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu wataala.  Agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman. Sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.” 
       “Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Mahakuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin. Pak Sohib melanjutkan, “ Supaya kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.
      Mengapa? Kata “tagihan” merupakan “momok” yang menakutkan. Bagaikan hantu yang  menyeramkan. Siap menerkam siapa saja. Termasuk kepada kepala sekolah! Benar, Anda tidak keliru. Kepala SMP Negeri di Sidoarjo. Sebagian takut diterkam “binatang buas”. “Makhluk” itu bernama tagihan. Termasuk saya. Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja. Di mana saja. Oleh siapa saja. Tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah  tagihannya. Laporan hasil mengikuti kegiatan.
      Sungguh aneh. Mengherankan. Menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja. Kesenangan dapat berasal dari mana pun. Misalnya, ketika selesai penataran. Atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan. Lupa menagih. Sungguh menyenangkan. Sulit digambarkan dengan kata-kata.
      Doa perjalanan selesai. Pak Sohib menambahkan bonus doa. Doa ibadah haji dan umrah. Doa talbiyah. “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka.” Amin,” jawab penumpang dengan keras. Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.
       Tujuan Program BERMUTU amat bagus. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama). Di sekolah negeri maupun swasta. Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP. Sebagai sarana meningkatkan diri.  Sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
      Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu. Guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.  Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja. Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah). Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan  MKPS (Mustawaah Kerja Pengawas Sekolah).
      Program BERMUTU memilki beberapa komponen. Mereformasi pendidikan calon guru. Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru. Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan. Juga, meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.
      Bis berjalan dengan santai. Kami mendengarkan musik dan lagu.  Melihat kea rah depan. Menyaksikan pemandangan sekitar. Sambil melihat layar televisi.   Di tengah atas sebelah sopir. Yang diputar kebanyakan lagu lama. Lagu nostalgia. lagu “jadul”.  Lagu zaman dulu. Sepantaran dengan penumpangnya. Seumuran dengan peserta. Kami berkaraoke. Bergiliran memegang mik. Bernyanyi bergantian.
      Dengan suara yang “merdu”. Kadang kala dengan ragam suara berirama mendayu-dayu. Nada yang “baik” dan “sedap” didengar. Menurut penyanyinya sendiri. Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan. Tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah. Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan. Mengapa? Karena mereka dipaksa mendengarkan. Tidak ada pilihan lain. Terkurung dalam bis. Laksana buah tinggal sebiji. Waktu perut keroncongan. Terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain. Dengan perasaan “geregeten”. Alias benci tapi rindu.
      Bis terus berjalan dengan lambat. Kami mulai mengobrol. Membahas apa aja. Acap kali bicara “nggedabrus”. Membahas “ngalor ngidul”. Juga, “ngomong seng”. Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak dan merdu didengarkan. Ketika sedang menyanyi. Akan lebih enak dan lebih merdu lagi. Jika Bu Retno tidak bernyanyi.“ Penumpang mulai tertawa. Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton. Karena menyakitkan telinga.“ tertawa penumpang tambah keras.
       “Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu. Sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid. Saya menjawab, “Wani piro?” “Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya. Bukan malah minta dibayar, “teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak. Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.
       Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo. Bromo berasal dari kata Brahma. Nama salah satu dewa agama Hindu. Merupakan gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2,329 meter di atas permukaan laut. Berada dalam empat wilayah kabupaten. Yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang. Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai.  Dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan. Sekitar 600 meter arah timur ke barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.
      Suku Tengger. Penduduk sekitar Gunung Bromo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Bertempat di sebuah pura. Yang berada di bawah kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari. Setiap bulan purnama. Sekitar tanggal 14 atau 15. Bulan Kasodo. Bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.
      Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif. Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati empat jalur.
      Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat dua akses. Pertama, lewat Purwodadi. Lalu Nongkojajar. Kemudian Desa Tosari. Tiba di lautan pasir gunung Bromo. Kedua, lewat  Warungdowo. Lalu Ranggeh dan Pasrepan. Kemudian  Puspo dan  Tosari. Menuju pusat objek wisata. Berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat. Tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa. Karena jalanan mendaki dan menurun dengan amat curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep. Sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh. Bisa menempuh jalur ini.
      Dari arah Probolinggo. Melewati desa Tongas dan desa Sukapura. Menuju desa Cemoro Lawang. Sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.
      Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang. Desa Gubugklakah dan desa  Ngadas. Desa Jemplang.  Desa Ranu Pane, bertemu dengan jalur dari arah Lumajang. Desa Ranu Kombolo, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro dan desa Bumo. Memasuki desa Ranu Pane. Bertemu dengan jalur dari arah Malang. Desa Ranu, dan desa Kalimati. Desa Arcopodo, dan Mahameru.
      Bis memasuki terminal. Penumpang turun. Berganti kendaraan kecil. Menuju hotel. Hotel Cemoro Indah, Bromo. Pak Kholik membagi kunci kamar. Tiap kamar berisi dua atau tiga tempat tidur. Diatur secara acak. Kecuali tiga orang. Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri. Harus selalu sekamar. Di mana saja. Kapan saja. Mirip Coca-cola. Sampai pensiun.
      Peserta berkumpul di lapangan. Menuju kendaraan Jeep Hardtop. Kendaraan 4 WD alias 4 wheels drive merupakan salah satu versi mobil. Mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya. Agar mampu berjalan di medan yang berat.  Mendapatkan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.
      Peserta diajak berkeliling. Mengitari gunung Bromo. Melintasi lautan pasir. Kendaraan naik dan turun dengan tajam.  Uji nyali.  Kami berhenti di beberapa lokasi. Berfoto bergantian. Dengan gaya masing-masing. Gaya “bul-bul”. Bergaya anak muda. Meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun. Disebut “seket”. Bisa bermakna “seneng kethuan”.  Suka memakai kopiah. Belum 60 tahun. Belum “sewidak”. Maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”. Sudah mendekati ajalnya.
      Anggota MKKS berkumpul. Di lokasi kumpulan kuda. Kami bersiap menunggang kuda. Menuju kawah gunung Bromo. Pak Arie menaiki kuda. Saya juga. Tali kuda dikendalikan si pemilik. Bisa disebut si kusir. Waktu kami datang. Si kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar. Pak Arie duduk di atas kuda. Begitu pula saya.
      Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret..tret tuut.. tutut..ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki. Terdengar suara “ciut”. Yang berarti “sempit”. Meskipun lautan pasir amat luas. Si kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.” “ Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie. Saya membela Pak Kasir, “ Benar Pak Arie, perut kuda masuk angin. Sehingga terdengar suara kentut.” “Salah! Yang benar keluar angin. Bukan masuk angin.” Jelas Pak Arie. Sejak saat itu, sampai sekarang Saya mengganggap kudanya “masuk angin”. Sedangkan Pak Arie tetap “kekeuh” mengangap “keluar angin”. Sing waras ngalah.
      Debat kusir itu terbawa sampai pensiun. Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas. Pensiun dari guru PNS. Sekaligus dari “amtenar”. Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir. Jangan tertipu urusan “tetek bengek”. Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti. Termasuk saya. Semoga. 
     



Wednesday, March 29, 2017

43. Mukmin bersaudara

"Sesama orang mukmin adalah bersaudara".
1. ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu ( yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat “ QS Al-Hujurat (49:10)
2. Rasulullah SAW  bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling menyayangi, mencintai, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit dan demam” (Hadis Sahih Muslim No.4685)
3. Mukmin (KBBI)=  adalah orang yang beriman kepada Allah SWT.

Tuesday, March 28, 2017

42. Rektor ITS

Oleh : Joni Hermana.
Rektor ITS Surabaya.

Selamat pagi...
Sering saya ditanya mengapa ITS sekarang lebih mengutamakan kehidupan  spiritual kepada mahasiswanya. Saya sering menjawab, bukankah itu merupakan pengejawantahan dari sila pertama Pancasila yang menjadi ideologi negara kita, Indonesia.

Maka sangat wajar kalau saya memfasilitasi penuh kehidupan keberagamaan seluruh mahasiswanya. Yang muslim ya didorong jadi muslim yang baik, yang nasrani juga jadi kristen yang baik, yang hindu juga jadi hindu yang baik dan yang budha juga jagu budha yang baik.

Ini penting, sebab hidup kita akan lebih bermakna bila kita paham bahwa capaian dunia ini hanyalah sebagian kecil saja dari perjalanan panjang kehidupan kita sesungguhnya yang lebih abadi.

Ciba simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah...

Kutipan Inspiratif:

🍃 _*LIFE  GUIDE*_
     (Inspiration story)

Dulu dikala aku kecil, aku sll  mendpt peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA

Semua merasa senang, ibu & ayah pun sll memelukku dg bangga.  Klrg  sgt senang melihat anaknya pintar & berprestasi.

Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tnp  embel2 test.

Org tua & teman2 ku merasa bangga thd diriku.

Tatkala aku kuliah IPK ku sll 4 & lulus  dg predikat cum laude.

Semua bahagia, para rektor menyalami ku &  merasa bangga memiliki mahasiswa spt diriku, jgn ditanya ttg org tua ku, tentunya mrk org yg paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dg predikat cum laude. Teman2  seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.

Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja disbh perusahan bonafit. Karirku sgt melejit & gajiku sgt besar.

Semua pun merasa bangga dg  diriku, semua rekan bisnisku sll menjabat tgn-ku, semua hormat &  mnghargai diriku, teman2 lama pun sll menyebut namaku sbg slh satu org sukses.

Namun ada sesuatu yg tak prnh kudptkan dlm perjalamnan hifupku slm ini. Hatiku sll kosomg & risau. Perasaan sepi sll memghantui hari2ku. Ya..aku terlalu mengejar dumiaku & mengabaikan akhiratku. Aku sedih...

Ketika aku berikrar utk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah saw &  ku buang sgl title keduniaanku, kutinggalkan dunia ku utk mengejar akhirat & ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia spt berbalik. Ku putuskan utk mrantau &  memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.

Semua org mencemooh &  memaki diriku. Tak ada lg pujian,  senyum kebanggan, peluk hangat dll. Yg ada hanyalah cacian.

Terkadang org memaki diriku, _"buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk pesantren._
_Dia itu org bodoh..! Udh punya pekerjaan enak ditinggalin..._

Berbagai caci & maki tertuju pd diriku, bahkan dr  klrg yg tak jarang membuat diriku sedih....

_"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..?  Ga sayang apa udh dpt kerja enak, mau makan apa & dr mana lg..?_

Kata mereka..

Ya, pertanyaan2 itu trs menyerang & menyudutkan diriku.

Hingga suatu ketika..

Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid, masjid tmpt dimn aku biasa mnjd imam.

Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang.

Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. _" Allaaahuu akbaar"_
ku agungkan Allah dg seagung2nya.

Ku baca doa iftitah dlm hati ku, berdesir hati ini rasanya....
Kulanjutkan membaca Al-Fatihah,
_Bismillahirrahmaanirrahiiim,_ (smp disini hati ku begetar), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..

_Alhamdulillahirabbil alamiin..._
Ku panjatkan puji2an utk Rabb semesta alam..

Kulanjutkan bacaan lamat2, ku hayati surah al-fatihah dg seindah2nya tadabur, tnp terasa air mata jatuh membasahi wajahku....

Berat lidah ku utk melanjutkan ayat, _Arrahmaanirrahiim_,
ku lanjutkan ayat dg nada yg mulai bergetar....

_Malikiyaumiddin,_ kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku.

_Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin,_   "yaa Allah hanya kpdMu lah kami menyembah & hanya kpdMu lah kami meminta pertolongan."
Hati ku terasa tercabik2,  sering kali diri ini menuntut kpd  Allah utk memenuhi kebutuhanku, tp  aku lalai melaksanakan kewajibanku kpd-Mu.

Smp lah aku pd  akhir ayat dlm surah Al-Fatihah. Ku seka air mata &  ku tenangkan sejenak diriku.

Selanjutnya aku putuskan utk  membaca surah _Abasa'_. Ku hanyut dlm bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan trs mengalun, hingga smp lah pd ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya.

_Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih..._

Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tsb, tubuhku terasa lemas....

Stlh shalat subuh selesai, dlm perjlnan plg, ibu bertanya : _"mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"_

Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dlm2 & aku berkata :

_"wahai ibu.._
_Ayat itu mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya..._

_Ibunya..._
_Bapaknya.._
_Istri & anak2nya.._

_Semuanya sibuk dg urusannya masing2._

_Bila kita kaya org akan memuji dg  sebutan org yg berjaya...,_

_Namun ketika kiamat trjd apalah gunanya sgl puji2an manusia itu...._

_Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku.._

Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...

Ku lanjutkan, _"Aku pun takut bu bila dimahsyar bekal yg ku bawa sedikit.."_

Pujian org yg ramai slm bertahun2 pun kini tak berguna lg...

Lalu knp org beramai2 menginginkan pujian & takut mendpt celaan. Apakah mrk tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?

Ibu kembali memelukku &  tersenyum. Ibu mengatakan, _"betapa bahagianya punya anak spt dirimu..."_
Baru kali ini aku merasa bahagia, krn ibuku bangga thd diriku.

Brbagai pencapaian yg aku dpt dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sgt membekas dlm jiwaku.

Wahai manusia sebenarnya apa yg kalian kejar..?
Dan apa pula yg mngejar kalian..?
Bukankah maut semakin hari semakin mndekat...?

Dunia yg menipu jgn smp menipu & membuat diri lupa pd negeri akhirat kelak...

Wahai saudaraku,
apakah kalian sadar nafas kalian hanya bbrp saat lagi..?

Seblm lubang kubur kalian akan digali..
Apa yg aku & kalian banggakan dihadapan Allah &  RasulNya kelak...?

Wallahua'lam...

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10155137818621950&id=718896949

Monday, March 27, 2017

42. BANK ES- A- TE

“BANK ES-A-TE”
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

         Lima tahun lalu. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Dari sekolah masing-masing. Berangkat menuju ke Malang. Memakai kendaraan sendiri. Beberapa orang bergabung dengan temannya. Termasuk saya. Dengan satu tujuan. Hotel Purnama, Batu, Malang.  Dalam acara Program MKKS Bermutu.
       Saya ikut menumpang mobil teman. Berangkat dari Bogi, Pademo Negoro, Sukodono. Pak Rodhi, sebagai joki yang mengendalikan “kuda”. Agar baik jalannya. Duduk di sebelah kiri Pak Rodhi adalah Pak Azhari. Si “Ahli Hisap”. Tentu saja, sambil kebul-kebul. Duduk dengan santai sambil merokok. Pak Azhari,  si “Kepala Suku”. Yang menentukan “abang ijonya” rombongan. Kapan berangkat. Jalur yang dilewati. Di mana mampir. Kapan berhenti untuk makan dan “pipis”.
       Di belakang Pak Rodhi, duduk Pak Hariono. Si “Raja Lokal” yang memiliki IP tinggi. Makna IP di sini, bukan hanya berarti Indeks Prestasi waktu kuliah.   Juga bermakna “Ilmu Pendekatan”. Terbukti, selama bertugas sebagai kepala sekolah. Selalu berada di lokasi yang dekat tinggalnya.       Pak Ari, berada di sebelah kiri Pak Hariono. Pak Ari mendapatkan julukan si “Panglima Pinggiran”. Laksana sebuah peperangan. Mulai dari pinggiran, kemudian menguasai pusat kota. Artinya, Pak Ari merasa “senang” dan “nyaman” bertugas di sekolah pinggiran. Sedangkan saya, duduk di dekat pintu mobil. Sebagai “kernet” yang membuka dan menutup pintu mobil. Agak mirip dengan Pak Ari.
      Kami menunggang mobil Toyota Avanza. Warna silver. Toyota Avanza, jenis mobil yang “ditakuti” sopir bis. Mengapa? Tidak bisa disalip. Percuma mendahului mobil Toyota Avanza. Ketika berhasil mendahului satu mobil Avanza. Ternyata, di depan bis, masih ada mobil Avanza lagi. Menyalip lagi. Masih ada lagi. Begitu seterusnya. Saking banyaknya.
      Selama perjalananan. Kami membahas topik “ngalor ngidul”. Bicara “nggedabrus”. Juga “ngomong blek”.  Sambil mendengarkan radio SS, Radio Suara Surabaya. Saat itu, Yoyong Burhanuddin, penyiar SS  menyampaikan telah terjadi peristiwa kejahatan. Di suatu Bank Surabaya.   Si pelaku menggunakan semacam isolasi “double tape”. Berusaha menghambat lubang masuk dan keluar Kartu ATM.  Kemudian penjahat memanfaatkan kejadian tersebut. Untuk melaksanakan niat jahatnya.

      Saya mengawali pembicaraan, “Bank yang ditakuti pedagang adalah Bank Krut”. Karena  pedagang yang “bangkrut”, berarti barang dagangan habis. Tetapi, uangnya juga ludes. Tak bersisa. “Bank yang amat menjengkelkan adalah Bank ES-A-TE,” ujar Pak Azhari. “Bank apa itu?” tanya Pak Hariono. “Bangsat!”, seru Pak Azhari. Kami tertawa bersama. Tapi, Pak Ari diam saja. Mengapa? “Gak lucu”, teriak Pak Ari. Sambil tersenyum. Kami tertawa meledak. Ya,  sungguh lucu. Wong humor kok tidak lucu. Berarti kan lucu!

41. BANK ES_A_TE

“BANK ES-A-TE”
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

         Lima tahun lalu. Kepala SMP Negeri Sidoarjo. Sebanyak 44 orang. Dari sekolah masing-masing. Berangkat menuju ke Malang. Memakai kendaraan sendiri. Beberapa orang bergabung dengan temannya. Termasuk saya. Dengan satu tujuan. Hotel Purnama, Batu, Malang.  Dalam acara Program MKKS Bermutu.
       Saya ikut menumpang mobil teman. Berangkat dari Bogi, Pademo Negoro, Sukodono. Pak Rodhi, sebagai joki yang mengendalikan “kuda”. Agar baik jalannya. Duduk di sebelah kiri Pak Rodhi adalah Pak Azhari. Si “Ahli Hisap”. Tentu saja, sambil kebul-kebul. Duduk dengan santai sambil merokok. Pak Azhari,  si “Kepala Suku”. Yang menentukan “abang ijonya” rombongan. Kapan berangkat. Jalur yang dilewati. Di mana mampir. Kapan berhenti untuk makan dan “pipis”.
       Di belakang Pak Rodhi, duduk Pak Hariono. Si “Raja Lokal” yang memiliki IP tinggi. Makna IP di sini, bukan hanya berarti Indeks Prestasi waktu kuliah.   Juga bermakna “Ilmu Pendekatan”. Terbukti, selama bertugas sebagai kepala sekolah. Selalu berada di lokasi yang dekat tinggalnya.       Pak Ari, berada di sebelah kiri Pak Hariono. Pak Ari mendapatkan julukan si “Panglima Pinggiran”. Laksana sebuah peperangan. Mulai dari pinggiran, kemudian menguasai pusat kota. Artinya, Pak Ari merasa “senang” dan “nyaman” bertugas di sekolah pinggiran. Sedangkan saya, duduk di dekat pintu mobil. Sebagai “kernet” yang membuka dan menutup pintu mobil. Agak mirip dengan Pak Ari.
      Kami menunggang mobil Toyota Avanza. Warna silver. Toyota Avanza, jenis mobil yang “ditakuti” sopir bis. Mengapa? Tidak bisa disalip. Percuma mendahului mobil Toyota Avanza. Ketika berhasil mendahului satu mobil Avanza. Ternyata, di depan bis, masih ada mobil Avanza lagi. Menyalip lagi. Masih ada lagi. Begitu seterusnya. Saking banyaknya.
      Selama perjalananan. Kami membahas topik “ngalor ngidul”. Bicara “nggedabrus”. Juga “ngomong blek”.  Sambil mendengarkan radio SS, Radio Suara Surabaya. Saat itu, Yoyong Burhanuddin, penyiar SS  menyampaikan telah terjadi peristiwa kejahatan. Di suatu Bank Surabaya.   Si pelaku menggunakan semacam isolasi “double tape”. Berusaha menghambat lubang masuk dan keluar Kartu ATM.  Kemudian penjahat memanfaatkan kejadian tersebut. Untuk melaksanakan niat jahatnya.

      Saya mengawali pembicaraan, “Bank yang ditakuti pedagang adalah Bank Krut”. Karena  pedagang yang “bangkrut”, berarti barang dagangan habis. Tetapi, uangnya juga ludes. Tak bersisa. “Bank yang amat menjengkelkan adalah Bank ES-A-TE,” ujar Pak Azhari. “Bank apa itu?” tanya Pak Hariono. “Bangsat!”, seru Pak Azhari. Kami tertawa bersama. Tapi, Pak Ari diam saja. Mengapa? “Gak lucu”, teriak Pak Ari. Sambil tersenyum. Kami tertawa meledak. Ya,  sungguh lucu. Wong humor kok tidak lucu. Berarti kan lucu!