
Organisasi Profesi Guru
Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.
Tema Gambar Slide 2
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Tema Gambar Slide 3
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Monday, July 3, 2017
122. BISMILLAH

122. BISMILLAH
DENGAN MEMBACA BASMALAH,
KITA MULAI SEMUA KEGIATAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Mari kita selalu memulai setiap kegiatan dengan membaca “Basmalah.” Yaitu ucapan “Bismillahi rahmani rahim.” Bi ismi Allah Al-Rahman Al-Rahim. Yang artinya “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.
Dengan membaca “Basmalah”, bukan sekedar mengharapkan “berkah.” Tetapi, kita juga diharapkan menghayati maknanya. Sehingga mampu menghasilkan sikap, perilaku, pengetahuan, dan hasil karya yang positif.
Profesor Quraish Shihab menjelaskan makna “Basmalah”. Kata “bi’ diterjemahkan “dengan” yang dikaitkan dengan kegiatan memulai sesuatu. Sehingga setiap orang yang mengucapkan basmalah, pada hakikatnya berkata,”Dengan nama Allah atau Demi Allah, saya memulai pekerjaan ini”.
Ketika seseorang berkata,”Demi Allah, saya memulai kegiatan ini”. Maka pekerjaan tersebut pasti tak akan merugikan pihak mana pun. Dengan mengucapkan “Dengan nama Allah”, berarti kita membentengi diri dan pekerjaan kita dari godaan nafsu dan ambisi pribadi.
Kata “bi” juga dikaitkan dengan “kekuasaan dan pertolongan.” Sehingga semua orang yang mengucapkan “basmalah”, juga menyadari pekerjaan yang dilakukannya bisa terlaksana dan dapat selesai dengan baik, semuanya atas izin dan bantuan Allah.
Dengan permohonan itu, dalam diri si pengucap tertanam jiwa sebagai makhluk yang lemah di hadapan Allah. Tetapi, pada saat yang sama, tertanam pula kekuatan, perasaan percaya diri, dan sikap optimis dalam menghadapi segala hal.
Apabila suatu pekerjaan dilakukan atas nama Allah, pastilah hasilnya akan sempurna, indah, baik ,dan benar karena sifat-sifat Allah menjiwai dalam pekerjaan tersebut.
Allah memiliki sifat Maha Sempurna. Dalam ucapan basmalah, terdapat dua sifat yang ditonjolkan. Yaitu sifat Al-Rahman dan Al-Rahim.
Sifat Al-Rahman berupa curahan rahmat yang diberikan kepada semua makhluk Allah, dan kepada seluruh alam raya. Karunia rahmat ini diberikan kepada semua manusia yang beriman maupun yang tidak beriman.
Sifat Al-Rahim merupakan curahan rahmat yang diberikan hanya untuk orang-orang yang beriman saja, di akhirat kelak. Rahmat yang hanya diberikan kepada orang yang melaksanakan semua perintah Allah, dan menjauhi segala larangan Allah.
Kedua sifat tersebut, yaitu sifat Al-Rahman dan sifat Al-Rahim. Selalu diusahakan oleh orang yang mengucap basmalah dalam setiap memulai pekerjaannya. Kasih sayangnya dicurahkan bukan hanya untuk sesama muslim saja, tetapi juga diberikan kepada sesama manusia. Bahkan kepada sesama mahkluk Allah. Termasuk kepada hewan dan tumbuhan.
Mengucapkan basmalah pada saat kita akan mulai menulis. Niscaya tulisan kita akan menjadi indah dan benar. Kasih sayang akan tercurah dalam tulisan kita. Sehingga tulisan kita akan bermanfaat. Tak menjadi tulisan sia-sia.
Mengucapkan basmalah saat kita akan memakai pakaian, berjalan, belajar, bekerja, dan berbaring, dan sebagainya. Agar kasih sayang Allah tercurah kepada kita dan kita mampu mencurahkan kasih saying kepada yang lain.
Jadi, marilah kita biasakan mengucapkan basmalah, saat akan mulai berbuat apa pun. Agar kita bisa mendapatkan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Amin.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
Sunday, July 2, 2017
121. ALQURAN

121. ALQURAN

121. ALQURAN

121.ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
121. ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
121. ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
121. ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
121. ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
121. ALQURAN
ALQURAN, BACAAN YANG MULIA DAN SEMPURNA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Profesor Quraish Shihab menjelaskan pengertian Al-Quran. “Al-Quran” secara harfiah bermakna “Bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”. “Al-Quran Al-Karim” berarti “Bacaan yang mahasempurna dan mahamulia.”
Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan “Al-Quran”, tak hanya bisa dipahami oleh para ahli. Tetapi, juga dapat dipahami oleh orang yang menggunakan “sedikit” pikirannya.
Ustad Felix Siauw menyatakan Al-Quran sebuah kitab yang “sombong”. Biasanya semua buku atau tulisan apa pun. Terdapat pengantar berupa permintaan “mohon saran dan kritik”. Tetapi, Al-Quran amat yakin dengan kebenaran dirinya. Sangat percaya diri, tak ada keraguan di dalamnya. Tak akan dijumpai kesalahan padanya.
Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 2. “Kitab Al-Quran ini, TIDAK ADA KERAGUAN padanya. Petunjuk bagi orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib. Yang mendirikan salat. Menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.“
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dibaca orang sejak ribuan tahun lalu. Sebuah “buku” yang dibaca oleh orang yang memahami artinya maupun orang yang tak mengerti artinya. Yang lebih aneh, dalam kejuaraan internasional. Pemenang “Lomba Bacaan Al-Quran”, bukan orang yang berasal dari negeri berbahasa Arab.
Juara MTQ internasional sering dimenangkan orang Indonesia. Padahal, orang Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, tak menggunakan bahasa Arab. Tentu saja, bahasa ibu orang Indonesia bukan bahasa Arab.
Cuma Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari dan diketahui sejarahnya. Bukan sekedar secara umum, tetapi diketahui sejarahnya ayat demi ayat. Kapan turunnya, tahun berapa, bulan apa, musim apa, dan pada siang hari atau malam hari, serta dalam kondisi bagaimana?. Sungguh, Al-Quran merupakan “buku” yang luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah “buku” yang dipelajari secara terperinci redaksinya. Bukan hanya dalam penetapan kata per kata. Bentuk susunannya dan pemilihan suatu kata. Tetapi, juga mencakup kandungan arti yang tersurat maupun yang tersirat. Sungguh mengagumkan.
Cuma A-Quran sebuah buku yang dibaca, dipelajari, dan dijaga beraneka ragam bacaannya. Jumlah model bacaannya lebih dari sepuluh macam. Juga, ditetapkan cara membacanya. Kapan harus dibaca panjang, dan kapan harus dibaca pendek?
Di mana tempat harus berhenti? Di mana dianjurkan berhenti dan di mana dilarang berhenti? Juga, diatur irama dan lagu yang dibolehkan maupun yang dilarang. Sampai kepada sikap orang waktu membaca pun diatur adab dan etikanya. Sungguh luar biasa.
Hanya Al-Quran sebuah buku yang diatur penulisan dan dipelajari tata cara penulisannya. Segi persesuaian dan perbedaan dengan penulisan masa kini. Sampai mencari rahasia perbedaan kata-kata yang sama. Kemudian ditemukan pertimbangan yang mengagumkan. Dari pemilihan kata-kata tersebut.
Apakah kita pernah menjumpai sebuah buku yang seperti Al-Quran? Wajarlah apabila kalam Allah yang diturunkan lewat malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad disebut Al-Quran. Yang berarti “Bacaan yang mulia dan sempurna.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
120. RAHMAT

120. RAAHMAT



