Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Saturday, July 8, 2017

126. POLIGAMI

POLIGAMI DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Poligami (menurut KBBI V) ialah sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suami lebih dari satu orang. Berpoligami adalah menjalankan atau melakukan polligami.
     Poligini merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa istri sebagai istrinya dalam waktu bersamaan.
     Poliandri merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai  suami lebih dari satu orang dalam waktu bersamaan.
     Mengapa Islam membolehkan poligami? Atau lebih tepatnya mengapa Islam membolehkan poligini? Mengapa Islam membolehkan seorang pria Islam yang memenuhi syarat menikah dengan lebih dari seorang istri? Tetapi, mengapa  Islam melarang poliandri?
     Dr. Zakir Naik, seorang ahli perbandingan agama mencoba menjelaskan. Al-Quran  adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi ini yang menyatakan "menikah hanya dengan satu pasangan”. Tak ada kitab agama lain yang menyatakan “menikah cuma dengan satu pasangan.” ”
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 3. “Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
      Al-Quran mengizinkan pria menikah dengan lebih dari 1 istri, dengan batasan tertentu. Boleh menikah dengan 2, 3, atau 4 istri. Tetapi, jika takut berbuat tak adil, maka disarankan menikah hanya 1 wanita saja.
      Sebelum Al-Quran diturunkan, tidak ada batasan atas poligini. Tak ada batasan apa pun. Banyak seorang pria yang memiliki puluhan istri. Bahkan banyak seorang laki-laki mempunyai ratusan istri.
       Islam menempatkan batas maksimal 4 istri. Islam memberikan izin seorang pria untuk menikah 2,3, atau 4 wanita, hanya dengan syarat bahwa seorang suami dapat berlaku adil terhadap para istri istrinya.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 129. “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai).  Sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
     Poligami bukan aturan, tetapi pengecualian. Poligami sebagai “Pintu darurat”. Banyak orang salah paham,  dianggapnya poligami wajib bagi seorang pria muslim. Dikiranya seorang pria muslim wajib memiliki lebih dari satu istri.
     Islam memiliki 5 kategori dalam masalah “hukum”. Pertama, Fardu,  yang berarti wajib dan harus dilaksanakan. Kedua, Sunah, yaitu dianjurkan dan didorong untuk dilaksanakan.
      Ketiga, Mubah, yakni diperbolehkan atau diizinkan. Keempat, Makruh, yaitu tidak dianjurkan dan lebih baik ditinggalkan. Kelima, Haram, yaitu dilarang atau harus ditinggalkan dan dihindari.
      Poligini merupakan kategori “Mubah”. Yaitu hal-hal yang diperbolehkan. Mubah berarti “boleh dikerjakan” dan “boleh tak dikerjakan”. Mubah merupakan pilihan bebas.
    Tak bisa dikatakan seorang muslim yang memiliki istri 2, 3, atau 4, adalah seorang muslim yang lebih baik apabila dibandingkan dengan seorang muslim yang hanya memiliki 1 istri.
      Beberapa alasan lainnya. Mengapa Islam membolehkan poligami? Pertama, Karena rata-rata rentang kehidupan wanita lebih lama daripada pria.
      Secara alami, pria dan wanita lahir dalam perbandingan yang hampir sama. Seorang anak perempuan memiliki kekebalan lebih baik daripada seorang anak laki-laki. Seorang anak perempuan dapat melawan kuman dan penyakit lebih baik daripada anak laki-laki.
      Untuk alasan ini, selama usia anak-anak terdapat lebih banyak kematian pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
      Selama perang, terdapat lebih banyak pria yang tewas dibandingkan dengan wanita. Pria lebih banyak meninggal karena kecelakaan dan penyakit dibandingkan wanita.
       Kedua, Rentang hidup rata-rata wanita lebih lama daripada pria, dan pada waktu yang sama ditemukan bahwa lebih banyak wanita yang menjadi janda daripada lelaki yang menjadi duda.
      Ketiga, Populasi penduduk wanita di dunia lebih banyak daripada penduduk pria. Di Amerika Serikat, jumlah wanita lebih banyak dari jumlah pria. New York saja memiliki wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pria, dan penduduk pria New York sepertiganya adalah gay atau penyuka sesama jenis.
      Amerika Serikat secara keseluruhan memiliki lebih dari 25 juta gay. Gay berarti bahwa para pria tersebut tidak ingin menikahi wanita. Penduduk wanita di Inggris lebih banyak dibandingkan dengan penduduk pria.
     Jerman memiliki lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Rusia memiliki wanita yang jumlahnya lebih banyak dari penduduk pria. Hanya Allah Yang Mah Mengetahui tepatnya berapa juta kelebihan wanita yang hidup di seluruh dunia dibandingkan dengan pria.
      Ketiga, Membatasi setiap orang untuk hanya memiliki satu istri bukan cara yang praktis. Bahkan jika setiap satu orang pria menikah dengan seorang wanita, masih akan ada jutaan wanita di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman yang tidak bisa mendapatkan suami. 
     Keempat, Kebanyakan wanita tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Tetapi, dalam Islam ketika wanita muslimah memandang situasi ini benar-benar diperlukan dalam iman. Mereka bisa menanggung kerugian pribadi yang relatif lebih kecil untuk untuk mencegah kerugian yang lebih besar bagi saudara muslim lainnya.
      Kelima, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mengatakan "Menikahlah dengan hanya satu pasangan". Seperti yang disebutkan sebelumnya, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di muka bumi ini, yang dalam ayatnya menuliskan kalimat “menikahlah dengan hanya satu pasangan”.
     Tidak ada kitab agama lain yang memerintahkan pria untuk hanya menikahi satu istri. Tulisan ayat suci agama lain pun tidak ada yang mengisyaratkan hal tersebut. Tak  ada kitab suci lain yang menyatakan pembatasan jumlah istri.
       Banyak tokoh agama Hindu, sesuai dengan Kitab Suci mereka, memiliki banyak istri. Dashrat Raja, ayah dari Rama, memiliki lebih dari satu istri. Kresna memiliki beberapa istri.
     Pada zaman dulu, umat Kristen diizinkan untuk memiliki istri sebanyak yang mereka inginkan. Karena Alkitab mereka tidak membatasi jumlah istri yang dapat dinikahi.
      Sampai pada akhirnya beberapa abad yang lalu dewan Gereja Kristen membatasi jumlah istri hanya satu orang. Poligini juga diijinkan dalam Yudaisme. Menurut Kitab Talmud, Abraham mempunyai tiga istri, dan Raja Salomon bahkan memiliki ratusan istri.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

126. POLIGAMI

POLIGAMI DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Poligami (menurut KBBI V) ialah sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suami lebih dari satu orang. Berpoligami adalah menjalankan atau melakukan polligami.
     Poligini merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa istri sebagai istrinya dalam waktu bersamaan.
     Poliandri merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai  suami lebih dari satu orang dalam waktu bersamaan.
     Mengapa Islam membolehkan poligami? Atau lebih tepatnya mengapa Islam membolehkan poligini? Mengapa Islam membolehkan seorang pria Islam yang memenuhi syarat menikah dengan lebih dari seorang istri? Tetapi, mengapa  Islam melarang poliandri?
     Dr. Zakir Naik, seorang ahli perbandingan agama mencoba menjelaskan. Al-Quran  adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi ini yang menyatakan "menikah hanya dengan satu pasangan”. Tak ada kitab agama lain yang menyatakan “menikah cuma dengan satu pasangan.” ”
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 3. “Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
      Al-Quran mengizinkan pria menikah dengan lebih dari 1 istri, dengan batasan tertentu. Boleh menikah dengan 2, 3, atau 4 istri. Tetapi, jika takut berbuat tak adil, maka disarankan menikah hanya 1 wanita saja.
      Sebelum Al-Quran diturunkan, tidak ada batasan atas poligini. Tak ada batasan apa pun. Banyak seorang pria yang memiliki puluhan istri. Bahkan banyak seorang laki-laki mempunyai ratusan istri.
       Islam menempatkan batas maksimal 4 istri. Islam memberikan izin seorang pria untuk menikah 2,3, atau 4 wanita, hanya dengan syarat bahwa seorang suami dapat berlaku adil terhadap para istri istrinya.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 129. “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai).  Sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
     Poligami bukan aturan, tetapi pengecualian. Poligami sebagai “Pintu darurat”. Banyak orang salah paham,  dianggapnya poligami wajib bagi seorang pria muslim. Dikiranya seorang pria muslim wajib memiliki lebih dari satu istri.
     Islam memiliki 5 kategori dalam masalah “hukum”. Pertama, Fardu,  yang berarti wajib dan harus dilaksanakan. Kedua, Sunah, yaitu dianjurkan dan didorong untuk dilaksanakan.
      Ketiga, Mubah, yakni diperbolehkan atau diizinkan. Keempat, Makruh, yaitu tidak dianjurkan dan lebih baik ditinggalkan. Kelima, Haram, yaitu dilarang atau harus ditinggalkan dan dihindari.
      Poligini merupakan kategori “Mubah”. Yaitu hal-hal yang diperbolehkan. Mubah berarti “boleh dikerjakan” dan “boleh tak dikerjakan”. Mubah merupakan pilihan bebas.
    Tak bisa dikatakan seorang muslim yang memiliki istri 2, 3, atau 4, adalah seorang muslim yang lebih baik apabila dibandingkan dengan seorang muslim yang hanya memiliki 1 istri.
      Beberapa alasan lainnya. Mengapa Islam membolehkan poligami? Pertama, Karena rata-rata rentang kehidupan wanita lebih lama daripada pria.
      Secara alami, pria dan wanita lahir dalam perbandingan yang hampir sama. Seorang anak perempuan memiliki kekebalan lebih baik daripada seorang anak laki-laki. Seorang anak perempuan dapat melawan kuman dan penyakit lebih baik daripada anak laki-laki.
      Untuk alasan ini, selama usia anak-anak terdapat lebih banyak kematian pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
      Selama perang, terdapat lebih banyak pria yang tewas dibandingkan dengan wanita. Pria lebih banyak meninggal karena kecelakaan dan penyakit dibandingkan wanita.
       Kedua, Rentang hidup rata-rata wanita lebih lama daripada pria, dan pada waktu yang sama ditemukan bahwa lebih banyak wanita yang menjadi janda daripada lelaki yang menjadi duda.
      Ketiga, Populasi penduduk wanita di dunia lebih banyak daripada penduduk pria. Di Amerika Serikat, jumlah wanita lebih banyak dari jumlah pria. New York saja memiliki wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pria, dan penduduk pria New York sepertiganya adalah gay atau penyuka sesama jenis.
      Amerika Serikat secara keseluruhan memiliki lebih dari 25 juta gay. Gay berarti bahwa para pria tersebut tidak ingin menikahi wanita. Penduduk wanita di Inggris lebih banyak dibandingkan dengan penduduk pria.
     Jerman memiliki lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Rusia memiliki wanita yang jumlahnya lebih banyak dari penduduk pria. Hanya Allah Yang Mah Mengetahui tepatnya berapa juta kelebihan wanita yang hidup di seluruh dunia dibandingkan dengan pria.
      Ketiga, Membatasi setiap orang untuk hanya memiliki satu istri bukan cara yang praktis. Bahkan jika setiap satu orang pria menikah dengan seorang wanita, masih akan ada jutaan wanita di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman yang tidak bisa mendapatkan suami. 
     Keempat, Kebanyakan wanita tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Tetapi, dalam Islam ketika wanita muslimah memandang situasi ini benar-benar diperlukan dalam iman. Mereka bisa menanggung kerugian pribadi yang relatif lebih kecil untuk untuk mencegah kerugian yang lebih besar bagi saudara muslim lainnya.
      Kelima, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mengatakan "Menikahlah dengan hanya satu pasangan". Seperti yang disebutkan sebelumnya, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di muka bumi ini, yang dalam ayatnya menuliskan kalimat “menikahlah dengan hanya satu pasangan”.
     Tidak ada kitab agama lain yang memerintahkan pria untuk hanya menikahi satu istri. Tulisan ayat suci agama lain pun tidak ada yang mengisyaratkan hal tersebut. Tak  ada kitab suci lain yang menyatakan pembatasan jumlah istri.
       Banyak tokoh agama Hindu, sesuai dengan Kitab Suci mereka, memiliki banyak istri. Dashrat Raja, ayah dari Rama, memiliki lebih dari satu istri. Kresna memiliki beberapa istri.
     Pada zaman dulu, umat Kristen diizinkan untuk memiliki istri sebanyak yang mereka inginkan. Karena Alkitab mereka tidak membatasi jumlah istri yang dapat dinikahi.
      Sampai pada akhirnya beberapa abad yang lalu dewan Gereja Kristen membatasi jumlah istri hanya satu orang. Poligini juga diijinkan dalam Yudaisme. Menurut Kitab Talmud, Abraham mempunyai tiga istri, dan Raja Salomon bahkan memiliki ratusan istri.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

126. POLIGAMI

POLIGAMI DALAM ISLAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Poligami (menurut KBBI V) ialah sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suami lebih dari satu orang. Berpoligami adalah menjalankan atau melakukan polligami.
     Poligini merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa istri sebagai istrinya dalam waktu bersamaan.
     Poliandri merupakan sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai  suami lebih dari satu orang dalam waktu bersamaan.
     Mengapa Islam membolehkan poligami? Atau lebih tepatnya mengapa Islam membolehkan poligini? Mengapa Islam membolehkan seorang pria Islam yang memenuhi syarat menikah dengan lebih dari seorang istri? Tetapi, mengapa  Islam melarang poliandri?
     Dr. Zakir Naik, seorang ahli perbandingan agama mencoba menjelaskan. Al-Quran  adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi ini yang menyatakan "menikah hanya dengan satu pasangan”. Tak ada kitab agama lain yang menyatakan “menikah cuma dengan satu pasangan.” ”
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 3. “Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
      Al-Quran mengizinkan pria menikah dengan lebih dari 1 istri, dengan batasan tertentu. Boleh menikah dengan 2, 3, atau 4 istri. Tetapi, jika takut berbuat tak adil, maka disarankan menikah hanya 1 wanita saja.
      Sebelum Al-Quran diturunkan, tidak ada batasan atas poligini. Tak ada batasan apa pun. Banyak seorang pria yang memiliki puluhan istri. Bahkan banyak seorang laki-laki mempunyai ratusan istri.
       Islam menempatkan batas maksimal 4 istri. Islam memberikan izin seorang pria untuk menikah 2,3, atau 4 wanita, hanya dengan syarat bahwa seorang suami dapat berlaku adil terhadap para istri istrinya.
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 129. “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai).  Sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
     Poligami bukan aturan, tetapi pengecualian. Poligami sebagai “Pintu darurat”. Banyak orang salah paham,  dianggapnya poligami wajib bagi seorang pria muslim. Dikiranya seorang pria muslim wajib memiliki lebih dari satu istri.
     Islam memiliki 5 kategori dalam masalah “hukum”. Pertama, Fardu,  yang berarti wajib dan harus dilaksanakan. Kedua, Sunah, yaitu dianjurkan dan didorong untuk dilaksanakan.
      Ketiga, Mubah, yakni diperbolehkan atau diizinkan. Keempat, Makruh, yaitu tidak dianjurkan dan lebih baik ditinggalkan. Kelima, Haram, yaitu dilarang atau harus ditinggalkan dan dihindari.
      Poligini merupakan kategori “Mubah”. Yaitu hal-hal yang diperbolehkan. Mubah berarti “boleh dikerjakan” dan “boleh tak dikerjakan”. Mubah merupakan pilihan bebas.
    Tak bisa dikatakan seorang muslim yang memiliki istri 2, 3, atau 4, adalah seorang muslim yang lebih baik apabila dibandingkan dengan seorang muslim yang hanya memiliki 1 istri.
      Beberapa alasan lainnya. Mengapa Islam membolehkan poligami? Pertama, Karena rata-rata rentang kehidupan wanita lebih lama daripada pria.
      Secara alami, pria dan wanita lahir dalam perbandingan yang hampir sama. Seorang anak perempuan memiliki kekebalan lebih baik daripada seorang anak laki-laki. Seorang anak perempuan dapat melawan kuman dan penyakit lebih baik daripada anak laki-laki.
      Untuk alasan ini, selama usia anak-anak terdapat lebih banyak kematian pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
      Selama perang, terdapat lebih banyak pria yang tewas dibandingkan dengan wanita. Pria lebih banyak meninggal karena kecelakaan dan penyakit dibandingkan wanita.
       Kedua, Rentang hidup rata-rata wanita lebih lama daripada pria, dan pada waktu yang sama ditemukan bahwa lebih banyak wanita yang menjadi janda daripada lelaki yang menjadi duda.
      Ketiga, Populasi penduduk wanita di dunia lebih banyak daripada penduduk pria. Di Amerika Serikat, jumlah wanita lebih banyak dari jumlah pria. New York saja memiliki wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pria, dan penduduk pria New York sepertiganya adalah gay atau penyuka sesama jenis.
      Amerika Serikat secara keseluruhan memiliki lebih dari 25 juta gay. Gay berarti bahwa para pria tersebut tidak ingin menikahi wanita. Penduduk wanita di Inggris lebih banyak dibandingkan dengan penduduk pria.
     Jerman memiliki lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria. Rusia memiliki wanita yang jumlahnya lebih banyak dari penduduk pria. Hanya Allah Yang Mah Mengetahui tepatnya berapa juta kelebihan wanita yang hidup di seluruh dunia dibandingkan dengan pria.
      Ketiga, Membatasi setiap orang untuk hanya memiliki satu istri bukan cara yang praktis. Bahkan jika setiap satu orang pria menikah dengan seorang wanita, masih akan ada jutaan wanita di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman yang tidak bisa mendapatkan suami. 
     Keempat, Kebanyakan wanita tidak ingin berbagi suami dengan wanita lain. Tetapi, dalam Islam ketika wanita muslimah memandang situasi ini benar-benar diperlukan dalam iman. Mereka bisa menanggung kerugian pribadi yang relatif lebih kecil untuk untuk mencegah kerugian yang lebih besar bagi saudara muslim lainnya.
      Kelima, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mengatakan "Menikahlah dengan hanya satu pasangan". Seperti yang disebutkan sebelumnya, Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci di muka bumi ini, yang dalam ayatnya menuliskan kalimat “menikahlah dengan hanya satu pasangan”.
     Tidak ada kitab agama lain yang memerintahkan pria untuk hanya menikahi satu istri. Tulisan ayat suci agama lain pun tidak ada yang mengisyaratkan hal tersebut. Tak  ada kitab suci lain yang menyatakan pembatasan jumlah istri.
       Banyak tokoh agama Hindu, sesuai dengan Kitab Suci mereka, memiliki banyak istri. Dashrat Raja, ayah dari Rama, memiliki lebih dari satu istri. Kresna memiliki beberapa istri.
     Pada zaman dulu, umat Kristen diizinkan untuk memiliki istri sebanyak yang mereka inginkan. Karena Alkitab mereka tidak membatasi jumlah istri yang dapat dinikahi.
      Sampai pada akhirnya beberapa abad yang lalu dewan Gereja Kristen membatasi jumlah istri hanya satu orang. Poligini juga diijinkan dalam Yudaisme. Menurut Kitab Talmud, Abraham mempunyai tiga istri, dan Raja Salomon bahkan memiliki ratusan istri.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

Wednesday, July 5, 2017

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

125. RENANG

AJARI ANAKMU: BERENANG,
MEMANAH, DAN MENUNGGANG KUDA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Seperti sepak bola, berenang, dan lempar lembing.
      Nabi bersabda,”Ajarilah anakmu dengan keterampilan berenang, memanah, dan menunggang kuda.”
      Berenang ialah menggerakkan badan melintas, mengapung, dan atau menyelam di air dengan mengunakan kaki, tangan, dan sebagainya.
      Anak panah merupakan senjata berupa tongkat kecil runcing, panjang, berbulu pada pangkalnya dan tajam pada ujungnya. Yang dilepaskan dengan busur.
     Busur merupakan bilah bambu, kayu, dan sebagainya yang direntangkan dengan tali untuk melepaskan anak panah.
      Yang dimaksud memanah ialah melepaskan anak panah kepada sasaran yang dituju. Menunggang kuda adalah menaiki atau mengendarai kuda dengan duduk di atas kuda, dengan kaki mengangkangi punggung kuda.
      Tentu saja, bukan hanya ketiga olahraga tersebut yang dianjurkan untuk umat Islam. Dalam riwayat lain, Nabi bertanding dalam olahraga lari bersama Aisyah, istri Nabi.
      Nabi pernah bergulat dengan seorang jagoan Mekah. Ketika Nabi ditantang seorang pegulat yang bersedia masuk Islam bila dikalahkan. Nabi berhasil mengalahkan jagoan gulat tersebut.
     Mengapa Nabi berolahraga, dan menganjurkannya? Jawabnya jelas untuk kesehatan jasmani. Tetapi, jangan lupa,  juga  harus menjaga kesehatan rohani. Karena Al-Quran mengecam orang yang sehat jasmaninya saja, tetapi jiwanya kosong bagaikan “Kayu yang bersandar”.
      Al-Quran Al-Munafiqun. Surah ke-63 ayat 4.“Apabila kamu melihat mereka, tubuh-mereka menjadikan kamu kagum. Jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar.”
      “Mereka mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”
       Nabi mengingatkan orang yang “kuat” bukanlah yang memiliki kekuatan fisik, tetapi orang yang mampu mengendalikan diri. Al-Quran memerintahkan agar manusia melakukan persiapan menghadapi musuh.
      Al-Quran surah Al-Anfal. Surah ke-8 ayat 60. “Siapkan untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi, dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang. Yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka, yang kamu tidak mengetahuinya. Sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu, dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
      Nabi mejelaskan yang dimaksudkan dengan “kekuatan” adalah “memanah”. Keterampilan “memanah” atau “membidik sasaran” sebagai salah satu sarana membela agama dan negara.
     Tujuan berolahraga untuk meraih kesehatan dan mencapai prestasi. Juga, belajar bersikap “sportif” dalam kejiwaan. Bersikap ksatria, jujur, dan sebagainya. Termasuk bernilai spiritual keagamaan.
      Sebaiknya setiap orang tua berusaha memberikan bekal terbaik kepada semua anak-anaknya dengan berbagai macam ilmu dan keterampilan.
    Agar anak-anak kita siap menghadapi zaman di masa depan. Yang berbeda dengan zaman orang tuanya. Tantangan yang dihadapi anak kita di masa depan tentu lebih berat.
   Dengan bekal aneka ilmu dan keterampilan. Maka anak-anak kita akan siap hidup di mana saja dan kapan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman.
     Semoga dengan bekal tersebut, anak-anak kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Amin .
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.