Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, July 10, 2017

132. WARIS

MENGAPA HAK WARIS WANITA SETENGAH BAGIAN PRIA?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Dalam hukum Islam, mengapa wanita mendapat bagian warisan hanya setengah dari bagian pria? Dr. Zakir Naik menjelaskannya.
       Pertama, Hal waris dalam Al-Quran. Al-Quran berisi petunjuk khusus dan terperinci mengenai pembagian harta warisan anggota keluarga yang berhak menerimanya.
      Ayat-ayat Al-Quran mengenai warisan. Ayat Al-Quran mengenai warisan. QS. Al-Baqarah, 2:180; QS. Al-Baqarah, 2:240; QS. An-Nisa, 4:7-9; QS. An-Nisa, 4:19; QS. An-Nisa, 4:33; QS. Al-Maidah, 5:106-108.
     Kedua, Pembagian khusus warisan untuk anggota keluarga. Terdapat tiga ayat Al-Quran yang menjelaskan secara umum mengenai pembagian warisan untuk anggota keluarga terdekat.
     Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 11.  “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak pria sama dengan bagian dua orang anak wanita. Jika anak itu semuanya wanita lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika anak wanita itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta.”
     “Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak. Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga
     “Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 12.  “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya.”
      “Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu.
      “Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun wanita yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara wanita (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.”
    “Tetapi, jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”
      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 176. “Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah,”Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara wanita, maka bagi saudaranya yang wanita itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara wanita), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara wanita itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.”
      “Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan wanita, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara wanita. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”  
      Ketiga, Kadang kala wanita mendapat bagian warisan sama atau lebih banyak daripada pria. Dalam banyak kasus, seorang wanita mendapat warisan setengah bagian dari apa yang didapat pria. Namun, hal ini tidak selalu demikian.
      Apabila almarhum tidak meninggalkan orang tua atau keturunan, tetapi meninggalkan saudara pria dan wanita seibu, masing-masing mendapat seperenam bagian.
      Keempat, Wanita biasanya mendapat warisan setengah bagian dari apa yang didapat pria. Dalam peraturan umum, dalam banyak kasus, wanita mendapat warisan setengah bagian dari apa yang didapat pria.
      Misalnya untuk kasus berikut. a). anak wanita mendapat warisan setengah bagian yang diperoleh anak pria, b). istri mendapatkan warisan 1/8 bagian dan suami mendapatkan ¼ bagian, jika almarhum tidak memiliki anak,
      c).istri mendapatkan warisan ¼ bagian dan suami mendapatkan ½ bagian, jika almarhum memiliki anak, d).jika almarhum tidak memiliki keturunan, maka saudara wanita mendapat warisan setengah bagian dari yang diperoleh saudara prianya.
      Kelima, Pria mendapatkan warisan dua kali lebih banyak dari yang diterima wanita, sebab pria bertanggung jawab keuangan dalam keluarga. Dalam Islam, seorang wanita tidak memiliki kewajiban keuangan dan tanggung jawab ekonomi terletak di pundak pria.
      Sebelum seorang wanita menikah, tugas ayah atau saudara pria memenuhi  kebutuhan makanan, tempat tinggal, pakaian dan kebutuhan keuangan lainnya yang diperlukan wanita.
      Setelah seorang wanita menikah, tugas dan tanggung jawab suami atau anak pria. Islam menentukan suami harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk memenuhi kewajibannya, pria yang akan menjadi seorang suami mendapatkan bagian dua kali lebih besar dari harta warisan.
      Misalnya, seorang lelaki tua meninggal dunia dan mewariskan Rp 150 juta untuk anaknya, seorang pria dan seorang wanita. Anak pria mendapatkan Rp 100 juta dan anak wanita memperoleh Rp 50 juta.
      Uang Rp 100 juta yang diwarisi anak pria, sebagai seorang suami bertugas sebagai kepala  keluarga. Suami bisa menggunakan Rp 80 juta untuk istri dan anaknya, dan sisa Rp 20 juta digunakan untuk dirinya sendiri.
      Anak wanita yang mewarisi Rp 50 juta tidak berkewajiban menggunakan untuk keluarganya. Dia berhak menyimpan seluruh uangnya untuk dirinya sendiri.
      Manakah yang lebih Anda pilih, mewarisi Rp 100 juta dan menggunakan Rp 80 juta untuk keluarga atau mewarisi Rp 50 juta dan memiliki semuanya untuk dirimu sendiri?
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KABAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

131. KAKBAH

UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,” Islam melarang orang menyembah berhala, tetapi mengapa umat Islam menyembah Kakbah? Dr. Zakir Naik menjelaskan umat Islam tak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam hanya menyembah Allah. 
     Pertama, Kakbah merupakan kiblat. Kakbah sebagai arah tempat umat Islam menghadapkan wajah ketika salat. Meskipun, umat Islam salat menghadap Kakbah, tetapi mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah.
      Al-Quran surah Al-Baqarah. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil-Haram. Di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
     Kedua, Islam percaya pada pengembangan kesatuan. Misalnya, umat Islam akan melakukan salat, beberapa orang ingin menghadapkan wajahnya ke utara, sebagian yang lain ingin menghadapkan wajahnya ke selatan.
      Agar semua umat bersatu, umat Islam dalam salat menghadap Allah Yang Maha Menguasai, diperintahkan menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap Kakbah.
      Umat Islam yang tinggal di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke timur. Umat Islam yang berada di timur Kakbah, salatnya menghadap ke barat. Orang yang berada di utara Kakbah, salat menghadap ke selatan. Orang berada di selatan Kakbah, salat menghadap ke utara.
      Kedua, Kakbah terletak di pusat Peta Dunia. Umat Islam adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan meletakkan selatan di atas dan utara di bawah. Kakbah terletak di tengah-tengah.
      Kemudian pembuat peta dari Barat menggambar peta dengan meletakkan utara di atas, dan selatan di bawah. Kakbah tetap berada di tengah-tengah atau pusat  peta dunia.
      Ketiga, Tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan satu Tuhan. Ketika umat Islam datang ke Masjidil-Haram Mekah, mereka melakukan tawaf mengelilingi Kakbah. Hal ini menyimbolkan keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran memiliki satu titik pusat, maka hanya ada Allah, satu-satunya Tuhan yang disembah.
      Keempat, Terkait dengan batu hitam “Hajar Aswad”. Terdapat sebuah hadis yang dihubungkan kepada sahabat Nabi. Umar bin Khttab berkata,”Aku tahu kamu sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Jika aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciummu.”
      Kelima, Orang-orang berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang-orang berdiri di atas Kakbah dan mengumandangkan azan. Azan merupakan seruan untuk salat. Apakah ada seorang penyembah berhala yang berdiri di atas berhala sesembahannya?
     Kesimpulannya, umat Islam salat menghadap Kakbah hanya untuk menyatukan arah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam hanya menyembah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.

130. Kode Allah

KODE DARI BOS BESAR

Oleh : Ustad Felix Siauw

Udah dikasih kode, kok engga peka......

Kode apa sih?

Jadi gini, pernah gak temen-temen Lagi enak-enaknya tidur, eh Tiba - tiba banyak nyamuk yang menggigit kita, akhirnya terbangun dari tidur. Lihat jam ternyata jam 02.00
Lalu ambil obat nyamuk, terus tidur lagi

😴😴😴

Setengah jam kemudian terbangun lagi karena kebelet buang air kecil. Setelah buang air, lihat jam ternyata masih jam 02.30 Ya udah deh, tidur lagi.

💤💤💤

Lalu Udara dingin banget, bangun terus ambil selimut. Ternyata masih jam 03.00, Pasang selimut terus tidur lagi, dengan kehangatan selimut.

😴😴😴

💤💤💤
"AAAAHHHH..!!!! TIDAAAKK..!!!"

Terbangun...
Huft.. Ternyata tadi mimpi buruk. Lihat jam masih jam 03.30
"Tidur lagi ah, lumayan masih shubuh masih lama nih"

😴😴😴 💤💤💤

Sering kali kita tidak peka terhadap hal seperti itu, tidakkah kita merasa itu adalah kode dari Allah bahwa Allah sedang kangen sama kita?

❓❓❓

Allah ingin kita sholat malam, ingin mendengar doa - doa kita dan curhat kita. Allah lagi rindu kita

#PekaDong 😇😇😇

Di sepertiga malam Allah turun dari 'Arsy menuju langit bumi.
Allah datang, eh kita malah tidur..

😴😴😴

☝ ☝ ☝

Katanya pengen hidup berubah, sukses, pengen meng-hajikan orang tua, pengen punya rumah, pengen punya mobil dan motor, Terus katanya pengen dapat jodoh *ehh...

😅😅😅

Ketika manusia memberi kode kepada orang lain, terus orang tersebut nggak peka, pasti sakit hatikan ??
Terus bilang deh, "Kenapa sih kamu enggak peka sama aku?

❓❓❓

Coba bayangkan sudah berapa kali kita abaikan kode - kode dari Allah??

❓❓❓
☝ ☝ ☝

Nanti malam kalau dapat kode dari Allah, peka yaaa 😊...

Terus curhat deh pengen apa aja 😍

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D

Rasulallah SAW bersabda :
_"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja_
_dan ada orang yang mengamalkannya,_
_maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia),_
_dia akan tetap memperoleh pahala."_
(HR. Al-Bukhari)

Silahkan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu
*senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.*

Aamiin ya Rabbal'alamin🙏

130. Kode Allah

KODE DARI BOS BESAR

Oleh : Ustad Felix Siauw

Udah dikasih kode, kok engga peka......

Kode apa sih?

Jadi gini, pernah gak temen-temen Lagi enak-enaknya tidur, eh Tiba - tiba banyak nyamuk yang menggigit kita, akhirnya terbangun dari tidur. Lihat jam ternyata jam 02.00
Lalu ambil obat nyamuk, terus tidur lagi

😴😴😴

Setengah jam kemudian terbangun lagi karena kebelet buang air kecil. Setelah buang air, lihat jam ternyata masih jam 02.30 Ya udah deh, tidur lagi.

💤💤💤

Lalu Udara dingin banget, bangun terus ambil selimut. Ternyata masih jam 03.00, Pasang selimut terus tidur lagi, dengan kehangatan selimut.

😴😴😴

💤💤💤
"AAAAHHHH..!!!! TIDAAAKK..!!!"

Terbangun...
Huft.. Ternyata tadi mimpi buruk. Lihat jam masih jam 03.30
"Tidur lagi ah, lumayan masih shubuh masih lama nih"

😴😴😴 💤💤💤

Sering kali kita tidak peka terhadap hal seperti itu, tidakkah kita merasa itu adalah kode dari Allah bahwa Allah sedang kangen sama kita?

❓❓❓

Allah ingin kita sholat malam, ingin mendengar doa - doa kita dan curhat kita. Allah lagi rindu kita

#PekaDong 😇😇😇

Di sepertiga malam Allah turun dari 'Arsy menuju langit bumi.
Allah datang, eh kita malah tidur..

😴😴😴

☝ ☝ ☝

Katanya pengen hidup berubah, sukses, pengen meng-hajikan orang tua, pengen punya rumah, pengen punya mobil dan motor, Terus katanya pengen dapat jodoh *ehh...

😅😅😅

Ketika manusia memberi kode kepada orang lain, terus orang tersebut nggak peka, pasti sakit hatikan ??
Terus bilang deh, "Kenapa sih kamu enggak peka sama aku?

❓❓❓

Coba bayangkan sudah berapa kali kita abaikan kode - kode dari Allah??

❓❓❓
☝ ☝ ☝

Nanti malam kalau dapat kode dari Allah, peka yaaa 😊...

Terus curhat deh pengen apa aja 😍

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D

Rasulallah SAW bersabda :
_"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja_
_dan ada orang yang mengamalkannya,_
_maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia),_
_dia akan tetap memperoleh pahala."_
(HR. Al-Bukhari)

Silahkan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu
*senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.*

Aamiin ya Rabbal'alamin🙏