Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, August 3, 2017

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

167. HAJI 2

HAJI TAMATTU’
(HAJI TAMATUK, seri ke - 2)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo.


      Musim haji tahun 2017. Kuota jamaah haji Indonesia 221.000 orang. Setiap tahun, Menteri Agama Republik Indonesia menganjurkan para jamaah melaksanakan Haji Tamattu’ (Tamatuk).
      Haji Tamattu’ adalah ibadah haji yang dilaksanakan setelah ibadah umrah. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Dam Nusuk ialah denda karena melanggar satu ketentuan yang berkenaan dengan ibadah haji atau umrah. Denda Dam Nusuk berupa menyembelih seekor kambing, seukuran hewan kurban.
      Jamaah haji Indonesia tidak disarankan melaksanakan Haji Ifrad. Haji Ifrad ialah ibadah haji yang dikerjakan sebelum ibadah umrah. Juga, tidak dianjurkan mengerjakan Haji Qiran. Haji Qiran merupakan ibadah haji yang pelaksanaannya bersamaan dengan ibadah umrah.
PROSESI IBADAH HAJI
      Jamaah mulai bersuci, mandi, dan berwudu. Jamaah berpakaian ihram di pemondokan Mekah. Jamaah salat Sunat Ihram 2 rakaat, dan berniat melakukan ibadah haji.
TANGGAL 8 ZULHIJAH
      Hari Tarwiyah atau Hari Perbekalan. Jamaah dari seluruh dunia, lebih dari 3 juta orang sudah berpakaian ihram. Pada pagi hari mereka berjalan kaki serempak dari Mekah ke Mina yang berjarak 7 km.
      Seluruh jamaah berpakaian ihram berwarna putih. Semua jamaah berjalan kaki melewati jalan pedestrian, yaitu jalan khusus untuk jamaah haji. Sebuah pemandangan yang luar biasa, lebih dari 3 juta jamaah berjalan beriringan menuju Mina.
     Semua jamaah dari seluruh dunia “mabit” atau bermalam di Mina. Sebelum menuju padang Arafah, esok harinya. Pemandangan yang mengagumkan dan menggetarkan. .
      Para jamaah haji Indonesia yang ingin “mabit” atau bermalam di Mina pada Hari Tarwiyah disarankan memberi tahu petugas haji Indonesia.
      Hari Tarwiyah khusus jamaah haji Indonesia. Semua jamaah Indonesia mulai berpakaian ihram. Para jamaah Indnesia naik bis yang sudah ditentukan. Para jamaah  Indonesia langsung menuju Padang Arafah, rombongan bis Indonesia tidak melewati Mina.
     Jarak dari Mekah ke Arafah sekitar 25 km. Sejak berangkat dan selama di perjalanan, para jamaah selalu  berdoa, membaca talbiyah, dan selawat. 
      Bis jamaah Indonesia memasuki wilayah Padang Arafah. Para jamaah turun dari bis, dan memasuki tenda yang sudah ditentukan. Para jamaah menunggu datngnya waktu wukuf dengan memperbanyak doa, berzikir, dan membaca Alquran.
TANGGAL 9 ZULHIJAH
      Hari Arafah, yaitu puncak ibadah haji. Semua Jamaah haji dari segala penjuru dunia, yang berjumlah lebih dari 4 juta orang sudah bermukim di satu lokasi, yaitu  wukuf di Padang Arafah.
     Para jamaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dengan bernaung di dalam ribuan tenda yang seluruhnya berwarna putih. Pemandangan yang amat elok dan sangat mengagumkan.
      Wukuf ialah berdiam diri atau hadir di Arafah. Mulai wukuf sejak matahari bergeser dari tengah hari atau waktu Zuhur 9 Zulhijah, dan wukuf berakhir saat terbit fajar atau pagi hari 10 Zulhijah.
     Jamaah yang sakit, dinaikkan kendaraan dibawa ke Padang Arafah. Jamaah yang sakit bermukim sebentar di Padang Arafah, kemudian balik ke rumah sakit.
      Selama wukuf di Padang Arafah tidak disyaratkan suci dari hadas besar maupun kecil. Hadas ialah keadaan tidak suci yang menyebabkan seorang muslim tidak boleh salat, tawaf, dan ibadah lainnya.  Hadas besar disebabkan bersetubuh, haid, dan semacamnya. Hadas kecil dikarenakan buang air, kentut, dan sebagainya yang menyebabkan wudunya batal. 
      Selama bermukim di Padang Arafah. Masuk waktu Zuhur, petugas mengumandangkan azan dan ikamah. Azan ialah seruan salat berjamaah. Para jamaah mendengarkan khotbah wukuf. Kemudian salat berjamaah Zuhur dan Asar dilakukan jamak takdim qasar.
      Jamak Takdim, yaitu penggabungan dua salat wajib dalam satu waktu. Dengan memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam  salat yang telah masuk waktunya.
     Salat Qasar, yaitu  pemendekan jumlah rakaat salat wajib, mislanya salat 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Salat Qasar merupakan suatu keringanan atau rukhsah bagi musafir.
      Salat berjamaah Jamak Takdim Qasar selesai. Para jamaah haji saling bersalaman dan saling berangkulan. Para jamaah Lelaki dengan lelaki, jamaah wanita dengan wanita.
     Para jamaah sudah “resmi” menyandang titel “Haji”. Yang laki-laki dipanggil “Abah”. Yang wanita dipanggil “Umi”. Semua jamaah yang ikut wukuf sudah “sah” mendapatkan gelar “Pak Haji” dan “Bu Haji”. 
      Para jamaah masih berada di Padang Arafah. Ketika masuk waktu Magrib, para jamaah melakukan salat berjamaah Magrib dan Isya sekaligus, yaitu salat Jamak Takdim Qasar.
     Semua jamaah haji mulai meninggalkan Padang Arafah. Para jamaah Indonesia naik bis menuju Muzdalifah.  Batas akhir waktu meninggalkan Arafah ialah sebelum terbit fajar 10 Dzulhijah. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah 9 km.
      Tanggal 9 Zulhijah malam. Rombingan bis jmaah Indonesia tiba di Muzdalifah. Para jamah mabit atau bermalam di Muzdalifah. Jamaah boleh tetap berada di dalam bis, boleh mencari kerikil minimal 7 buitr untuk melontar Jumrah.
TANGGAL 10 ZULHIJAH
      Hari Raya “Idul-Adha” atau Hari Raya Haji. Yaitu hari penyembelihan hewan kurban. Para jamaah berpindah dari Muzdalifah menuju Mina. Jarak dari Muzdalifah ke Mina 5 km.
     Para jamah melontar Jumrah Aqabah, yaitu melemparkan 7 kerikil ke arah tugu yang nomor tiga. Setiap kerikil dilemparkan satu persatu.
     Para jamaah berjalan kaki langsung menuju ke tugu nomor tiga. Para jamaah melewati tugu nomor satu atau Jamrah Ula dan melewati tugu nomor dua atau  Jumrah Wusta.
      Sebaiknya para jamaah mematuhi jadwal waktu melontar Jamrah yang dibuat Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, agar melemparan jumrah lancar dan selamat. 
      Apabila ada jamaah dari Muzdalifah tidak dapat pergi ke Mina. Tetapi langsung pergi ke Mekah, maka dia bisa melakukan tawaf ifadah dan sai lebih dahulu. Kemudian  pergi ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah. Jarak dari Mina ke Mekah 7 km.
      Para jamaah melakukan tawaf ifadah, yang  merupakan Rukun Haji dan dikerjakan setelah tengah malam. Tawaf ifadah bisa dikerjakan mulai 10 Zulhijah sampai kapan saja. Dianjurkan melakukan tawaf ifadah pada hari Tasyrik dalam bulan Zulhijah.
      Para jamaah melakukan tahalul awal. Yaitu bercukur atau menggunting rambut.  Setelah tahallul awal jamaah boleh berganti pakaian biasa. Tetapi, masih belum boleh bersetubuh suami istri.
TANGGAL 11 ZULHIJAH
       Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.       
TANGGAL 12 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu
     Jamaah yang ber-Nafar Awal. Setelah melontar Jamrah, langsung berangkat menuju Mekah sebelum Magrib. Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji pada tanggal 12 Zulhijah.
TANGGAL 13 ZULHIJAH
      Hari Tasyrik, para jamaah bermalam di Mina. Para jamaah melontar Jumrah Ula  ke arah tugu nomor 1, jumrah Wusta ke arah tugu nomor 2, dan jumrah Aqabah ke arah tugu nomor 3. Masing-masing melontarkan kerikil sebanyak 7 kali, dilontarkan satu per satu.
     Jamaah ber-Nafar Sani melakukan salat Zuhur dan Asar dengan Jamak Takdim Qasar. Kemudian erangkat menuju Mekah. Jamaah melaksanakan tawaf ifadah dan sai, bagi jamaah yang belum melaksanakannya. 
    Setelah melakukan tawaf ifadah, maka pelaksanaan ibadah haji selesai.
TAWAF WADA
      Tawaf wada atau tawaf pamitan. Yaitu jamaah melakukan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan setelah selesai ibadah haji, sebelum jamaah meninggalkan kota Mekah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan Perjalanan Haji, 2004, Departemen Agama RI
2. Bimbingan Manasik Haji, 2004, Departemen Agama RI
3. Hikmah Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
4. Tuntunan Keselamatan, Doa, dan Zikir Ibadah Haji, 2004, Departemen Agama RI
5. Haji, Umrah, dan Ziarah, 1425 H, Dicetak dan diterbitkan oleh Kerajaan Arab Saudi.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.

166. MUSA

NABI MUSA INGIN MELIHAT ALLAH.
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA DILIHAT?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah Al-A’raf., bermakna “Tempat tertinggi”, surah ke-7 ayat 143. “Tatkala Musa datang bermunajat kepada Kami. Pada waktu yang telah Kami tentukan. Tuhan berfirman (langsung) kepadanya. Musa berkata, “Ya Tuhanku. Tampakkan (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman,”Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu. Jika dia tetap di tempatnya seperti semula. Niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu. Dijadikan gunung itu hancur luluh. Musa jatuh pingsan. Setelah Musa sadar kembali. Dia berkata,”Maha Suci Engkau. Aku bertobat kepada Engkau. Aku orang yang pertama kali beriman”.
      Al-Quran surah Al-Mulk, surah ke-67 ayat 3. “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang. Apakah kamu melihat sesuatu yang tidak presisi?”
      Al-Quran surah Ath-Thallaq, surah ke-65 ayat 12. “Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya. Agar kamu mengetahui Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sungguh, ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.”  
     Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Mengapa manusia tidak mampu melihat Allah? Salah satu Jawabannya adalah “Allahu Akbar”. Allah Yang Maha Lebih Besar.
      Emha Ainun Nadjib menjelaskan perbedaan “kabir” dan “akbar”. Perbedaan “Allahu Kabir” dengan “Allahu Akbar”.
     Bahasa Arabnya “besar” adalah “kabir”, dengan “bir” panjang untuk Allah dan “ka” panjang untuk selain Allah. “Akbar” bermakna “lebih besar”.
      “Allahu Kabir” berarti “Allah Yang Maha Besar.” Sedangkan “Allahu Akbar” bermakna “Allah Yang Maha Lebih Besar”.
      Allah itu selalu Maha Lebih Besar. Terus Maha Lebih Besar. Seirama dengan dinamika penghayatan manusia. Hamba Allah selalu berkembang pengalaman hidupnya. Sehingga manusia menemukan sesuatu tanpa henti. Allah selalu Maha Lebih Besar. Dibandingkan  yang dirasakan manusia sebelumnya. Begitu seterusnya.
      Khalid Basalamah menjelaskan makna “Allahu Akbar.” Mengapa Allah tidak bisa dilihat? Karena Allah “Maha Amat Sangat Besar Sekali”. Allah “Maha Sangat Luar Biasa Besar Sekali”.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan besarnya bumi dibandingkan dengan besarnya langit pertama. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
.       Berapakah luasnya langit pertama? Bumi, bulan, matahari, planet, dan bintang kemintang. Yang kita lihat setiap hari. Semuanya berada di bawah langit pertama. Para ilmuwan belum mengetahui batas terjauh langit pertama. Saya ulangi, langit pertama belum diketahui batasnya. Sampai sekarang.
      Nabi bersabda, “Perumpamaan luasnya langit pertama beserta isinya dibandingkan dengan luasnya langit kedua. Bagaikan sebuah cincin dilemparkan di lautan padang pasir.
      Besarnya langit ke-3. Yang berisi langit ke-1 dan ke-2, beserta isinya dibandingkan dengan besarnya langit ke-4. Seperti sebuah cincin dibuang di lautan padang pasir. Begitu seterusnya. Sampai langit ke-7. 
      Di atas langit ke-7 terdapat langit ke-8. Berupa lautan air. Luasnya langit ke-7, yang berisi langit ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dibandingkan dengan langit ke-8.  Ibarat sebuah cincin dilemparkan ke lautan padang pasir.
      Di atas langit ke-8. Terdapat “Arsy”, tempat Allah “bertahta”.  Sungguh, “Allahu Akbar”. “Allah Maha Lebih Besar. “ Allah Yang Maha Mengetahui”.
      Ya Allah, ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan, kekeliruan, keluputan,  kelemahan, kebodohan, kesombongan, kecongkakan, kepongahan, dan keangkuhan kami. Amin.