Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, October 1, 2017

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. SURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

312. AURAT

MEMAHAMI AURAT MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Aurat Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Aurat (menurut KBBI V) adalah kemaluan atau organ untuk mengadakan perkembangbiakan manusia yaitu bagian badan yang tidak boleh kelihatan menurut hukum Islam.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

        “Katakan kepada wanita yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.
     Kata “sauat” terambil dari kata “sa’a yasu’u” yang artinya “buruk”, dan tidak menyenangkan”. Kata “sauat” sama maknanya dengan “aurat” yang terambil dari kata “ar” yang artinya “ onar”, “aib”, dan “tercela”.
      Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam  arti  sesuatu  yang pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena adanya faktor lain yang mengakibatkannya buruk.
     Tidak satu pun dari bagian  tubuh manusia yang  buruk  karena  semuanya  baik  dan sangat bermanfaat, termasuk aurat. Tetapi apabila aurat dilihat orang, maka  “aurat yang terlihat”  itulah yang buruk.  
      Tentu saja banyak hal yang sifatnya buruk, masing-masing orang dapat menilainya, dan agama Islam memberikan  petunjuk  tentang  sesuatu yang dianggapnya   “aurat”  atau  “sau-at”. 
      Dalam  fungsinya  sebagai penutup, tentunya pakaian dapat menutupi  segala  yang  enggan diperlihatkan oleh pemakai, meskipun seluruh badannya.
      Dalam konteks pembicaraan tuntunan  atau  hukum  agama Islam,  maka “aurat” adalah “anggota  badan  tertentu  yang  tidak boleh dilihat, selain oleh orang-orang tertentu”.  
      Bahkan bukan hanya kepada orang  tertentu  selain  pemiliknya, Islam  mengajarakn bahwa “tidak  senang”  apabila  “aurat” terutama “aurat  besar” yaitu  “kemaluan” dilihat oleh siapa  pun.
       Para ulama menjelaskan bahwa ide dasar “aurat” adalah “tertutup” dan “tidak terlihat” meskipun oleh yang bersangkutan sendiri.
       Nabi bersabda,“Jangan kamu telanjang, karena ada malaikat yang selalu      bersamamu, dan tidak pernah berpisah denganmu, selain ketika kamu masuk ke toilet serta ketika suami dan istri berhubungan seks, maka malulah kepada mereka dan hormatilah mereka”.
        Nabi bersabda,”Apabila sepasang suami istri berhubungan seks, maka jangan keduanya telanjang bagaikan telanjangnya binatang”.
     Hadis Nabi di atas berhubungan dengan aturan moral, sedangkan dalam aturan hukum Islam tidak terlarang apabila seseorang sendirian atau suami dengan istrinya tidak berpakaian.
     Semua ulama sepakat bahwa setiap manusia berkewajiban menutup auratnya selama diperkirakan terdapat orang lain yang mungkin melihatnya, tetapi para ulama berbeda pendapat tentang batas aurat, yaitu bagian tubuh manusia yang harus ditutup.
      Sebagian ulama berpendapat batas aurat untuk seorang lelaki adalah wajib menutup bagian tubuhnya dari pusar sampai lututnya, meskipun ada yang berpendapat batas aurat untuk laki-laki yang wajib ditutup adalah kelamin dan pantat saja.
     Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa aurat untuk kaum wanita adalah seluruh bagian tubuhnya, selain wajah dan kedua telapak tangan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa aurat wanita adalah semua tubuhnya, kecuali wajah, telapak tangan, dan kaki, sedangkan sebagian ulama berpendapat seluruh tubuh wanita harus ditutup.
      Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 31, yaitu “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali      yang (biasa) tampak darinya”.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

311. Fungsi

FUNGSI PAKAIAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Fungsi Pakaian Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama berpendapat bahwa pakaian menurut Al-Quran sedikitnya berfungsi empat hal. Al-Quran surah  Al-A'raf, surah ke-7 ayat 26, menjelaskan dua fungsi pakaian untuk manusia yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

        “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian adalah sebagian dari tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat”.
      Ayat  Al-Quran ini  setidaknya  menjelaskan  dua  fungsi pakaian, yaitu yang pertama sebagai penutup aurat dan yang kedua sebagai perhiasan, sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas  berbicara tentang  fungsi pakaian yang ketiga, yaitu fungsi takwa, dalam arti busana yang dikenakan oleh manusia dapat  menghindarkan  seseorang  terjerumus  dari bencana dan kesulitan di dunia dan akhirat. 
      Para ulama menjelaskan bahwa “takwa” artinya adalah penjagaan dan pemeliharaan, sehingga yang dimaksud dengan “pakaian takwa” adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam  peperangan untuk menjaga, melindungi, dan menghindarkan pemakainya dari luka dan bencana lain.  
       Sebagian ulama berpendapat bahwa “libasut taqwa” bisa diartikan sebagai pakaian batin yang bisa  menghindarkan  seseorang  dari  bencana   di dunia   dan akhirat.  
       Para ulama berpendapat bahwa fungsi pakaian manusia yang ketiga adalah untuk menjaga dan menghindarkan manusia dari bencana, sengatan udara yang panas dan dingin.
      Al-Quran surah Al-Nahl, surah ke-16 ayat 81.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
  
   “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
      Fungsi pakaian yang keempat adalah untuk identitas yang membedakan seseorang dengan orang yang lain, seperti dalam Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat 59.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      “Hai Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun dan Maha penyayang”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

311. FUNGSI

FUNGSI PAKAIAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Fungsi Pakaian Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama berpendapat bahwa pakaian menurut Al-Quran sedikitnya berfungsi empat hal. Al-Quran surah  Al-A'raf, surah ke-7 ayat 26, menjelaskan dua fungsi pakaian untuk manusia yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

        “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian adalah sebagian dari tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat”.
      Ayat  Al-Quran ini  setidaknya  menjelaskan  dua  fungsi pakaian, yaitu yang pertama sebagai penutup aurat dan yang kedua sebagai perhiasan, sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas  berbicara tentang  fungsi pakaian yang ketiga, yaitu fungsi takwa, dalam arti busana yang dikenakan oleh manusia dapat  menghindarkan  seseorang  terjerumus  dari bencana dan kesulitan di dunia dan akhirat. 
      Para ulama menjelaskan bahwa “takwa” artinya adalah penjagaan dan pemeliharaan, sehingga yang dimaksud dengan “pakaian takwa” adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam  peperangan untuk menjaga, melindungi, dan menghindarkan pemakainya dari luka dan bencana lain.  
       Sebagian ulama berpendapat bahwa “libasut taqwa” bisa diartikan sebagai pakaian batin yang bisa  menghindarkan  seseorang  dari  bencana   di dunia   dan akhirat.  
       Para ulama berpendapat bahwa fungsi pakaian manusia yang ketiga adalah untuk menjaga dan menghindarkan manusia dari bencana, sengatan udara yang panas dan dingin.
      Al-Quran surah Al-Nahl, surah ke-16 ayat 81.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
  
   “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
      Fungsi pakaian yang keempat adalah untuk identitas yang membedakan seseorang dengan orang yang lain, seperti dalam Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat 59.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      “Hai Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun dan Maha penyayang”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

311. FUNGSI

FUNGSI PAKAIAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Fungsi Pakaian Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama berpendapat bahwa pakaian menurut Al-Quran sedikitnya berfungsi empat hal. Al-Quran surah  Al-A'raf, surah ke-7 ayat 26, menjelaskan dua fungsi pakaian untuk manusia yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

        “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian adalah sebagian dari tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat”.
      Ayat  Al-Quran ini  setidaknya  menjelaskan  dua  fungsi pakaian, yaitu yang pertama sebagai penutup aurat dan yang kedua sebagai perhiasan, sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas  berbicara tentang  fungsi pakaian yang ketiga, yaitu fungsi takwa, dalam arti busana yang dikenakan oleh manusia dapat  menghindarkan  seseorang  terjerumus  dari bencana dan kesulitan di dunia dan akhirat. 
      Para ulama menjelaskan bahwa “takwa” artinya adalah penjagaan dan pemeliharaan, sehingga yang dimaksud dengan “pakaian takwa” adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam  peperangan untuk menjaga, melindungi, dan menghindarkan pemakainya dari luka dan bencana lain.  
       Sebagian ulama berpendapat bahwa “libasut taqwa” bisa diartikan sebagai pakaian batin yang bisa  menghindarkan  seseorang  dari  bencana   di dunia   dan akhirat.  
       Para ulama berpendapat bahwa fungsi pakaian manusia yang ketiga adalah untuk menjaga dan menghindarkan manusia dari bencana, sengatan udara yang panas dan dingin.
      Al-Quran surah Al-Nahl, surah ke-16 ayat 81.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
  
   “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
      Fungsi pakaian yang keempat adalah untuk identitas yang membedakan seseorang dengan orang yang lain, seperti dalam Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat 59.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      “Hai Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun dan Maha penyayang”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

311. FUNGSI

FUNGSI PAKAIAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Fungsi Pakaian Manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama berpendapat bahwa pakaian menurut Al-Quran sedikitnya berfungsi empat hal. Al-Quran surah  Al-A'raf, surah ke-7 ayat 26, menjelaskan dua fungsi pakaian untuk manusia yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

        “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian adalah sebagian dari tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat”.
      Ayat  Al-Quran ini  setidaknya  menjelaskan  dua  fungsi pakaian, yaitu yang pertama sebagai penutup aurat dan yang kedua sebagai perhiasan, sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa ayat di atas  berbicara tentang  fungsi pakaian yang ketiga, yaitu fungsi takwa, dalam arti busana yang dikenakan oleh manusia dapat  menghindarkan  seseorang  terjerumus  dari bencana dan kesulitan di dunia dan akhirat. 
      Para ulama menjelaskan bahwa “takwa” artinya adalah penjagaan dan pemeliharaan, sehingga yang dimaksud dengan “pakaian takwa” adalah pakaian berupa perisai yang digunakan dalam  peperangan untuk menjaga, melindungi, dan menghindarkan pemakainya dari luka dan bencana lain.  
       Sebagian ulama berpendapat bahwa “libasut taqwa” bisa diartikan sebagai pakaian batin yang bisa  menghindarkan  seseorang  dari  bencana   di dunia   dan akhirat.  
       Para ulama berpendapat bahwa fungsi pakaian manusia yang ketiga adalah untuk menjaga dan menghindarkan manusia dari bencana, sengatan udara yang panas dan dingin.
      Al-Quran surah Al-Nahl, surah ke-16 ayat 81.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
  
   “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”.
      Fungsi pakaian yang keempat adalah untuk identitas yang membedakan seseorang dengan orang yang lain, seperti dalam Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat 59.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      “Hai Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun dan Maha penyayang”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.