Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, November 1, 2020

6109. PENYEBAB NOKIA BANGKRUT

 


PENYEBAB NOKIA BANGKRUT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Nokia adalah produsen telepon pertama asal Finlandia yang berhasil meluncurkan banyak ponsel.

 

zaman itu, tidak ada yang sanggup menyaingi popularitas dan kesuksesan Nokia.

 

Kegagalan terbesar Nokia adalah enggan menerima perubahan drastis.

 

Penyebab gagalnya perusahaan Nokia.

 

1.               Merasa puas.

2.               Kurangnya inovasi.

3.               Kalah bersaing.

 

 

Kepuasan 

 

Sebagai pemimpin pasar Nokia merasa  puas dengan produknya.

 

Tahun 2007, Apple meluncurkan iPhone model  sentuh pertama.

 

Nokia masih memakai E-series ketika smartphone mengalami perubahan luar biasa.

 

Munculnya iPhone tidak berdampak signifikan terhadap Nokia.

 

Samsung bereksperimen dengan teknologi off-the-shelf dan mengelola transisi ke smartphone sangat cepat.

 

Tahun 2020, Nokia meluncurkan smartphone pertama melalui seri Symbian 60.

Tapi Nokia gagal mengantisipasi  perubahan zaman.

 

Kurangnya Inovasi

 

 

Tiap tahun, Samsung muncul ponsel baru dengan modifikasi dari sebelumnya.

 

tahun 2011, ponsel Windows Nokia tidak punya teknologi dasar yang penting untuk mendorong penjualannya.

 

Nokia Lumia series diluncurkan, tetapi tidak diklik.

 

Ponsel Nokia tidak punya kamera depan dan tidak diaktifkan 3G.

 

Sistem operasi ditempati Android dan iOS sehingga Windows tidak banyak berperan.

 

 

Kalah bersaing

 

Tahun 2012, Penjualan Lumia yang buruk menyebabkan perusahaan hampir bangkrut.  

 

Seiring munculnya pesaing baru, penjualan menurun drastis hingga membuat Nokia bangkrut.

 

Salah satu penyebab Nokia tumbang karena memilih Windows dibandingkan Android sebagai sistem operasi.

 

(Sumber internet)

 

6108. BERGAUL TANPA MEMBEDAKAN

 


BERGAUL TANPA MEMBEDAKAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Ana’am (surah ke-6) ayat 52.

 

 

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ

    

 

 

Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, mereka menghendaki keridaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang yang zalim.

 

 

Al-Quran surah Al-Ana’am (surah ke-6) ayat 53.

 

 

وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَٰؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ

 

 

 

Dan demikian Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang miskin), supaya (orang yang kaya itu) berkata, "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman), “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?"

 

 

Asbabun nuzul (penyebab turunnya) surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 52 dan 53.

 

 

1.       Saad bin Abi Waqqash menjelaskan ayat ini turun berkenaan dengan 6 sahabat Rasulullah, termasuk dirinya.

 

 

Kaum musyrik berkata," Rasulullah, usirlah mereka yang sedang bersamamu.”

 

 

Rasulullah merasa tidak senang mendengar perkataan itu.

 

 

Kemudian turun ayat 52 dan 53 yang melarang membedakan pangkat dan kedudukan dalam pergaulan.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.       Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.

2.       Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.       Tafsirq.com online.

 

 

 

 

 

 

 

 

6107. ILMU MANUSIA HANYA SECUIL

 


 

ILMU MANUSIA HANYA SECUIL

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat 1-5.

 

 

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِوَطُورِ سِينِينَوَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

 

 

Demi buah Tin dan buah Zaitun. Demi bukit Sinai. Demi kota Mekah yang aman.Sungguh, Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Bagi mereka pahala yang tidak terputus.

 

 

Nabi Musa berada di bukit Sinai(bukit  Thursina) selama 40 hari untuk menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril, berupa Kitab Taurat.

 

Pada hari ke-30, Nabi Musa berdoa,”Ya Allah, ampunilah dosa hamba, karena hamba amat lancang.Hamba ingin menyaksikan dan membuktikan sendiri Engkau Maha Adil.”

 

Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Musa,”Wahai Musa, Allah mendengar doamu. Apakah kamu masih tidak yakin bahwa Allah Maha Adil?”

 

Nabi Musa Menjawab,”Ya Allah, ampuni hamba. Hamba sebenarnya telah yakin Allah Maha Adil, tetapi hamba ingin lebih yakin dan mantap, apabila menyaksikannya sendiri.”

 

 

Malaikat Jibril turun lagi,“Wahai Musa, Allah memberi salam kepadamu. Jika kamu ingin menyaksikan keadilan Allah, pergilah mendekatke sumber air.”

 

 

Nabi Musa pergi mendekati sebuah sumber air dan bersembunyi.

 

Nabi Musa ingin menyaksikan sesuatu yang akan terjadi.

 

Tidak berapa lama kemudian.

 

Muncul seorang ksatria penunggang kuda dengan  sebilah pedang dalam sarung yang diselipkan di punggungnya.

 

Dia membawa sekantung uang digantung di pinggang kirinya.

 

 

Penunggang kuda turun mendekati sumber air, membasuh mukanya, dan menikmati air sepuasnya.

 

Beberapa saat kemudian.

 

Dia meninggalkan sumber air.

 

Tetapi sekantung uangnya tertinggal, tergeletak di bebatuan dekat sumber air.

 

 

Penunggang kuda telah berlalu.

 

Muncul anak kecil berumur 9 tahun menuju sumber air, mengisi kantung airnya.

 

Anak kecil itu menemukan sekantung uang, dan membawanya pergi.

 

 

Setelah anak kecil menjauh.

 

Datang seorang tua buta mendengar gemericik sumber air, lalu mendatanginya.

 

Si orang tua buta membasuh mukanya dengan dan bersuci, lalu ia melakukan salat.

 

Beberapa saat kemudian.

 

Ksatria berkuda kembali lagi, dengan cepat turun menuju  sumber air.

 

Dia mencari uangnya yang hilang, tetapi tidak menemukannya.

 

Penunggang kuda berteriak, “Hai orang tua, apakah kamu mengambil uangku sekantung yang tertinggal di sini?”

 

Si orang tua menjawab,”Maaf Nak, saya orang buta, sehingga saya  tidak mengetahui jika ada uang yang tertinggal.”

 

Penunggang kuda dan orang tua buta bertengkar.

 

Akhirnya, orang tua buta mati terbunuh.

 

Penunggang kuda beranjak pergi meninggalkan jenazah si orang tua buta.

 

 

Nabi Musa menyaksikan semuanya dengan jelas dari tempat persembunyian.

 

Nabi Musa bergumam, “Sungguh, peristiwa tidak adil, yang salah anak kecil, karena dia yang mengambil uangnya. Seandainya, anak kecil tidak mengambil uang itu, maka orang tua buta tidak akan mati terbunuh.”

 

 

Malaikat Jibril turun, “Wahai Musa, kamu tidak bisa menilai keadilan Allah, karena kamu hanya menyaksikan peristiwa sesaat saja. Peristiwa yang kamu lihat hanya satu episode saja, kamu tidak mampu melihat seluruh rangkaian yang terjadi.”

 

 

Malaikat Jibril melanjutkan, “Orang tua anak kecilitu pernah ikut bekerja kepada si penunggang kuda, dia pergi tetapi belum menerima gajinya.”

 

 

Malaikat Jibril berkata, “Uang yang belum dibayarkan kepada orang tua dari anak kecil itu besarnya persis sama dengan jumlah uang ditemukan anak itu.

 

“Artinya jumlah gaji yang belum dibayarkan, tepat sama dengan jumlah uang dalam kantung penunggang kuda, padahal si penunggang kuda tidak pernah merencanakan membawa uang dalam kantung sejumlah itu.”

 

“Orang tua si anak sudah meninggal, karena dibunuh seseorang, dan pembunuhnya adalah orang tua yang buta itu,” lanjut malaikat Jibril.

 

 

Nabi Musa berkata, “Allah Maha Adil. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang lemah, hina, daif, dan bodoh ini. Hamba gampang menilai kejadian hanya berdasar penglihatan sekilas saja.”

 

 

Daftar Pustaka

1.               Bahjat, Ahmad. Nabi Nabi Allah. Penerbit Qisthi Press. Jakarta, 2015.

2.               Katsir, Ibnu. Kisah Para Nabi. Penerbit Pustaka Azzam. Jakarta, 2011.

3.               Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

4.               Tafsirq.com online.

6106. NABI MUSA INGIN LIHAT KEADILAN ALLAH

 


 

NABI MUSA INGIN LIHAT KEADILAN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat 1-5.

 

 

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِوَطُورِ سِينِينَوَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

 

 

Demi buah Tin dan buah Zaitun. Demi bukit Sinai. Demi kota Mekah yang aman.Sungguh, Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Bagi mereka pahala yang tidak terputus.

 

 

Nabi Musa berada di bukit Sinai(bukit  Thursina) selama 40 hari untuk menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril, berupa Kitab Taurat.

 

Pada hari ke-30, Nabi Musa berdoa,”Ya Allah, ampunilah dosa hamba, karena hamba amat lancang.Hamba ingin menyaksikan dan membuktikan sendiri Engkau Maha Adil.”

 

Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Musa,”Wahai Musa,Allah mendengar doamu. Apakah kamu masih tidak yakin bahwa Allah Maha Adil?”

 

Nabi Musa Menjawab,”Ya Allah, ampuni hamba. Hamba sebenarnya telah yakin Allah Maha Adil, tetapi hamba ingin lebih yakin dan mantap, apabila menyaksikannya sendiri.”

 

 

Malaikat Jibril turun lagi,“Wahai Musa, Allah memberi salam kepadamu. Jika kamu ingin menyaksikan keadilan Allah, pergilah mendekatke sumber air.”

 

 

Nabi Musa pergi mendekati sebuah sumber air dan bersembunyi.

 

Nabi Musa ingin menyaksikan sesuatu yang akan terjadi.

 

Tidak berapa lama kemudian.

 

Muncul seorang ksatria penunggang kuda dengan  sebilah pedang dalam sarung yang diselipkan di punggungnya.

 

Dia membawa sekantung uang digantung di pinggang kirinya.

 

 

Penunggang kuda turun mendekati sumber air, membasuh mukanya, dan menikmati air sepuasnya.

 

Beberapa saat kemudian.

 

Dia meninggalkan sumber air.

 

Tetapi sekantung uangnya tertinggal, tergeletak di bebatuan dekat sumber air.

 

 

Penunggang kuda telah berlalu.

 

Muncul anak kecil berumur 9 tahun menuju sumber air, mengisi kantung airnya.

 

Anak kecil itu menemukan sekantung uang, dan membawanya pergi.

 

 

Setelah anak kecil menjauh.

 

Datang seorang tua buta mendengar gemericik sumber air, lalu mendatanginya.

 

Si orang tua buta membasuh mukanya dengan dan bersuci, lalu ia melakukan salat.

 

Beberapa saat kemudian.

 

Ksatria berkuda kembali lagi, dengan cepat turun menuju  sumber air.

 

Dia mencari uangnya yang hilang, tetapi tidak menemukannya.

 

Penunggang kuda berteriak, “Hai orang tua, apakah kamu mengambil uangku sekantung yang tertinggal di sini?”

 

Si orang tua menjawab,”Maaf Nak, saya orang buta, sehingga saya  tidak mengetahui jika ada uang yang tertinggal.”

 

Penunggang kuda dan orang tua buta bertengkar.

 

Akhirnya, orang tua buta mati terbunuh.

 

Penunggang kuda beranjak pergi meninggalkan jenazah si orang tua buta.

 

 

Nabi Musa menyaksikan semuanya dengan jelas dari tempat persembunyian.

 

Nabi Musa bergumam, “Sungguh, peristiwa tidak adil, yang salah anak kecil, karena dia yang mengambil uangnya. Seandainya, anak kecil tidak mengambil uang itu, maka orang tua buta tidak akan mati terbunuh.”

 

 

Malaikat Jibril turun, “Wahai Musa, kamu tidak bisa menilai keadilan Allah, karena kamu hanya menyaksikan peristiwa sesaat saja. Peristiwa yang kamu lihat hanya satu episode saja, kamu tidak mampu melihat seluruh rangkaian yang terjadi.”

 

 

Malaikat Jibril melanjutkan, “Orang tua anak kecilitu pernah ikut bekerja kepada si penunggang kuda, dia pergi tetapi belum menerima gajinya.”

 

 

Malaikat Jibril berkata, “Uang yang belum dibayarkan kepada orang tua dari anak kecil itu besarnya persis sama dengan jumlah uang ditemukan anak itu.

 

“Artinya jumlah gaji yang belum dibayarkan, tepat sama dengan jumlah uang dalam kantung penunggang kuda, padahal si penunggang kuda tidak pernah merencanakan membawa uang dalam kantung sejumlah itu.”

 

“Orang tua si anak sudah meninggal, karena dibunuh seseorang, dan pembunuhnya adalah orang tua yang buta itu,” lanjut malaikat Jibril.

 

 

Nabi Musa berkata, “Allah Maha Adil. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang lemah, hina, daif, dan bodoh ini. Hamba gampang menilai kejadian hanya berdasar penglihatan sekilas saja.”

 

 

Daftar Pustaka

1.               Bahjat, Ahmad. Nabi Nabi Allah. Penerbit Qisthi Press. Jakarta, 2015.

2.               Katsir, Ibnu. Kisah Para Nabi. Penerbit Pustaka Azzam. Jakarta, 2011.

3.               Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

4.               Tafsirq.com online.