PEDOMAN UKHUWAH ISLAM DENGAN
AGAMA LAIN
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Kata “ukhuwah” (menurut KBBI artinya “persaudaraan”.
Menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah”
terambil dari akar
kata yang pada mulanya berarti
“memperhatikan”.
Makna asal ini memberi kesan bahwa
“persaudaraan” mengharuskan adanya “perhatian” semua pihak yang merasa
bersaudara.
Faktor “perhatian” pada mulanya
muncul karena adanya persamaan
orang yang bersaudara.
Makna “ukhuwah” berkembang yang diartikan sebagai
“setiap persamaan dan
keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi
ibu, bapak, atau keduanya, maupun
dari segi persusuan”.
Secara “majazi” (kiasan) kata “ukhuwah”
(persaudaraan) mencakup persamaan dalam
salah satu unsurnya seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.
Dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa
kata “akh” yang membentuk kata “ukhuwah” dipakai juga dengan arti “teman
akrab” atau “sahabat”.
Untuk
mewujudkan persaudaraan antarpemeluk agama,
ajaran Islam memperkenalkan pedoman.
1.
Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.
2.
Bagi kami amal kami dan bagimu amalmu.
Al-Quran surah Al-Kafirun (surah ke-109) ayat 6.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Untukmu agamamu dan untukku agamaku.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 15 menjelaskan bahwa
bagiku amalku dan bagimu amalmu.
فَلِذَٰلِكَفَادْعُ
ۖ وَاسْتَقِمْكَمَاأُمِرْتَ ۖ وَلَاتَتَّبِعْأَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْآمَنْتُبِمَاأَنْزَلَاللَّهُمِنْكِتَابٍ
ۖ وَأُمِرْتُلِأَعْدِلَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُرَبُّنَاوَرَبُّكُمْ ۖ لَنَاأَعْمَالُنَاوَلَكُمْأَعْمَالُكُمْ
ۖ لَاحُجَّةَبَيْنَنَاوَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُيَجْمَعُبَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِالْمَصِيرُ
Maka karena itu serulah (mereka kepada
agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah
mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah:”Aku beriman kepada semua Kitab yang
diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.
Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu
amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan
antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita).
Al-Quran
juga menganjurkan agar mencari titik temu antarpemeluk agama dengan menganjurkan
agar dalam interaksisosial.
Jika
tidak ditemukan persamaan hendaknya masing-masing
mengakui keberadaan pihak lain dengan cara tidak saling menyalahkan.
Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 64.
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا
يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُولُوا۟
ٱشْهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah:”Hai
Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami denganmu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling
maka katakanlah kepada mereka:”Saksikan bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”.
Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 24.
۞ قُلْمَنْيَرْزُقُكُمْمِنَالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِ
ۖ قُلِاللَّهُ ۖ وَإِنَّاأَوْإِيَّاكُمْلَعَلَىٰهُدًىأَوْفِيضَلَالٍمُبِينٍ
Katakan:”Siapakan
yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakan:”Allah”,dan
sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran
atau dalam kesesatan yang nyata.
Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 25 menjelaskan bahwa
setiap orang akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.
قُل لَّا تُسْـَٔلُونَ عَمَّآ أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا
تَعْمَلُونَ
Katakan:”Kamu
tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami
tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.
Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 26.
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِٱلْحَقِّ
وَهُوَ ٱلْفَتَّاحُ ٱلْعَلِيمُ
Katakanlah:”Tuhan
kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita
dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”.
Al-Quran Al-Mumtahanah (surah ke-60) ayat 8.
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ
فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟
إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
Allah
tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
Ajaran
Islam tidak melarang jalinan persaudaraan antara umat Islam dengan non-Islam, selama
pihak lain menghormati hak-hak umat Islam.
Ketika
beberapa sahabat Nabi Muhammad memutuskan bantuan keuangan/material kepada penganut agama lain dengan alasan
bahwa mereka bukan Muslim.
Al-Quran menegur
mereka bahwa bukan kewajibanmu untuk memberi hidayah/petunjuk kepada
seseorang.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 272.
۞ لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَىٰهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن
يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا
ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ
لَا تُظْلَمُونَ
Bukan kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka
pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu
melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedangkan kamu
sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online.