Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, April 4, 2021

9177. APAKAH CELANA ISBAL ITU

 


APAKAH CELANA ISBAL ITU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 HUKUMNYA CELANA ISBAL

 

Isbal artinya mengulurkan sesuatu (sarung, celana, dll).

 

 

Dari atas sampai ke bawah (permukaan tanah).

 

 

Atau melampaui mata kaki.

 

Celana isbal adalah celana yang kainnya menjulur ke bawah sampai melewati mata kaki.

 

 

Celana isbal adalah celana yang sampai menutup mata kaki.

 

 

Celana cingkrang (gantung) adalah celana yang tidak sampai menutupi mata kaki.

 

 

Abu Dzar berkata bahwa Rasulullah  bersabda,

 

 

 

“Ada 3 orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat.

 

 

 

Allah tidak memandang mereka.

 

 

Tidak mensucikan mereka.

 

 

 

Dan bagi mereka azab yang menyakitkan.”

 

 

Rasulullah mengulanginya 3 kali.

 

Abu Dzar berkata,

 

 

“Siapa mereka itu, wahai Rasulullah?”

 

Rasulullah bersabda:

 

1)  ”Al-Musbil (orang yang memanjangkan jubah / kain / kaki celana sampai menutupi mata kaki).

 

2)  Orang yang mengungkit-ungkit pemberian.

 

3)  Orang yang menjual barangnya dengan sumpah yang dusta.”

(HR. Muslim).

 

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

 

 

“Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka.”

(HR. Bukhari).

 

 

PENDAPAT ULAMA TENTANG HADIS INI

 

IMAM SYAFII

 

Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki.

 

 

Hanya bagi orang yang angkuh.

 

Tetapi orang yang tidak sombong.

 

 

Maka hukumnya makruh.”

 

 

IMAM BUKHARI

 

Rasulullah bersabda,

 

 

”Siapa  yang  memanjangkan  pakaiannya  karena  angkuh.

 

 

Maka  Allah  tidak  akan memandangnya pada hari kiamat.”

 

 

Abu  Bakar  berkata,

 

 

“Wahai  Nabi, sesungguhnya salah satu bagian kainku  terjulur panjang.

 

 

 

Tetapi aku tidak berniat sombong.”

 

Rasulullah bersabda,

 

 

”Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”.

 

(HR. Bukhari).

 

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

 

“Allah tidak memandang pada hari kiamat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena angkuh dan sombong.”

 

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

 

Memanjangkan jubah adalah tradisi kesombongan Raja Romawi dan Raja Persia pada zaman dahulu.

 

 

 

Untuk menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka.

 

 

Para penguasa memanjangkan jubah.

 

 

Yang ujungnya dibawa oleh para pengawal dan dayang-dayang.

 

 

 

Tradisi itu masuk ke dalam masyarakat Arab Jahiliah.

 

 

Dalam syair Arab Jahiliah dikatakan,

 

 

 “Janganlah engkau terpukau dengan panjangnya jubah dan sorban yang terurai.

 

 

Sesungguhnya aku juga orang yang punya pakaian panjang.”

 

 

 Tradisi keangkuhan itu yang dihilangkan oleh Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

HUKUM CELANA ISBAL

 

9176. CINTA KEPADA WANITA URUTAN AWAL MENURUT AL-QURAN

 


CINTA KEPADA WANITA URUTAN AWAL MENURUT AL-QURAN

Oleh : Drs. HM. Yusron Hadi, MM

 

 

 

 

Al-Quran Ali Imran (surah ke-3) ayat 14.

 

 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itu kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga).

 

 

 

Dalam ayat di atas Allah menjadikan indah dalam pandangan manusia saat hidup di dunia.

 

1.      Wanita.

 

2.      Anak-anak.

 

3.      Harta yang banyak.

 

4.      Perhiasan emas.

 

5.      Perak.

 

6.      Kuda pilihan.

 

7.      Hewan ternak.

 

8.      Sawah ladang.

 

 

Tujuan ayat ini adalah untuk mengingatkan manusia.

 

 

Agar tidak menuruti syahwatnya.

 

 

Dan melupakan perbuatan yang akan menghantarkan kepada kebahagiaan akhirat.

 

 

Menurut M. Quraish Shihab, syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung.

 

 

Terhadap suatu yang bersifat material.

 

 

Dalam ayat di atas, disebutkan “Dijadikan indah”.

 

 

Kalimat ini adalah pasif (mabni majhul), yang tidak disebut siapa subjeknya.

 

 

 

Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, dalam Tafsir Munir, menyebut 2 pendapat tentang subjek dalam ayat ini.

 

1.      Pendapat ke-1.

Yang menjadikan indah adalah Allah.

 

Karena kecintaan terhadap dunia adalah fitrah pemberian dari Allah.

 

 

Tujuannya untuk menguji manusia.

 

 

2.      Pendapat ke-2.

Yang menjadikan indah adalah setan.

 

 

Tujuan setan adalah untuk menyesatkan manusia.

 

 

Tujuan ayat ini bukan untuk melarang manusia untuk mencintai syahwatnya,

 

 

Tetap dibolehkan mencintainya, asalkan tidak berlebihan.

 

 

Tanda berlebihan dalam mencintainya, jika terlalu sibuk dengannya dan meninggalkan agama.

 

 

Macam-macam kecintaan manusia terhadap syahwat.

 

WANITA

Wanita menempati urutan ke-1.

 

Karena cinta dunia adalah kenikmatan tertinggi dan sempurna.

 

 

Menurut M. Quraish Shihab, yang dimaksud “wanita” adalah juga “pria”.

 

 

Maksudnya adalah pria mencintai wanita dan wanita mencintai pria.

 

 

ANAK LAKI-LAKI

 

Ayat ini jelas menegaskan bahwa yang dijadikan indah bagi manusia adalah kecintaan terhadap anak laki-laki.

 

 

Tapi, bukan berarti anak wanita tidak termasuk.

 

 

Anak, apa pun jenis kelaminnya, adalah salah satu hal yang dimaksud ayat ini.

 

 

Pada poin sebelumnya, memang tidak disebut secara jelas kata pria.

 

 

 

Yang disebut hanya wanita.

 

 

Tapi disebutkannya anak laki-laki pada poin ini mewakili hal itu.

 

 

Dan tidak disebutakan anak wanita  pada ayat ini telah terwakili  kata “wanita” pada poin sebelumnya.

 

 

HARTA YANG BANYAK JENIS EMAS DAN PERAK

 

 

Syaikh Nawawi Banten dalam Marah Labid menjelaskan.

 

 

Bahwa disebut emas dan perak dicintai karena mencangkup harga semua hal.

 

 

Sehingga pemilik keduanya adalah pemilik segala hal.

 

 

Siapa yang punya keduanya berarti punya semua hal.

 

Dalam konteks sekarang, termasuk semua harta.

 

 

Bukan hanya emas dan perak.

 

 

KUDA PILIHAN

 

Kuda pilihan akan mendukung bisnis dan perniagaan pemiliknya.

 

 

Orang yang punya kuda pilihan akan bersaing dan bangga terhadap kawannya.

 

 

Begitu penjelasan dalam tafsir al-Maraghi.

 

 

Dalam konteks sekarang,  kendaraan mewah dan armada bisnis termasuk di dalamnya.

 

 

 

HEWAN TERNAK

 

Yang dimaksud hewan ternak di sini adalah unta, sapi, dan domba.

 

 

Yang dipakai untuk mengembangkan kekayaaan.

 

 

Begitu penjelasan Al-Qasimi dalam Mahasin al-Takwil.

 

 

Dalam konteks sekarang, apa pun yang bisa mengembangkan kekayaan masuk dalam kategori ini.

 

 

SAWAH LADANG

 

Sawah ladang ditempatkan terakhir.

 

Karena agar tanah bisa disebut sawah ladang tidak langsung instan.

 

 

Harus melewati proses tertentu.

 

 

Untuk menghasilkan sawah ladang yang siap ditanami.

 

 

Harus dibajak, ditanami benih,  diairi, dan dirawat.

 

 

Pada akhir ayat ini.

 

 

Allah mengingatkan kita dengan kalimat, 

 

 

“…dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga)”.

 

 

Maksudnya adalah anjuran untuk mendapat kenikmatan hakiki dan abadi lewat syahwat yang fana seperti perincian di atas.

 

 

Apa pun yang dimiliki seseorang.

 

 

Sejatinya adalah ujian dari Allah.

 

 

Allah ingin menguji seberapa besar cinta manusia terhadap syahwat yang telah dijelaskan sebelumnya.

 

 

Mereka yang lulus ujian.

 

 

Dan yang berhak mendapat surga adalah orang yang tidak terbujuk oleh syahwat dunia.

 

 

 

(Sumber internet)