Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Friday, November 5, 2021

11550. SIKAP AL-QURAN TERHADAP ORANG MURTAD







SIKAP AL-QURAN TERHADAP ORANG MURTAD  

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Ada 2 pendapat terhadap orang murtad.

 

Yaitu orang lslam yang keluar dari agama lslam.

 

1.      Orang itu harus dibunuh.

2.      Orang itu tak boleh dibunuh.

Karena tak ada paksaan masuk lslam.

 

 

Hadis Nabi

 

1.      Hadis riwayat Bukhari Muslim.

 

“Barang siapa mengganti agamanya.

Maka bunuhlah dia.”

 

2.      Hadis riwayat lmam Bukhari dan Muslim.

 

“Tak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tak ada tuhan selain Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah.

 

Kecuali salah 1 dari 3 hal yaitu:

 

1.      Jiwa dengan jiwa (hukum qisas).

 

2.      Orang yang sudah menikah, tapi berzina.

 

3.      Orang yang menginggalkan agamanya dan meninggallan jemaah.”

 

Hadis di atas dipakai oleh para ulama untuk memutuskan.

 

Bahwa orang yang murtad keluar dari lslam harus dibunuh.

 

Peristiwa dalam sejarah lslam.

 

Pada suatu hari.

Anas membawa 6 orang murtad membelot dan bergabung dengan kaum musyrik.

 

Menghadap Khalifah Umar bin Khattab.

 

Anas bertanya,

“Adakah hukuman lain bagi mereka.”

 

Khalifah Umar bin Khattab menjawab,

 

“Ya, saya akan kembalikan mereka kepada lslam.

 

Jika mereka menolak.

Maka akan saya masukkan dalam penjara.”

 

Pada zaman Rasulullah dan para sahabat.

 

Tak ada bukti orang yang murtad keluar dari lslam dihukum bunuh.

 

Dalam sejarah terbukti.

Bahwa orang yang murtad keluar dari lslam.

 

Dan dihukum keras.

Karena dia berkhianat dalam politik.

 

Yaitu dia tahu rahasia umat lslam.

 

Dan masuk bergabung dengan musuh lslam.

Maka dia dihukum berat.

 

Konteksnya bukan masalah tauhid.

Tapi masalah sosial dan politik.

 

 

PENDAPAT AL-QURAN

 

1.      Tak ada paksaan masuk lslam.

 

2.      Allah tak menghendaki semua manusia beriman.

Seperti malaikat.

 

3.      Orang murtad amalnya sia-sia.

Dan dia masuk neraka.

 

4.      Bukan orang lslam akan rugi di akhirat.

 

5.      Allah tak memberi hidayah kepada orang murtad dan zalim.

 

6.      Orang murtad akan dimasukkan neraka jahanam.

 

 

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 256.

 

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

 

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

 

Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 99.

 

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

 

Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 106.

 

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

 

Barang siapa kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

 

 

Allah marah terhadap orang murtad.

Dan akan memberi azab besar di neraka.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 217.

 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakan: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

 

 

1.      Orang yang murtad.

Semua amalnya sia-sia.

 

2.      Dan dia akan menjadi penghuni neraka.

 

 

Al-Quran surah Ali lmran (surah ke-3) ayat 85-86.

 

 

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 

 

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang yang rugi.

 

 

كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

 

Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang zalim.

 

1.      Orang yang memilih agama selain lslam.

Maka di akhirat dia termasuk merugi.

 

2.      Allah tak memberi hidayah kepada orang murtad dan zalim.

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 1156.

 

 

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

 

Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.

 

 

1.      Allah membiarkan orang murtad bebas dengan sesatnya selama hidup.

 

2.      Allah akan masukkan dia dalam neraka Jahanam.

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 137.

 

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًا

 

Sesungguhnya orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

 

 

Kesimpulan

 

1.      Pada zaman Rasulullah dan 4 Khalifah tak ada orang murtad dan munafik yang dibunuh.

 

2.      Al-Quran ingin umat lslam beragama dengan sadar dan mendalam.

3.      Al-Quran membiarkan orang murtad bebas dan tak menghukumnya di dunia.

 

4.      Allah tak memberi hidayah kepada orang murtad.

 

5.      Allah tak memberi ampunan kepada orang yang murtad berkali-kali.

 

6.      Tapi Allah tak menghukum orang murtad di dunia.

 

7.      Orang murtad akan masuk neraka selamanya.

 

 

(Sumber Agus Mustofa)


11549. PERINTAH SALAT TAK DIPERINCI AL-QURAN TAPI OLEH RASUL

 



PERINTAH SALAT TAK DIPERINCI AL-QURAN TAPI DIPERINCI RASUL

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Kata “miskin” menurut KBBI V dapat diartikan:

1.      Tidak berharta.

2.      Serba kekurangan.

3.      Berpenghasilan sangat rendah.

 

Kemiskinan adalah “hal miskin”.

Dan “keadaan miskin”.

 

 

Al-Quran adalah kitab petunjuk.

Dan pedoman bersifat global.

 

Al-Quran tidak memerinci.

Tak menguraikan sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.

Masalah masyarakat.

 

Dan masalah terkait ibadah “mahdhah”.

Atau ibadah murni.

 

Yang memerincinya sunah Nabi.

 

Seperti perincian ibadah salat dan haji.

Perincian petunjuk hidup masyarakat dalam sunah Nabi.

 

Banyak terkait kondisi masyarakat pada zaman Nabi Muhammad.

 

Sehingga masyarakat sesudahnya.

Perlu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

 

Dengan pedoman ajaran Islam.

 

Kemiskinan dan cara mengatasi termasuk masalah masyarakat.

 

Faktor penyebab dan tolok ukur kadarnya.

 

Dapat berbeda karena lokasi dan situasi.

 

Al-Quran tidak menetapkan kadarnya.

 

Dan tidak memberi petunjuk operasional.

 

Yang terperinci untuk mengentasnya.

 

 

Dalam  KBBI (Kamus  Besar  Bahasa Indonesia).

Kata "miskin" diartikan:

1.      Tidak berharta benda.

2.      Serba kekurangan.

3.      Berpenghasilan rendah.

 

Kata “fakir” diartikan:

1.      Orang sangat berkekurangan.

2.      Orang sangat miskin.

 

Dalam bahasa Arab.

Kata “miskin” terambil dari kata “sakana”.

Yang  artinya “diam” atau “tenang”.

 

Kata “fakir” terambil dari kata “faqr”.

Yang pada mulanya berarti “tulang punggung”.

 

Sehingga “faqir” adalah “orang yang patah tulang punggungnya”.

 

Artinya beban dipikulnya sangat berat.

 

Sehingga “mematahkan” tulang punggungnya.

 

 

Al-Quran tidak memberi definisi tentang “miskin” dan “fakir”.

 

Para ahli berbeda  pendapat.

Dalam  menetapkan tolok ukur miskin dan fakir.

 

 

Sebagian ulama berpendapat.

Bahwa “fakir” adalah  orang yang berpenghasilan kurang dari separuh kebutuhan pokoknya.

 

Dan “miskin” adalah orang yang berpenghasilan di atas “fakir”.

Tetapi tidak cukup untuk menutupi kebutuhan  pokoknya.

 

Tapi ada yang mendefinisikan sebaliknya.

 

Sehingga keadaan si “fakir” relatif lebih baik daripada si “miskin”.

 

 

Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad.

Tidak menetapkan angka pasti sebagai ukuran kemiskinan.

 

Sehingga ukuran dapat berubah.

 

Tetapi yang  jelas.

 

Al-Quran menyatakan.

Bahwa orang fakir dan miskin harus dibantu.

 

 

Menurut pandangan Islam.

 

Tidak dibenarkan   dalam masyarakat Islam.

 

Termasuk warga non-Muslim.

 

Ada orang kelaparan.

Tidak berpakaian.

Menggelandang.

 

Tak bertempat tinggal.

Dan membujang.

 

 

Biaya obat dan pendidikan adalah  kebutuhan primer.

 

Yang harus ditanggung masyarakat, pemerintah, dan negara.

 

 

Akar kata "miskin".

Artinya “diam” dan “tidak bergerak”.

 

Menimbulkan kesan.

Bahwa faktor utama penyebab miskin.

 

Yaitu sikap berdiam diri,  enggan, tidak  mau bergerak dan berusaha.

 

 

Eggan berusaha adalah menganiaya diri sendiri.

 

Tidak mampu berusaha dapat karena penganiyaan orang lain.

 

Yang istilahnya “kemiskinan struktural”.

 

Kesan ini lebih jelas lagi.

Jika diperhatikan jaminan rezeki dari Allah.

 

Ditujukan kepada makhluk.

Yang disebut “dabbah”.

 

Arti harfiahnya “yang bergerak”.

 

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 6.

 

۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

    

     Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul mahfuz).

 

 

Ayat Al-Quran ini memberi jaminan.

 

Bahwa siapa pun yang aktif.

 

Bergerak mencari  rezeki.

 

Pasti akan diberi rezeki oleh Allah.

 

 

Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 34.

 

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

 

      Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

 

 

Pernyataan Al-Quran di atas dikemukakan.

Setelah Allah menyebut berbagai nikmat dan karunia Allah.

 

Seperti  nikmat berupa langit, bumi, hujan, laut, bulan, matahari, dan lainnya.

Sumber daya alam yang disiapkan Allah untuk umat manusia.

 

Jumlah dan kapasitasnya tidak terhingga.

 

Dan tidak terbatas.

 

Jika sesuatu telah habis.

Maka ada alternatif lain yang disediakan Allah.

 

Selama  manusia berusaha.

 

Sehingga tidak ada alasan untuk berkata.

 

Bahwa sumber daya alam terbatas.

 

Tapi sikap dan perilaku manusia.

 

Terhadap dirinya, pihak lain, dan kepada alam semesta.

 

Yang membuat sebagian manusia.

Tidak mendapat sumber daya alam.

 

Factor Penyebab kemiskinan:

1.              Tak seimbang dalam perolehan  dan  penggunaan sumber daya alam.

 

Yang disebut Al-Quran dengan “perbuatan aniaya”,

 

2.              Karena enggan dan tidak mampu menggali sumber daya alam.

Untuk mencari alternatif pengganti.

 

Perbuatan 2 hal di atas.

 

Disebut manusia bersikap “kufur”.

Artinya “tidak mensyukuri nikmat dari Allah”.

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online.