Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, September 4, 2024

36134. PERINTAH ALQURAN ADIL PADA DIRI SENDIRI

 



PERINTAH AL-QURAN ADIL PADA DIRI SENDIRI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Keadilan yang dibahas dan dituntut .

Oleh Al-Quran amat beragam.

 

Tak hanya proses putusan hukum.

Atau pihak berselisih.

 

Al-Quran juga tuntut keadilan.

Bagi diri sendiri.

 

Saat manusia:

1)        Berucap.

2)        Menulis.

3)        Bersikap batin.

 

 Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 152.

 

Perintah berbuat adil.

Pada kerabat sendiri.

 

 

وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

 

 Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara lebih bermanfaat, hingga sampai dia dewasa, dan sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban pada orang melainkan sekadar kesanggupannya, dan jika kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil meskipun dia kerabat (mu), dan penuhi janji Allah, yang demikian diperintahkan Allah padamu agar kamu ingat.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat  282

Penulis bertugas dengan adil.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

 Hai orang-orang beriman, jika kamu muamalah tidak tunai untuk waktu ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya, dan hendaklah seorang penulis di antaramu menuliskan dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskan seperti Allah mengajarkan, maka hendaklah dia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis), dan hendaklah dia bertakwa pada Allah Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun utangnya. Jika yang berutang itu orang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan saksikan dengan dua orang saksi orang lelaki di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkan. Janganlah saksi enggan (memberi keterangan) jika mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat pada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu), kecuali jika muamalah berdagang tunai yang kamu jalankan di antaramu, maka tidak ada dosa bagimu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling mempersulit. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya itu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

 Al-Quran surah Al-Hadid (surah ke-57) ayat 25.

Rasul bertujuan menegakkan keadilan.

 

 

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

 

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya ada kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka memakai besi) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

 

Menurut Al-Quran.

Pemimpin tak sekadar kontrak social.

 

Tapi perjanjian Allah dan sang pemimpin.

Untuk tegakkan keadilan.

 

Al-Quran surah Ar-Rahman (surah ke-55) ayat 7.

 

Alam semesta ditegakkan berdasar  keadilan.

 

وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ

 

Dan Allah menegakkan langit dan Dia menetapkan mizan (neraca/seimbang).

 

Kesimpulan.

Al-Quran bahas keadilan.

 

Mulai tauhid, keyakinan mengenai hari kiamat, kenabian, kepemimpinan, individu, dan masyarakat.

 

 Keadilan syarat utama.

 

1)        Terciptanya sempurna pribadi.

2)        Standar kesejahteraan warga.

 

3)        Jalan terdekat menuju bahagia akhirat.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.

36133. PILKADA SIDOARJO 2024





 

36132. YAKIN HARI KIAMAT BERBUAT BAIK TAK UNTUNG MATERI

 





YAKIN HARI KIAMAT BERBUAT BAIK TAK UNTUNG MATERI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Al-Quran ingin yakin adanya hari kiamat.

 

Agar manusia banyak berbuat baik.

Dalam hidupnya.

 

Meskipun berbuat baik itu.

Tak hasilkan keuntungan materi.

Dalam hidup dunia.

 

Al-Quran surah Al-Maun (surah ke-107) ayat 1-7.


أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ

 

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

 

فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ

 

Yaitu orang yang menghardik anak yatim.

 

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ

 

Dan tak menganjurkan memberi makan orang miskin.

 

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ

Maka kecelakaan bagi orang yang salat.

 

الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

 

(Yaitu) orang yang lalai dari salatnya.

 

 

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

 

Orang yang berbuat ria.

 

وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

 

Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

 

Dalam beberapa riwayat.

Surah Al-Maun turun.

 

Terkait Abu Sufyan dan Abu Jahal.

Tiap minggu sembelih unta.

 

Pada suatu hari.

Anak yatim datang padanya.

Minta sedikit daging.

 

Tapi dia tak diberi daging.

Malah dihardik dan diusirnya.

 

Surat Al-Maun (surah ke-107).

Mulai pertanyaan,

 

“Tahukah kamu orang yang mendustakan “ad-din”?

 

Kata “ad-din”.

Dalam surat ini.

 

Diartikan “agama”.

Tapi “ad-din”.

Juga berarti “pembalasan”.

 

Maka  “yukadzdzibu biddin”.

Bisa diartikan.

 

 “Menolak adanya hari kiamat”.

 

Menolak hari pembalasan.

Menola hari akhir.

 

Ayat Al-Quran.

Gandeng kata “ad-din” dan “yukadzdzibu”.

 

Konteknya: “lngkar terhadap hari kiamat”.

 

Al-Quran surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 9.

 

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ

 

Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

 

Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat 7.

 

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ

 

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan) itu?”

 

Sikap orang yang:

 

1)        Tak mau bantu anak yatim.

2)        Ta mau bantu orang miskin.

 

Mereka menduga.

Bantuannya tak hasilkan apa-apa.

 

Sikap ini muncul.

Sebab tak percaya adanya:

 

1)        Hari kiamat.

2)        Hari pembalasan.

 

Orang beriman.

Yakin akan datangnya.

 

1)        Hari kiamat .

2)        Hari pembalasan.

 

Pasti yakin.

Semua bantuan pada:

 

1)                Anak yatim.

2)                Fakir miskin.

 

Jika tak hasilkan sesuatu.

Di dunia sekarang ini.

 

Maka pasti ganjaran.

Atas semua perbuatan baik.

Di akhirat kelak.

 

Orang yakin terjadinya.

1)        Hari kiamat

2)        Hari pembalasan.

 

Pasti percaya.

Allah balas semua amal baik.

Sekecil apa pun bentuknya.

 

Orang hanya memandang.

Segala sesuatu

 

Berlaku di dunia saja.

Tak yakin adanya hari kiamat.

 

Pasti menolak pada “ad-din”.

Dalam arti:

 

1)        Agama.

2)        Hari pembalasan.

 

Kata “ad-din”.

Tuntut percaya pada yang gaib.

 

Tak sekadar yakin pada Allah dan malaikat-Nya.

 

Tapi berkait banyak hal.

Termasuk yakin janji Allah.

 

Melipatgandakan anugerah-Nya.

Pada orang yang memberi bantuan.

 

Yakin atas semua janji Allah.

Melebihi keyakinannya.

 

Terkait segala sesuatu.

Berdasar untung dan rugi.

Menurut akalnya saja.

 

Meskipun akalnya.

Membisikkan bahwa.

 

 “Sikapnya merugikan.

Dan tak untung di dunia”.

 

Tapi dorongan jiwanya.

Terus berbuat baik.

 

Sejalan keyakinan.

Adanya hari pembalasan.

 

“Apa yang berada di tangan Allah.

Lebih meyakinkan daripada.

Apa yang ada dalam genggaman sendiri”.

 

Ayat ke-1 surah Al-Ma’un (surah ke-107).

Ajak manusia untuk sadar.

 

Dalam beragama.

Yakin adanya hari akhir.

 

Surah Al-Maun (surah ke-107).

Terdiri atas 7 ayat pendek.

 

Bahas hakikat sangat penting.

Secara tegas dan jelas.

 

Ajaran Islam tak memisahkan.

Upacara ritual dan ibadah sosial.

 

 Ajaran Islam dalam ayat di atas.

Bahwa ibadah dalam arti sempit.

 

Juga memuat dimensi social.

 

Jika ajaran social tak dipenuhi.

 

Maka ibadah “mahdah”.

Tak banyak artinya.

 

Hakikat pembenaran “ad-din”.

Tak hanya ucapan lidah.

 

Tapi dorong jiwa.

Berbuat baik pada sesama makhluk.

 

Yang butuh pelayanan dan perlindungan.

 

 Allah tidak ingin.

Hanya ucapan saja.

 

Tapi juga karya nyata.

Membenarkan kalimat yang diucapkan.

 

Para ahli diskusi .

Apakah kebangkitan:

1)        Roh dan jasad.

2)        Hanya roh saja.

 

 Apa pun bentuknya.

Yang pokok tiap manusia.

 

Kenal dirinya.

Saat dia hidup di dunia.

 

Terkait hal:

 

1)        Hakikat kebangkitan.

2)        Bentuk.

 

3)        Waktu.

4)        Tempat.

 

Semua di luar tuntunan agama.

Pembahasan filosof dan ulama.

Didorong kepuasan nalar akal.

Daripada dorongan hangatnya iman.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.