JEMBATAN
SHIRATHAL-2
(Seri
ke-2)
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon
dijelaskan tentang jembatan “shirathal” menurut Al-Quran?” Profesor Quraish
Shihab menjelaskannya.
1. Pengadilan
pada hari akhirat menggunakan “timbangan” yang sangat adil sehingga tidak ada pihak yang teraniaya sedikit
pun.
2. Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat
47.
وَنَضَعُالْمَوَازِينَالْقِسْطَلِيَوْمِالْقِيَامَةِفَلَاتُظْلَمُنَفْسٌشَيْئًا
ۖ وَإِنْكَانَمِثْقَالَحَبَّةٍمِنْخَرْدَلٍأَتَيْنَابِهَا ۗ وَكَفَىٰبِنَاحَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat
pada hari kiamat, sehingga tidak ada orang yang dirugikan sedikit pun, dan jika
(amalan itu) hanya seberat biji sawi pasti Kami mendatangkan (pahala) nya, dan
cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
3. Apakah
timbangan itu sesuatu yang bersifat material atau hanya kiasan tentang keadilan
mutlak, tidaklah banyak pengaruhnya dalam akidah, selama diyakini bahwa ketika
itu tidak ada lagi penganiayaan sedikit pun.
4. Al-Quran
surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 8-9.
وَالْوَزْنُيَوْمَئِذٍالْحَقُّ ۚ فَمَنْثَقُلَتْمَوَازِينُهُفَأُولَٰئِكَهُمُالْمُفْلِحُونَ
وَمَنْخَفَّتْمَوَازِينُهُفَأُولَٰئِكَالَّذِينَخَسِرُواأَنْفُسَهُمْبِمَاكَانُوابِآيَاتِنَايَظْلِمُونَ
Timbangan pada hari itu adalah kebenaran
(keadilan), maka siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka
orang-orang yang beruntung, dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami.
5. Al-Quran
surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 19-31.
فَأَمَّامَنْأُوتِيَكِتَابَهُبِيَمِينِهِفَيَقُولُهَاؤُمُاقْرَءُواكِتَابِيَهْإِنِّيظَنَنْتُأَنِّيمُلَاقٍحِسَابِيَهْ
فَهُوَفِيعِيشَةٍرَاضِيَةٍفِيجَنَّةٍعَالِيَةٍقُطُوفُهَادَانِيَةٌكُلُواوَاشْرَبُواهَنِيئًابِمَاأَسْلَفْتُمْفِيالْأَيَّامِالْخَالِيَةِوَأَمَّامَنْأُوتِيَكِتَابَهُبِشِمَالِهِفَيَقُولُيَالَيْتَنِيلَمْأُوتَكِتَابِيَهْ
وَلَمْأَدْرِمَاحِسَابِيَهْيَالَيْتَهَاكَانَتِالْقَاضِيَةَمَاأَغْنَىٰعَنِّيمَالِيَهْ
ۜ
هَلَكَعَنِّيسُلْطَانِيَهْخُذُوهُفَغُلُّوهُثُمَّالْجَحِيمَصَلُّوهُ.
Adapun orang-orang yang diberikan
kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, “Ambil, bacalah
kitabku (ini)”.Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui
hisab terhadap diriku, maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam
surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), “Makan dan
minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari
yang telah lampau”.
Adapun orang yang diberikan kepadanya
kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, “Wahai alangkah baiknya
kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),dan aku tidak
mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang
menyelesaikan segala sesuatu, hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat
kepadaku, telah hilang kekuasaanku dariku”. (Allah berfirman), “Peganglah dia
lalu belenggu tangannya ke lehernya, Kemudian masukkan dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala”.
6. Al-Quran
surah As-Shaffat (surah ke-37) ayat 22-23 menjelaskan bahwa dalam perjalanan
menuju surga atau neraka, maka manusia melalui jalan yang disebut “sirathal”.
۞
احْشُرُواالَّذِينَظَلَمُواوَأَزْوَاجَهُمْوَمَاكَانُوايَعْبُدُونَ
مِنْدُونِاللَّهِفَاهْدُوهُمْإِلَىٰصِرَاطِالْجَحِيمِ.
(Kepada malaikat diperintahkan),
“Kumpulkan orang-orang yang zalim dan teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan
yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkan kepada mereka jalan sirathal
ke neraka”.
7. Al-Quran
surah Ya Sin (surah ke-36) ayat 66.
وَلَوْنَشَاءُلَطَمَسْنَاعَلَىٰأَعْيُنِهِمْفَاسْتَبَقُواالصِّرَاطَفَأَنَّىٰيُبْصِرُونَ
.
“Dan jikalau Kami menghendaki pasti Kami menghapuskan
penglihatan mata mereka, lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, maka
betapa mereka dapat melihat (nya)”.
8. Al-Quran
surah Maryam (surah ke-19) ayat 71-72.
وَإِنْمِنْكُمْإِلَّاوَارِدُهَا ۚ كَانَعَلَىٰرَبِّكَحَتْمًامَقْضِيًّا
ثُمَّنُنَجِّيالَّذِينَاتَّقَوْاوَنَذَرُالظَّالِمِينَفِيهَاجِثِيًّا
Dan tidak ada
seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka
dalam keadaan berlutut.
9. Berdasarkan
ayat Al-Quran di atas, maka sebagian ulama berpendapat bahwa terdapat jalan yang
dinamakan “shirathal” berupa “jembatan” yang harus dilalui oleh setiap orang yang
akan menuju surga.
10. Di
bawah jalan berupa “jembatan” itu terdapat neraka dengan segala tingkatannya.
11. Orang-orang
mukmin akan melewati jembatan “sirathal” dengan kecepatan dan cara sesuai
dengan kualitas ketakwaan mereka.
1) Ada orang
yang melewati jembatan “sirathal” bagaikan kilat.
2) Ada
yang seperti angin berhembus.
3) Ada
yang secepat lajunya kuda.
4) Ada yang
merangkak, tetapi akhirnya sampai juga di surga.
12. Orang-orang
kafir akan melewati jembatan “sirathal” dan menelusurinya.ir
13. Orang-orang
kafir berjatuhan ke dalam neraka sesuai dengan tingkat kedurhakaan mereka.
14. Kata
“sirath” berasal dari kata “saratha” yang arti harfiahnya adalah “menelan”.
15. Kata
“sirath” bisa diartikan “jalan yang lebar”, karena lebarnya maka seolah-olah
jalan itu menelan setiap orang yang berjalan melewatinya.
16. Terdapat
riwayat yang menjelaskan bahwa jembatan “sirathal” adalah jembatan yang lebih
tipis daripada rambut yang dibelah tujuh dan lebih tajam dibandingkan dengan pedang.
17. Sebagian ulama yang sangat rasional menolak
pendapat bahwa jembatan “sirathal” adalah “jembatan” yang lebih tipis daripada
rambut yang dibelah tujuh dan lebih tajam dibandingkan dengan pedang.
18. Akidah
Islam harus berdasarkan dalil Al-Quran dan hadis Nabi yang pasti.
19. Penafsiran
tentang adanya jembatan “sirathal” bukan termasuk masalah akidah.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment