PENGARUH
HARI KIAMAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon
dijelaskan tentang pengaruh keyakinan adanya hari kiamat?” Profesor Quraish
Shihab menjelaskannya.
1. Al-Quran
menghendaki agar keyakinan akan adanya hari kiamat mampu mengantarkan manusia
untuk melakukan aktivitas dan kegiatan yang positif dalam hidupnya.
2. Meskipun
aktivitas dan kegiatan itu dinilainya tidak menghasilkan keuntungan materi
dalam kehidupan dunianya sekarang ini.
3. Al-Quran
surah Al-Maun (surah ke-107) ayat 1-7.
أَرَأَيْتَالَّذِييُكَذِّبُبِالدِّينِفَذَٰلِكَالَّذِييَدُعُّالْيَتِيمَوَلَايَحُضُّعَلَىٰطَعَامِالْمِسْكِينِفَوَيْلٌلِلْمُصَلِّينَالَّذِينَهُمْعَنْصَلَاتِهِمْسَاهُونَالَّذِينَهُمْيُرَاءُونَوَيَمْنَعُونَالْمَاعُونَ
Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Maka
kecelakaan bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang
lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria dan
enggan (menolong dengan) barang berguna.
4. Dalam
beberapa riwayat, dikemukakan bahwa surat Al-Maun (surah ke-107) tersebut turun berkenaan dengan Abu Sufyan dan
Abu Jahal, yang setiap minggu menyembelih seekor unta.
5. Suatu
ketika, seorang anak yatim datang kepadanya meminta sedikit daging yang telah
disembelih itu, tetapi dia tidak diberinya daging, malahan dihardik dan diusirnya.
6. Surat
Al-Maun (surah ke-107) dimulai dengan satu pertanyaan, “Tahukah kamu orang yang
mendustakan “ad-din”?
7. Kata
“ad-din” dalam surah ini yang sangat populer, diartikan dengan “agama”, tetapi “ad-din”
dapat berarti “pembalasan”.
8. Maka
“yukadzdzibu biddin” bisa diartikan menolak adanya hari kiamat atau hari pembalasan
atau menolak adanya hari akhir.
9. Terdapat
ayat Al-Quran yang menggandengkan kata “ad-din” dengan “yukadzdzibu”, maka konteksnya
adalah “pengingkaran terhadap hari kiamat”.
10. Al-Quran surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 9.
كَلَّابَلْتُكَذِّبُونَبِالدِّينِ
Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu
mendustakan hari pembalasan.
11. Al-Quran
surah At-Tin (surah ke-95) ayat 7.
فَمَايُكَذِّبُكَبَعْدُبِالدِّينِ
Maka apakah yang
menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu?
12. Sikap
orang yang enggan membantu anak yatim dan orang miskin karena mereka menduga (menurut
pikirannya) bahwa bantuannya tidak menghasilkan apa-apa.
13. Hal
ini muncul pada hakikatnya karena mereka tidak percaya akan datangnya hari
kiamat dan tidak yakin adanya hari pembalasan.
14. Orang
yang beriman dan yakin akan datangnya hari kiamat dan hari pembalasan, pasti meyakini
bahwa semua bantuan yang telah diberikan kepada anak yatim dan fakir miskin (yang
menurut pikirannya tidak menghasilkan sesuatu di dunia sekarang ini), maka pasti ganjaran atau balasan perbuatannya
akan diperoleh di akhirat kelak.
15. Orang
yang meyakini terjadinya hari kiamat dan hari pembalasan, pasti yakin dan percaya bahwa Allah akan membalas semua amal baik
seseorang, sekecil apa pun bentuknya.
16. Orang
yang hanya memandang segala sesuatu berlaku di dunia saja, dan tidak meyakini
adanya hari kiamat, akan menimbulkan sikap penolakan dan pendustaan terhadap “ad-din”
dalam arti “agama” maupun “hari pembalasan”.
17. Kata
“ad-din” menuntut adanya kepercayaan kepada yang gaib, bukan sekadar yakin
kepada Allah dan malaikat-Nya, tetapi
berkaitan dengan banyak hal.
18. Termasuk
yakin dengan janji Allah yang akan melipatgandakan anugerah-Nya kepada setiap
orang yang memberikan bantuan.
19. Kepercayaan
dan keyakinan terhadap semua janji Allah, akan melebihi keyakinannya menyangkut
segala sesuatu yang didasari oleh perhitungan untung dan rugi menurut akalnya saja.
20. Meskipun
akalnya membisikkan bahwa “sikap yang akan diambilnya akan merugikan dan tidak menguntungkan”,
tetapi dorongan jiwanya yang yakin dan percaya akan mengantarkan untuk
melakukannya karena sejalan dengan keyakinannya.
21. Dia yakin
bahwa apa yang berada di tangan Allah lebih meyakinkan daripada apa yang
terdapat dalam genggaman tangan sendiri.
22. Dengan
pertanyaan tersebut, ayat pertama surat Al-Ma’un (surah ke-107) ini mengajak
manusia untuk menyadari salah satu bukti utama kesadaran beragama atau
kesadaran berkeyakinan tentang adanya hari akhir.
23. Surat
Al-Maun (surah ke-107) yang terdiri atas 7 ayat pendek berbicara tentang suatu
hakikat yang sangat penting, yang terlihat secara tegas dan jelas bahwa ajaran
Islam tidak memisahkan upacara ritual dan ibadah sosial.
24. Ajaran
Islam sebagaimana tergambar dalam ayat Al-Quran di atas menekankan bahwa ibadah
dalam pengertiannya yang sempit pun mengandung dalam jiwanya dimensi sosial.
25. Jika
jiwa ajaran tersebut tidak dipenuhi, maka pelaksanaan ibadah dimaksud tidak
akan banyak artinya.
26. Hakikat
pembenaran “ad-din” bukan hanya dengan ucapan dengan lidah, tetapi perubahan dalam jiwa yang mendorong kepada
kebaikan dan kebajikan terhadap sesama manusia yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan.
27. Allah
tidak menghendaki dari manusia kalimat yang hanya dituturkan di bibir saja,
tetapi yang dikehendaki-Nya adalah karya nyata, yang
membenarkan (kalimat yang diucapkan itu).
28. Para
ahli berdiskusi banyak menghabiskan waktu dan energi mereka, khususnya detail
kebangkitan tersebut apakah kebangkitan ruh dan jasad atau hanya ruh saja.
29. Apa
pun bentuk kebangkitan tersebut, apakah dengan ruh dan jasad atau dengan ruh
saja, yang pokok adalah bahwa ketika itu setiap manusia mengenal dirinya, tidak
kurang dari pengenalannya ketika dia hidup di dunia.
30. Adapun
keterangan tentang hakikat kebangkitan, bentuk, waktu, dan tempatnya, maka semuanya
berada di luar tuntunan agama.
31. Karena
itu, sangat boleh jadi pembahasan para filosof, ulama, dan ahli tentang soal
tersebut lebih banyak didorong oleh kepentingan kepuasan penalaran akal pikiran
manusia daripada dorongan kehangatan iman.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment