SURAT
CEO SINGAPORE AIRLINES
Oleh:
Drs. H. M. YusronHadi, MM

A. Small
is Not Beautiful.
1. Oleh Dahlan Iskan.
2. JABATAN
CEO kini identik dengan kepusingan.
3. Tak
terkecuali CEO perusahaan dahulu begitu tinggi gengsinya: Singapore Airlines.
4. Disway
hari ini saya isi terjemahan langsung surat CEO yang pusing.
5. Mungkin
sudah banyak CEO di Indonesia lebih pusing.
6. Mereka
mungkin membuat surat serupa.
7. Namun
saya tidak menyangka CEO perusahaan hebat Singapore Airlines menulis surat ke
seluruh karyawannya seperti ini.
8. Kalau
Anda punya CEO mengirimi surat kepada Anda.
9. Bandingkan
bunyi, gaya, dan isi pesannya.
10. Anda
akan bisa menilai gaya kepemimpinan seperti apa CEO Anda itu:
B. Surat CEO
Singapore Airlines.
1. Kolega-kolega
tersayang.
2. Ketika
perlawanan atas Covid-19 dimulai awal tahun ini.
3. Tidak
ada di antara kita bisa memprediksi pengaruh buruknya pada seluruh industri
penerbangan.
11. Dan 8
bulan kemudian jumlah perusahaan penerbangan kolaps terus meningkat.
12. Belum
jelas siapa mampu melewati krisis ini.
13. Setiap
perusahaan penerbangan, perusahaan bandara sampai industri pembuat pesawat, dan
pemasoknya mencari langkah memotong biaya.
14. Termasuk mencari cara mengurangi jumlah
karyawan dan staf.
15. Untuk
menyiapkan masa depan yang tidak pasti.
16. Sejak
awal Singapore Airlines Group memprioritaskan mengamankan sebanyak mungkin
lapangan kerja.
17. Kita
termasuk pertama mencari dana mengamankan kebutuhan keuangan.
18. Sampai
hari ini sudah cari dana sebesar 11 miliar dolar (sekitar Rp 120 triliun, red).
19. Melalui
jual saham baru, pengamanan dana, dan jaringan kredit lainnya.
20. Kita terus
menggali kemungkinan sumber dana lain.
21. Grup
kita mengurangi biaya modal dan biaya operasional sejak awal Covid-19 dengan
cara:
1) Menunda
proyek tidak mendesak.
2) Bekerja
sama dengan pemasok dan partner untuk mengurangi biaya.
3) Menunda
pembayaran.
4) Menyesuaikan
jadwal penerimaan pesawat baru.
22. Kita
sudah mengusahakan memotong gaji karyawan dan pensiun suka rela tanpa dibayar.
23. Ini
waktu sangat berat.
24. Kita
sangat menghargai semua kolega mau ikut sengsara.
25. Kita sangat
berterima kasih kepada pemerintah Singapura yang terus menambah dukungannya
kepada Singapore Airlines.
26. Meski
begitu masa depan tetap masih sangat menantang.
27. Pandemi
belum bisa dikendalikan.
28. Beberapa
negara justru mengalami pandemi gelombang ke-2 dan ke-3.
29. Kita
masih belum punya vaksin.
30. Penjagaan
perbatasan antar-negara masih diberlakukan sangat ketat.
31. Dan pemerintah
terus berusaha jangan terjadi kasus Covid-19 dari luar negeri.
32. Perkembangan
ekonomi dunia masih anemia, suram.
33. Hanya
sedikit ada tanda menggeliatnya sektor pelesir dan perjalanan internasional.
34. Kita
mengalami bencana besar.
35. Jumlah
penumpang turun sampai 99,5 persen dlm 4 bulan pertama tahun ini.
36. Sampai
hari ini Singapore Airlines hanya mengoperasikan pesawat 8 persen dari jumlah
pesawatnya, dibanding masa sebelum Covid-19.
37. Perkiraan
kita tidak akan sampai 50 persen dihitung 1 tahun fiskal ini.
38. Perkiraan
situasi perjalanan udara makin buruk.
39. Perbaikan
bidang perjalanan udara belum pulih sampai tahun 2024.
40. Dibanding
perusahaan penerbangan dunia, Singapore Airlines Group lebih rentan.
41. Karena
kita tidak punya pasar domestic.
42. Yang
bagi banyak negara lain jadi pengungkit memulihkan keadaan.
43. Harapan
menuju pemulihan panjang, berat, dan tidak menentu.
44. Sampai
keputusan menyakitkan mengurangi karyawan lewat cara tidak sukarela lagi.
45. Kita
perlu mengurangi sekitar 4.300 posisi di semua perusahaan Singapore Airlines,
Silk Air, dan Scoot di Singapura dan di luar negeri.
46. Membekukan
penerimaan karyawan baru mulai 2020 ini.
47. Tidak
mengisi kekosongan karena pensiun atau mengundurkan diri.
48. Dengan
senang hati menawarkan pensiun dini pertama dalam sejarah bagi staf dan pilot.
49. Termasuk
pelepasan sukarela awak kabin mengundurkan diri alasan pribadi.
50. Semua
usaha itu mengurangi 1.900 posisi di grup.
51. Hasilnya,
lapangan kerja berkurang di grup mencapai 2.400.
52. Kami
sudah diskusi dengan serikat pekerja.
53. Kami
kerja sama erat dengan untuk memfinalkan masalah secepat mungkin.
54. Itu mengurangi
ketidakmenentuan dan stress karyawan.
55. Melepaskan
orang-orang sangat berharga dan penuh dedikasi.
56. Itu paling
berat dan menyiksa yang pernah saya buat selama 30 tahun di Singapore Airlines.
57. Kepada
kolega diharapkan bisa mengerti.
58. Ini
bukan cerminan kemampuan dan prestasi Anda.
59. Ini
karena lumpuhnya bisnis travel akibat pandemi.
60. Percayalah
kami akan memproses dengan fair penuh penghargaan.
61. Kami
melakukan sebaik mungkin sesuai penerimaan yang Anda perlukan di waktu penuh
cobaan ini.
62. Beberapa
minggu ke depan waktu terberat dalam sejarah Singapore Airlines Group.
63. Yakni
ketika teman-teman kita meninggalkan perusahaan ini.
64. Marilah
kita tetap menjaga hubungan antar-kita, saling kontak di saat kita berada di
waktu yang sulit ini.
65. With
regards, Choon Phong *
C. Kesimpulan.
1. Jelas
negara besar punya sisi keunggulan tersendiri.
2. Amerika,
Tiongkok, India dan Indonesia adalah negara besar dengan pasar domestik menggiurkan.
3. Setelah
ini, mungkin Singapore Airlines agresif mengakuisisi perusahaan penerbangan
domestik di negara besar.
4. Telkom
Singapura tetap jaya karena punya anak perusahaan di negara lain.
5. Termasuk
Telkomsel yang menjadi raja di Indonesia.
6. Kini
teori: Small is beautiful, perlu
didiskusikan lagi.
(Sumber disway.id)
0 comments:
Post a Comment