Wednesday, September 14, 2022

14906. GUBERNUR ANIES DULU LAWAN KOLONIAL KINI RAIH ADIL MAKMUR

 

 


 

GUBERNUR ANIES DULU LAWAN KOLONIAL KINI RAIH ADIL DAN MAKMUR

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Gubernur DKI Jakarta.

 Anies Baswedan.

 

Pada Temu Tokoh Nasional.

Digelar Forum Pemred.

Jumat, 5 Juli 2022.

 

Gubernur Jakarta.

Anies Baswedan menjelaskan.

 

Generasi dulu.

Sudah menggulung kolonialis.

 

Bagian generasi sekarang.

Yaitu mewujudkan kesejahteraan.

Dan keadilan.

 

Bangsa kita milih jadi Indonesia.

 

Karena ingin mendapat.

Kemerdekaan hakiki.

 

Yaitu keadilan sosial bagi semua.

Maka kita memilih bersatu.

 

Hal itu.

Diungkapkan Gubernur DKI Jakarta.

 

 Anies Baswedan.

Pada acara Temu Tokoh Nasional.

 

Digelar Forum Pemimpin Redaksi Indonesia.

 (Forum Pemred).

Jumat, 5 Juli 2022.

 

Gelaran acara memperingati ulang tahun ke-10.

 Forum Pemred.

 

Dengan tema:

 “Memajukan Pers, Menyatukan Bangsa.”

 

Gubernur Anies berkata.

Bahwa berbagai unsur.

Dalam bangsa ini.

 

Mulai unsur :

1)        Agama.

2)        Etnis.

 

3)        Suku.

4)        Dan lainnya,

 

Memilih bersatu.

Karena tujuannya sama.

 

“Kita harus ingat.

Yang dipersatukan.

 

Yaitu tujuannya.

Bukan asal usulnya,” kata Anies.

 

Minggu, 7 Agustus 2022.

 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan.

 

Dewasa ini.

Jika kita bicara bersatu.

 

Kita mau menyatukan asal usul.

Padahal asal usul.

Tidak bisa dipersatukan.

 

Yang dipersatukan.

Yaitu tujuan kita bersama.

 

“Di situ letak persatuan kita.

Kita menuju cita-cita.

 

Yaitu keadilan sosial.

Maka dilakukan 2 hal, yaitu:

1)        Melawan kolonial.

2)        Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan.

 

Menggulung kolonial.

Sudah beres.

Dilakukan generasi dulu.

 

“Bagian kita hari ini.

Yaitu menggelar kesejahteraan.

Dan keadilan.

 

Itu bagian generasi kita sekarang,” tuturnya.

 

Anies Baswedan menjelaskan.

Pemerintah Jakarta.

Membangun banyak ruang ke-3.

 

Ruang ke-1.

Yaitu rumah.

 

Ruang ke-2.

Yaitu sekolah dan tempat kerja.

 

Ruang ke-3.

Yaitu ruang membuat setara.

 

Pada ruang ke-3.

Siapa saja bisa memakainya.

 

Tanpa ada perasaan beda kelas.

Tak bedakan kaya dan miskin.

 

Tak bedakan jabatan.

Ruang ke-3 tempat setara.

 

Dulu ruang ke-3.

Milik swasta.

 

Sekarang ruang ke-3.

Milik pemerintah.

Semua bisa pakai gratis.

 

Contohnya.

 

Di Bundaran HI.

Ada 3 mall pakai strara.

 

1)        Plaza Indonesia.

2)        Grand Indonesia.

3)        Thamrin City.

 

Pengunjung Plaza Indonesia.

Tidak pernah ke Thamrin City.

 

Warga ke Thamrin City.

Takut ke Plaza Indonesia.

 

Hal itu kenyataan.

Tanpa kita sadari.

Membedakan status sosial,” terangnya.

 

Begitu dibangun ruang ke-3.

Muncul rasa setara.

Perasaan kesetaraan itu hadir.

 

Untuk apa?

Yaitu agar warga Jakarta.

Bisa bersatu.

 

Untuk memberi persatuan.

Bagi warga di Jakarta.

 

Syarat persatuan.

Yaitu rasa keadilan.

 

“Semoga Forum Pemred.

Bisa mendorong objektif.

Untuk memberi kesempatan setara.

 

Dan ujungnya memberi persatuan.

Untuk meraih keadilan sosial.

Bagi semua,” demikian Anies.

 

 (sumber kba)

 

0 comments:

Post a Comment