Sunday, July 16, 2023

19181. AHY PUAS DIBUAT 100 PERSEN AGAR TAK SURVEI LAGI

 


AHY PUAS DIBUAT 100 PERSEN AGAR TAK SURVEI LAGI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kelakar AHY

Kepercayaan Publik.

 

Pada Jokowi 90 persen.

Kenapa tak dibuat 100 persen.

 

Ketua Umum Partai Demokrat.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

 

Singgung hasil survei.

Kepercayaan public.

Ke pemerintah Presiden Joko Widodo.

Mencapai 90%.

 

AHY berkelakar .

Mengapa tak sekalian 100%

Agar tak survei berkali-kali.

 

AHY soroti ekonomi di RI.

Tak pakai prioritas.

 

Saat uang pemerintah krisis.

Justru ambil langkah lain.

 

Tak selesaikan.

Masalah sebelumnya.


"Saya senyum.

Tadi saya ditanya.

 

Saat turun ke lapangan.

 

Tapi faktanya.

Sebesar 90 persen.

 

Rakyat puas.

Pada pemerintahan," kata AHY.

 

Jumat (14/7/2023).


AHY respon pertanyaan.

Dengan santai.

 

Dia berkelakar.

Mengapa tak sekaligus 100 persen.

 

Menurutnya.

Pemerintah harus percaya diri.

Untuk akui kekurangan.



"Saya respons santai.

Kenapa gak sekalian 100 persen.

 

Agar tak perlu survei berkali-kali.

Untuk tunjukkan peningkatan," tutur AHY.

Menurutnya.

Hal yang ditutupi.

Akan meledak sepserti bom waktu.

 

 Ia menilai.

Faktanya banyak rakyat.

 

Mengeluh kondisi ekonomi.

Saat ini.


"Jangan tutup statistik tertentu.

Dengan angka kualitatif.

 

Mohon maaf.

Kualitatif tidak jelek.

 

Tapi masuk manipulasi.

Hal itu berbahaya.

 

Sebenarnya.

Hanya menyenangkan diri.

 

Menghibur diri.

Padahal banyak masalah.

 

Banyak bom waktu yang ditanam.

Tunggu meledak," ujar AHY.

 

Ia katakan.

Pertanyaan survei pada responden.

 

Tak wakil keadaan sebenarnya.

 

Masalah rakyat.

Hanya dinilai puas atau tidak.

 

Hal itu.

Terlalu sederhana.


"Coba pertanyaan begini.

 

1.        Apakah bapak/ibu/saudara.

Merasa harga kebutuhan pokok.

 

Pada hari ini.

Terjangkau atau tidak?

 

2.        Apakah bapakibu/ saudara.

Merasa lapangan kerja.

 

Hari ini.

Mudah atau sulit?

 

3.        Apakah bapak/ibu/saudara.

Merasa keadilan.

 

Dan kebijakan hukum.

Di Indonesia.

 

Sudah baik atau belum?," pungkasnya.

(sumber detik)

0 comments:

Post a Comment