Tuesday, July 18, 2023

19215. PALOH NIAT BAIK BAGI BANGSA TAPI SALAH PAHAM

 


SURYA PALOH NIAT BAIK BAGI BANGSA TAPI SALAH PAHAM

 Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Surya Paloh.

Bangsa lndoneia terjebak pragmatis.

 

Dulu bersikap terus terang dan terbuka.

Kini berubah jadi munafik.

 

Pragmatis.

Yaitu bersifat praktis.

Utamakan manfaat.

Saat ini.

 

Munafik.

Yaitu suka berpura-pura.

 

Mengatakan sesuatu.

Tapi tak sesuai perbuatan.

 

Tak cocok ucapan dan tindakan.

Perkataan tak sesuai perbuatan.

 

Ketua Umum Partai NasDem.

 Surya Paloh katakan.

 

Bangsa Indonesia.

Saat ini terjebak pragmatisme.

 

Indonesia yang tadinya.

Bangsa penuh terus terang.

 

Bersikap terbuka.

Tapi berubah jadi bangsa munafik.

 

 

Acara Partai Nasdem.

Stadion Utama Gelora Bung Karno.

 Senayan.

 

Jakarta Pusat.

Minggu (16/7/2023). 

"Kita terjebak.

Dari bangsa penuh terus terang.

Bersikap terbuka.

 

Jadi bangsa penuh pura-pura.

Jadi bangsa munafik.

 

Hal itu.

Kondisi Indonesia hari ini," katanya.

 

Menurut Paloh.

Indonesia dulunya tidak demikian.

 

 Indonesia saat ini.

Banyak berubah.

 

Selain sikap pura-pura.

Juga Indonesia.

Dulu suka gotong royong.

 

Tapi hari ini.

Terlalu individualis.

 

"Dulu bangsa ini penuh:

1)        Ramah.

2)        Soopan santun.

 

3)        Kenal 'Tepo  Seliro".

4)        Punya asas kepatutan.

 

5)        Punya budaya malu.

6)        Penuh spirit gotong royong.

 

"Bangsa kita telah berubah.

Hari ini semangat penuh:

 

1)                Gotong royong.

2)                Kebersamaan.

3)                Semangat cinta.

 

Berubah jadi bangsa.

Dengan semangat:

1)                Keakuan.

2)                Individual.

 

3)                Suka transaksi materi.

4)                Serba pragmatis.

 

Tahun 2024.

Paloh yakin harus berubah.

 

Perubahan tahun 2024.

Dengan cara dukung.

 

Capres Anies Baswedan.

Bersama PKS dan Demokrat.

 

Hal itu.

Dasar filosofi pikiran.

 

Mengapa ada gerakan perubahan.

Yaitu berubah mendasar.

Dalam berbangsa dan bernegara," tuturnya.

 

"Kita semua sayang.

Kepada bangsa ini.

 

Kita semua  sayang pada pemimpin.

Di negeri ini.

 

Kita dukung pemimpin.

Agar sukse jadi presiden.

 

Tapi suatu niat baik.

Bisa salah paham.

 

Niat baik bagi bangsa.

Tapi salah paham.

 

Dan kita terima itu," tutup dia.

 

(Sumber populis)

0 comments:

Post a Comment