ANJING
NIKAH ADAT JAWA BUKAN KREATIF TAPI TERLALU
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Pernikahan anjing.
Pakai
adat Jawa.
Bukan kreativitas.
Tapi tindakan kelewat
batas.
Pernikahan adat Jawa.
Budaya adiluhung.
Penuh makna.
Tiap tahap, Langkah, dan
busana.
Punya makna.
Dan pelajaran luhur.
Yang dikandung.
Pernikahan juga
peristiwa sakral.
Momen janji setia.
Sesama insan manusia.
Kita prihatin.
Banyaknya moral rusak.
Dalam masyarakat.
Terutama generasi muda.
Banyak melanggar norma.
Data nikah dini.
Meningkat berlipat.
Karena ‘kecelakaan”.
Atau hubungan.
Di luar nikah.
Pernikahan anjing.
Pakai adat Jawa.
Melecehkan dan
bertentangan.
Dengan norma budaya Jogja.
Budaya adiluhung.
Mestinya dijunjung
tinggi.
Bukan malah dilecehkan.
Ekspresi dan kreativitas.
Sangat dihargai.
Tapi mesti ada norma.
Sebagai batasan.
Mungkin agenda
tersembunyi.
Propaganda negatif.
Bertentangan norma.
Mungkin ada gerakan anti
norma.
Patut diwaspadai.
Silakan berkreativitas.
Tapi dalam batas norma.
(Sumber Huda Tri Yudiana)
0 comments:
Post a Comment