Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, March 16, 2017

26. Guru Selebriti

GURU SELEBRITI YANG MENGGEMASKAN
Oleh:  Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Guru dan Kepala UPT SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Aneh bin ajaib. Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa, lebih  38 tahun saya menjadi seorang guru. Sebagai seorang pendidik sekaligus “amtenar”. Rasanya, baru kemarin lulus STM (Sekolah Teknik Menengah) Negeri 3 Surabaya di Sidoarjo Jurusan Teknik Mesin. Seangkatan dengan Joko Malis. Pemain sepak bola terkenal di Surabaya. Ternyata,  tidak lama lagi saya akan lepas tugas. Sesuai peraturan,  maka “Umar Bakri” harus pensiun dari guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) pada umur 60 tahun.
BUKAN MANTAN GURU     
      Tentu saja, selama puluhan tahun menjadi “betara guru”, banyak hal sudah terjadi. Sekarang ini, semua murid saya  berpencar. Menjadi apa saja, dan di mana saja.  Oleh karena itu, tidak heran ketika saya berada di suatu tempat. Sering berpapasan dengan “mantan” murid saya. “Pak Guru, bagaimana kabarnya?” kata seseorang. Atau, “Pak Yusron, kok kelihatan masih muda. Padahal saya sebagai murid Bapak. Sudah tua dan rambut sudah beruban,” timpal yang lain.
      “Pak Yusron, terima kasih sudah memberi inspirasi saya belajar elektronika waktu SMP. Alhamdulillah, saya sekarang bekerja di suatu perusahaan yang besar,” tulis seseorang dalam akun facebook saya. Bahkan ada yang menuliskan lewat twitter, “Pak Yusron, adalah guru matematika saya yang hebat.” Atau sapaan lainnya. Ketika berjumpa tatap muka langsung atau lewat media sosial marak terjadi. Biasanya saya menjawab, “Terima kasih, semoga kita tetap sehat lahir dan batin. Bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat sekitar.” Saya menganggap beberapa ucapan dan tulisan mereka hiperbol atau dibesar-besarkan.
      Tetapi, itulah komunikasi yang kerap terjadi antara murid dan “mantan” gurunya. Ya benar, meskipun sekarang sudah kelihatan hampir sama tuanya. Tetapi guru adalah tetap guru selamanya, bukan mantan guru! Juga, bukan bekas guru! Guru saya pribadi waktu SD, SMP, maupun SMA/STM adalah guru saya selamanya. Guru saya sepanjang hayat. Itu keyakinan saya pribadi, maka saya selalu menghormati dan mendoakan kebaikan buat semua guru saya. Selamanya.
      Semua interaksi antara saya dengan “mantan” murid, membuat saya merasa sebagai guru selebriti.  Mungkin saya berlebihan. Tapi, mohon dimaklumi, itulah yang saya rasakan.  Sering terjadi pertemuan saya dengan “mantan” murid di suatu tempat. Atau ketika reuni alumni, memaksa untuk mengingatkan suasana nostalgia yang menyenangkan dan  menggemaskan. Bagaimana tidak menggemaskan? Kami bercerita “gedabrus” dan “ngalor ngidul” tentang zaman tempo dulu yang masih imut, lucu, agak norak, menyenangkan sekaligus menyebalkan. Tetapi, semuanya terlalu indah untuk dikenangkan, dan sayang untuk dilupakan. Adakah hal lain yang lebih indah dan menggemaskan? Selain mengenang peristiwa masa lalu yang indah ketika masih remaja? Selain kisah kasih waktu lampau yang tidak akan terulang?
KECELAKAAN YANG MEMBAWA NIKMAT
      Bagaimana riwayat saya, yang lulusan STM Teknik Mesin bisa menjadi seorang guru? Kisahnya, dimulai ketika saya lulus STM tahun 1976. Saya mendaftar masuk ke ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya). Dengan sepeda motor. Beberapa kali saya membonceng ayah dari desa Panjunan, Sukodono, Sidoarjo mengunjungi tempat pendaftaran masuk ITS Surabaya. Untuk mencatat dan melengkapi syarat pendaftaran.
      Setelah sekian hari mengikuti bimbingan masuk ke ITS oleh para tentor. Tiba saatnya mengikuti tes masuk ITS. Hasilnya? Ternyata dalam pengumuman penerimaan mahasiswa baru, nama saya tidak muncul. Kecewa? Tentu saja, saya kecewa. Saya batal menjadi “tukang” insinyur. Saya gagal masuk ITS karena nilainya tidak mencukupi. Ataukah sebab ada aturan lulusan STM harus mengabdi selama dua tahun di perusahaan lebih dulu.  Entahlah. Yang pasti, itulah awal saya mengalami “kecelakaan yang membawa nikmat” menjadi calon seorang guru.     
      Setelah gagal masuk ITS, saya menjadi mahasiswa PGSLP YD (Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama Yang Disempurnakan) yang diselenggarakan oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Negeri Surabaya di kampus Ketintang, Surabaya. PGSLP YD adalah sebuah program darurat untuk memenuhi kebutuhan guru di Indonesia. Bahkan dalam perjanjian tertulis yang saya tanda tangani. Setelah lulus kelak, harus bersedia menjadi guru di seluruh Indonesia atau negara lain yang ditunjuk pemerintah.
GURU PEMULA     
      Pada 1 Februari 1978, Alhamdulillah saya lulus dari PGSLP YD Jurusan Keterampilan Elektronika. Sejak 1 Maret 1978 saya resmi menjadi calon guru PNS di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Saya amat bersyukur ditempatkan di daerah asal, sedangkan banyak teman saya ditempatkan di luar Jawa. Misalnya, di Pulau Kalimantan dan Madura. Barangkali, salah satu kriteria menentukan lokasi menempatan adalah hasil nilai selama kuliah. Nilai saya termasuk bagus. Maka saya ditugaskan di sekolah terbaik di Sidoarjo. Alhamdulillah.
      Sebagai calon guru PNS golongan ruang II/a dengan pangkat Pengatur Muda.  Nomor Induk Pegawai 130684046. Saya menerima gaji Rp16.960,00 per bulan. Yakni sebesar 80 persen dari gaji pokok Rp21.200,00. Saya menerima gaji pertama saya dengan gembira. Belum memiliki sepeda motor. Setiap hari sekolah, berangkat dan pulang sekolah naik kendaran umum. Sering juga dibonceng sepeda motor bersama orang yang searah dengan saya.
      Masa ltu, hanya satu jenis kendaran umum yang melayani rute dari Sidoarjo ke Sukodono, dan sebaliknya. Yaitu mobil lin G warna merah.  Yang terbuka bagian belakangnya. Sehingga, penumpang naik dan turun lewat pintu belakang. Bukan lewat samping. Penumpang duduk saling berhadapan, beradu dengkul. Menghadap ke samping. Bukan ke depan atau ke belakang. “Bemo” tersebut berpangkalan di Pasar Dayu, Sidoarjo dan Pasar Sukodono. Saya biasanya menunggu kendaraan di depan rumah, lalu turun di Baba Layar, Sidoarjo. Kemudian berjalan kaki ke SMP Negeri 1 Sidoarjo. Melewati alun-alun Sidoarjo.
      Don’t judge a book by its cover. Jangan menilai sebuah buku hanya dengan melihat penampilan luarnya saja. Jangan suka menilai seseorang cuma dari penampilan “casing”nya, hanya dari “bungkus”nya. Pepatah tersebut cocok dengan pengalaman saya. Sewaktu pulang dari sekolah. Biasanya, saya menunggu antrean “bemo” di Pasar Dayu, Sidoarjo. Kendaraan akan berangkat, jika penumpang sudah penuh. Selama menunggu, saya menonton para “kru” dan calon penumpang bermain catur. Bergantian.
      Cak Mat, salah seorang pemain catur jalanan. Penampilannya sungguh tidak mengesankan. Rambut awut-awutan. Mengenakan pakaian “kebesaran”. Karena memang  berukuran amat besar dan “gelombyor”. Tetapi, jangan tertipu penampilan. Dia pemain catur ulung. Dia menggerakkan buah catur secepat kilat, sebelum musuhnya menempatkan buah catur dengan sempurna. Tingkahnya sungguh “menghenyek” lawannya. Tanpa berpikir. Dia memindahkan buah catur, tanpa konsentrasi melihat papan catur. Seolah dia bisa “membaca” pikiran lawannya.  Awalnya, saya memandangnya dengan “sebelah mata”. Saya menganggapnya sebagai pemain “ecek-ecek”. Pemain catur pemula. Tapi saya keliru! Ternyata, saya sulit mengalahkan dia dalam bermain catur.  Yang sering  hanya bermain seri. Hanya seimbang, tidak ada yang kalah. Bahkan, saya pernah kalah.
       Tahun 2010. Cak Mat mengunjungi saya. Di SMP Negeri 2 Buduran, Sidoarjo. Setelah 30-an tahun tidak berjumpa. Dengan penampilan yang rapi. Dia menyapa saya, megingatkan zaman tempo dulu. Kami bernostalgia. Dia mengingatkan, bahwa saya adalah lawan tanding bermain catur yang seimbang. Setelah beberapa saat, dia pamit dengan membawa uang transpor sekadarnya.
      Sekarang, saya merasa kehilangan. Pemuda berbadan kekar. Dia, seorang sopir perusahaan. Setiap pagi lewat di depan rumah. Dia naik sepeda motor butut. Tidak memakai jaket. Juga, tanpa helm. Menuju ke tempat kerjanya. Setiap pagi berangkat kerja, dia acap kali mengajak saya bersama. Saya membonceng ke Sidoarjo. Saya ikut “nebeng”. Naik sepeda motor “gundul”. Bisa pula disebut sepeda motor “miskin”. Tidak punya apa-apa. Hanya mampu “gelundung” saja. Kasihan. Namun, anehnya, meskipun “miskin”, tapi sangat berjasa. Terutama kepada saya. 
      Sayangnya, saya tidak tahu tempat tinggalnya. Sudah puluhan tahun, saya tidak pernah berjumpa lagi dengannya. Semoga Allah yang Mahakuasa membalas semua kebaikannya. Amin.
      Dengan penampilan anak muda 21 tahun, maaf, agak berambut gondrong. Rambut sedikit “gimbal”. Banyak teman sekolah yang tidak menyangka, saya telah menjadi seorang pendidik. Memang, seorang guru seharusnya bisa “digugu” dan “ditiru”. Artinya, seorang guru sepatutnya mampu menjadi panutan dan teladan.
       Sebagai guru pemula, saya menjadi asisten Pak Bin Anwar. Beliau guru agama Islam yang pintar servis elektronika. Misalnya, servis radio dan televisi. Beberapa teman guru menggoda saya, “Pak Yusron adalah guru yang aneh, sebab menjadi guru yang berhubungan dengan listrik, tetapi rumah pak guru sendiri belum ada listriknya,” kata mereka. Saya tertawa, mendengarkan  gurauan mereka. Mungkin mereka menganggap saya belum cukup ilmu untuk menjadi guru.
      Guyonan teman guru ada benarnya. Kegiatan perkuliahan PGSLP YD dilaksanakan sekitar delapan bulan. Dengan memperoleh beasiswa dari pemerintah dihitung selama setahun. Setelah lulus, langsung ditugaskan sebagai guru SMP. Padahal, dengan kuliah yang relatif singkat. Tentu saja, bekal ilmunya belum mumpuni. Saya berusaha mengatasi kekurangan tersebut. Mulai saat itu, saya sering mengunjungi Pasar Genteng, Surabaya untuk belajar lebih banyak dan mendalam tentang Teknik Elektronika.
PENYANYI KAMAR MANDI     
      Kami para guru muda. Sering tidur di sanggar sekolah. Ruangan tidak terpakai disulap menjadi ruang tidur.  Saya dengan Pak Andi guru kesenian dan Pak Putut guru bahasa Indonesia adalah penghuni tetap. Sedangkan beberapa guru lain, biasanya ikut menimbrung.
      Melihat dan mendengarkan Pak Andi memainkan gitar sambil bernyanyi. Hampir setiap hari. Saya terpengaruh kena “virus”nya. Tidak terasa, saya dan Pak Putut tertular ikut belajar bermain gitar. Juga belajar alat musik lainnya. Misalnya, piano dan drum. Kami memperoleh julukan sebagai “Penyanyi Kamar Mandi” dan “Artis Sanggar”.
      “Pindah kripnya besok saja!” teriak Pak Andi. Ketika kami memainkan sebuah lagu, tetapi  tangan saya terlambat memindahkan krip (accord) gitar dari posisi C ke Am misalnya. Kami tertawa bersama mendengar “ejekan” tersebut.
JAGO KANDANG BADMINTON
      Pada kesempatan lain. Saya berhasil “membalas dendam”. Mempermalukan Pak Andi. Pada sore hari yang cerah. Kami bermain badminton. Setelah saya mengalahkan Pak Putut. Saya bertanding single dengan Pak Andi. Yang amat mahir bermain gitar, tetapi “kedodoran” ketika memegang raket badminton. Pertandingan belum berakhir, Pak Andi sudah menyerah kalah. Pak Andi mengaku “keok”. “Gak badminton, gak patheen,” kata Pak Andi. Sambil meletakkan raket dan “ngeloyor” meninggalkan lapangan. Sungguh, kenangan yang lucu dan menggemaskan.
KHATIB SALAT JUMAT PEMULA
      “Pak Yusron bukan akar, tapi rotan,” kata Pak Subron, guru pelajaran agama Islam.  Memberikan semangat kepada saya, agar mau belajar menjadi khatib salat Jumat. Menjadi juru khotbah. Ketika itu, saya dipaksa menjadi khatib salat Jumat di masjid sekolah. Saya guru keterampilan. Bukan guru pelajaran agama Islam. Saya beralasan, “Tidak ada rotan, akar pun jadi.” Karena dipaksa, lalu terpaksa. Akhirnya, sekarang terbiasa menjadi khatib dan imam salat Jumat di masjid sekolah. Alhamdulillah.
JUARA CATUR LOKAL   
      Ketika itu, dalam kurikulum, muncul mata pelajaran Keterampilan Bebas. Siswa boleh memilih sesuai bakat dan minatnya. Misalnya: memasak, seni tari, bola voli, badminton, sepak bola, catur. Atau lainnya sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. Sebagai guru keterampilan, tentu saja, saya mendapat giliran untuk mengampunya. Saya mendapatkan tugas memberikan pelajaran bermain catur kepada siswa. Beberapa buku teori bermain catur dan buku pertandingan antarmaster catur tingkat dunia, sudah saya miliki.     
      Beberapa guru senior, misalnya Pak Bin Anwar, Pak Imam Muljono, dan Pak Soedarsono sering penasaran dengan saya. Penyebabnya: mereka belum bisa mengalahkan saya dalam bermain catur. Di rumah, saya kerap bermain catur dengan ayah dan tiga saudara laki saya. Ayah saya, H.M.Tauchid Ismail, ketua takmir masjid Panjunan, Sukodono, Sidoarjo. Zaman itu, pengurus masjid menyiapkan beberapa papan catur dan papan lapangan tenis meja di teras masjid. Agar para pemuda betah berada di masjid. Terutama ketika bulan puasa. Lingkungan tersebut memengaruhi saya. Sejak kecil, saya sudah sering bermain catur. Saya pernah menyabet juara lomba catur tingkat kecamatan Sukodono. Jadi, mengajarkan teori bermain catur dan praktik bertanding catur melawan murid merupakan hal yang sudah biasa.
SEKOLAH KERAJAAN
       “Inilah bapak guru dari sekolah kerajaan,” ujar rekan guru SMP Negeri 2 Sidoarjo. Mereka menilai Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo, kala itu, Pak Tony Soebijanto, BA sebagai orang yang keras dan tegas dalam menegakkan disiplin kepada siswa maupun guru dan pegawai.  Memang, masa itu, SMP Negeri 1 Sidoarjo terkenal sebagai sekolah yang amat disiplin. Sehingga dijuluki “Sekolah Kerajaan”. “Apakah dia seorang guru?” tegur Pak Tony. Sambil menuding dengan jempol jari tangan kanan ke arah siswa di depan saya. Ketika itu saya, seorang guru muda,  sedang berbicara dengan siswa di luar kelas pada jam istirahat. Pak Tony menginginkan tetap ada “jarak” antara guru dengan siswa. Juga, harus terjaga semacam “kasta” antara guru senior dan pemula.
GURU TERBANG
      Setelah berjalan beberapa waktu. Saya ditugaskan menjadi “guru terbang”. Mengapa? Karena saya harus bergerak dari satu sekolah ke sekolah lain. Misalnya, Senin bertugas di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Selasa mengajar di SMP Negeri Juanda (sekarang SMP Negeri 1 Sedati). Rabu berada di SMP Negeri 1 Candi. Begitu selanjutnya, diatur sesuai dengan jadwal jam mengajar. Semua sekolah tersebut adalah filial atau cabang dari SMP Negeri 1 Sidoarjo.
      Khusus ke SMP Negeri Juanda, disediakan bis dinas TNI AL (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut). Semboyan TNI AL “Jalesveva Jayamahe”. Yang bermakna Di Lautan Kita Jaya. Tiap hari kerja, pukul lima pagi, bis sudah siap di depan gedung SMP Negeri 1 Sidoarjo. Hanya kendaraan TNI AL yang boleh  masuk kompleks Juanda. Naik bis bersama tentara dan mengajar di Kompleks SMP Negeri Juanda berpengaruh positif. Sikap disiplin dan saling hormat dengan mengangkat tangan kanan ketika bertemu, menjadi pemandangan harian.
PERTAMA KALI NAIK PESAWAT UDARA
      Anak desa naik pesawat udara, karena guru. Benar! Saya pertama kali naik pesawat terbang, karena berstatus guru di SMP Negeri  Juanda. Waktu itu, sekitar tahun 1980-an ada murid putera tentara menawarkan naik pesawat terbang gratis. Saat itu, peringatan Hari Armada. Ada pilot yang ingin menambah jam terbang. Tentu saja, tawaran itu kami terima dengan gembira.
      Duduk di dalam pesawat terbang menghadap ke samping. Bukan ke depan atau ke belakang. Terjadilah pengalaman luar biasa. Anak desa terbang pertama kali. Pesawat kecil  berisi empat orang, termasuk pilot dan copilot. Selama sekitar satu jam kami  berputar di sekitar langit Juanda. 
      Pertama kali berada di udara. Saya berusaha melihat pemandangan ke arah bawah. Lewat jendela kecil.  Saya mencari desa dan atap rumah saya dari udara. Menikmati pemandangan sekitar. Pemandangan yang menakjubkan. Selama di udara, bergejolak perasaan gembira dan takut sekaligus. Alhamdulillah, akhirnya pesawat dapat mendarat dengan mulus.  Semua gembira. Apalagi saya.
MENJADI KOMANDAN UPACARA
      Bertugas puluhan tahun. Menghadapi aneka model dan gaya murid, guru, dan pegawai.  Dengan karakter dan perilaku yang beragam. Membuat saya memperoleh banyak pengalaman. Suka dan duka. Berpindah tempat tugas: pembagian guru ke SMP Negeri Juanda, sejak 1 Desember 1981. Mendekati tempat tinggal, mulai 1 Agustus 1986 mutasi ke SMP Negeri 1  Sukodono.
     Suatu saat, saya bertanya bagaimana cara  seorang penari mampu diam. Tidak bergerak selama beberapa menit. “Gerak-gerakkan anggota tubuh yang tertutup, misalnya jempol dan jari kaki, agar peredaran darah tetap lancar,” jawab seorang guru seni tari. Saya mencoba menerapkan ilmu tersebut, ketika menjadi komandan upacara. Waktu itu, SMP Negeri 1 Sukodono mendapatkan giliran menjadi komandan upacara 17 Agustus, tingkat kecamatan. Tidak ada guru yang bersedia, termasuk guru olah raga. Akhirnya, saya mengajukan diri.  Menjadi komandan upacara. Di lapangan kecamatan Sukodono. Pak Camat sebagai inspektur upacara. Dengan pengalaman sebagai Pembina Mahir Pramuka. Saya berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Alhamdulillah.
GURU SELEBRITI
      Mendapatkan tugas baru. Sebagai guru dengan tugas tambahan kepala SMP Negeri 3 Porong, terhitung 5 Maret 2002. Ditugaskan di SMP Negeri 1 Jabon, sejak 17 Februari 2004. Pindah tugas ke SMP Negeri 2 Buduran, sejak 3 April 2007. Mulai 15 Januari 2014 mutasi ke SMP Negeri 1 Balongbendo, sampai sekarang. Sungguh, cakupan wilayah tempat tugas yang relatif luas.
      Saya tetap masuk kelas. Bertatap muka langsung dengan siswa. Sesuai dengan kewajiban guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Mengampu mata pelajaran matematika. Di semua sekolah tempat bertugas. Suasana berinteraksi dengan murid, tidak tergantikan. Sangat menggembirakan sekaligus menggemaskan.
      Kwangsan adalah nama sebuah desa di kecamatan Sedati, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Balai desa Kwangsan berhadapan dengan gedung BPMTV (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan) yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hanya terpisah sebuah jalan desa.
      Sirojudin, nama kepala desa Kwangsan saat ini. Perangkat desa dan beberapa ibu  sedang berkumpul di balai desa. Para ibu menunggu putra-putrinya  yang belajar di TK (Taman Kanak-Kanak) Dharma Wanita. Gedung TK  berada di samping balai desa. Saya mampir ke balai desa, sewaktu mengikuti Workshop Penulisan Kreatif di BPMTV. “ Pak Yusron ini adalah guru saya waktu SMP,” kata Sirojudin. “Apakah benar Pak, kok kelihatan lebih tua muridnya dibandingkan dengan  gurunya?” kata seorang perangkat desa.  Saya mengangguk. Ibu-ibu tersenyum. Saya juga. Saat itu, saya merasa sebagai guru selebriti.

27. Salat Jumat 4 Mazhab

Bab Salat Jumat Menurut 4 Mazhab
(Sumber: Fikih 5 mazhab, Muhammad Jawad Mughniyah. Penerbit Lentera Jakarta, 2007)
1. Arti Mazhab.
Menurut (KBBI) Mazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukun fikih yang menjadi ikutan umat Islam.

2. Di Indonesia dikenal mengkuti 4 mazhab, yaitu
a) Hanafi = 80 - 150 H (699 - 767 M)
b) Maliki  = 93 – 179 H (712 – 795 M)
c) Syafii   = 150 – 204 H (769 – 820 M)
d) Hambali = 164 – 241 H ( 780 – 855 M)

A. Dasar Hukum Salat Jumat:
1. QS Surat Al-Jumuah (62:9)

  
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” QS Al-Jumuah ( 62 : 9).

B. Lokasi Salat Jumat.
1. Hanafi, Syafii, Hambali = Boleh di masjid atau di tempat lain.
2. Maliki = Harus di masjid

C. Jumlah Minimal Jamaah Salat Jumat.
1. Hanafi = 5 orang termasuk imam.
2. Maliki = 13 orang termasuk imam.
3. Hambal dan Syafii = 41 orang termasuk imam

D. Khatib Khotbah Sambil Berdiri.
1. Maliki, Syafii = Khatib wajib berdiri
2. Hanafi, Hambali= Khatib tidak wajib berdiri

E. Materi Minimal Khotbah.
1. Hanafi= Hamdalah, istighfar.
2. Maliki = Pesan takwa.
3. Syafii = Khotbah-1 : Hamdalah, salawat Nabi, pesan takwa, ayat Al-Quran.
Khotbah-2 = Hamdalah, salawat Nabi, pesan takwa, doa umat muslim
4. Hambali= Hamdalah, salawat, pesan takwa, ayat al-Quran.

F. Khatib Duduk Sebentar Di antara 2 Khotbah.
1. Maliki, Hanafi = Khatib tidak wajib duduk di antara 2 khotbah.
2. Syafii = Khatib wajib duduk di antara 2 khotbah.

G. Khotbah Dengan Bahasa Arab.
1. Maliki = Wajib dengan bahasa Arab.
2. Hanafi, Syafii, Hambali = Tidak wajib dengan bahasa Arab.

H. Bacaan Surat Al-Quran Setelah Fatihah.
1. Maliki = Rakaat-1 : Al-Jumuah. Rakaat-2 : Al-Ghosiyah.
2. Syafii = Rakaat-1 : Al-Jumuah. Rakaat-2 : Al-Munafiqun.
3. Hanafi = Makruh, jika ditentukan suratnya.

31. Kunci Zuhud

KUNCI ZUHUD:

SAYA TAHU, RIZKIKU TIDAK MUNGKIN DIAMBIL ORANG LAIN

KARENANYA HATIKU TENANG.

SAYA TAHU, AMAL-AMALKU TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN ORANG LAIN

KARENANYA, KUSIBUKKAN DIRIKU UNTUK BERAMAL

SAYA TAHU, ALLAH SELALU MELIHATKU

KARENANYA, AKU MALU JIKA ALLAH MENDAPATIKU BERBUAT MAKSIAT

SAYA TAHU, KEMATIAN MENANTIKU

KARENANYA, KUSIAPKAN BEKAL UNTUK MENGAHADAP KEHADIRAT TUHANKU.

(HASAN AL-BASHRI)

32. Sejarah Singkat Nabi Muhammad

Data Sejarah Nabi Muhammad Saw. (yusronhd@gmail.com)
1. Selama 13 tahun Nabi Muhammad Saw berdakwah di Mekah. Ketika umur Nabi 40 sampai 53 tahun. Pengikut Nabi hanya berjumlah 153 orang. Dari ratusan atau ribuan orang? penduduk Mekah waktu itu.
2. Selama 10 tahun Nabi Muhammad Saw berada di Madinah. Ketika usia Nabi 53 sampai 63 tahun.
a. Jumlah umat Islam semakin banyak.
b. Masih ada orang kafir.
Pengertian Kafir adalah orang yang tidak percaya kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah.
c. Terdapat orang munafik.
Pengertian Munafik adalah orang yang berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama Islam. Tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak. Orang yang suka atau selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan dengan perbuatannya. Atau orang yang bermuka dua.
d. Masih ada orang berbuat maksiat.
Pengertian maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah. Perbuatan dosa, misalnya perbuatan tercela, buruk, dan sebagainya.
3. Itulah data pada zaman Nabi Muhammad Saw masih hidup. Bagaimana dengan sekarang?

28. Sekolah Ramah Anak

SEKOLAH RAMAH ANAK YANG MENYENANGKAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

Pendahuluan
      Sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Di tempat inilah orang tua memercayakan anak-anaknya untuk dididik menjadi orang-orang yang sukses dan bermanfaat bagi agama, orang tua, masyarakat, bangsa, dan negara. Sejuta impian orang tua untuk masa depan anak-anaknya diserahkan kepada sekolah. Bagaimanapun,  sekolah merupakan tempat terbaik selain di rumah untuk proses perkembangan anak. Tidak heran jika gerakan membangun sekolah pada hakikatnya adalah upaya membangun generasi emas, yang unggul secara akademis maupun non-akademis.
      Selama ini sekolah telah berupaya menerapkan pelbagai konsep yang terbaik bagi pendidikan anak. Namun beberapa sekolah masih mengalami kendala dalam upaya menjadikan sekolah sebagai tempat terbaik bagi peserta didik. Sekolah masih dianggap kurang mewadahi kebutuhan bakat dan minat sebagian peserta didik, tidak heran apabila sebagian peserta didik merasa terasing di sekolah. Beberapa peserta didik akhirnya lebih menjadikan tempat lain sebagai ruang berekspresi dalam menyalurkan  bakat dan minatnya. Tentu saja, hal ini dapat menimbulkan dampak baik dan buruk. Berdampak baik, bila dia berada di tempat yang sesuai dengan bakat dan minatnya, namun akan berakibat buruk jika tempat tersebut tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Atas dasar itulah pemerintah telah berupaya mengembalikan sekolah pada khitahnya. Yakni sekolah sebagai tempat yang sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan.
Sekolah Ramah Anak Yang Menyenangkan
      “Ramah” dapat dimaknai “baik hati dan menarik budi pekertinya” atau “manis tutur kata dan ucapannya”. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka Sekolah Ramah Anak dapat dimaknai sebagai sekolah yang menjunjung tinggi hak-hak anak sebagai pribadi yang harus dididik dengan perasaan dan budi pekerti yang baik.
      Dengan demikian, Sekolah Ramah Anak harus menghormati hak siswa ketika sedang mengekspreskan pandangannya dalam segala hal khususnya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, sekolah ramah anak harus menjamin dan memberikan kesempatan setiap siswa untuk menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama, jenis kecerdasan ,dan latar belakang orang tua.
      Sekolah Ramah Anak juga harus memertimbangkan situasi sekolah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, serta mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak dan perlindungan siswa dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak wajar lainnya, juga menjamin keikutsertaan siswa dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan siswa dalam menempuh pendidikan.
Standar Sekolah Ramah Anak adalah sebagai berikut:
1. Setiap siswa dapat menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, jenis kecerdasan, agama, dan latar belakang orang tua.
2. Setiap siswa memiliki kebebasan mengekspresikan pandangannya tentang iptek, seni, dan budaya.
3. Memiliki kurikulum dan pembelajaran yang ramah bagi siswa dengan mengutamakan nilai kecintaan, kasih sayang, empati, simpatik, keteladanan, tangggung jawab, dan rasa hormat pada siswa.
4. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang mampu menfasilitasi bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa.
5. Memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang aman, nyaman, bersahabat, sehat, bersih, hijau, dengan kontruksi bangunan yang memenuhi SNI.
6. Memiliki program sekolah yang memertimbangkan aspek kebutuhan kepribadian siswa.
7. Memiliki program kerja keselamatan siswa, sejak dari rumah sampai ke sekolah dan/atau keselamatan selama sekolah.
8. Setiap warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap risiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan, dan ancaman lainnya terhadap siswa.
9. Melibatkan partisipasi siswa pada semua aspek sekolah dan kegiatan sekolah.
10. Tersedianya organisasi kesiswaan yang berorientasi pada perkembangan karakter siswa.
11. Terciptanya kerja sama yang harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
12. Menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan penegakan aturan sekolah.

      “Senang” berarti “ puas, lega, tidak kecewa, ataupun susah”. Dengan demikian Sekolah Yang Menyenangkan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah yang menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya membuat peserta didik betah di sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik. Pada prinsipnya, konsep sekolah yang menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, aman, dan ramah anak. Ketika prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak dipenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah.
      Dengan demikian, sekolah yang menyenangkan akan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk mengekspresikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. 
Standar Sekolah Yang Menyenangkan.
1. Siswa menikmati belajar di sekolah
2. Guru menikmati mendidik di sekolah.
3. Siswa tertantang dengan kegiatan di sekolah.
4. Siswa  mengembangkan kompetensinya, tidak hanya mendapatkan nilai tinggi semata.
5. Siswa memelajari keterampilan, tidak hanya fakta-fakta keterampilan.
6. Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota  komunitas sekolah.
7. Terciptanya atmosfer inklusif yang baik, semua siswa dihargai berdasarkan jati diri dan kemampuan mereka.
8. Isu-isu penting tentang kekerasan dan pelbagai aspek sosial, emosional, dan masalah lainnya,  didiskusikan secara terbuka dan positif.
9.  Semua siswa didorong dan dibiasakan agar mampu berfikir sendiri.
10. Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan.
11. Aspek-aspek positif seperti rasa ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan, dan ketahanan, selalu didorong dan dikembangkan.
12. Guru terbuka terhadap ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama.
13. Sekolah selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
14. Sekolah selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia iptek.
15. Harapan yang tinggi disematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
16. Kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
17. Siswa disadarkan bahwa menampilkan yang terbaik dari diri sendiri, tidak selalu menjadi yang terbaik dibandingkan dengan orang lain.
18. Sekolah terbuka terhadap hal-hal positif yang di luar dugaan.
19. Siswa dilatih dan diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi positif terhadap kehidupan di luar sekolah.
20. Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, di manapun, dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di sekolah.
21. Kumunitas sekolah terbentang ke luar sekolah dan melibatkan masyarakat.
22. Proses pembelajaran di sekolah memasukkan pelbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
23. Siswa diberi tanggung jawab terhadap sesuatu dan dilatih untuk mengambil keputusan penting.
24. Hasil pembelajaran yang diperoleh selama di sekolah, diusahakan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah ke tahap hidup berikutnya.
25. Semua warga di sekolah bersikap ramah dan penuh senyum terhadap semua orang tua dan tamu yang berkunjung ke sekolah.
Kesimpulan
      Suasana sekolah ramah anak yang menyenangkan, bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan  di Indonesia. Beberapa sekolah telah mendapatkan predikat sekolah tersebut, hanya saja masih parsial, belum konprehensif dan terintegrasi. Untuk itu, dibutuhkan gerakan bersama seluruh warga sekolah dan didukung masyarakat dalam asaha mencapai tujuan mulia ini. semoga
Daftar Rujukan
1. Kemendikbud 2015, “Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan”. Direktorat Jendral Pendidika Dasar. Direktorat Pembinaan SMP. Tahun 2015.

29. Standar Sekolah Sehat

A. Standar Sekolah Sehat
1) Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang, dan memiliki penghijauan yang memadai.
2) Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memdai dan representatif.
3) Memiliki air bersih memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
4) Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu bergizi seimbang.
5) Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau yang tidak menyenangkan.
6) Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan pencahayaan cukup).
7) Memiliki ruang kelas yang representative dengan rasio kepadatan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1 : 2 m2
8) Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.
9) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal (tersedia tempat tidur, timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart, kotak P3K berisi obat, lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan/wastafel, data angka siswa sakit, peralatan perawatan gigi, unit gigi, contoh-contoh model organ tubuh, rangka torso, dan lain-lain).
10) Memiliki toilet (WC) dengan rasio untuk siswi 1: 25 dan untuk siswa 1: 40.
11) Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun.
12) Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
13) Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
14) Memilki pola hidup bersih, higienes, dan sehat.
(Sumber: Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan, Kemendikbud, 2015).

SEKOLAH AMAN
A. AMAN (KBBI)=
1. Bebas dari bahaya;
2. Bebas dari gangguan;
3. Terlindung atau tersembunyi, tidak dapat diambil orang;
4. Pasti, tidak meragukan, tidak mengandung risiko,
5. Tenteram, tidak merasa takut atau khawatir,
B. Standar Sekolah Aman.
1) Bebas dari intimidasi dan tindak kekerasan (bullying) baik yang berasal dari dalam lingkungan maupun dari luar lingkungan sekolah.
2) Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku, agama, ras, antar golongan (SARA).
3) Bebas dari pengaruh narkotika, obat-obat terlarang, dan zat adaptif (narkoba), serta minuman keras (miras).
4) Bebas dari rokok dan asap rokok.
5) Bebas dari pornografi dan pornoaksi.
6) Bebas dari pelecehan seksual, baik dari yang berasal dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
7) Bebas dari pemerasan, baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun dari luar lingkungan sekolah.
8) Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang yang dibawa ke sekolah.
9) Bebas dari pengaruh pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran agama, budaya, dan nilai-nilai kehidupan sosial, baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun dari luar lingkungan sekolah.
10) Aman dari bencana alam (gempa bumi dan tsunami, letusan gunung api, angin topan, banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan). Aman dari bencana non-alam (wabah penyakit, mal praktik teknologi, kelaparan). Aman dari bencana sosial ( kerusuhan sosial, konflik sosial).
11) Aman dari praktik vandalisme (coret-coret yang tidak pada tempat selayaknya) dan kekerasan seksual (terhindar dari penempelan gambar yang tidak edukatif di lingkungan sekolah.
12) Memiliki  sarana prasarana yang memadai yang menjamin rasa aman seluruh warga sekolah (seperti memilki pagar dan pintu gerbang yang dapat dikunci, kaca jendela yang mudah pecah, dll).
13) Memiliki aturan sekolah yang disepakati bersama dan dapat ditegakkan dengan baik.
14) Memiliki pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
15) Memilki petugas keamanan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik.
16) Memilki hubungan yang baik dengan kepolisian, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lembaga lain yang mendukung program keamanan sekolah.

(Sumber: Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Aman, Ramah Anak, dan Menyenangkan, Kemendikbud, 2015).

C. Standar Sekolah Ramah Anak.
      Standar Sekolah Ramah Anak adalah sebagai berikut:
1) Setiap siswa dapat menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, jenis kecerdasan, agama, dan latar belakang orang tua.
2) Setiap siswa memiliki kebebasan mengekspresikan pandangannya tentang iptek, seni, dan budaya.
3) Memiliki kurikulum dan pembelajaran yang ramah bagi siswa dengan mengutamakan nilai kecintaan, kasih sayang, empati, simpatik, keteladanan, tangggung jawab, dan rasa hormat pada siswa.
4) Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang mampu menfasilitasi bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa.
5) Memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang aman, nyaman, bersahabat, sehat, bersih, hijau, dengan kontruksi bangunan yang memenuhi SNI.
6) Memiliki program sekolah yang memertimbangkan aspek kebutuhan kepribadian siswa.
7) Memiliki program kerja keselamatan siswa, sejak dari rumah sampai ke sekolah dan/atau keselamatan selama sekolah.
8) Setiap warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap risiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan, dan ancaman lainnya terhadap siswa.
9) Melibatkan partisipasi siswa pada semua aspek sekolah dan kegiatan sekolah.
10) Tersedianya organisasi kesiswaan yang berorientasi pada perkembangan karakter siswa.
11) Terciptanya kerja sama yang harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
12) Menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan penegakan aturan sekolah.

D. Standar Sekolah Yang Menyenangkan adalah sebagai berikut:
1) Siswa menikmati belajar di sekolah
2) Guru menikmati mendidik di sekolah.
3) Siswa tertantang dengan kegiatan di sekolah.
4) Siswa  mengembangkan kompetensinya, tidak hanya mendapatkan nilai tinggi semata.
5) Siswa memelajari keterampilan, tidak hanya fakta-fakta keterampilan.
6) Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota  komunitas sekolah.
7) Terciptanya atmosfer inklusif yang baik, semua siswa dihargai berdasarkan jati diri dan kemampuan mereka.
8) Isu-isu penting tentang kekerasan dan pelbagai aspek sosial, emosional, dan masalah lainnya,  didiskusikan secara terbuka dan positif.
9) Semua siswa didorong dan dibiasakan agar mampu berfikir sendiri.
10) Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan.
11) Aspek-aspek positif seperti rasa ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan, dan ketahanan, selalu didorong dan dikembangkan.
12) Guru terbuka terhadap ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama.
13) Sekolah selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
14) Sekolah selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia iptek.
15) Harapan yang tinggi disematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
16) Kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
17) Siswa disadarkan bahwa menampilkan yang terbaik dari diri sendiri, tidak selalu menjadi yang terbaik dibandingkan dengan orang lain.
18) Sekolah terbuka terhadap hal-hal positif yang di luar dugaan.
19) Siswa dilatih dan diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi positif terhadap kehidupan di luar sekolah.
20) Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, di manapun, dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di sekolah.
21) Komunitas sekolah terbentang ke luar sekolah dan melibatkan masyarakat.
22) Proses pembelajaran di sekolah memasukkan pelbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
23) Siswa diberi tanggung jawab terhadap sesuatu dan dilatih untuk mengambil keputusan penting.
24) Hasil pembelajaran yang diperoleh selama di sekolah, diusahakan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah ke tahap hidup berikutnya.
25) Semua warga di sekolah bersikap ramah dan penuh senyum terhadap semua orang tua dan tamu yang berkunjung ke sekolah.

30. Khutbah Iduladha Teladan Ibrahim

Khutbah Iduladha 1435 H ,5-10-2014
“MENELADANI NABI IBRAHIM AS”
Khutbah-1,
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر ×9 لا إله إلا الله، والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون  
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Allah Maha Besar, Maha Agung, Maha Hebat. Marilah kita renungkan, sekarang ini lebih dari 5 milyar manusia hidup di planet yang bernama bumi. Bumi yang kita tumpangi ini berputar pada dirinya sendiri dengan kecepatan sekitar 1.700 km per jam, artinya, dalam 1 jam menempuh jarak 1.700 km. Namun, kita tidak merasakannya, karena manusia ikut berputar dalam sebuah kendaraan bumi yang bergaris tengah sekitar 12.000 km. Selain itu, bumi juga mengelilingi matahari pada jarak sekitar 150 juta km dengan kecepatan sekitar 107.000 km per jam. Artinya, bumi kita ini berputar pada dirinya sendiri dan melesat di angkasa mengelilingi matahari. Matahari yang kita lihat setiap hari ini bergaris tengah sekitar 200 kali bumi.
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
     Pernahkan kita bayangkan, bahwa matahari yang kita lihat sekarang ini adalah matahari 8 menit yang lalu, bukan matahari yang kita lihat sekarang. Karena jarak dari matahari ke bumi sejauh 150 juta km ditempuh cahaya dalam waktu 8 menit. Begitu juga, ketika kita melihat bintang yang berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang kita lihat itu bukanlah bintang yang sekarang, tetapi bintang 8 tahun lalu. Karena cahaya yang kita lihat telah menempuh perjalanan sejauh 8 tahun cahaya.
      Jadi, kalau pada malam hari kita mengamati langit. Sebenarnya kita bukan melihat langit yang sekarang saja. Tetapi, pada saat yang bersamaan juga melihat langit sekarang, langit 100 tahun lalu, langit 1000 tahun lalu. Subhanallah. Maha Suci Allah. Kita jadi merasa aneh dengan diri kita sendiri.
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Menurut para ahli, ada bintang yang besarnya ribuan kali matahari kita. Setiap 100 milyar bintang disebut galaksi. Setiap 100 milyar galaksi disebut superkluster. Dan seterusnya, alam semesta ini belum diketahui batasnya. Bumi yang kita tempati ini bagaikan sebuah debu di padang pasir semesta. Di atas bumi yang bagaikan debu itulah lebih dari 5 milyar manusia  hidup dengan segala kegiatan dan kesombongannya. Subhanallah. Sungguh sangat kecil manusia dan luar biasa hebat Allah Yang Maha Kuasa.
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Hari - hari ini para jamaah haji dari seluruh dunia. Lebih dari 4 juta orang. Sudah berkumpul di Mekah dan Madinah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji. Tanggal 8 zulhijah disebut hari Tarwiyah atau “hari perbekalan”. Karena pada saat itu, Rasulullah SAW dan para sahabat menyiapkan bekal untuk melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Tanggal 10 Zulhijah adalah hari raya Iduladha. Sedangkan tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah disebut hari Tasyrik. Hari-hari tersebut adalah hari istimewa di sisi Allah SWT. Untuk mengenang peristiwa tersebut Allah SWT mensyariatkan  ibadah haji, salat Iduladha, dan ibadah qurban.
Peristiwa tersebut ringkasnya sebagai berikut:
      Karena Nabi Ibrahim as tidak senang melihat manusia menyembah berhala, maka berhala tersebut dihancurkan. Akhirnya, Nabi Ibrahim ditangkap dan dibakar dalam api yang bergejolak. Tetapi, api tersebut terasa menjadi sejuk.
         
Artinya :” Hai api, jadilah engkau dingin, dan selamatkan Ibrahim”. QS Al-Ambiya (21:69)
      Karena tidak mati dibakar, lalu Raja Namrud memerintahkan menangkap dan membunuhnya. Nabi Ibrahim hijrah ke Palestina, lalu ke Mesir, dan kembali ke Palestina lagi. Setelah berumur hampir 100 tahun. Nabi Ibrahim belum mempunyai anak, maka Sarah menganjurkan Nabi Ibrahim menikah dengan budaknya yang bernama Hajar. Kemudian lahirlah bayi Ismail. Sarah meminta Nabi Ibrahim, Hajar, dan bayi Ismail meninggalkannya sendirian.
      Setelah berhari-hari berjalan ke selatan, akhirnya Nabi Ibrahim, Hajar, dan bayi Ismail tiba di padang tandus yang tidak berpenghuni, tidak ada air, tidak ada pepohonan. Pada saat itu datanglah perintah dari Allah Swt agar Nabi Ibrahim kembali ke Palestina karena Istrinya yang sudah sangat tua sangat rindu kepadanya. Hajar dan Ismail yang masih bayi terpaksa ditinggal di padang tandus, hanya dengan bekal seadanya, tanpa teman, dan tumbuhan. Hajar rela ditinggalkan jika itu memang perintah dari Allah Swt. Hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah Swt .
      Setelah Hajar dan bayi Ismail kehabisan bekal air dan makanan, maka setiap saat siang dan malam, dia melemparkan pandangan sejauh-jauhnya untuk melihat orang yang lewat untuk dimintai air dan makanan. Ismail ditidurkan di dalam tenda, Hajar mondar mandir di bukit Sofa dan Marwa. Tetapi, tidak nampak seorang pun. Ketika Hajar sudah sangat letih, haus, dan lapar. Hajar dengan menggendong anaknya, berdoa kepada Allah SWT agar diberi seteguk air. Pada saat kritis tersebut, Hajar melihat pasir yang berada dekat kaki Ismail tampak basah, pasir yang basah tersebut dikeruk dengan tangan, makin ke bawah makin basah. Akhirnya timbul mata air yang jernih. Hajar dan Ismail minum sepuasnya. Itulah telaga Zam-zam.  
      Karena sumber air tersebut, semua burung padang pasir datang datang ke tempat tersebut. Dengan petunjuk burung-burung tersebut, para musafir dan kafilah juga mendatanginya. Akhirnya, Hajar dan Ismail dianggap pemilik sumber yang tidak pernah kerimng tersebut, makin lama makin ramai dan menjadi sebuah kota. Kota ini sekarang disebut Mekah.
      Bertahun-tahun kemudian, Ibrahim datang mencari anak dan istrinya. Mereka bertemu di luar kota Mekah, yang sekarang disebut Padang Arafah. Ketika  kembali ke Mekah, mereka berhenti di Muzdalifah. Pada malam itu Nabi Ibrahim bermimpi diperintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail, anaknya. Pagi harinya, mimpi tersebut disampaikan kepada Ismail.
                              
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?" Ismail menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." QS Asshoffat(37:102).
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Mereka berangkat berdua menuju Mina untuk melakukan penyembelihan. Dalam perjalanan mereka mendapatkan gangguan di tiga lokasi yang berbeda. Penghalang tersebut mereka lempari dengan batu kerikil. Lemparan tersebut sekarang dikenal dengan Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumlah Aqabah.
      Ketika Nabi Ibrahim bersiap menggeser pedang ke leher Ismail yang berbaring, tiba-tiba muncullah Malaikat Jibril membawa seekor kibas.
                                                          
Artinya, ” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Kami panggil dia, "Hai Ibrahim, sungguh kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian. Yaitu, "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS As-Shaffat(37-110).
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Ketaatan Nabi Ibrahim, Hajar, dan Ismail  kepada Allah Swt adalah peristiwa hebat di permukaan bumi ini. Nabi Ibrahim rela meninggalkan anak istrinya di padang tandus. Hajar ikhlas ditinggal sendirian. Nabi Ibrahim rela menyembelih anak tunggalnya, dan Ismail sanggup menyerahkan lehernya untuk disembelih. Bukti kepatuhan yang tidak ada bandingnya di muka bumi sampai kiamat kelak.
Allahu akbar (3x),Lailahaillallah, Allahu Akbar, Wa lillahilhamd.
      Secara harfiah ‘Iduladha bermakna Hari Raya Kurban. Disebut demikian karena dimaksudkan untuk mengingat pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya untuk dicontoh, diteladani, dan diwujudkan nilai-nilainya oleh orang-orang yang beriman.
      Makna berkurban ini tergambar dalam penyembelihan hewan kurban itu sendiri;
1) berniat hanya karena Allah ,
2) yang sampai kepada Allah bukan darah atau daging hewan kurban, tetapi keimanan dan ketakwaan orangnya,
3) daging kurban  dibagi secara adil terutama kepada mereka yang membutuhkan sebagai upaya meningkatkan kebersamaan solidaritas sosial,
4) berkurban sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah,
5) pahalanya untuk orang yang berkurban dan untuk semua pihak yang membantu.

Allahu Akbar 3x Walillah al-Hamd
      Semoga kita semua beserta anak cucu kita diberi kesempatan dan kemampuan oleh Allah Swt bisa menunaikan ibadah haji ke Mekah dan mengunjungi tanah suci Madinah. Amin Ya Robbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Duduk

Khutbah-2
الله أكبر ×3 لا إله إلا الله، والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى     مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ    مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى     إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ    إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون  
. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَ الْحَمْدُِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
واسئلوه من فضله يعتكم, ولذكر الله اكبر

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Selesai--

33. Kode Etik Guru

KODE ETIK GURU
SMP NEGERI 1 BALONGBENDO, SIDOARJO

1. Hubungan Guru dengan Peserta Didik
a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
n. Guru tidak membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
p. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

2. Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Murid
a. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orangtua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
b. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali siswa secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orangtua/walinya.
d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan perpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.
f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi dengannya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru tidak melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
h. Guru tidak menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Hubungan Guru dengan Masyarakat
a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
d. Guru bekerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya.
e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya.
f. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
g. Guru tidak membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kapada masyarakat.

4. Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat
a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses pendidikan.
c. Guru menciptakan suasana sekolah yang kondusif.
d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.

e. Guru menghormati rekan sejawat.
f. Guru saling membimbing antar sesama rekan sejawat.
g. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan yuniornya untuk tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat profesional berkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.
j. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.
k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan kefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidak mengeluarkan pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya.
o. Guru tidak mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

5. Hubungan Guru dengan Profesi
a. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi.
b. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan.
c. Guru terus menerus menignkatkan kompetensinya.
d. Guru menjunjung tinggi tindakna dan pertimbangan pribadi salam menjalankan tugas-tugas professional dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas sebagai bentuk tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya.
g. Guru tidak menerima janji, pemberian, dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya.
h. Guru tidak mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan tanggung jawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.

6. Hubungan Guru dengan Organisasi Profesinya
a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan.
b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan.
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggung jawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Hubungan Guru dengan Pemerintah
a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan yang berbudaya.
c. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
d. Guru tidak menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
e. Guru tidak melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian Negara.
Balongbendo, 1 Juli 2014
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo,

Drs. H. Yusron Hadi, MM
NIP : 19570925 197803 1 008

34. Kode Etik Sekolah

KODE ETIK SMP NEGERI 1 BALONGBENDO, SIDOARJO
1. Semua warga sekolah wajib selalu berusaha melaksanakan tugasnya dengan optimal, ikhlas, semangat, dan bertanggung jawab.
2. Semua warga sekolah wajib selalu berusaha mengembangkan kemampuan dirinya melalui segala sumber belajar sesuai dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
3. Semua warga sekolah wajib menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan sekolah.
4. Semua warga sekolah wajib selalu menampilkan kebanggaannya tentang sekolah dalam setiap tindakan, tulisan, dan ucapannya.
5. Semua warga sekolah wajib saling menghormati tugas dan fungsinya masing-masing.
6. Semua warga sekolah wajib menghargai perbedaan pendapat dan berusaha mengatasinya dengan empati dan santun.
7. Semua warga sekolah dilarang saling menghina, dan merendahkan dalam setiap tindakan, tulisan, dan ucapannya.
8. Semua warga sekolah wajib menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menjaga keharmonisan.
9. Hal-hal yang belum diatur, akan dimusyawarahkan kemudian.
Balongbendo, 1 Juli 2014
Kepala SMP N 1 Balongbendo,

Drs. H. YUSRON HADI, M.M.
NIP. 19570925 197803 1 008

35. Seleksi Pamong 2017

Pengangkatan Perangkat Desa Panjunan Sukodono Sidoarjo 2017
A. Jadwal
1. Pendaftaran: 23 - 26 Maret 2017.
2. Seleksi administrasi: 29 Maret – 7 April 2017.
3. Ujian di BKN Waru: 12-4-2017.
4. Usulan Hasil Ujian ke Kecamatan: 18 April – 27 April 2017.
5. Pelantikan: 2 – 21 Mei 2017.

B. Syarat
1. Ijazah SMA sederajat
2. Umur 20 sampai 42 tahun.
3. Syarat lain bisa dilihat di balai desa.

C. Jumlah Perangkat  Yang Dibutuhkan
1. Kasi Pelayanan: 1 orang
2. Kasi Kesra: 1 orang.
3. Kaur Perencanaan:1 orang.
4. Kaur Keuangan: 1 orang.
5. Kaur TU Umum: 1 orang.
6. Kasun Desa Panjunan: 1 orang

Panjunan,10 Maret 2017
Ketua Panitia,
Drs. H. Yusron Hadi, MM

36. Panitia Pilpamong 2017

Panitia Pengangkatan Perangkat Desa Panjunan 2017
1. Ketua : Drs. H. Yusron Hadi, MM
2. Wakil : Drs. M. Mahfud
3. Sekretaris: Teguh Hariyanto
4. Bendahara: A. Miftah Kurniawan
5. Seksi Penjaringan: Harto, SH
6. Seksi Penyaringan: HM Arifin, S Ag
7. Seksi Perlengkapan Umum: Rosidah
Panjunan, 10 November 2016
Kepala Desa Panjunan,
AHWAN, SH

Friday, March 10, 2017

12.KARYA TULIS YUSRON HADI

KARYA TULIS YUSRON HADI, KARYA PENGEMBANGAN PROFESI
1.       Judul tulisan yang dimuat media massa adalah sebagai berikut :
2.       Guru : Dulu, Sekarang, dan Masa Depan.
3.       Majalah Media bulan Oktober 2002 halaman 18 …………….…………………….1
4.       Otak Manusia dan Komputer.
5.       Majalah Media bulan Desember 2002    halaman 6,7, dan 8 …………………….2
6.       Guru Wajib dan Guru Haram di Sekolah Kita.
7.       Majalah Media bulan Februari 2003  halaman 6,dan 7 …………………………...3
8.       Kreatifitas ‘Makhluk’ Apakah Itu ?
9.       Majalah Media bulan Maret 2003 halaman 5, dan 6 ………………………………4
10.   Hemat Peralatan Rumah Tangga.
11.   Tabloid Pena bulan April 2003 halaman 18 ……..………………………………….5
12.   Cara Mengkritik dan Menerima Kritik yang Baik.
13.   Majalah Media bulan Mei 2003 halaman 29,30, dan 31 .….……………………...6
14.   Mengembangkan Bakat, Minat, dan Kreatifitas Siswa.
15.   Majalah Media bulan Juni 2003 halaman 30,31, dan 34 ………………………….8
16.   Gaya Hidup Sehat .
17.   Tabloid Pena bulan Juni 2003 halaman 15 ..……………………………………….9
18.   Rokok Pintu Masuk ke Narkoba.
19.   Majalah Media bulan Juli 2003 halaman 47,48, dan 50 ..………………………..10
20.   Menyembuhkan Penyakit Minder.
21.   Majalah Media bulan Agustus 2003 halaman 59,60, dan 61…………………….12
22.   Masalah Anak dan Gaya Orang Tua.
23.   Majalah Media bulan Agustus 2003 halaman 63,64,65, dan 66 ...…………….. 15
24.   Guru Yang Menyenangkan .
25.   Majalah Media bulan September 2003 halaman 8,dan 9 ………………………..19
26.   Mengatasi Siswa Yang Suka Berbicara.
27.   Majalah Media bulan Oktober 2003 halaman 52,dan 53 ….……….……………21
28.   Gaya Orang Tua Mendidik Anak.
29.   Tabloid Pena bulan November 2003 halaman 18 …..……………………………23
30.   Menjaga Kesehatan Tubuh Kita.
31.   Majalah Media bulan Desember 2003 halaman 56,57, dan 58 …..…………….24
32.   Mengapa Tubuh Kita Sakit
33.   Majalah Media bulan Januari 2004 halaman 61,62, dan 63 …………………….26
34.   Bantuan Pernapasan Darurat
35.   Tabloid Pena bulan  Mei 2004 halaman  15 ………………………………………29
36.   Memperlambat Penuaaan
37.   Majalah Media bulan Juli 2004 halaman  64,65, dan 67 ………………………...30
38.   Memperlambat Penuaan
39.   Tabloid Pena bulan Agustus 2004, halaman  15 ………………………………….32
40.   Cara Merawat Gigi
41.   Tabloid Pena bulan November 2004, halaman  15 ……………………………….33
42.   Sekolah Unggul.
43.   Tabloid Pena bulan Januari 2005 halaman 7……………………………………..34
44.   Senjata Melawan kencing Manis.
45.   Tabloid Pena bulan Februari 2005 halaman 15 …………………………… …….35
46.   Mencegah Tekanan Darah Tinggi.
47.   Majalah Media bulan November 2004 halaman 59,60,61,62,63 ……………….36
48.   Guloh Sisar Senjata Melawan Kencing Manis.
49.   Majalah Media bulan Januari 2005 halaman 62,63,64, dan 67 ………………...41
50.   Cara Mencegah Penularan AIDS.
51.   Tabloid Pena bulan Maret 2005 halaman 15 ……………………………………...44
52.   Keistimewaan Hajar Aswad.
53.   Tabloid Pena bulan Mei 2005 halaman ……………………………………………45
54.   Menghindari Dampak Negatif Televisi.
55.   Tabloid Pena bulan September 2005 halaman 7…………………………………46
56.   Binatang pun Mempunyai Bahasa.
57.   Tabloid Pena bulan November 2005 halaman 9 ………………………………… 47
58.   Hukuman yang Efektif.
59.   Tabloid Pena bulan Januari 2006 halaman 7 ………………………… …………..48
60.   Menghindari Flek Paru.
61.   Tabloid Pena bulan Maret 2006 halaman 15…………………… …………………49
62.   Mangatasi Anak Pemalu. 
63.   Tabloid Pena bulan Maret 2006 halaman 18 ……………………………………..50
64.   Menanggulangi Mata Juling.
65.   Tabloid Pena bulan April 2006 halaman 15 ……………………………….……….51
66.   Gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik.
67.   Tabloid Pena bulan September 2006 halaman 6 …………………………………52
68.   Mengatasi Jamur Kulit.
69.   Tabloid Pena bulan September 2006 halaman 15 ……………………………….53
70.   Kelemahan Persendian Manusia.
71.   Majalah Media bulan Januari 2007 halaman 77,80……………………………….54
72.   Menghindari Influensa.
73.   Majalah Media bulan Februari 2007 halaman 77,78 ……………………………..55
74.   Pertengkaran Orang Tua Berpengaruh Pada Perkembangan Anak.
75.   Tabloid Pena bulan Maret 2007 halaman 18 …………………...………………...56
76.   Orang tua Otoriter, anak bisa gagap.
77.   Tabloid Pena edisi bulan Mei 2007 halaman 18 ................................................57
78.   Iklim Sekolah yang Positif.
79.   Majalah Widya bulan Juli 2007 halaman 23, dan 24 ..........................................59
80.   Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio.
81.   Majalah Widya edisi bulan Agustus 2007 halaman    .........................................60
82.   Keterangan
83.   Majalah Media adalah majalah bulanan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Jalan Genteng Kali 85 Surabaya, dengan nomor ISSN 1693-3125.
84.   Tabloid Pena adalah tabloid bulanan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, dengan nomor ISSN 1693-9468.

85.   Majalah Widya adalah majalah yang diterbitkan oleh CV Widya Utama Surabaya dengan nomor ISSN