Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, November 5, 2020

6358.CIRI-CIRI PIKIRAN DEWASA

 


CIRI-CIRI PIKIRAN DEWASA

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 Tahapan berpikir manusia.

 

Para psikolog menjelaskan 3 tahap perkembangan alam pikiran manusia dalam menilai suatu ide.

 

1) Menilai ide berdasar pancaindera.

 

2) Menilai ide berdasar contoh teladan idolanya.

 

3) Menilai ide murni ide itu sendiri.

 

 

 Tahap ke-1: Orang menilai baik atau buruknya suatu gagasan dengan ukuran alam kebendaan atau materi berdasar pancaindra.

 

1) Orang menilai suatu ide baik atau jelek berdasar pancaindranya.

 

2) Pancaindra adalah alat perasa yang 5 macam, yaitu penglihat, pencium, pengecap (perasa lidah), perasa tubuh, dan pendengar.

 

 

Tahap ke-2: Orang menilai suatu ide berdasar contoh teladan sang idola.

 

1) Sesuatu bernilai baik atau buruk berdasar penilaian tokoh panutannya.

 

Tahap ke-3: Fase dewasa.

 

1) Sesuatu bernilai baik atau jelek murni berdasar ide itu sendiri.

 

2) Suatu penilaian suatu gagasan berdasar nilai yang pada gagasan itu sendiri, tanpa terpengaruh faktor eksternal.

 

 

Sejarah awal Islam, penilaian sekelompok umat Islam terhadap nilai ide yang dibawa Al-Quran, berdasar pribadi Nabi Muhammad.

 

 Contohnya, saat Nabi Muhammad diisukan wafat dalam Perang Uhud.

 

Sekelompok pasukan Islam langsung meninggalkan medan pertempuran, karena percaya Nabi wafat.

 

Sikap yang salah ini terjadi, karena mereka baru sampai tahap ke-2.

 

 Yaitu menganggap nilai suatu ide berdasar tokoh idolanya.

 

Mereka belum mencapai tingkat dewasa.

 

 

 Al-Quran menginginkan umat Islam sampai tahap dewasa.

 

Yaitu bisa menilai suatu ide berdasar ide itu sendiri.

 

 Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144.

 

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ ٱلرُّسُلُ ۚ أَفَإِي۟ن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ ٱنقَلَبْتُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ ۚ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ ٱللَّهَ شَيْـًٔا ۗ وَسَيَجْزِى ٱللَّهُ ٱلشَّٰكِرِينَ



Muhammad hanya seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Muhammad wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

 

 

Ayat Al-Quran ini melepaskan belenggu yang bisa menghambat kemajuan sains dan teknologi.  

 

Al-Quran mendorong berkembangnya sains dan teknologi  modern.

 

 

 

 Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 9.

 

أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ


Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung atau orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakan,”Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.

 

 

Ayat A-Quran ini kritik terhadap orang yang bicara atau membantah suatu masalah tanpa adanya data objektif dan ilmiah.

 

 Ayat Al-Quran semacam ini yang mendorong kemajuan sains dan teknologi modern.

 

 

Muncul para ilmuwan Islam, seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, dan lainnya.

 

 

 

Muhammad bin Ahmad menemukan angka nol pada tahun 976 Masehi, dan Muhammad bin Musa Al-Khawarizmiy menemukan ilmu Matematika Aljabar.

 

 

Tanpa penemuan itu, ilmu teknologi dan sains modern akan  merangkak dalam kegelapan.

 

Tanpa adanya iklim yang mendorong tumbuhnya perkembangan sains, para ahli akan mengalami nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil penemuannya.

 

 

Al-Quran sebagai kitab petunjuk memberi pedoman kepada manusia untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

 

Dalam hubungannya dengan sains modern, Al-Quran mendorong manusia mengoptimalkan akal pikirannya.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online.

 

 

Wednesday, November 4, 2020

6357. PENGERTIAN MUTASYABIHAT

 


PENGERTIAN MUTASYABIHAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Pengertian mutasyabihat.

 

1.  Ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mutasyabihat tidak bisa dipahami secara tekstual.

 

2.  Mutasyabihat artinya masih samar-samar.

 

3.  Jika dipahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada “tasybih” dan “tajsim” .

 

 

 

4.  Tasybih adalah menyerupakan Allah dengan makhluk.

 

5.  Tajsim adalah menjasmanikan wujud Allah.

 

 

 

6.  Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 5.

 

      الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

 

       

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.

 

7.  Jika kita memahami ayat ini secara tekstual.

 

8.  Maka kita akan menyamakan Allah dengan seorang manusia yang duduk di atas kursi.

 

9.  Maha Suci Allah dari sifat seperti itu.

 

 

 

10.      Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 11.

 

 

      فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

    

  (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

 

      ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

  

    

   Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Allah Yang  Maha Mendengar  dan Melihat.

(Qs. Asy-Syura [42]: 11).

 

 

11.      Para ulama zaman para sahabat, tabi’in, tabi’at tabi’in.

 

 

12.      Hingga saat ini dalam memahami ayat mutasyabihat memakai 2 metode, yaitu:

 

1)  Tafwidh.

2)  Takwil.

 

.

Metode Tafwidh dan Takwil.

 

Metode Tafwidh.

 

1)  Metode Tafwidh adalah menyerahkan maknanya kepada Allah.

 

2)  Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 7.

 

    هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

   

 

   

   Dia, Allah yang menurunkan Al-Quran kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat itu pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihaat. Adapun orang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak bisa mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang berakal.

 

 

Metode Takwil.

 

1)  Metode Takwil dengan cara menakwilkan ayat mutasyabihat.

 

2)  Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 51.

 

 

   الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

 

    

   (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

 

 

Penjelasan.

 

1.  Kalimat “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

(Qs. Al-A’raf [7]: 51).

 

2.  Ayat ini tidak bisa dipahami secara tekstual, karena tidak mungkin Allah punya sifat lupa.

 

3.  Al-Quran surah Maryam (ayat ke-19) ayat 64 menyatakan Allah tidak akan lupa.

 

 

      وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

 

     

Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.

 

 

4.  Abdullah bin Abbas melakukan takwil terhadap ayat mutasyabihat.

 

5.  “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

 

 

6.  Takwilnya adalah, “Kami tinggalkan mereka dari rahmat, seperti mereka meninggalkan amal untuk pertemuan pada hari ini.”

 

 

7.  Takwil yang lain,”Allah akan melupakan mereka dari kebaikan, tetapi tidak melupakan mereka dari kejahatan.”

 

 

8.  Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Al-Qalam (surah ke-68) ayat 42.

 

 

      يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ

 

     Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.

 

 

9.  Ayat ini tidak bisa dipahami secara tekstual.

 

 

10.      Bagaimana mungkin betis Allah  disingkapkan.

 

 

11.      Lalu manusia diperintahkan untuk bersujud.

 

 

12.      Abdullah bin Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

 

 

13.      Maksudnya adalah,”Hal yang berat dan sangat keras karena ketakutan huru-hara pada hari kiamat.”

 

 

14.       Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah Adz-Dzariyat (surah ke-51) ayat 47.

 

 

   وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

 

      Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.

 

 

 

15.      Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah.

 

 

16.      “Dan langit itu Kami bangun dengan tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.”

 

 

17.      Ibnu Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

 

 

18.      “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (kami).”

 

 

19.      Kata “tangan” ditakwilkan dengan “kekuasaan”.

 

 

20.      Imam Malik bin Anas menakwilkan hadis mutasyabihat.

 

21.      Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah turun pada waktu malam ke langit dunia.”

 

 

22.      Pengertian,”Allah turun” ditakwilkan dengan “Urusan perkara dari Allah yang turun.”

 

 

Ayat Mutasyabihat seperti dalam Al-Qurab surah Al-Fajr (surah ke-89) ayat 22.

 

      وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا

     

 

Dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat berbaris-baris.

 

 

24.      Imam Ahmad bin Hambal menakwilkan ayat mutasyabihat.

 

 

 “Dan datanglah Tuhanmu.”

Maksudnya adalah “Dan datanglah balasan pahala dari Allah.”

 

 

Ayat mutasyabihat dalam Al-Quran surah A-Qashash (surah ke-28) ayat 88.

 

 

      وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

    

 

     Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.  

 

 

  كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

 

Secara tekstual, terjemah ayat ini adalah.

 

  “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah”.

 (Qs. Al-Qashash [28]: 88).

 

 

Imam Bukhari menakwilkan pengertian “Wajah Allah”.

 

 

Maksudnya adalah “Kekuasaan Allah.”

 

 

Hadis mutasyabihat.

 

Rasulullah bersabda,”Allah tertawa tadi malam.”

 

Takwilnya adalah,”Allah memberi kasih sayang tadi malam.”

 

Kesimpulan.

 

 

1.  Ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad yang “mutasyabihat” (maknanya masih samar), tidak bisa dipahami secara tekstual.

 

 

2.  Jika dipahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada:

 

1)  Tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk).

 

2)  Tajsim (menjasmanian wujud Allah).

 

 

Daftar Pustaka

1.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online