Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Thursday, July 4, 2024

34032. MANUSIA BASYAR DAN INSAN DI ALQURAN

 



MANUSIA BASYAR DAN INSAN DALAM AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ada 3 kata  dipakai Al-Quran.

Menunjuk pada manusia.

 

Terdiri atas huruf: “alif, nun, dan sin”.

Semacam “insan”, “ins”, “nas, atau “unas”.  

 

Pakai kata “basyar”.

Atau kata “Bani Adam” dan “Zuriyat Adam”.

 

Uraian ini  khusus.

Kata “basyar” dan kata “insan”.

 

Kata “basyar” terambil dari akar kata yang pada mulanya bermakna “penampakan sesuatu dengan baik dan indah”.

 

Dari akar kata “basyar”.

Lahir kata “basyarah”.

Artinya “kulit”.

 

Manusia disebut “basyar”.

Sebab kulitnya tampak jelas.

Beda dengan  kulit hewan lain. 

 

Al-Quran  pakai kata “basyar”.

Sebanyak 36 kali bentuk Tunggal.

Dan 1 kali bentuk “mutsanna” (ganda).

 

Menunjuk manusia dari sudut  lahiriah.

Dan persamaan manusia  seluruhnya.

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 110.

 

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

 

        Katakan: “Sesungguhnya aku hanya seorang manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.  

 

Banyak ayat Al-Quran yang menggunakan kata “basyar” yang mengisyaratkan  bahwa proses kejadian manusia sebagai “basyar”, yaitu secara bertahap  sehingga mencapai tahap kedewasaan.

 

Al-Quran surah Al-Rum (surah ke-30) ayat 20. 

 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ

    

       Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakanmu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.

 

Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 47 menyatakan bahwa Maryam heran akan bisa memperoleh anak tanpa disentuh “basyar”, yaitu manusia dewasa yang mampu berhubungan seks.

 

قَالَتْ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ إِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

 

       Maryam berkata, “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun”. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), “Demikian Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah dia.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyatakan “basyiruhunna” diartikan hubungan seks.

 

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

 

         Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan Ramadan bercampur dengan istri-istrimu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakan puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan yat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

 

Kata “basyar” dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang menjadikannya mampu  memikul  tanggung jawab.

 

Sehingga tugas kekhalifahan dibebankan kepada “basyar”.

 

Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 28.

 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

 

       Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

 

Kata  “insan”  terambil  dari  akar kata “uns” yang berarti “jinak, harmonis, dan tampak”.

 

Pendapat ini, jika ditinjau  dari  sudut pandang  Al-Quran  lebih  tepat dibandingkan dengan pendapat bahwa “insan” terambil   dan   kata   “nasiya”   (lupa),   atau    “nasa-yanusu” (berguncang). 

 

Ketika berbicara   tentang   penciptaan   manusia  pertama,  Al-Quran menunjuk kepada sang  Pencipta  dengan  menggunakan  pengganti nama berbentuk tunggal:        “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dan tanah”.(QS Shad [38]: 71).  

 

 “Apa yang menghalangimu (iblis) sujud kepada apa yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku?” (0S Shad [38]: 75).

 

Tetapi ketika  berbicara  tentang  reproduksi  manusia  secara umum,  Allah Yang  Maha  Pencipta ditunjuk dengan menggunakan bentuk jamak.

 

Al-Quran surah  At-Tin (surah ke-95) ayat 4.

   لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

    

Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya. 

 

Hal itu menunjukkan perbedaan  proses  kejadian  manusia secara  umum  dengan  proses kejadian Nabi Adam.

 

Penciptaan manusia secara umum,  melalui  proses  keterlibatan  Allah melibatkan  suami dan istri.

 

Keterlibatan ibu dan bapak mempunyai pengaruh dalam bentuk fisik dan  psikis  anak.

 

Dalam penciptaan Nabi Adam, tidak terdapat keterlibatan ibu dan bapak.  

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.      

34031. FITRAH MANUSIA MUDAH BERBUAT BAIK

 



FITRAH MANUSIA MUDAH BERBUAT BAIK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Kata “nafs”  dalam  Al-Quran.

Punya  aneka  makna.

Terkadang diartikan   “totalitas  manusia”.

 

Pada tempat lain menunjuk sesuatu.

Pada dalam diri manusia.

Yang menghasilkan perilaku.

 

Al-Quran surah  Al-Maidah (surah ke-5) ayat  32.

 

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

 

      

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di bumi.

 

Al-Quran surah Al-Ra'd (surah ke-13) ayat 11.

 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

      

Bagi manusia ada malaikat yang selalu mengikuti bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

Al-Quran surah Asy-Syams (surah ke-91) ayat 7-8.

 

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

 

         Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

 

Secara  umum.

Kata “nafs” dalam  konteks manusia.

 

Punya potensi berbuat kebaikan dan keburukan. 

 

Al-Quran tegaskan.

Bahwa “nafs” berpotensi positif dan negatif.

 

Diperoleh isyarat hakikatnya potensi  positif  dalam diri manusia  lebih kuat daripada potensi negatifnya.

 

Tapi daya tarik keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan.

 

Al-Quran surah Asy-Syams (surah ke-91) ayat 9-10.

 

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

 

       Sesungguhnya beruntunglah orang menyucikan jiwa, dan sesungguhnya merugi orang mengotorinya.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 286.

 

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 

       Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampuni kami; dan rahmati kami. Engkau Penolong kami, maka tolong kami terhadap kaum kafir”.

  

Kata “kasabat” menunjukkan amal perbuatan baik dilakukan manusia.

Memperoleh pahala dan mudah dilakukan .

 

Kata “iktasabat” menunjukkan perilaku sulit dan berat.

Mendatangkan hukuman dan siksaan.

 

Pada hakikatnya manusia lebih mudah mengerjakan hal baik daripada kejahatan.

Manusia pada  dasarnya  diciptakan  Allah untuk melakukan kebaikan. 

 

Al-Quran surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 6-7.

 

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ     الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ

 

      Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang.

 

Ayat Al-Quran ini menyatakan kecenderungan manusia berbuat adil.

 

Al-Quran surah Ar-Ra'd (surah ke-13) ayat 11.

 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

       Bagi manusia ada malaikat selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 7.

 

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى

 

       Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

 

Mimpi seseorang disebut “ru'ya” dan    “adhghatsu  ahlam”.

 

Yang disebut “ru’ya” gambaran atau simbol peristiwa .

 

Yang telah, sedang, atau akan dialami.

Belum atau tidak terlintas  dalam benak pemimpi.

 

Sedangkan “adhghatsu ahlam”.

Keresahan  atau perhatian manusia  terhadap  sesuatu yang berada di bawah alam sadarnya.  

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.        Tafsirq.com online.      

34030. NAFSU MANUSIA POTENSI POSITIF DAN NEGATIF

 


NAFSU MANUSIA POTENSI POLITIF DAN NEGATIF

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Kata “nafs”  dalam  Al-Quran.

Punya  aneka  makna.

Terkadang diartikan   “totalitas  manusia”.

 

Pada tempat lain menunjuk sesuatu.

Pada dalam diri manusia.

Yang menghasilkan perilaku.

 

Al-Quran surah  Al-Maidah (surah ke-5) ayat  32.

 

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

 

      

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di bumi.

 

Al-Quran surah Al-Ra'd (surah ke-13) ayat 11.

 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

      

Bagi manusia ada malaikat yang selalu mengikuti bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

Al-Quran surah Asy-Syams (surah ke-91) ayat 7-8.

 

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

 

         Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

 

Secara  umum.

Kata “nafs” dalam  konteks manusia.

 

Punya potensi berbuat kebaikan dan keburukan. 

 

Al-Quran tegaskan.

Bahwa “nafs” berpotensi positif dan negatif.

 

Diperoleh isyarat hakikatnya potensi  positif  dalam diri manusia  lebih kuat daripada potensi negatifnya.

 

Tapi daya tarik keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan.

 

Al-Quran surah Asy-Syams (surah ke-91) ayat 9-10.

 

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

 

       Sesungguhnya beruntunglah orang menyucikan jiwa, dan sesungguhnya merugi orang mengotorinya.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 286.

 

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 

       Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampuni kami; dan rahmati kami. Engkau Penolong kami, maka tolong kami terhadap kaum kafir”.

  

Kata “kasabat” menunjukkan amal perbuatan baik dilakukan manusia.

Memperoleh pahala dan mudah dilakukan .

 

Kata “iktasabat” menunjukkan perilaku sulit dan berat.

Mendatangkan hukuman dan siksaan.

 

Pada hakikatnya manusia lebih mudah mengerjakan hal baik daripada kejahatan.

Manusia pada  dasarnya  diciptakan  Allah untuk melakukan kebaikan. 

 

Al-Quran surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 6-7.

 

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ     الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ

 

      Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang.

 

Ayat Al-Quran ini menyatakan kecenderungan manusia berbuat adil.

 

Al-Quran surah Ar-Ra'd (surah ke-13) ayat 11.

 

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

       Bagi manusia ada malaikat selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 7.

 

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى

 

       Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

 

Mimpi seseorang disebut “ru'ya” dan    “adhghatsu  ahlam”.

 

Yang disebut “ru’ya” gambaran atau simbol peristiwa .

 

Yang telah, sedang, atau akan dialami.

Belum atau tidak terlintas  dalam benak pemimpi.

 

Sedangkan “adhghatsu ahlam”.

Keresahan  atau perhatian manusia  terhadap  sesuatu yang berada di bawah alam sadarnya.  

 

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.        Tafsirq.com online.