Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, April 30, 2017

58. ISTRI ANAK MENANTU CUCU NABI

ISTRI, ANAK, MENANTU, DAN CUCU NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan dengan 20 April 571 Masehi (?). Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Nabi meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Abdullah wafat umur 25 tahun. Aminah binti Wahab, ibu Nabi berasal dari Madinah. 
      Abdul Muththalib bin Hasyim, kepala suku Quraisy. Abdul Muththalib dan Fatimah binti Amr. Kakek dan nenek Nabi memiliki 16 anak. Yaitu 6 perempuan dan 10 laki-laki. Yang lelaki: Haris, Zubeir, Hamzah, Abbas, Haris, Abu Lahab, Al-Gaidaq, Al-Muqawin, Saffar, dan Abdullah. Yang perempuan: Umi Hakim, Barrah, Atikah, Safiyah, Arwa, dan Umaimah.
      Nabi, sejak bayi sampai 2 tahun. Tinggal di pedalaman. Hidup dalam lingkungan suku Sakdiyah. Diasuh dan disusui Halimah. Yang berasal dari suku Sakdiyah. Sekitar 80 km dari Mekah. Nabi berumur 2 tahun, dikembalikan ke ibunya. Halimah mengasuh lagi umur Nabi 2 sampai 4 tahun. Nabi berusia 4 tahun dadanya “dioperasi” malaikat. 
       Nabi berumur 4 sampai 6 tahun. Tinggal di rumah ibu kandungnya. Aminah wafat,  Nabi berumur 6 tahun. Dalam perjalanan dari Madinah ke Mekah. Setelah mengunjungi makam Abdullah. Ayah kandung Nabi. 
      Nabi berusia 6 sampai 8 tahun. Diasuh Abdul Muththalib, kakek Nabi. sebagai kepala suku yang menguasai sumber air zam-zam. Abdul Muththalib wafat, Nabi berumur 8 tahun. 
      Abu Thalib, kepala suku. Bertindak sebagai “orang tua angkat” Nabi. Umur 8 sampai 50 tahun.  Abu Thalib, paman Nabi. Mengajari menggembala domba dan perdagangan. Belajar bela diri dan berperang. Mencari “SIM” kendaraan padang pasir. Mengendalikan kuda dan unta. Juga, keterampilan lainnya.
      Nabi berumur 12 tahun. “Melancong” ke luar negeri.  Ikut berdagang ke negeri  Syam. Di sebelah utara Arab Saudi. Dalam perjalanan berjumpa pendeta Bahira. Dia mengetahui tanda kenabian. Meminta agar Nabi kembali ke Mekah.
      Nabi berusia 15 tahun. Membantu pamannya dalam perang antarsuku.  Nabi berumur 35 tahun meletakkan Hajar Aswad. Mendamaikan ancaman pertumpahan darah antarsuku.  Nabi berumur 37 sampai 40 tahun sering menyendiri ke gua Hira.
     Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama turun. Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Untuk lingkungan keluarganya sendiri. Nabi berumur  43 tahun berdakwah secara terbuka.
      Nabi berumur 46 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Nabi berumur 47 tahun. Terjadi pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Abdul Muththalib. Nabi berumur 50 thu Abu Thalib dan Khadijah wafat.
      Nabi berusia 51 terjadi Isra Mikraj. Nabi berumur 53 hijrah. Dari Mekah ke Madinah. Nabi berusia 55 tahun terjadi Perang Badar. Peristiwa Perang Uhud, Nabi berumur 56 tahun. Nabi berusia 61 tahun penaklukan Mekah.  Tanpa pertumpahan darah,       
      . Senin, 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. Nabi Muhammad wafat. Bertepatan dengan 8 Juni 633 Masehi. Dalam usia 63 tahun lebih 3 hari, dalam kalender Kamariah. Menurut kalender Syamsiah, usia Nabi 61 tahun lebih 84 hari.
ISTERI NABI MUHAMMAD
      Nabi Muhammad, 25 tahun, menikah dengan Khadijah bin Khuwailid, 40 tahun. Seorang janda cantik dan kaya. Khadijah pernah menikah dua kali. Pertama dengan Abu Halah, yang kedua dengan Atiq. Keduanya sudah almarhum.
      Selama 25 tahun berumah tangga dengan Khadijah. Istri Nabi hanya Khadijah saja. Nabi dan Khadijah memperoleh 6 keturunan.
      Nabi berumur 50 tahun. Khadijah dan Abu Thalib, wafat. Nabi, 51 tahun, menikah dengan Saudah binti Zumah. Saudah, janda dari As-Sakran bin Amr.  As-Sakran sudah meninggal.
      Nabi, 52 tahun, menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar, 9 tahun. Seorang gadis, putri Abu Bakar. Sahabat Nabi yang utama. Pada zaman itu. Cara menghormati sahabat. Dengan menikahkan puterinya dengan sahabatnya.
       Nabi, 56 tahun, menikah dengan Hafsah binti Umar. Seorang janda, puteri Umar bin Khattab. Hafsah, janda dari Khunais bin Huzadah.  Khunais bin Huzadah sudah meninggal.
      Nabi, 57 tahun, menikah dengan Zainab binti Khuzaimah. Mantan istri Abdullah bin Jahsy. Yang mati sahid dalam Perang Uhud. Zainab meninggal 3 bulan setelah menikah dengan Nabi.
      Nabi, 57 tahun, juga menikah dengan Umi Salamah binti Umayyah. Mantan istri Abu salamah, yang sudah meninggal. Umayyah ialah kepala suku Quraisy. Akhirnya, banyak suku Umi Salamah masuk Islam. Misalnya, Khalid bin Walid.
      Nabi, 59 tahun, menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Mantan istri Zaid bin Harisah. Anak angkat Nabi. 
      Nabi, 59 tahun, juga menikah dengan Juwariyah binti Al-Haris. Seorang wanita tawanan perang. Akhirnya, suku keluarga Juwariyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Umi Habibah binti Abu Sufyan. Mantan istri Ubaidillah bin Jahs.  Ubaidillah hijrah ke Habasyah. Dia murtad, masuk Kristen. Meninggal di Habasyah. Abu Sufyan, pemimpin kaum Quraisy.
       Nabi, 60 tahun, menikah dengan Safiyah binti Huyai. Seorang janda anak kepala suku keturunan Yahudi. Tawanan dalam Perang Khaibar. Akhirnya, suku keluarga Safiyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Maimunah binti Al-Haris.  Janda saudara Lubabah binti Al-Haris.
       Nabi, 61 tahun, menikah dengan Maria Qibti. Tawanan perang dari Mesir. Menadapatkan keturunan Ibrahim. Meninggal waktu kecil.
      Nabi, 61 tahun, menikah dengan Raihanah binti Zaid.  Tawanan Perang Quraizhah.
      Umur 63 tahun Nabi wafat. Sembilan istrinya masih hidup. Dua istri Nabi wafat lebih dahulu. Yaitu  Khadijah bin Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah.
ANAK KANDUNG NABI MUHAMMAD
  Keturunan Nabi dengan Khadijah 6 orang. Yaitu 4 perempuan, dan 2 laki-laki. Qosim, Zainab, Ruqoiyah, Umi Kulsum, Fatimah, dan Abdullah.    
    Nabi dengan Maria Qibti mendapatkan seorang anak. Bernama Ibrahim. Ibrahim wafat masih kecil. Bertepatan dengan gerhana bulan.
    Nabi dengan istri yang lain tidak mempunyai anak. Semua anak laki-laki wafat masih kecil. Yang perempuan hanya Fatimah yang menyaksikan Nabi wafat.
ANAK ANGKAT NABI MUHAMMAD
      Zaid bin Harisah. Berasal dari kabilah Kalb. Di sebelah utara jazirah Arab. Sukunya kalah perang. Dia dijadikan  budak. Dibeli keponakan Khadijah. Diberikan kepada Nabi. Diakui sebagai anak angkat. Menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Kemudian bercerai.
     Zaid bin Harisah, salah satu pemeluk pertama Islam. Pelayan setia Nabi. menjadi sahabat Nabi. Menikah dengan Ummi Ayman. Mengikuti hijrah ke Madinah. Terlibat dalam setiap pertempuran membela Islam. Sebagai panglima Perang Muktah. Dia mati syahid.
ANAK TIRI NABI MUHAMMAD
      Halah bin Abu Halah, Hindun bin Abu Halah, dan Zainab binti Abu Halah. Keturunan Khadijah dengan Abu Halah.
      Abdullah bin Atiq, Jariyah bin Atiq, dan Hindun binti Atiq. Keturunan Khadijah dengan Atiq.
MENANTU NABI MUHAMMAD
      Abi Al-Ash bin Rubai menikah dengan Zainab. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.  Memperoleh 2 anak.
      Utbah bin Abu Lahab menikah dengan Ruqaiyah. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak.
      Usman bin affan menikah dengan Ruqaiyah. Punya 1 anak, wafat masih kecil. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Utaibah bin Abu Lahab menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak.
       Usman bin Affan menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tak punya anak.
      Ali bin abi Thalib menikah dengan Fatimah. Mempunyai 4 anak. Hasan, Husein, Zainab dan Umi Kulsum. Fatimah, puteri Nabi dengan Khadijah.
CUCU NABI MUHAMMAD
       Ali bin Abi Al-Ash. Umamah binti Abi Al Ash. Keturunan Zainab dengan Abi Al-Ash. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Abdullah bin Usman. Keturunan Ruqaiyah dengan Usman bin Affan. Ruqaiyah, keturunan Nabi dengan Khadijah.
     Hasan bin Ali. Husein bin Ali. Umi Kulsum binti Ali. Zainab binti Ali.  Keturunan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Umi Kulsum, keturunan Nabi dengan Khadijah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Tuesday, April 25, 2017

56. MASJID QIBLATAIN

MASJID QIBLATAIN
(BUKTI NABI TIDAK MENYEMBAH KAKBAH)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

          Kerajaan Arab Saudi. Kingdom of Saudi Arabia. Negara Arab di Asia Barat. Riyadh sebagai ibu kota negara. Koordinat geografi 24 39 Lintang Utara dan 46 46 Bujur Timur. Tempat pusat pemerintahan. Luas  wilayah  Arab Saudi 2.150.000 km persegi. Negara terluas ke-5 di Asia. Terbesar ke-2 di dunia Arab, setelah Aljazair.     
      Perbatasan Arab Saudi.  Yordania dan Irak di utara. Kuwait di timur laut.  Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di timur.  Oman di tenggara.  Yaman di selatan.  Laut Merah di sebelah barat.
      Arab Saudi dipisahkan Teluk Aqabah dengan Israel dan Mesir. Memiliki dua pesisir penting. Laut Merah dan Teluk Persia. Sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan gurun pasir.
      Kerajaan Arab Saudi didirikan Ibnu Saud tahun 1932. Arab Saudi negara monarki absolut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja. Berpedoman syariat Islam. Menggunakan hukum agama Islam. Berdasarkan Alquran dan hadis. Dalam menetapkan peraturan hidup manusia. Juga, hubungan antarmanusia dan alam sekitar. 
     Tahun 2017.  Raja Salman. Raja Arab Saudi, Sang “Penjaga Dua Tanah Suci”.  Mekah dan Madinah.  Dua lokasi paling mulia agama Islam. Mengunjungi Indonesia. Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.  Sebagai tamu resmi negara. Menemui Presiden Indonesia dan tokoh lainnya. Juga, berkunjung ke Bali. Membawa rombongan sekitar 1.500 orang.
      Penduduk Arab Saudi sekitar 35 juta orang.  Bahasa Arab bahasa resmi negara. Moto negara “ Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah”.  Memiliki perguruan tinggi terkenal. Universitas Raja Abdul Aziz di Jeddah, dan Universitas Umm Qura di Mekah. 
      Madinah memiliki banyak masjid bernilai sejarah. Masjid Nabawi. Masjis Quba, dan Masjid Qiblatain. Syeh Shafiyurrahman, penulis buku Sirah Nabawi. Menjelaskan sejarah Masjid Qiblatain.
      Masjid Qiblatain. Bermakna Masjid Dua Kiblat. Dahulu masjid ini dikenal dengan Masjid  Bani Salamah. Dibangun di atas tanah Bani Salamah.
      Pada permulaan Islam. Umat Islam salat menghadap ke arah utara. Berkiblat ke arah Masjidilaksa, Palestina. Bukan ke arah Masjilharam, Mekah. Kaum Yahudi mengolok-olok kaum  muslim. Nabi Muhammad membawa agama baru. Tetapi, kiblatnya sama dengan kiblat mereka. Ke arah rumah suci di Yerusalem.
       Selama di Mekah, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa,  Palestina. Umat Islam salat menghadap kiblat ke arah Masjidilaksa, di Palestina selama 17 bulan. Masjidilaksa disebut juga Baitulmakdis.
      Di Mekah, Nabi senang memilih posisi salat di selatan Kakbah. Sehingga, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, di Palestina. Sekaligus menghadap ke arah Kakbah, di Masjidilharam. .
      Selama di Madinah. Nabi tidak bisa menghadap kiblat “doubel” seperti di Mekah. Tidak dapat lagi menghadap “dua kiblat” sekaligus. Madinah berada di utara Mekah. Nabi hanya salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Sedangkan Mekah berada di selatan Madinah.
      Senin, bulan Rajab tahun ke-2 Hijriah. Nabi salat Zuhur berjemaah. Bersama para sahabat. Di Masjid Bani Salamah. Sekarang disebut Masjid Qiblatain. Menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Nabi mengimami salat berjemaah. Salat Zuhur mencapai dua rakaat. Turun wahyu dari Allah.
      Alquran surah Albaqarah. Bermakna Sapi Betina. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh, Kami sering melihat wajahmu (Muhammad) menengadah ke langit.       Sungguh, Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Hadapkan wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana saja kamu berada. Hadapkan  mukamu ke arahnya. Sesungguhnya, orang Yahudi dan Nasrani, yang diberi kitab Taurat dan Injil memang memahami. Bahwa menghadap ke arah ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
         Salat Zuhur dilanjutkan. Berganti arah kiblat. Berganti  menghadap ke arah selatan. Menghadap ke arah Masjidilharam, Mekah. Berputar arah 180 derajat. Sejak saat itu, Masjid Bani Salamah disebut Masjid Qiblatain. Masjid dua kiblat.
        Pergantian arah kiblat. Menunjukkan sebuah bukti. Membuktikan Nabi Muhammad tidak menyembah Kakbah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah.  Mengapa? Sebagian orang berpendapat. Nabi Muhammad melarang menyembah berhala. Islam melarang pemujaan terhadap berhala. Tetapi, umat Islam sendiri menunduk di hadapan Kakbah. Menyembah batu yang bernama Kakbah. Beribadah menyembah berhala. Bagaimana penjelasannya?.
       Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal dari India. Mari kita simak penjelasannya. Dia membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah.
      Pertama, Kakbah adalah arah atau kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya. Ketika melaksanakan salat. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Meskipun, wajahnya menghadap Kakbah. Mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah. Sesuai surah Albaqarah, surah ke-2,  ayah 144. 
        Kedua, Islam percaya pengembangan kesatuan. Jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah. Umat Islam akan melakukan salat ke arah yang disukai. Sebagian umat Islam salat menghadapkan wajahnya ke arah utara. Sebagian lagi menghadap ke arah yang lain. Agar semua umat Islam bersatu. Diperintahkan semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat. Yaitu ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah.
       Semua umat Islam bersatu. Salat menghadap  Tuhan Yang Maha Esa. Menghadapkan wajahnya ke satu arah. Menghadap ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah. Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, salat menghadap ke arah timur. Kaum muslim yang berada di sebelah timur Kakbah, salat menghadap ke arah barat. Begitu seterusnya. Umat islam hanya menghadap ke arah satu kiblat.
      Ketiga, Kakbah terletak di pusat peta dunia. Umat Muslim adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dunia. Meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta. Kakbah berada di tengah. Berada di pusat dunia.
      Ahli dari Barat menggambar peta. Meletakkan utara di atas peta. Selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah. Berada di pusat peta dunia.
      Kempat, tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan hanya ada satu Tuhan. Umat muslim datang ke Masjidilharam, Mekah. Mereka melakukan tawaf mengelilingi Kabah. Hal ini menyimbulkan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan. Sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat. Menandakan hanya ada satu Tuhan. Cuma Allah Yang Mahakuasa. Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
      Kelima, hadis Umar bin Khattab. Terkait dengan batu hitam Hajar Aswad. Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan mencium mu.”
      Keenam, orang Islam  berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang Islam berdiri di atas Kabah. Mengumandangkan azan. Seruan  seruan untuk salat. Umat Islam berdiri di atas Kakbah membuktikan mereka tidak menyembah Kakbah.
      Jadi, Masjid Qiblatain membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Monday, April 24, 2017

56. MASJID QIBLATAIN

MASJID QIBLATAIN
(BUKTI NABI TIDAK MENYEMBAH KAKBAH)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Description: D:\2. data Yusronhd\4. data foto yusron\foto jas yus\13445642_1390331417648815_6951956183603755336_n.jpg

          Kerajaan Arab Saudi. Kingdom of Saudi Arabia. Negara Arab di Asia Barat. Riyadh sebagai ibu kota negara. Koordinat geografi 24 39 Lintang Utara dan 46 46 Bujur Timur. Tempat pusat pemerintahan. Luas  wilayah  Arab Saudi 2.150.000 km persegi. Negara terluas ke-5 di Asia. Terbesar ke-2 di dunia Arab, setelah Aljazair.     
      Perbatasan Arab Saudi.  Yordania dan Irak di utara. Kuwait di timur laut.  Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di timur.  Oman di tenggara.  Yaman di selatan.  Laut Merah di sebelah barat.
      Arab Saudi dipisahkan Teluk Aqabah dengan Israel dan Mesir. Memiliki dua pesisir penting. Laut Merah dan Teluk Persia. Sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan gurun pasir.
      Kerajaan Arab Saudi didirikan Ibnu Saud tahun 1932. Arab Saudi negara monarki absolut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja. Berpedoman syariat Islam. Menggunakan hukum agama Islam. Berdasarkan Alquran dan hadis. Dalam menetapkan peraturan hidup manusia. Juga, hubungan antarmanusia dan alam sekitar. 
     Tahun 2017.  Raja Salman. Raja Arab Saudi, Sang “Penjaga Dua Tanah Suci”.  Mekah dan Madinah.  Dua lokasi paling mulia agama Islam. Mengunjungi Indonesia. Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.  Sebagai tamu resmi negara. Menemui Presiden Indonesia dan tokoh lainnya. Juga, berkunjung ke Bali. Membawa rombongan sekitar 1.500 orang.
      Penduduk Arab Saudi sekitar 35 juta orang.  Bahasa Arab bahasa resmi negara. Moto negara “ Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah”.  Memiliki perguruan tinggi terkenal. Universitas Raja Abdul Aziz di Jeddah, dan Universitas Umm Qura di Mekah. 
      Madinah memiliki banyak masjid bernilai sejarah. Masjid Nabawi. Masjis Quba, dan Masjid Qiblatain. Syeh Shafiyurrahman, penulis buku Sirah Nabawi. Menjelaskan sejarah Masjid Qiblatain.
      Masjid Qiblatain. Bermakna Masjid Dua Kiblat. Dahulu masjid ini dikenal dengan Masjid  Bani Salamah. Dibangun di atas tanah Bani Salamah.
      Pada permulaan Islam. Umat Islam salat menghadap ke arah utara. Berkiblat ke arah Masjidilaksa, Palestina. Bukan ke arah Masjilharam, Mekah. Kaum Yahudi mengolok-olok kaum  muslim. Nabi Muhammad membawa agama baru. Tetapi, kiblatnya sama dengan kiblat mereka. Ke arah rumah suci di Yerusalem.
       Selama di Mekah, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa,  Palestina. Umat Islam salat menghadap kiblat ke arah Masjidilaksa, di Palestina selama 17 bulan. Masjidilaksa disebut juga Baitulmakdis.
      Di Mekah, Nabi senang memilih posisi salat di selatan Kakbah. Sehingga, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, di Palestina. Sekaligus menghadap ke arah Kakbah, di Masjidilharam. .
      Selama di Madinah. Nabi tidak bisa menghadap kiblat “doubel” seperti di Mekah. Tidak dapat lagi menghadap “dua kiblat” sekaligus. Madinah berada di utara Mekah. Nabi hanya salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Sedangkan Mekah berada di selatan Madinah.
      Senin, bulan Rajab tahun ke-2 Hijriah. Nabi salat Zuhur berjemaah. Bersama para sahabat. Di Masjid Bani Salamah. Sekarang disebut Masjid Qiblatain. Menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Nabi mengimami salat berjemaah. Salat Zuhur mencapai dua rakaat. Turun wahyu dari Allah.
      Alquran surah Albaqarah. Bermakna Sapi Betina. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh, Kami sering melihat wajahmu (Muhammad) menengadah ke langit.       Sungguh, Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Hadapkan wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana saja kamu berada. Hadapkan  mukamu ke arahnya. Sesungguhnya, orang Yahudi dan Nasrani, yang diberi kitab Taurat dan Injil memang memahami. Bahwa menghadap ke arah ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
         Salat Zuhur dilanjutkan. Berganti arah kiblat. Berganti  menghadap ke arah selatan. Menghadap ke arah Masjidilharam, Mekah. Berputar arah 180 derajat. Sejak saat itu, Masjid Bani Salamah disebut Masjid Qiblatain. Masjid dua kiblat.
        Pergantian arah kiblat. Menunjukkan sebuah bukti. Membuktikan Nabi Muhammad tidak menyembah Kakbah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah.  Mengapa? Sebagian orang berpendapat. Nabi Muhammad melarang menyembah berhala. Islam melarang pemujaan terhadap berhala. Tetapi, umat Islam sendiri menunduk di hadapan Kakbah. Menyembah batu yang bernama Kakbah. Beribadah menyembah berhala. Bagaimana penjelasannya?.
       Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal dari India. Mari kita simak penjelasannya. Dia membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah.
      Pertama, Kakbah adalah arah atau kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya. Ketika melaksanakan salat. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Meskipun, wajahnya menghadap Kakbah. Mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah. Sesuai surah Albaqarah, surah ke-2,  ayah 144.  
        Kedua, Islam percaya pengembangan kesatuan. Jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah. Umat Islam akan melakukan salat ke arah yang disukai. Sebagian umat Islam salat menghadapkan wajahnya ke arah utara. Sebagian lagi menghadap ke arah yang lain. Agar semua umat Islam bersatu. Diperintahkan semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat. Yaitu ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah.
       Semua umat Islam bersatu. Salat menghadap  Tuhan Yang Maha Esa. Menghadapkan wajahnya ke satu arah. Menghadap ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah. Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, salat menghadap ke arah timur. Kaum muslim yang berada di sebelah timur Kakbah, salat menghadap ke arah barat. Begitu seterusnya. Umat islam hanya menghadap ke arah satu kiblat.
      Ketiga, Kakbah terletak di pusat peta dunia. Umat Muslim adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dunia. Meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta. Kakbah berada di tengah. Berada di pusat dunia.
      Ahli dari Barat menggambar peta. Meletakkan utara di atas peta. Selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah. Berada di pusat peta dunia.
      Kempat, tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan hanya ada satu Tuhan. Umat muslim datang ke Masjidilharam, Mekah. Mereka melakukan tawaf mengelilingi Kabah. Hal ini menyimbulkan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan. Sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat. Menandakan hanya ada satu Tuhan. Cuma Allah Yang Mahakuasa. Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
      Kelima, hadis Umar bin Khattab. Terkait dengan batu hitam Hajar Aswad. Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan mencium mu.”
      Keenam, orang Islam  berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang Islam berdiri di atas Kabah. Mengumandangkan azan. Seruan  seruan untuk salat. Umat Islam berdiri di atas Kakbah membuktikan mereka tidak menyembah Kakbah.
      Jadi, Masjid Qiblatain membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004





Sunday, April 23, 2017

55. KISAH AISYAH

KISAH AISYAH DITUDUH SELINGKUH
(NABI MENGHADAPI ORANG MUNAFIK)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Keuntungan mempelajari “Sirah Nabawi”. Manfaat mempelajari riwayat hidup Nabi.   Memahami pribadi Nabi Muhammad. Dalam segala sisi kehidupan. Mengenal fisik dan perilaku Nabi. Pedoman menjalani kehidupan sehari-hari. Hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Menyebarkan agama Islam. Menghadapi peperangan dan menyelesaikan permasalahan. 
      Mengetahui para sahabat Nabi. Sahabat ialah orang yang pernah melihat Nabi. Berinteraksi dengan Nabi. Membela dan melindungi Nabi.  Meninggal dalam kondisi Islam.
      Mengetahui “asbabunnuzul”. Penyebab turunnya Alquran. “Asbabunnuzul”  merupakan peristiwa, perkataan, atau perbuatan yang terjadi pada masa tertentu. Melatarbelakangi atau menjadi penyebab turunnya ayat Alquran.
      Mengetahui “asbabulwurud”. Penyebab munculnya hadis.  Hadis merupakan perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad. Diriwiyatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum.
      Mengenal orang kafir. Kafir ialah orang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Setiap orang mukmin harus mempercayai semua rasul Allah. Orang mukmin ialah orang yang mengikrarkan “Dua Kalimat Syahadat”. Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah. Saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah.
      Orang Islam yang tidak meyakini Isa, anak Maryam, sebagai rasul Allah, maka dia kafir. Siapa pun yang tidak meyakini Muhammad sebagai utusan Allah, maka dia kafir. Perbedaan orang mukmin dengan orang kafir amat jelas.
      Mengenal orang munafik. Yaitu orang yang bermuka dua. Orang yang bepura-pura beriman kepada Islam. Tetapi, sebenarnya dalam hatinya tidak.
      Syaikh Shafiyyurahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan kisah Aisyah, istri Nabi, yang dituduh selingkuh. Apabila Nabi Muhammad keluar daerah. Menempuh suatu perjalanan. Dalam peperangan atau kegiatan lain. Beliau selalu mengajak salah satu istrinya. Mendampinginya selama perjalanan.
      Nabi bersiap berangkat perang. Aisyah mendapatkan giliran mendampingi. Aisyah ikut berangkat bersama rombongan. Selama perjalanan, Aisyah duduk di dalam keranda. Tempat berlindung selama perjalanan. Dinaikkan di atas seekor unta. 
      Peperangan selesai. Nabi memberikan tanda rombongan akan kembali ke Madinah. Aisyah pergi agak jauh dari rombongan. Untuk melepaskan hajat. Setelah selesai, Aisyah kembali. Mendekati onta tunggangannya. Ternyata, kalungnya hilang.  Aisyah kembali ke tempat buang hajat. Mencari kalung yang terlepas.
      Aisyah kembali ke rombongan. Pasukan sudah meninggalkan lokasi. Kerandanya sudah dinaikkan di atas onta. Pengawal menduga Aisyah sudah berada di dalamnya. Aisyah ketinggalan rombongan. Tubuh Aisyah sangat ringan. Para pengawal tidak mengetahui kerandanya kosong.
      Aisyah bertahan di tempat perhentian semula. Dengan harapan pasukan akan kembali menjemputnya. Shafwan bin Muaththal, anggota pasukan “pembersih”. Bertugas menyisir pasukan. Bertanggung jawab membawa benda apa  pun yang tertinggal.
      Dia  mengenali Aisyah, istri Nabi. Di padang pasir sendirian, “innalillahi, “kata Shafwan. Dia merendahkan ontanya. Aisyah naik di atasnya. Shafwan menuntun ontanya. Mereka tidak berbicara apa pun. Shafwan mengejar rombongan. Rombongan berteduh di tengah hari yang terik. Shafwan dan Aisyah menyusul datang.
      Abdullah bin Ubay, tokoh munafik Madinah. Mendapatkan kesempatan emas. Dia menyebarkan isu. Aisyah, istri Nabi, selingkuh dengan Shafwan. Kaum muslim gempar. Nabi Muhammad mengadapi masalah yang pelik. Selama sebulan wahyu tidak turun. Nabi belum mengambil keputusan apa pun.
      Siapakah Abdullah bin Ubay? Dia kepala suku Khazraj. Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Abdullah bin Ubay akan dinobatkan menjadi “Raja Madinah”. Menjadi orang nomor satu di Madinah. Nabi datang di Madinah. Abdullah bin Ubay kalah pamor. Dia batal menjadi “Raja Madinah”.
      Sejak saat itu. Abdullah bin Ubay menjadi tokoh munafik. Dia tidak berani melawan Nabi. Tetapi selalu bekerja sama dengan musuh Nabi. Menjadi musuh dalam selimut. Dia menjadi tokoh munafik.
       Penduduk asli Madinah ialah suku Aus dan suku Khazraj. Saad bin Muadz, kepala suku Aus. Abdullah bin Ubay, kepala suku Khazraj. Suku Aus dan suku Khazraj nantinya menjadi kaum Ansar. Pendatang dari Mekah disebut kaum Muhajirin.
      Di Madinah juga bermukim kelompok Yahudi. Bani Nadhir, Bani Qaynuqa, dan Bani Quraizhah. Sejarah masuknya orang Yahudi di Madinah. Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi. Mereka menuju  Madinah. Menurut Taurat, kitab yang mereka percayai. Akan datang seorang rasul di daerah perkebunan kurma.
      Kaum Yahudi merasa lebih cerdas dari penduduk Arab asli. Mereka menguasai ekonomi. Kelompok Yahudi terdiri atas tiga suku utama. Suku Nadhir, suku Qaynuqa, dan suku Quraizhah.
     Penduduk asli Madinah. Terdiri atas dua kabilah bersaudara. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Bani Khazraj bersahabat dengan suku Qaynuqa. Bani Aus berteman dengan suku Quraizhah. Kelompok Yahudi sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.
      Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada Bani Aus dan Bani Khazraj. Rasul  baru akan muncul di Madinah. Mereka akan mengakui rasul baru. Menjadi pengikut rasul baru. Berperang melawan suku Aus dan suku Khazraj.
      Rasul yang ditunggu benar-benar datang. Namun, kelompok Yahudi mengingkarinya. Mereka tidak mengakuinya. Tidak seperti yang digembar-gemborkan dahulu.  Mengapa? Hanya satu sebabnya. Rasul baru bukan berasal dari bangsa Yahudi.
       Aisyah memasuki rumah. Nabi duduk sendirian. Aisyah belum mengetahui kabar yang beredar. Aisyah dituduh selingkuh. Aisyah merasa gundah. Sikap Nabi berubah terhadapnya. Aisyah hendak bicara, Nabi malah berpaling.
      Aisyah sakit sebulan. Minta izin kepada Nabi untuk pulang ke rumah orang tuanya. Aisyah mengetahui berita yang tersiar. Aisyah mengurung diri. Di rumah orang tuanya.
      Nabi berkunjung ke rumah mertuanya. Disambut baik oleh keluarga Abu Bakar.  Aisyah masih bersedih. Nabi bersabda, “Wahai Aisyah, berita itu rupanya telah sampai kepadamu. Jika engkau masih suci, niscaya Allah akan membersihanmu. Tetapi, apabila engkau telah berbuat dosa. Bertobatlah dengan penuh penyesalan. Niscaya Allah akan mengampuni dosamu.”
        Aisyah menjawab sambil menangis, “Demi Allah, aku tahu engkau telah mendengar kabar ini. Ternyata engkau mempercayainya. Seandainya aku katakan bahwa aku tetap suci, niscaya  Allah mengetahui kesucianku. Tentunya engkau tak akan mempercayaiku.”
      Aisyah melanjutkan, “Tetapi, jika aku mengakuinya, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci, maka engkau akan mempercayai perkataanku. Aku hanya dapat mengatakan apa yang disampaikan Nabi Yusuf, ‘Bersabar itu lebih baik’.”
      Beberapa saat kemudian. Wahyu turun kepada Nabi. Aisyah dinyatakan tidak bersalah. Umar bin Khattab berkata, “Wahai Nabi, wahyu sudah datang. Izinkan saya menebas leher Abdullah bin Ubay. Dia menyebarkan berita bohong.” Nabi menjawab, ”Wahai Umar, janganlah kamu membunuh orang munafik itu. Nanti akan beredar kabar Muhammad membunuh sahabatnya.“
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

Saturday, April 22, 2017

54. PERANG QURAIZHAH

PERANG QURAIZHAH
(NABI MENGHUKUM PENGKHIANAT)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Manfaat mempelajari “Sirah Nabawi”. Faedah mempelajari riwayat hidup Nabi.   Memahami pribadi Nabi Muhammad. Dalam segala sisi kehidupan. Mengenal fisik dan perilaku Nabi. Menjalani kehidupan sehari-hari. Hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Menyebarkan agama Islam. Menghadapi peperangan dan menyelesaikan permasalahan. 
      Mengetahui para sahabat Nabi. Sahabat ialah orang yang pernah melihat Nabi. Berinteraksi dengan Nabi. Membela dan melindungi Nabi.  Meninggal dalam kondisi Islam.
      Mengetahui “asbabunnuzul”. Penyebab turunnya Alquran. “Asbabunnuzul”  merupakan peristiwa, perkataan, atau perbuatan yang terjadi pada masa tertentu. Melatarbelakangi atau menjadi penyebab turunnya ayat Alquran.
      Mengetahui “asbabulwurud”. Penyebab munculnya hadis.  Hadis merupakan perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad. Diriwiyatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum.
      Mengenal orang kafir. Kafir ialah orang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Setiap orang mukmin harus mempercayai semua rasul Allah. Orang Islam yang tidak meyakini Isa, anak Maryam, sebagai rasul Allah, maka dia kafir. Siapa pun yang tidak meyakini Muhammad sebagai utusan Allah, maka dia kafir. Perbedaan orang mukmin dengan orang kafir amat jelas.
      Mengenal orang munafik. Yaitu orang yang bermuka dua. Orang yang bepura-pura beriman kepada Islam. Tetapi, sebenarnya dalam hatinya tidak.
       Sejarah masuknya orang Yahudi di Madinah. Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi. Mereka menuju  Madinah. Menurut Taurat, kitab yang mereka percayai. Akan datang seorang rasul di daerah perkebunan kurma.
      Kaum Yahudi merasa lebih cerdas dari penduduk Arab asli. Mereka menguasai ekonomi. Kelompok Yahudi terdiri tiga suku utama. Suku Nadhir, suku Qaynuqa, dan suku Quraizhah.
     Penduduk asli Madinah. Terdiri dua kabilah bersaudara. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Bani Khazraj bersahabat dengan suku Qaynuqa. Bani Aus berteman dengan suku Quraizhah. Kelompok Yahudi sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.
      Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada Bani Aus dan Bani Khazraj. Rasul  baru akan muncul di Madinah. Mereka akan mengakui rasul baru. Menjadi pengikut rasul baru. Berperang melawan suku Aus dan suku Khazraj.
      Rasul yang ditunggu benar-benar datang. Namun, kelompok Yahudi mengingkarinya. Mereka tidak mengakuinya. Tidak seperti yang digembar-gemborkan dahulu.  Mengapa? Hanya satu sebabnya. Rasul baru bukan berasal dari bangsa Yahudi.
        Perang Khandaq selesai. Pasukan muslim menang. Sekitar 10.000 pasukan kafir kembali ke daerah asal. Sekitar 3.000 tentara muslim kembali ke rumah. Nabi mengetahui kelompok Yahudi Bani Quraizhah pengkhianat. Membatalkan perjanjian sepihak. Menusuk dari belakang. Mereka memberontak kepada Nabi.
      Pasukan muslim menghadapi musuh dari depan. Kelompok Yahudi Bani Nadhir dan Bani Qaynuqa bergabung dalam pasukan musuh dari depan. Sedangkan, kelompok Yahudi Bani Quraizhah menikam dari belakang. Menyerang dari dalam kota Madinah.  Sungguh menyakitkan. Nabi ingin memberikan “pelajaran”. Hukuman buat pengkhianat. Terjadi perang Quraizhah.
      Syaikh Shafiyyurahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan kisahnya.         Pengkhianatan kelompok Yahudi Bani Quraizhah sangat menyakitkan. Kaum muslim dalam kondisi kritis. Kondisi amat gawat.
      Sekitar 3.000 tentara muslim. Dikepung 10.000 pasukan kafir. Perang Khandaq atau Perang Parit berlangsung lebih dari sebulan. Tentara musuh berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan seluruh penduduk Madinah.
      Pasukan kafir menyerbu dari depan. Pasukan Yahudi Bani Quraizhah. Yang terikat perjanjian. Untuk saling melindungi. Membatalkan kesepakatan sepihak. Sekitar 700 tentara Bani Quraizhah memberontak dari dalam. Sungguh, sangat menyakitkan. Madinah bisa hancur lebur. Umat Islam bisa musnah dari muka bumi. Alhamdulillah. Pasukan muslim selamat. Wanita dan anak-anak selamat. umat Islam selamat. Madinah aman.
      Perang khandaq selesai. Nabi pulang ke Madinah. Kembali ke rumah. Melepaskan baju perang. Meletakkan senjata. Mandi di rumah Ummu Salamah, istri Nabi. Malaikat  Jibril muncul, “Wahai Rasul, apakah engkau telah mengembalikan senjata ke tempatnya?" Nabi menjawab, "Benar!"  Jibril melanjutkan, "Kami, para malaikat belum meletakkan senjata. Kami disuruh pergi lebih dahulu untuk menimbulkan kegoncangan ke dalam hati mereka". Nabi bertanya, "Ke mana?" "Ke Bani Quraizhah", jawab malaikat Jibril. Nabi disarankan segera berangkat.
      Salat Zuhur selesai. Pasukan muslim tidak sempat istirahat. Setelah dikepung pasukan gabungan selama lebih dari sebulan. Nabi menugaskan sekitar 3.000 tentara  muslim berangkat. Membawa senjata lengkap. Mengepung Bani Quraizhah. Nabi memerintahkan, “Semua pasukan berangkat, sekarang! Jangan melaksanakan salat Asar sebelum sampai di benteng Quraizhah.”
      Nabi berangkat. Pimpinan kota Madinah diserahkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Sahabat Muhajirin yang buta matanya. Bendera perang dipegang Ali bin Abi Thalib.
      Pengepungan berlangsung 25 hari. Bani Quraizhah menyerah. Minta berunding. Nabi menyetujui. Disepakati  Saad bin Muadz, kepala suku Bani Aus, kelompok kaum Ansar sebagai hakim. Yang memutuskan hukuman. Sejak lama Bani Aus, kaum Ansar bersahabat dengan kelompok Yahudi Bani Quraizhah.
        Bani Quraizhah mengharapkan Saad bin Muadz mengambil keputusan yang menguntungkan mereka. Sebagaimana Abdullah bin Ubay, kepala suku Kazraj, kaum Ansar. Membela Bani Qaynuqa. Ketika mereka berkhianat. Mereka hanya diusir dari Madinah. 
      Bani Qaynuqa diusir. Mereka malah menggerakkan pasukan gabungan. Mereka  mengepung Madinah. Membawa sekitar 10.000 tentara koalisi. Terjadi perang Khandaq. Abdullah bin Ubay, kepala suku Kazraj, kaum Ansar merupakan tokoh munafik.
      Saad bin Muadz dijemput di Madinah. Dia luka parah. Korban perang Khandaq. Dinaikkan ke atas kendaraan. Dibawa ke Bani Quraizhah.
      Beberapa orang Bani Quraizhah berbisik kepada Saad bin Muadz. Agar bersikap lunak kepada kaum Quraizhah. Mereka berteman sejak zaman dahulu.
      Saad bin Muadz tiba. Nabi bersabda, “Berdirilah kalian semua. Hormati pemimpin kalian". Semua orang berdiri menghormatinya. Untuk meneguhkan wibawanya sebagai hakim. Agar keputusannya diterima dengan penuh kepatuhan.
      Nabi bersabda, "Wahai Saad bin Muadz, semua orang akan tunduk kepada keputusanmu. Jatuhkan hukuman sesuai yang kamu sukai." .
       Saad bin Muadz memutuskan, “Semua tentara yang terlibat pemberontakan  dihukum mati. Para wanita dan anak-anak menjadi tawanan. Semua harta kekayaan dirampas. Menjadi harta rampasan perang.” Nabi bersabda, “Engkau memutuskan hukuman sesuai dengan kehendak Allah.“
      Semua tentara pemberontak diikat tangannya. Dibawa ke Madinah. Semua tentara pengkhianat dihukum mati. Semua tentara pemberontak dipenggal lehernya. Seorang wanita dihukum mati. Karena membunuh seorang tentara muslim. Sewaktu pengepungan benteng Quraizhah. Dia menjatuhkan bongkahan besi besar.  Menewaskan seorang pasukan muslim. 
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

Friday, April 21, 2017

53. PERANG KHANDAQ

PERANG KHANDAQ DAN MUKJIZAT NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     Tahun 627 Masehi. Bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah. Terjadi Perang Khandaq. Perang Parit. Juga, disebut Perang Ahzab. Perang “sekutu”. Perang umat Islam melawan pasukan “gabungan”. Lokasi perang di bagian utara Madinah.
      Umat Islam “dikeroyok” pasukan “koalisi”. Suku Quraisy, Gathafan, dan kelompok Yahudi Bani Nadhir dan Qaynuqa. Dibantu suku lainnya. Kabilah merupakan suku bangsa yang berasal sari satu ayah. Suku ialah golongan kaum seketurunan.
      Kota Madinah. Berdiam suku Aus dan Khazraj. Yaitu kaum Ansar. Rombongan  dari Mekah yang hijrah ke Madinah. Disebut kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin dan Ansar penganut agama Islam. Juga, kelompok Yahudi Bani Qaynuqa, Nadhir, dan Quraizhah. Sebelumnya, kelompok Yahudi Bani Qaynuka bersekutu dengan Bani Khazraj, kaum Ansar.
       Piagam Madinah. Perjanjian umat Islam dengan kelompok Yahudi. Sudah disepakati.  Nabi mengusir kelompok Yahudi Bani Quraizhah dari Madinah. Mereka melanggar perjanjian. Bani Quraizhah tinggal di Khaibar. Di luar kota Madinah.
      Syaikh Shafiyyurahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan kisahnya.   Kelompok Yahudi Bani Nadhir berkhianat kepada Nabi. Bani Nadhir amat membenci umat Islam. Mereka pintar bisnis. Menguasai ekonomi. Mereka tidak biasa berperang. Tidak pintar mengangkat senjata. Tetapi, suka berkhianat dan bersekongkol.
      Perang Badar selesai. Pasukan Islam menang. Pamor pasukan Islam tinggi. Kelompok Yahudi Bani Nadhir melakukan segala cara. Mengganggu dan mengadu domba umat Islam. Tidak berani berperang secara langsung.
       Perang Uhud berakhir. Pasukan Islam mengalami “kekalahan”. Bani Nadhir berani menampakkan permusuhan dan pengkhianatan. Menjalin kesepakatan dengan musuh Islam. Melanggar perjanjian yang disepakatinya.
      Mereka akan membunuh Nabi. Tetapi, gagal. Nabi mengusir mereka keluar dari Madinah. Pindah ke daerah Khaibar. Sebuah wilayah di luar Madinah.
      Kelompok Yahudi Bani Nadhir dan Bani Quraizhah menyimpan dendam kepada Nabi. Mencari dukungan melawan umat Islam. Mendatangi suku Quraisy di Mekah. Suku Gathafan dan suku lainnya. Usaha mereka berhasil. Sekitar 10.000 pasukan perang “gabungan” menuju Madinah. Berangkat menyerang kaum muslim. Sedangkan, jumlah pasukan muslim sekitar 3.000 orang.
      Nabi mengetahui gerakan musuh. Nabi menyiapkan strategi pertahanan. Menghadapi pasukan kafir. Yang berjumlah lebih banyak.
      Salman Al-Farisi, berasal dari Persia. Baru saja memeluk Islam. Mahir dalam strategi perang. Dia mengusulkan membangun “sistem pertahanan parit”. Menggali parit atau khandaq. Di sepanjang perbatasan utara Madinah. Menghambat pergerakan musuh.
      Salman berkata, ”Wahai Nabi, kebiasaan kami di Persia. Jika kami diserang musuh, kami membuat parit. Alangkah baiknya kita juga menggali parit. Sehingga dapat menghalangi mereka dalam melakukan serangan.” Nabi menerima usul tersebut.
       Topologi wilayah Madinah. Topologi merupakan keadaan muka bumi pada kawasan atau daerah tertentu. Sebelah timur, terdapat pegunungan. Sulit dilewati kuda dan onta. Sebelah barat, pegunungan bebatuan tajam. Sebelah selatan, penuh pohon kurma. Sebelah tenggara, benteng kelompok Yahudi suku Quraizhah. Sebelah utara, berupa lapangan terbuka.
      Pasukan musuh pasti masuk lewat daerah utara. Meskipun mereka berdatangan dari arah selatan Madinah. Medan peperangan di perbatasan utara Madinah.
      Nabi dan para sahabat berkemah di utara Madinah. Di bukit gunung Sala. Kaum muslim mulai menggali parit. Memisahkan mereka dengan pasukan musuh. Ukuran parit sedalam 7 meter, dan selebar 15 meter. Nabi membuat peta penggalian. Membagi kelompok penggalian. Menggali parit sepanjang lebih 10 km.
      Penggalian parit berlangsung 6 hari. Dikerjakan tanpa berhenti. Siang dan malam. Bekerja tiada berhenti. Pasukan musuh dalam perjalanan.
      Jumlah pasukan kafir amat banyak. Lebih banyak dibandingkan jumlah seluruh penduduk Madinah. Bersenjata lebih lengkap dan “modern”. Mereka siap menghancurkan Madinah.
      Waktu itu musim dingin. Umat muslim kekurangan makanan. Para sahabat mengganjal perutnya dengan batu. Nabi, juga begitu. Nabi mengganjal perutnya dengan dua buah batu. Untuk menahan lapar.
      Nabi Bersabda,”Ya Allah, sesungguhnya kehidupan yang lebih baik adalah kehidupan akhirat. Ampunilah kaum Ansar dan Muhajirin. Mereka menjawab, ”Kami telah berbaiat kepada Nabi Muhammad. Kami siap berjihad selama masih hidup.”
      Nabi Muhammad ikut terlibat langsung. Menggali dan mengangkat bebatuan. Tanah dan bebatuan galian ditaruh di sisi pasukan Nabi. Bongkahan bebatuan diletakkan di depan pasukan Nabi. Sebagai tameng pelindung. Juga, sebagai senjata melawan musuh. Untuk melempari pasukan musuh.
      Jabir bin Abdullah melihat Nabi amat lapar. Dia pulang ke rumah. Menyembelih seekor domba kecil. Istrinya memasak satu sak tepung gandum. Setelah masak Jabir membisiki Nabi. Agar datang ke rumahnya dengan beberapa sahabat saja.
      Nabi berdiri di atas sebuah batu. Mengumumkan kepada sekitar seribu orang yang menggali parit. “Wahai kaum Muhajirin dan Ansar. Marilah kita makan di rumah Jabir.” Jabir terkejut dan pucat. “Innalillahi,” gumamnya. Dia memasak hanya cukup beberapa orang saja. Tetapi, Nabi mengajak semua orang yang berada di parit. Sekitar seribu orang.
      Jabir berlari pulang. Menjumpai istrinya. Mengabarkan Nabi akan datang beserta semua orang. Istrinya pucat, ”Nabi berpesan apa?” Jabir menjawab, “Tempat masakan, jangan disentuh.”
      Sungguh aneh. Makanan yang sedikit. Cukup dimakan seribu orang. Tiap sepuluh orang bergantian masuk. Makan sampai kenyang. Selama penggalian parit. Tiga hari tidak makan. Juga, untuk isi perut tiga hari berikutnya. Semuanya sudah kenyang. Makanan masih bersisa. Sungguh ajaib. Salah satu mukjizat Nabi Muhammad. Selama perang Khandaq. Mahasuci Allah.
      Mukjizat makanan kurma.  Nukman bin Basyir datang ke penggalian parit. Membawa setangkup kurma. Diberikan ayah dan pamannya. Dia lewat di dekat Nabi. Nabi meminta kurma tersebut. Nabi meletakkan kurma di atas selembar kain.
      Nabi memanggil semua orang untuk memakannya. Semua orang sudah makan. Ternyata, kurma masih bersisa. Bahkan jumlahnya lebih banyak. Sebagian tercecer keluar hamparan kain. Sungguh ajaib.
      Mukjizat memecah batu. Al-Barra berkata, “Kami menggali parit. Menemukan batu besar yang amat keras. Tidak bisa dipecah.” Kami melaporkan kepada Nabi. Nabi turun mendekati batu. Nabi mengangkat cangkul, “Bismillah, Allahu akbar.” Dengan tiga kali pukulan. Batu keras itu hancur berkeping-keping. Luar biasa.
      Nabi terus memberikan motivasi. Membangkitkan semangat juang. Nabi tidak mau menyerah, meskipun jumlah pasukan kafir lebih banyak. Wanita, anak-anak, dan para orang tua dimasukkan ke dalam “benteng”. Dipindahkan ke tempat yang dianggap aman. 
      Sebelah tenggara Madinah. Pengamanan diserahkan kepada kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Mereka sudah terikat perjanjian dengan umat Islam. Jika ada musuh dari luar Madinah. Mereka berjanji saling melindungi.
      Pasukan “sekutu” tiba di Madinah. Mereka terkejut. Melihat pertahanan pasukan Islam. Menghadapi parit yang dalam, lebar dan memanjang. Menutup jalur utama masuk Madinah. Pasukan “koalisi” sulit melewatinya. Stategi perang yang belum pernah terjadi di jazirah Arab.
      Pasukan Quraisy berkemah di Rumat. Sekitar 4.000 orang. Pasukan Ghathafan dan lainnya berkemah di kaki gunung Uhud. Sekitar 6.000 orang. Beberapa orang munafik dan orang yang berjiwa lemah langsung menggigil ketakutan. Menyaksikan pasukan penyerang sebanyak itu.
      Pasukan muslim bertahan. Di seberang parit. Berlindung dibalik gundukan tanah dan bebatuan. Mereka bersenjata lengkap. Pedang, tameng dan panah. Juga, siap melempari musuh dengan bebatuan.
        Abu Sufyan, komandan pasukan kafir berang. Pasukan penyerbu hanya berputar-putar. Dengan amarah menggelegak. Mengepung pasukan muslim. Pertempuran terjadi sporadis. Peperangan terjadi kadang kala. Saling melontarkan panah dan batu.
       Pasukan jagoan berkuda. Mencari jarak lompat paling sempit. Beberapa orang berhasil melewati parit. Amru bin Abdi Wudd, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Dhirar bin Al-Khaththab. Berhasil mendekati pasukan Islam. Amru bin Abdi Wudd, pendekar Quraisy menantang duel satu lawan satu. Amru bin Abdi Wudd tewas di tangan Ali bin Abi Thalib. Sisanya, melarikan diri. 
       Beberapa hari berlalu. Pasukan kafir terus berusaha melewati parit. Juga,  membuat jalur penyeberangan. Pasukan muslim bertahan. Membalas dengan panah. Melempari dengan batu. Usaha pasukan kafir selalu gagal. 
      Huyai bin Akhthab, pemimpin kelompok Yahudi Bani Nadhir mendatangi benteng kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Yang berada di tenggara Madinah. Menjumpai Kaab bin Asad Al-Qurazi, pemimpin Bani Quraizhah.
      Kelompok Yahudi Bani Quraizhah terikat perjanjian “Piagam Madinah”. Perjanjian umat Islam dengan Bani Quraizhah. Saling membantu menghadapi musuh dari luar.
      Awalnya, Kaab bin Asad Al-Qurazi tidak mau mengkhianati Nabi. Akhirnya, kelompok Yahudi Bani Quraizhah melanggar perjanjian.  Membatalkan kesepakatan sepihak. Memberontak kepada Nabi.
      Nabi mengetahui pemberontakan. Keadaan menjadi amat gawat. Pasukan muslim terjepit. Menghadapi musuh dari dua arah. Melawan musuh di depan. Di seberang parit. Jumlah pasukan kafir lebih banyak. Juga, menghadapi  pengkhianatan di belakang. Dari dalam Madinah sendiri. Sedangkan, penampungan wanita dan anak-anak dekat lokasi pemberontak. Sungguh, situasi yang amat mengkhawatirkan.
      Shafiyah binti Abdul Muththalib, saudara kandung ayah Nabi. Mencoba mengamankan benteng wanita dan anak-anak. Beberapa pasukan Bani Quraizhah mengelilingi benteng penampungan. Benteng khusus wanita, anak-anak, dan orang tua. Benteng tersebut tanpa penjaga.
      Malam gelap gulita. Shafiyah binti Abdul Muththalib berbisik kepada Hassan. Yang berusia 90 tahun. “Hai Hassan, bunuhlah orang Yahudi yang menyelinap.” Hassan menjawab, “Maaf, saya sudah tua. Tidak mampu melakukannya.” Shafiyah mengenakan pakaian perang laki-laki. Memukul penyelusup dengan potongan besi.  Si penyusup tewas. Kepalanya dilemparkan keluar benteng.
     Kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Yang berada di dalam kota Madinah. Tidak berani menyerang benteng penampungan. Dianggap banyak penjaganya.
      Kelompok Yahudi Bani Quraizhah tidak berani menyerang pasukan muslim. Tetapi, mereka memasok kebutuhan logistik kaum kafir. Berupa bahan makanan, onta dan senjata.
      Selama peperangan. Nabi dan pasukannya sangat sibuk. Bertahan dan menghalau musuh. Terpaksa melaksanakan salat jamak. 
      Nuaim bin Masud, seorang tokoh Ghathafan. Melemparkan sepucuk surat. Minta menemui Nabi. Dia menyatakan masuk Islam. Tidak ada orang yang mengetahuinya. Nabi meminta untuk mengacaukan musuh.
     Nuaim berhasil mengadu domba pasukan kafir. Timbul perpecahan. Semangat pasukan penyerang turun drastis. Muncul angin topan. Merusak kemah pasukan kafir. Semuanya porak-poranda. Semuanya berhamburan. Pasukan kafir kocar-kacir.
      Pagi hari. Pasukan kafir sudah bubar. Kembali ke tempat asal mereka. Perang Khandaq selesai. Pasukan muslim berhasil mempertahankan Madinah. Alhamdulillah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

Thursday, April 20, 2017

53.PERANG KHANDAQ DAN MUKJIZAT NABI MUHAMMAD

PERANG KHANDAQ DAN MUKJIZAT NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     Tahun 627 Masehi. Bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah. Terjadi Perang Khandaq. Perang Parit. Juga, disebut Perang Ahzab. Perang “sekutu”. Perang umat Islam melawan pasukan “gabungan”. Lokasi perang di bagian utara Madinah.
      Umat Islam “dikeroyok” pasukan “koalisi”. Suku Quraisy, Gathafan, dan kelompok Yahudi Bani Nadhir dan Qaynuqa. Dibantu suku lainnya. Kabilah merupakan suku bangsa yang berasal dari satu ayah. Suku ialah golongan kaum seketurunan.
      Kota Madinah. Berdiam suku Aus dan Khazraj. Yaitu kaum Ansar. Rombongan  dari Mekah yang hijrah ke Madinah. Disebut kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin dan Ansar penganut agama Islam. Juga, kelompok Yahudi Bani Qaynuqa, Nadhir, dan Quraizhah. Sebelumnya, kelompok Yahudi Bani Qaynuka bersekutu dengan Bani Khazraj, kaum Ansar.
       Piagam Madinah. Perjanjian umat Islam dengan kelompok Yahudi. Sudah disepakati.  Nabi mengusir kelompok Yahudi Bani Quraizhah dari Madinah. Mereka melanggar perjanjian. Bani Quraizhah tinggal di Khaibar. Di luar kota Madinah.
      Syaikh Shafiyyurahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan kisahnya.   Kelompok Yahudi Bani Nadhir berkhianat kepada Nabi. Bani Nadhir amat membenci umat Islam. Mereka pintar bisnis. Menguasai ekonomi. Mereka tidak biasa berperang. Tidak pintar mengangkat senjata. Tetapi, suka berkhianat dan bersekongkol.
      Perang Badar selesai. Pasukan Islam menang. Pamor pasukan Islam tinggi. Kelompok Yahudi Bani Nadhir melakukan segala cara. Mengganggu dan mengadu domba umat Islam. Tidak berani berperang secara langsung.
       Perang Uhud berakhir. Pasukan Islam mengalami “kekalahan”. Bani Nadhir berani menampakkan permusuhan dan pengkhianatan. Menjalin kesepakatan dengan musuh Islam. Melanggar perjanjian yang disepakatinya.
      Mereka akan membunuh Nabi. Tetapi, gagal. Nabi mengusir mereka keluar dari Madinah. Pindah ke daerah Khaibar. Sebuah wilayah di luar Madinah.
      Kelompok Yahudi Bani Nadhir dan Bani Quraizhah menyimpan dendam kepada Nabi. Mencari dukungan melawan umat Islam. Mendatangi suku Quraisy di Mekah. Suku Gathafan dan suku lainnya. Usaha mereka berhasil. Sekitar 10.000 pasukan perang “gabungan” menuju Madinah. Berangkat menyerang kaum muslim. Sedangkan, jumlah pasukan muslim sekitar 3.000 orang.
      Nabi mengetahui gerakan musuh. Nabi menyiapkan strategi pertahanan. Menghadapi pasukan kafir. Yang berjumlah lebih banyak.
      Salman Al-Farisi, berasal dari Persia. Baru saja memeluk Islam. Mahir dalam strategi perang. Dia mengusulkan membangun “sistem pertahanan parit”. Menggali parit atau khandaq. Di sepanjang perbatasan utara Madinah. Menghambat pergerakan musuh.
      Salman berkata, ”Wahai Nabi, kebiasaan kami di Persia. Jika kami diserang musuh, kami membuat parit. Alangkah baiknya kita juga menggali parit. Sehingga dapat menghalangi mereka dalam melakukan serangan.” Nabi menerima usul tersebut.
       Topologi wilayah Madinah. Topologi merupakan keadaan muka bumi pada kawasan atau daerah tertentu. Sebelah timur, terdapat pegunungan. Sulit dilewati kuda dan onta. Sebelah barat, pegunungan bebatuan tajam. Sebelah selatan, penuh pohon kurma. Sebelah tenggara, benteng kelompok Yahudi suku Quraizhah. Sebelah utara, berupa lapangan terbuka.
      Pasukan musuh pasti masuk lewat daerah utara. Meskipun mereka berdatangan dari arah selatan Madinah. Medan peperangan di perbatasan utara Madinah.
      Nabi dan para sahabat berkemah di utara Madinah. Di bukit gunung Sala. Kaum muslim mulai menggali parit. Memisahkan mereka dengan pasukan musuh. Ukuran parit sedalam 7 meter, dan selebar 15 meter. Nabi membuat peta penggalian. Membagi kelompok penggalian. Menggali parit sepanjang lebih 10 km.
      Penggalian parit berlangsung 6 hari. Dikerjakan tanpa berhenti. Siang dan malam. Bekerja tiada berhenti. Pasukan musuh dalam perjalanan.
      Jumlah pasukan kafir amat banyak. Lebih banyak dibandingkan jumlah seluruh penduduk Madinah. Bersenjata lebih lengkap dan “modern”. Mereka siap menghancurkan Madinah.
      Waktu itu musim dingin. Umat muslim kekurangan makanan. Para sahabat mengganjal perutnya dengan batu. Nabi, juga begitu. Nabi mengganjal perutnya dengan dua buah batu. Untuk menahan lapar.
      Nabi Bersabda,”Ya Allah, sesungguhnya kehidupan yang lebih baik adalah kehidupan akhirat. Ampunilah kaum Ansar dan Muhajirin. Mereka menjawab, ”Kami telah berbaiat kepada Nabi Muhammad. Kami siap berjihad selama masih hidup.”
      Nabi Muhammad ikut terlibat langsung. Menggali dan mengangkat bebatuan. Tanah dan bebatuan galian ditaruh di sisi pasukan Nabi. Bongkahan bebatuan diletakkan di depan pasukan Nabi. Sebagai tameng pelindung. Juga, sebagai senjata melawan musuh. Untuk melempari pasukan musuh.
      Jabir bin Abdullah melihat Nabi amat lapar. Dia pulang ke rumah. Menyembelih seekor domba kecil. Istrinya memasak satu sak tepung gandum. Setelah masak Jabir membisiki Nabi. Agar datang ke rumahnya dengan beberapa sahabat saja.
      Nabi berdiri di atas sebuah batu. Mengumumkan kepada sekitar seribu orang yang menggali parit. “Wahai kaum Muhajirin dan Ansar. Marilah kita makan di rumah Jabir.” Jabir terkejut dan pucat. “Inna lillahi,” gumamnya. Dia memasak hanya cukup beberapa orang saja. Tetapi, Nabi mengajak semua orang yang berada di parit. Sekitar seribu orang.
      Jabir lari pulang. Menjumpai istrinya. Mengabarkan Nabi akan datang beserta semua orang. Istrinya pucat, ”Nabi berpesan apa?” Jabir menjawab, “Tempat masakan, jangan disentuh.”
      Sungguh aneh. Makanan yang sedikit. Cukup dimakan seribu orang. Tiap sepuluh orang bergantian masuk. Makan sampai kenyang. Selama penggalian parit. Tiga hari tidak makan. Juga, untuk isi perut tiga hari berikutnya. Semuanya sudah kenyang. Makanan masih bersisa. Sungguh ajaib. Salah satu mukjizat Nabi Muhammad. Selama perang Khandaq. Mahasuci Allah.
      Mukjizat makanan kurma.  Nukman bin Basyir datang ke penggalian parit. Membawa setangkup kurma. Diberikan ayah dan pamannya. Dia lewat di dekat Nabi. Nabi meminta kurma tersebut. Nabi meletakkan kurma di atas selembar kain.
      Nabi memanggil semua orang untuk memakannya. Semua orang sudah makan. Ternyata, kurma masih bersisa. Bahkan jumlahnya lebih banyak. Sebagian tercecer keluar hamparan kain. Sungguh ajaib.
      Mukjizat memecah batu. Al-Barra berkata, “Kami menggali parit. Menemukan batu besar yang amat keras. Tidak bisa dipecah.” Kami melaporkan kepada Nabi. Nabi turun mendekati batu. Nabi mengangkat cangkul, “Bismillah, Allahu akbar.” Dengan tiga kali pukulan. Batu keras itu hancur berkeping-keping. Luar biasa.
      Nabi terus memberikan motivasi. Membangkitkan semangat juang. Nabi tidak mau menyerah, meskipun jumlah pasukan kafir lebih banyak. Wanita, anak-anak, dan para orang tua dimasukkan kedalam “benteng”. Dipindahkan ke tempat yang dianggap aman.  
      Sebelah tenggara Madinah. Pengamanan diserahkan kepada kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Mereka sudah terikat perjanjian dengan umat Islam. Jika ada musuh dari luar Madinah. Mereka berjanji saling melindungi.
      Pasukan “sekutu” tiba di Madinah. Mereka terkejut. Melihat pertahanan pasukan Islam. Menghadapi parit yang dalam, lebar dan memanjang. Menutup jalur utama masuk Madinah. Pasukan “koalisi” sulit melewatinya. Strategi perang yang belum pernah terjadi di jazirah Arab.
      Pasukan Quraisy berkemah di Rumat. Sekitar 4.000 orang. Pasukan Ghathafan dan lainnya berkemah di kaki gunung Uhud. Sekitar 6.000 orang. Beberapa orang munafik dan orang yang berjiwa lemah langsung menggigil ketakutan. Menyaksikan pasukan penyerang sebanyak itu.
      Pasukan muslim bertahan. Di seberang parit. Berlindung dibalik gundukan tanah dan bebatuan. Mereka bersenjata lengkap. Pedang, tameng dan panah. Juga, siap melempari musuh dengan bebatuan.
        Abu Sufyan, komandan pasukan kafir berang. Pasukan penyerbu hanya berputar-putar. Dengan amarah menggelegak. Mengepung pasukan muslim. Pertempuran terjadi sporadis. Peperangan terjadi kadang kala. Saling melontarkan panah dan batu.
       Pasukan jagoan berkuda. Mencari jarak lompat paling sempit. Beberapa orang berhasil melewati parit. Amru bin Abdi Wudd, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Dhirar bin Al-Khaththab. Berhasil mendekati pasukan Islam. Amru bin Abdi Wudd, pendekar Quraisy menantang duel satu lawan satu. Amru bin Abdi Wudd tewas di tangan Ali bin Abi Thalib. Sisanya, melarikan diri.  
       Beberapa hari berlalu. Pasukan kafir terus berusaha melewati parit. Juga,  membuat jalur penyeberangan. Pasukan muslim bertahan. Membalas dengan panah. Melempari dengan batu. Usaha pasukan kafir selalu gagal.  
      Huyai bin Akhthab, pemimpin kelompok Yahudi Bani Nadhir mendatangi benteng kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Yang berada di tenggara Madinah. Menjumpai Kaab bin Asad Al-Qurazi, pemimpin Bani Quraizhah.
      Kelompok Yahudi Bani Quraizhah terikat perjanjian “Piagam Madinah”. Perjanjian umat Islam dengan Bani Quraizhah. Saling membantu menghadapi musuh dari luar.
      Awalnya, Kaab bin Asad Al-Qurazi tidak mau mengkhianati Nabi. Akhirnya, kelompok Yahudi Bani Quraizhah melanggar perjanjian.  Membatalkan kesepakatan sepihak. Memberontak kepada Nabi.
      Nabi mengetahui pemberontakan. Keadaan menjadi amat gawat. Pasukan muslim terjepit. Menghadapi musuh dari dua arah. Melawan musuh di depan. Di seberang parit. Jumlah pasukan kafir lebih banyak. Juga, menghadapi  pengkhianatan di belakang. Dari dalam Madinah sendiri. Sedangkan, penampungan wanita dan anak-anak dekat lokasi pemberontak. Sungguh, situasi yang amat mengkhawatirkan.
      Shafiyah binti Abdul Muththalib, saudara kandung ayah Nabi. Mencoba mengamankan benteng wanita dan anak-anak. Beberapa pasukan Bani Quraizhah mengelilingi benteng penampungan. Benteng khusus wanita, anak-anak, dan orang tua. Benteng tersebut tanpa penjaga.
      Malam gelap gulita. Shafiyah binti Abdul Muththalib berbisik kepada Hassan. Yang berusia 90 tahun. “Hai Hassan, bunuhlah orang Yahudi yang menyelinap.” Hassan menjawab, “Maaf, saya sudah tua. Tidak mampu melakukannya.” Shafiyah mengenakan pakaian perang laki-laki. Memukul penyelusup dengan potongan besi.  Si penyusup tewas. Kepalanya dilemparkan keluar benteng.
     Kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Yang berada di dalam kota Madinah. Tidak berani menyerang benteng penampungan. Dianggap banyak penjaganya.
      Kelompok Yahudi Bani Quraizhah tidak berani menyerang pasukan muslim. Tetapi, mereka memasok kebutuhan logistik kaum kafir. Berupa bahan makanan, onta dan senjata.
      Selama peperangan. Nabi dan pasukannya sangat sibuk. Bertahan dan menghalau musuh. Terpaksa melaksanakan salat jamak.  
      Nuaim bin Masud, seorang tokoh Ghathafan. Melemparkan sepucuk surat. Minta menemui Nabi. Dia menyatakan masuk Islam. Tidak ada orang yang mengetahuinya. Nabi meminta untuk mengacaukan musuh.
     Nuaim berhasil mengadu domba pasukan kafir. Timbul perpecahan. Semangat pasukan penyerang turun drastis. Muncul angin topan. Merusak kemah pasukan kafir. Semuanya porak-poranda. Semuanya berhamburan. Pasukan kafir kocar-kacir.
      Pagi hari. Pasukan kafir sudah bubar. Kembali ke tempat asal mereka. Perang Khandaq selesai. Pasukan muslim berhasil mempertahankan Madinah. Alhamdulillah.
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.


Wednesday, April 19, 2017

Tuesday, April 18, 2017

52. NABI MENANGIS MENERIMA WAHYU SAINS

NABI MUHAMMAD MENANGIS MENERIMA WAHYU SAINS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sungguh mengherankan. Malam itu, Nabi Muhammad menangis hebat. Nabi tidak pernah menangis sehebat itu. Bahkan ketika beliau kehilangan orang yang sangat dicintainya. Juga,  ketika Nabi mengalami tekanan berat dari kaum kafir yang menentangnya. Nabi menangis hampir semalaman. Hal itu terjadi sesaat setelah beliau menerima wahyu Allah. Surah Ali Imran. Bermakna “Keluarga Imran”. Surat ke-3 ayat 190 dan 191.
      “Sesungguhnya,  dalam penciptaan langit dan bumi. Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau  berbaring. Mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi. Seraya berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungi kami dari azab neraka.”  
      Mengapa? Agus Mustofa, penulis buku “ Pusaran Energi Kakbah” menceritakan kisahnya. Masuk waktu Subuh. Bilal  mengumandangkan azan. Biasanya, sebelum azan Subuh selesai. Nabi Muhammad sudah berada di dalam Masjid Nabawi. Memimpin salat Subuh. Berjemaah  bersama para sahabat.
      Namun, saat itu tidak seperti biasanya. Nabi Muhammad belum hadir, meskipun Bilal sudah menyelesaikan azan. Bilal dan para sahabat menunggu beberapa saat. Tetapi, Nabi belum masuk ke dalam masjid.
      Akhirnya, karena khawatir terjadi sesuatu. Bilal menjemput Nabi. Mendatangi rumah Nabi. Yang terletak bersebelahan dengan Masjid Nabawi.  
     Bilal mengetuk bilik rumah Nabi. Sambil mengucapkan salam. Tidak ada jawaban dari dalam bilik. Beberapa saat kemudian Nabi muncul sambil menjawab salam. Bilal melihat airmata masih berlinangan di pipi Nabi.
      Karena khawatir kondisi Nabi. Bilal bertanya, “Wahai Nabi, apakah yang sedang terjadi?” Nabi menjawab, “ Bilal, saya tadi malam telah menerima wahyu Allah.” Nabi membacakan surat ke-3 ayat 190 dan 191. Seperti tersebut di atas.
     Bilal heran. Bilal tidak memahami. Mengapa Nabi menangis ketika menerima wahyu.  Firman Allah tersebut tidak bernada menegur. Juga, tidak memerintahkan menjalankan kewajiban tertentu.  
        Apakah yang sebenarnya terjadi? Mari kita mencoba memahami kenapa Nabi Muhammad menangis ketika menerima wahyu tersebut.
     Beberapa kata kunci. Penciptaan langit dan bumi. Pergantian siang dan malam hari. Tanda-tanda kebesaran Allah. Selalu berpikir tentang Allah. Tidak ada yang sia-sia. Mahasuci Allah. Hindarkan dari azab neraka.
       Sekarang ini, lebih dari 6 milyar manusia hidup di sebuah planet. Yang  bernama bumi. Bumi yang kita tumpangi ini berputar pada dirinya sendiri. Dengan kecepatan sekitar 1.700 km per jam. Artinya, dalam 1 jam menempuh jarak 1.700 km. Mengapa manusia tidak merasakannya? Manusia ikut berputar dalam sebuah kendaraan bumi yang bergaris tengah sekitar 12.000 km.
      Selain itu, bumi juga mengelilingi matahari. Pada jarak sekitar 150 juta km. Berkeliling dengan kecepatan sekitar 107.000 km per jam. Artinya, bumi kita ini berputar pada dirinya sendiri. Juga, melesat di angkasa mengelilingi matahari. Matahari yang kita lihat setiap hari ini berdiameter sekitar 200 kali bumi.
      Apakah yang menyebabkan bumi berputar pada dirinya sendiri, sekaligus mengelilingi matahari? Ternyata, ada gaya tarik yang sangat hebat. Seolah-olah  terikat pada sebuah “tali” yang tidak kelihatan.
      Allah berfirman dalam Alquran. Surah Lukman. Surah ke-31 ayat 10. “Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya. Dia meletakkan gunung-gunung di permukaan bumi. Agar bumi tidak menggoyangkan kamu. Mengembangbiakkan segala macam makhluk bergerak bernyawa di bumi. Kami turunkan air hujan dari langit. Kami tumbuhkan segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”

      Mari kita pikirkan. Matahari yang muncul setiap hari. Matahari yang kita lihat sekarang ini. Bukan matahari sekarang. Tetapi, matahari 8 menit yang lalu! Jarak dari matahari ke bumi 150 juta km. Ditempuh cahaya dalam waktu 8 menit. Kecepatan cahaya 300.000 km per detik. Artinya, dalam satu detik menempuh jarak 300.000 km. Sinar matahari memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi.
       Begitu juga bintang yang lain. Melihat bintang berjarak 10 tahun cahaya. Bintang itu, bukan bintang yang sekarang. Tetapi, bintang 10 tahun lalu.  Sinar  yang kita lihat telah menempuh perjalanan sejauh 10 tahun cahaya.
      Malam hari yang jernih. Kita mengamati langit. Mengamati bintang kemintang. Kita melihat langit sekarang. Juga, melihat langit yang lain. Sungguh aneh. Pada saat bersamaan, kita melihat langit sekarang dan langit 10 tahun lalu. Juga, menyaksikan langit 100 ribu tahun lalu dan langit 100 miliar tahun lalu. Mahasuci Allah. Kita merasa aneh dengan diri kita sendiri.
      Pendapat para ahli. Terdapat bintang yang besarnya ribuan kali matahari. Galaksi merupakan kumpulan setiap 100 milyar bintang. Superklaster himpunan setiap 100 milyar galaksi. Begitu seterusnya. Alam semesta ini belum diketahui batasnya. Sampai sekarang, belum diketahui batasnya. Bumi yang kita tempati sekarang ini. Bagaikan sebuah debu di padang pasir semesta.
      Bumi kita bagaikan debu. Di padang pasir semesta. Manusia hidup di atas bumi. Dewasa ini, lebih dari 6 milyar manusia. Hidup “menempel” di atas “kulit” bumi. Dengan segala kegiatan dan kesombongannya.
      Mahabesar Allah. Sungguh sangat kecil manusia. Amat luar biasa hebat Sang Mahakuasa. Kita mulai memahami mengapa Nabi Muhammad menangis. Ketika  diingatkan oleh Allah. Tentang penciptaan langit dan bumi.
      Allah berfirman dalam Alquran surah Alqasas. Surah ke-28 ayat 71 dan 72. “Katakan (Muhammad), bagaimana pendapatmu. Apabila Allah menjadikan untukmu malam terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?"
      “Katakan (Muhammad), bagaimana pendapatmu. Kalau Allah menjadikan untukmu siang terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu beristirahat? Apakah kamu tidak memperhatikan?"
      Daerah Surabaya dan Sidoarjo. Juga, wilayah sekitarnya. Pagi hari. Biasanya, temperatur udara di bawah 30 derajat Celsius. Pukul 12 siang. Suhu udara sekitar 33 derajat Celcius. Siang hari yang sangat terik. Temperatur udara permukaan aspal jalan raya bisa mencapai 50 derajat Celsius.
      Air disiramkan ke aspal. Air menguap dengan cepat. Aspal menjadi kering lagi. Matahari tidak bergeser ke barat. Tetap berada di atas kita terus menerus. Selama  sekitar 100 jam. Semua air di permukaan bumi akan menguap.
      Matahari selalu berada di atas kita. Selama 100 jam lagi. Seluruh air di bumi akan habis menguap. Juga, darah dalam tubuh manusia akan mendidih.
      Sungguh hebat. Panas terus menerus selama 200 jam. Seluruh kehidupan di bumi akan musnah. Semua mati. Tak ada yang tersisa. Mahabesar Allah.
      Kejadian sebaliknya. Allah menciptakan malam hari terus menerus. Daerah Arab Saudi. Suhu siang hari sekitar 50 derajat Celsius. Malam hari bisa menjadi 5 derajat Celsius. Malam hari terus menerus selama 100 jam. Temperatur bumi mencapai nol derajat Celsius.
      Temperatur tetap nol derajat. Selama 100 jam lagi. Semua air di bumi akan membeku. Cairan dalam tubuh manusia membeku. Semuanya membeku. Semua manusia mati. Semua makhluk tidak bernyawa. Tidak ada yang tertinggal.
      Sungguh dahsyat. Perkara pergantian siang dan malam hari.  Pada umumnya, kita menganggapnya biasa saja. Kejadian yang lazim. Peristiwa yang lumrah. Tidak istimewa. Kita tidak mensyukurinya. Ya Allah, ampunilah kami.
      Allah berfirman dalam Alquran dalam surah Lukman. Surah ke-31 ayat 29. “Tidakkah kamu memperhatikan. Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing beredar sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

      Uraian yang singkat ini. Mencoba memahami mengapa Nabi Muhammad menangis. Sewaktu  memerima wahyu sains tersebut. Apalagi, wahyu ini turun setelah Nabi menjalani Isra Mikraj. Perjalanan Nabi Muhammad saw. Dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaqsa di Palestina. Langsung ke Sidratul Muntaha. Pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu. Nabi Muhammad mengalami sendiri perjalanan mengarungi alam semesta. Luar biasa. Mahahebat Allah.
Daftar Pustaka

1. Mustofa, Agus. Pusaran Energi Kakbah. Penerbit Padma Press. Surabaya 2006.