Tuesday, April 18, 2017

52. NABI MENANGIS MENERIMA WAHYU SAINS

NABI MUHAMMAD MENANGIS MENERIMA WAHYU SAINS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Sungguh mengherankan. Malam itu, Nabi Muhammad menangis hebat. Nabi tidak pernah menangis sehebat itu. Bahkan ketika beliau kehilangan orang yang sangat dicintainya. Juga,  ketika Nabi mengalami tekanan berat dari kaum kafir yang menentangnya. Nabi menangis hampir semalaman. Hal itu terjadi sesaat setelah beliau menerima wahyu Allah. Surah Ali Imran. Bermakna “Keluarga Imran”. Surat ke-3 ayat 190 dan 191.
      “Sesungguhnya,  dalam penciptaan langit dan bumi. Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau  berbaring. Mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi. Seraya berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungi kami dari azab neraka.”  
      Mengapa? Agus Mustofa, penulis buku “ Pusaran Energi Kakbah” menceritakan kisahnya. Masuk waktu Subuh. Bilal  mengumandangkan azan. Biasanya, sebelum azan Subuh selesai. Nabi Muhammad sudah berada di dalam Masjid Nabawi. Memimpin salat Subuh. Berjemaah  bersama para sahabat.
      Namun, saat itu tidak seperti biasanya. Nabi Muhammad belum hadir, meskipun Bilal sudah menyelesaikan azan. Bilal dan para sahabat menunggu beberapa saat. Tetapi, Nabi belum masuk ke dalam masjid.
      Akhirnya, karena khawatir terjadi sesuatu. Bilal menjemput Nabi. Mendatangi rumah Nabi. Yang terletak bersebelahan dengan Masjid Nabawi.  
     Bilal mengetuk bilik rumah Nabi. Sambil mengucapkan salam. Tidak ada jawaban dari dalam bilik. Beberapa saat kemudian Nabi muncul sambil menjawab salam. Bilal melihat airmata masih berlinangan di pipi Nabi.
      Karena khawatir kondisi Nabi. Bilal bertanya, “Wahai Nabi, apakah yang sedang terjadi?” Nabi menjawab, “ Bilal, saya tadi malam telah menerima wahyu Allah.” Nabi membacakan surat ke-3 ayat 190 dan 191. Seperti tersebut di atas.
     Bilal heran. Bilal tidak memahami. Mengapa Nabi menangis ketika menerima wahyu.  Firman Allah tersebut tidak bernada menegur. Juga, tidak memerintahkan menjalankan kewajiban tertentu.  
        Apakah yang sebenarnya terjadi? Mari kita mencoba memahami kenapa Nabi Muhammad menangis ketika menerima wahyu tersebut.
     Beberapa kata kunci. Penciptaan langit dan bumi. Pergantian siang dan malam hari. Tanda-tanda kebesaran Allah. Selalu berpikir tentang Allah. Tidak ada yang sia-sia. Mahasuci Allah. Hindarkan dari azab neraka.
       Sekarang ini, lebih dari 6 milyar manusia hidup di sebuah planet. Yang  bernama bumi. Bumi yang kita tumpangi ini berputar pada dirinya sendiri. Dengan kecepatan sekitar 1.700 km per jam. Artinya, dalam 1 jam menempuh jarak 1.700 km. Mengapa manusia tidak merasakannya? Manusia ikut berputar dalam sebuah kendaraan bumi yang bergaris tengah sekitar 12.000 km.
      Selain itu, bumi juga mengelilingi matahari. Pada jarak sekitar 150 juta km. Berkeliling dengan kecepatan sekitar 107.000 km per jam. Artinya, bumi kita ini berputar pada dirinya sendiri. Juga, melesat di angkasa mengelilingi matahari. Matahari yang kita lihat setiap hari ini berdiameter sekitar 200 kali bumi.
      Apakah yang menyebabkan bumi berputar pada dirinya sendiri, sekaligus mengelilingi matahari? Ternyata, ada gaya tarik yang sangat hebat. Seolah-olah  terikat pada sebuah “tali” yang tidak kelihatan.
      Allah berfirman dalam Alquran. Surah Lukman. Surah ke-31 ayat 10. “Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya. Dia meletakkan gunung-gunung di permukaan bumi. Agar bumi tidak menggoyangkan kamu. Mengembangbiakkan segala macam makhluk bergerak bernyawa di bumi. Kami turunkan air hujan dari langit. Kami tumbuhkan segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”

      Mari kita pikirkan. Matahari yang muncul setiap hari. Matahari yang kita lihat sekarang ini. Bukan matahari sekarang. Tetapi, matahari 8 menit yang lalu! Jarak dari matahari ke bumi 150 juta km. Ditempuh cahaya dalam waktu 8 menit. Kecepatan cahaya 300.000 km per detik. Artinya, dalam satu detik menempuh jarak 300.000 km. Sinar matahari memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai bumi.
       Begitu juga bintang yang lain. Melihat bintang berjarak 10 tahun cahaya. Bintang itu, bukan bintang yang sekarang. Tetapi, bintang 10 tahun lalu.  Sinar  yang kita lihat telah menempuh perjalanan sejauh 10 tahun cahaya.
      Malam hari yang jernih. Kita mengamati langit. Mengamati bintang kemintang. Kita melihat langit sekarang. Juga, melihat langit yang lain. Sungguh aneh. Pada saat bersamaan, kita melihat langit sekarang dan langit 10 tahun lalu. Juga, menyaksikan langit 100 ribu tahun lalu dan langit 100 miliar tahun lalu. Mahasuci Allah. Kita merasa aneh dengan diri kita sendiri.
      Pendapat para ahli. Terdapat bintang yang besarnya ribuan kali matahari. Galaksi merupakan kumpulan setiap 100 milyar bintang. Superklaster himpunan setiap 100 milyar galaksi. Begitu seterusnya. Alam semesta ini belum diketahui batasnya. Sampai sekarang, belum diketahui batasnya. Bumi yang kita tempati sekarang ini. Bagaikan sebuah debu di padang pasir semesta.
      Bumi kita bagaikan debu. Di padang pasir semesta. Manusia hidup di atas bumi. Dewasa ini, lebih dari 6 milyar manusia. Hidup “menempel” di atas “kulit” bumi. Dengan segala kegiatan dan kesombongannya.
      Mahabesar Allah. Sungguh sangat kecil manusia. Amat luar biasa hebat Sang Mahakuasa. Kita mulai memahami mengapa Nabi Muhammad menangis. Ketika  diingatkan oleh Allah. Tentang penciptaan langit dan bumi.
      Allah berfirman dalam Alquran surah Alqasas. Surah ke-28 ayat 71 dan 72. “Katakan (Muhammad), bagaimana pendapatmu. Apabila Allah menjadikan untukmu malam terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?"
      “Katakan (Muhammad), bagaimana pendapatmu. Kalau Allah menjadikan untukmu siang terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu beristirahat? Apakah kamu tidak memperhatikan?"
      Daerah Surabaya dan Sidoarjo. Juga, wilayah sekitarnya. Pagi hari. Biasanya, temperatur udara di bawah 30 derajat Celsius. Pukul 12 siang. Suhu udara sekitar 33 derajat Celcius. Siang hari yang sangat terik. Temperatur udara permukaan aspal jalan raya bisa mencapai 50 derajat Celsius.
      Air disiramkan ke aspal. Air menguap dengan cepat. Aspal menjadi kering lagi. Matahari tidak bergeser ke barat. Tetap berada di atas kita terus menerus. Selama  sekitar 100 jam. Semua air di permukaan bumi akan menguap.
      Matahari selalu berada di atas kita. Selama 100 jam lagi. Seluruh air di bumi akan habis menguap. Juga, darah dalam tubuh manusia akan mendidih.
      Sungguh hebat. Panas terus menerus selama 200 jam. Seluruh kehidupan di bumi akan musnah. Semua mati. Tak ada yang tersisa. Mahabesar Allah.
      Kejadian sebaliknya. Allah menciptakan malam hari terus menerus. Daerah Arab Saudi. Suhu siang hari sekitar 50 derajat Celsius. Malam hari bisa menjadi 5 derajat Celsius. Malam hari terus menerus selama 100 jam. Temperatur bumi mencapai nol derajat Celsius.
      Temperatur tetap nol derajat. Selama 100 jam lagi. Semua air di bumi akan membeku. Cairan dalam tubuh manusia membeku. Semuanya membeku. Semua manusia mati. Semua makhluk tidak bernyawa. Tidak ada yang tertinggal.
      Sungguh dahsyat. Perkara pergantian siang dan malam hari.  Pada umumnya, kita menganggapnya biasa saja. Kejadian yang lazim. Peristiwa yang lumrah. Tidak istimewa. Kita tidak mensyukurinya. Ya Allah, ampunilah kami.
      Allah berfirman dalam Alquran dalam surah Lukman. Surah ke-31 ayat 29. “Tidakkah kamu memperhatikan. Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing beredar sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

      Uraian yang singkat ini. Mencoba memahami mengapa Nabi Muhammad menangis. Sewaktu  memerima wahyu sains tersebut. Apalagi, wahyu ini turun setelah Nabi menjalani Isra Mikraj. Perjalanan Nabi Muhammad saw. Dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaqsa di Palestina. Langsung ke Sidratul Muntaha. Pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu. Nabi Muhammad mengalami sendiri perjalanan mengarungi alam semesta. Luar biasa. Mahahebat Allah.
Daftar Pustaka

1. Mustofa, Agus. Pusaran Energi Kakbah. Penerbit Padma Press. Surabaya 2006. 

0 comments:

Post a Comment