Thursday, September 12, 2019

3192. PROFESOR HABIBIE JIKA SEMPAT


PROFESOR HABIBIE: JIKA SEMPAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Ungkapan hati BJ Habibie soal akhirat yang bikin merinding, 8 Jan 2019
2.    NONSTOPNEWS.ID - Pidato BJ Habibie viral.
3.    Mantan Presiden RI ini menuliskan tentang kisah hidupnya.
4.    SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.
5.    KALAULAH SEMPAT?
6.    Renungan utk kita semua !!!!
7.    BJ Habibie ketika berpidato di Kairo, beliau berpesan "Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu teknology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih bermanfaat untuk umat. Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama."
8.    Sepi penghuni...
9.    Istri sudah meninggal... 
10. Tangan menggigil karena lemah...
11. Penyakit menggerogoti sejak lama...
12. Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman...
13. Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...
14. Tiga anak, semuanya sukses... berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
15. Ada yang sekarang berkarir di luar negeri...
16. Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi...
17. Dan ada pula yang jadi pengusaha ...
18. Soal ekonomi, saya angkat dua jempol, semuanya kaya raya...
19. Namun....
20. Saat tua seperti ini dia "merasa hampa", ada "pilu mendesak" di sudut hatinya..
21. Tidur tak nyaman...
22. Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan
23. Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...
24. Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya....
25. Dari sudut mata ada air yang menetes, rindu dikunjungi anak-anak nya
26. Tapi semua anak nya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain...
27. Ingin pergi ke tempat ibadah, namun badan tak mampu berjalan....
28. Sudah terlanjur melemah...
29. Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...sepanjang waktu ....  
30. Laki-laki renta itu, barangkali adalah saya...
31. Atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti_
32. Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...
33. yang pasti hanyalah KEMATIAN.
34. Rumah besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya...
35. Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...
36. Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang...
37. Aset-aset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa?
38. Kira-kira jika malaikat "datang menjemput", akan seperti apakah kematiannya nanti.
39. Siapa yang akan memandikan?
40. Di mana akan dikuburkan ?
41. Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?
42. Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?
43. Rumah akan di tinggal, aset juga akan di tinggal pula...
44. Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ?
45. Sedangkan ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ?
46. Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama?
47. Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja..._
48. "Kalau sempat" menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, rumah yatim, panti asuhan atau ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya...
49. "Kalau sempat" dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang...... 
50. Kalau sempat memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan..... 
51. "Kalau sempat" membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai taulan...
52. Kalau kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi "amal penolong"  ...
53. Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi  orang yang saleh, dan ilmu agamanya lebih diutamakan
54. Ibadah sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'terbangun malam', 'meneteskan air mata' mendoakan orang tuanya.
55. Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang, sehingga bermanfaat bagi sesama...
56. "KALAULAH SEMPAT"
57. Mengapa kalau sempat?
58. Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ? 
59. Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri. 
60. Kenapa kita tidak lebih serius?
61. Menyiapkan 'bekal' untuk menghadap-Nya dan 'mempertanggung jawabkan kepada-Nya?
62. Jangan terbuai dengan 'kehidupan dunia' yang  bisa  melalaikan.....
63. Kita boleh saja giat berusaha di dunia....
64. tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal di akhir hidup kita.

65. Jika saya ditanya,”Habibie itu siapa, insinyur, muslim, atau Indonesia?”
66. Maka saya jawab,”Habibie seorang muslim.”
67. Mengapa?
68. Jika saya mati, maka saya tidak lagi berwarga negara.
69. Jika saya sampai ke akhirat yang ditanyakan bukan kewarganegaraan saya atau kedudukan saya.
70. Sehingga saya jawab saya seorang muslim.
71. Ini bukan emosional, tetapi sangat rasional.
72. Saya yakin pada hari akhir kelak, saya tidak ditanya tentang paspor saya.
73. Jadi, jika saya demikian, apakah Habibie tidak nasionalis? No…!

(Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie)
Sumber: internet.

Related Posts:

  • 527. BUTUHMANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutu… Read More
  • 527. BUTUHMANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutu… Read More
  • 527. BUTUHMANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutu… Read More
  • 527. BUTUHMANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutu… Read More
  • 527. BUTUHMANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutu… Read More

0 comments:

Post a Comment