Wednesday, September 18, 2019

3236. TIANG BERSEJARAH DI RAUDHAH


TIANG BERSEJARAH DI RAUDHAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Setidaknya ada 232 buah tiang (pilar) di Masjid Nabawi.
2.    Di antara ratusan pilar tersebut, ada beberapa pilar yang memiliki sejarah dan arti khusus.
3.    Meskipun beberapa kali mengalami perluasan, tempat tiang ini tetap terjaga.
4.    Sekarang, tiang-tiang itu diberi tanda untuk dikenali para peziarah.
5.    Pada masa Rasulullah, tiang-tiang Masjid Nabawi terbuat dari pohon kurma.
6.    Tiang-tiang bersejarah terletak di Raudhah Syarifah yang luasnya 144 meter persegi.
7.    Daftar nama tiang (usthuwanah) yang berada di Raudhah Masjid Nabawi:
1)    Usthuwanah Mukhalqah (tiang harum)
2)    Usthuwanah Qur’ah (undian) atau Usthuwanah Aisyah (tiang Aisyah)
3)    Usthuwanah Taubah/Usthuwanah Abu Lubabah (tiang Abu Lubabah)
4)    Usthuwanah Sarir (tiang ranjang)
5)    Usthuwanah Haris (tiang Haras)
6)    Usthuwanah Wufud (tiang Wufud)

8.    Banyak orang yang mengunjungi Masjid Nabawi tidak menyadari pilar ini atau tidak mengetahui latar belakang sejarahnya.
9.    Tempat-tempat ini mengingatkan kita kepada Rasulullah dan para sahabatnya.
10. Dahulu, Rasulullah bersama para sahabat pernah salat, duduk, dan bercakap-cakap di lokasi ini.
11. Abu Bakar pernah teringat Rasulullah, setelah satu tahun beliau wafat.
12. Abu Bakar naik ke atas mimbar kemudian mengucapkan, “Sesungguhnya Rasulullah pernah berdiri di tempatku berdiri sekarang…”.
13. KemudianAbu Bakar menangis karena teringat Rasulullah.

14. Zaman Khalifah Umar bin Khattab, saat Khalifah dan kaum muslimin masuk ke wilayah Syam, pada waktu salat Bilal bin Rabah mengumandangkan azan.
15. Saat sampai lafaz “asyhadu anna Muhammad Rasulullah” (Saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah) semua kaum muslimin menangis.
16. Mereka teringat saat Bilal mengumandangkan azan pada zaman Rasulullah.
17. Tiang-tiang di Raudhah Masjid Nabawi sebagai penambah cinta dan rindu kepada Rasulullah.
18. Untuk menggairahkan kembali cinta yang mulai rapuh karena kelalaian kita.
19. Tentu tidak layak, jika lokasi ini dijadikan tempat untuk meminta kepada Rasulullah, karena kita hanya boleh beribadah dan minta kepada Allah.

A.   Tiang ustuwanah Mukhallaqah (tiang parfum).
1.    Arti Mukhallaqah adalah Muthayyabah yang diberi minyak wangi, berasal dari kata “khaluq” yang artinya parfum.
2.    Jabir bin Abdullah berkata, “Orang pertama yang memberi wewangian pada Masjid Nabawi adalah Usman bin Affan, ketika orang-orang Khaizuran datang berhaji pada tahun 70 Hijriah. Yang memberi wewangian adalah seorang wanita, dia memberi wewangian seluruh bagian masjid termasuk kamar Rasulullah.
3.    Diriwayatkan Samhudi dari Ibnu Zubalah bahwa Nabi Muhammad melaksanakan salat wajib di tiang ini selama belasan hari setelah perubahan arah kiblat.
4.    Salamah bin Akwa berusaha salat di tiang ini. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab, “Aku melihat Rasulullah biasa salat di tiang ini”.
5.    Sampai sekarang, bagian Raudhah Masjid Nabawi, dibersihkan dengan air mawar setiap hari.

B.   Tiang usthuwanah Qur’ah (tiang undian) atau Aisyah (tiang Aisyah)
1.    Tiang ini juga disebut dengan tiang Muhajirin, karena sahabat Muhajirin sering duduk di dekatnya.
2.    Tempat ini awalnya digunakan Nabi Muhammad sebagai tempat salat.
3.    Tiang Aisyah terletak di tengah Raudhah Syarifah, yaitu tiang ke-3 dari dinding makam Rasulullah.
4.    Tiang ini dinamai dengan “usthuwanah Aisyah” (tiang Aisyah) sebagai penghormatan kepada Aisyah dalam penyebaran Islam.

C.   Usthuwanah Taubah/Abu Lubabah (tiang Taubat/Abu Lubabah).
1.    Tiang ini adalah tiang ke-4 dari mimbar Rasulullah, ke-2 dari makam Rasulullah, dan ke-3 dari arah kiblat.
2.    Tiang ini disebut tiang Abu Lubabah, sahabat Rasulullah yang namanya  Rifa’ah bin Abdul Mundzir.
3.    Pada Perang Bani Quraizhah, Rasulullah mengutus Abu Lubabah pergi ke Bani Quraizhah.
4.    Melihat kedatangan Abu Lubabah, banyak orang Yahudi (pria, wanita, dan anak-anak) berlarian kepadanya sambil bertangisan.
5.    Abu Lubabah merasa iba pada mereka.
6.    Orang-orang Yahudi Bani Quraizhah berkata kepada Abu Lubabah, “Hai Abu Lubabah, bagaimana pendapatmu kalau kami tunduk kepada hukum Muhammad?”
7.    Abu Lubabah menjawab, “Ya”. Sambil memberi isyarat dengan tangan ke tenggorokannya, yang artinya kalian akan mati.
8.    Kemudian Abu Lubabah menyesali apa yang telah ia lakukan.
9.    Abu Lubabah, “Aku tidak beranjak dari tempatku ini, hingga Allah menerima taubatku atas perbuatanku. Aku berjanji kepada Allah agar selama-lamanya tidak diperlihatkan pada negeri yang di dalamnya aku pernah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya”.
10. Ibnu Hisyam mengisahkan, “Abu Lubabah mengikat diri pada tiang masjid selama 6 hari. Pada waktu salat istrinya datang untuk melepaskan ikatannya agar ia bisa mengerjakan salat. Usai salat, ia kembali mengikat dirinya”.
11. Umu Salamah berkata, “Taubat Abu Lubabah diterima Allah”.
12. Kemudian ia bertanya kepada Rasulullah, “Bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada Abu Lubabah?”
13. Rasulullah bersabda, “Silakan, jika engkau mau”.
14. Umu Salamah berdiri di depan pintu kamarnya, sambil berkata, “Hai Abu Lubabah, bergembiralah, karena Allah telah menerima taubatmu”.
15. Para sahabat pun mengerumuni Abu Lubabah untuk melepaskan ikatannya.
16. Tetapi Abu Lubabah berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak mau, hingga Rasulullah sendiri yang melepaskan ikatanku”.
17. Rasulullah akan melaksanakan salat Subuh, beliau berjalan melewati Abu Lubabah dan melepaskan ikatannya.

D.    Usthuwanah Sarir (tiang ranjang).
1.    As-sarir artinya ranjang.
2.    Di tempat ini Rasulullah biasanya beriktikaf.
3.    Beliau meletakkan tempat tidur terbuat dari pelepah kurma, lalu berbaring di tempat ini.
4.    Tiang Sarir (ranjang) terletak di sebelah timur tiang Abu Lubabah.

E.   Usthuwanah Haras
1.    Di belakang (bila dilihat dari sisi utara) tiang Sarir (ranjang) berdiri tiang Haras (tiang penjagaan).
2.    Jika berjumpa dengan masyarakat, Rasulullah duduk di tempat ini dan dijaga oleh para sahabat.
3.    Ali bin Abi Thalib yang paling sering menjaga beliau, sehingga tiang ini disebut tiang Ali.
4.    Allah menurunkan Al-Quran surah Al-Maidah ( surah ke-5 ) ayat 67.

۞ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

      Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanah-Nya. Allah memeliharamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

F.    Usthuwanah Wufud.
1.    Dari sisi utara, tiang Wufud terletak di belakang tiang Haras (penjagaan)
2.    Rasulullah biasanya duduk di sini, tatkala menyambut para utusan dari bangsa Arab yang datang ke Madinah.

Daftar Pustaka.
1.    Kisah muslim.com
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3.    Tafsirq.com online.





Related Posts:

0 comments:

Post a Comment