TIANG
BERSEJARAH DI RAUDHAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Setidaknya
ada 232 buah tiang (pilar) di Masjid Nabawi.
2. Di
antara ratusan pilar tersebut, ada beberapa pilar yang memiliki sejarah dan
arti khusus.
3. Meskipun
beberapa kali mengalami perluasan, tempat tiang ini tetap terjaga.
4. Sekarang,
tiang-tiang itu diberi tanda untuk dikenali para peziarah.
5. Pada
masa Rasulullah, tiang-tiang Masjid Nabawi terbuat dari pohon kurma.
6. Tiang-tiang
bersejarah terletak di Raudhah Syarifah yang luasnya 144 meter persegi.
7. Daftar
nama tiang (usthuwanah) yang berada di Raudhah Masjid Nabawi:
1) Usthuwanah
Mukhalqah (tiang harum)
2) Usthuwanah
Qur’ah (undian) atau Usthuwanah Aisyah (tiang Aisyah)
3) Usthuwanah
Taubah/Usthuwanah Abu Lubabah (tiang Abu Lubabah)
4) Usthuwanah
Sarir (tiang ranjang)
5) Usthuwanah
Haris (tiang Haras)
6) Usthuwanah
Wufud (tiang Wufud)
8. Banyak
orang yang mengunjungi Masjid Nabawi tidak menyadari pilar ini atau tidak
mengetahui latar belakang sejarahnya.
9. Tempat-tempat
ini mengingatkan kita kepada Rasulullah dan para sahabatnya.
10. Dahulu,
Rasulullah bersama para sahabat pernah salat, duduk, dan bercakap-cakap di lokasi
ini.
11. Abu
Bakar pernah teringat Rasulullah, setelah satu tahun beliau wafat.
12. Abu
Bakar naik ke atas mimbar kemudian mengucapkan, “Sesungguhnya Rasulullah pernah
berdiri di tempatku berdiri sekarang…”.
13. KemudianAbu
Bakar menangis karena teringat Rasulullah.
14. Zaman
Khalifah Umar bin Khattab, saat Khalifah dan kaum muslimin masuk ke wilayah
Syam, pada waktu salat Bilal bin Rabah mengumandangkan azan.
15. Saat
sampai lafaz “asyhadu anna Muhammad Rasulullah” (Saya bersaksi Nabi Muhammad
utusan Allah) semua kaum muslimin menangis.
16. Mereka
teringat saat Bilal mengumandangkan azan pada zaman Rasulullah.
17. Tiang-tiang
di Raudhah Masjid Nabawi sebagai penambah cinta dan rindu kepada Rasulullah.
18. Untuk
menggairahkan kembali cinta yang mulai rapuh karena kelalaian kita.
19. Tentu
tidak layak, jika lokasi ini dijadikan tempat untuk meminta kepada Rasulullah,
karena kita hanya boleh beribadah dan minta kepada Allah.
A. Tiang
ustuwanah Mukhallaqah (tiang parfum).
1. Arti
Mukhallaqah adalah Muthayyabah yang diberi minyak wangi, berasal dari kata “khaluq”
yang artinya parfum.
2. Jabir
bin Abdullah berkata, “Orang pertama yang memberi wewangian pada Masjid Nabawi
adalah Usman bin Affan, ketika orang-orang Khaizuran datang berhaji pada tahun
70 Hijriah. Yang memberi wewangian adalah seorang wanita, dia memberi wewangian
seluruh bagian masjid termasuk kamar Rasulullah.
3. Diriwayatkan
Samhudi dari Ibnu Zubalah bahwa Nabi Muhammad melaksanakan salat wajib di tiang
ini selama belasan hari setelah perubahan arah kiblat.
4. Salamah
bin Akwa berusaha salat di tiang ini. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab,
“Aku melihat Rasulullah biasa salat di tiang ini”.
5. Sampai
sekarang, bagian Raudhah Masjid Nabawi, dibersihkan dengan air mawar setiap
hari.
B. Tiang usthuwanah
Qur’ah (tiang undian) atau Aisyah (tiang Aisyah)
1. Tiang
ini juga disebut dengan tiang Muhajirin, karena sahabat Muhajirin sering duduk
di dekatnya.
2. Tempat
ini awalnya digunakan Nabi Muhammad sebagai tempat salat.
3. Tiang
Aisyah terletak di tengah Raudhah Syarifah, yaitu tiang ke-3 dari dinding makam
Rasulullah.
4. Tiang
ini dinamai dengan “usthuwanah Aisyah” (tiang Aisyah) sebagai penghormatan
kepada Aisyah dalam penyebaran Islam.
C. Usthuwanah
Taubah/Abu Lubabah (tiang Taubat/Abu Lubabah).
1. Tiang
ini adalah tiang ke-4 dari mimbar Rasulullah, ke-2 dari makam Rasulullah, dan
ke-3 dari arah kiblat.
2. Tiang
ini disebut tiang Abu Lubabah, sahabat Rasulullah yang namanya Rifa’ah bin Abdul Mundzir.
3. Pada
Perang Bani Quraizhah, Rasulullah mengutus Abu Lubabah pergi ke Bani Quraizhah.
4. Melihat
kedatangan Abu Lubabah, banyak orang Yahudi (pria, wanita, dan anak-anak)
berlarian kepadanya sambil bertangisan.
5. Abu
Lubabah merasa iba pada mereka.
6. Orang-orang
Yahudi Bani Quraizhah berkata kepada Abu Lubabah, “Hai Abu Lubabah, bagaimana
pendapatmu kalau kami tunduk kepada hukum Muhammad?”
7. Abu
Lubabah menjawab, “Ya”. Sambil memberi isyarat dengan tangan ke tenggorokannya,
yang artinya kalian akan mati.
8. Kemudian
Abu Lubabah menyesali apa yang telah ia lakukan.
9. Abu
Lubabah, “Aku tidak beranjak dari tempatku ini, hingga Allah menerima taubatku
atas perbuatanku. Aku berjanji kepada Allah agar selama-lamanya tidak
diperlihatkan pada negeri yang di dalamnya aku pernah mengkhianati Allah dan
Rasul-Nya”.
10. Ibnu
Hisyam mengisahkan, “Abu Lubabah mengikat diri pada tiang masjid selama 6 hari.
Pada waktu salat istrinya datang untuk melepaskan ikatannya agar ia bisa
mengerjakan salat. Usai salat, ia kembali mengikat dirinya”.
11. Umu
Salamah berkata, “Taubat Abu Lubabah diterima Allah”.
12. Kemudian
ia bertanya kepada Rasulullah, “Bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini
kepada Abu Lubabah?”
13. Rasulullah
bersabda, “Silakan, jika engkau mau”.
14. Umu
Salamah berdiri di depan pintu kamarnya, sambil berkata, “Hai Abu Lubabah,
bergembiralah, karena Allah telah menerima taubatmu”.
15. Para
sahabat pun mengerumuni Abu Lubabah untuk melepaskan ikatannya.
16. Tetapi
Abu Lubabah berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak mau, hingga Rasulullah sendiri
yang melepaskan ikatanku”.
17. Rasulullah
akan melaksanakan salat Subuh, beliau berjalan melewati Abu Lubabah dan melepaskan
ikatannya.
D. Usthuwanah Sarir (tiang ranjang).
1. As-sarir
artinya ranjang.
2. Di
tempat ini Rasulullah biasanya beriktikaf.
3. Beliau
meletakkan tempat tidur terbuat dari pelepah kurma, lalu berbaring di tempat
ini.
4. Tiang Sarir
(ranjang) terletak di sebelah timur tiang Abu Lubabah.
E. Usthuwanah
Haras
1. Di belakang
(bila dilihat dari sisi utara) tiang Sarir (ranjang) berdiri tiang Haras (tiang
penjagaan).
2. Jika berjumpa
dengan masyarakat, Rasulullah duduk di tempat ini dan dijaga oleh para sahabat.
3. Ali
bin Abi Thalib yang paling sering menjaga beliau, sehingga tiang ini disebut
tiang Ali.
4. Allah menurunkan
Al-Quran surah Al-Maidah ( surah ke-5 ) ayat 67.
۞ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ
بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ
رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْكَافِرِينَ
Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanah-Nya. Allah memeliharamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.
F. Usthuwanah
Wufud.
1. Dari
sisi utara, tiang Wufud terletak di belakang tiang Haras (penjagaan)
2. Rasulullah
biasanya duduk di sini, tatkala menyambut para utusan dari bangsa Arab yang
datang ke Madinah.
Daftar
Pustaka.
1. Kisah muslim.com
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com
online.








0 comments:
Post a Comment