ANAK
SAYA IKUT REUNI 212
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Adalah
saya akan tak ikut lagi aksi 212 ???
2. Oleh
Joni A Koto, Arsitek, Urban planner, alumni ITB 93
3. Saya
anggap dunia adalah soal bagaimana hidup dan cari kehidupan.
4. Bagaimana
menikmati dan lebih baik dari manusia lain.
5. Bagaimana
bisa punya status baik, dihargai dengan apa yang dipunya dan sedikit
jalan-jalan menikmati dunia..
6. Saya
anggap orang yang maju dalam agama itu adalah yang berfikiran luas dan penuh
toleransi.
7. Saya
anggap tak perlulah terlalu fanatis akan sesuatu, tak perlu reaktif akan
sesuatu.
8. Keep
calm, be cool... Janganlah sesekali dan ikut-ikutan jadi orang norak.
9. Ikut
kelompok cingkrang-cingkrang dan entah apalah itu namanya.
10. Saya
tak ikut aksi bela agama ini itu kalian jangan usil.
11. Jangan
dengan kalian ikut saya tidak, artinya kalian masuk syurga saya tidak!
12. Saya
ini beragama lho, saya ikut berpuasa, saya bersedekah dan beramal.
13. Saya
bantu orang-orang, bantu saudara-saudara saya juga.
14. Jangan
kalian tanya-tanya soal peran saya ke lingkungan.
15. Kalian
lihat orang-orang respek pada saya, temanpun aku banyak...tiap kotak sumbangan
aku isi..
16. Saya
masih heran, apa sih salah seorang Ahok?
17. Dia
sudah bantu banyak orang, dia memang rada kasar tapi hatinya baik kok, saya
hargai apa yang sudah dia buat bagi Jakarta.
18. Saya
anggap aksi ini itu hanya soal politis karena kebetulan ada pilkada.
19. Saya
tak mau terbawa-bawa arus seperti teman-teman kantor yang tiba-tiba juga mau
ikut aksi.
20. Saya
anggap itu berlebihan dan terlalu cari-cari sensasi.
21. Paling
juga mau selfie-selfie.
22. Sampai
satu saat.
23. Sore
ini dalam gerimis saat saya ada di jalan.
24. Dalam
mobil menuju tempat meeting.
25. Dalam
alunan musik barat saya berpapasan dengan rombongan pejalan kaki.
26. Saya
melambat, mereka berjalan tertib, barisannya panjang sekali.
27. Pakai
baju putih-putih, rompi hitam dan hanya beralas sandal.
28. Muka
mereka letih, tapi nyata kelihatan tidak ada paksaan sama sekali di wajah-wajah
itu.
29. Mereka
tetap berjalan teratur, memberi jalan ke kendaraan yg mau melintas.
30. Tidak
ada yang teriak, berlaku arogan dan aneh-aneh atau bawa aura mirip rombongan
pengantar jenazah yang ugal-ugalan.
31. Ini
aneh, biasanya kalau sudah bertemu orang ramai-ramai di jalan aromanya kita
sudah paranoid, suasana panas dan penuh tanda tanya negatif.
32. Sore
ini, di jalan aku merasa ada kedamaian yang kulihat dan kurasa melihat
wajah-wajah dan baju putih mereka yang basah terkena gerimis.
33. Papasan
berlalu, aku setel radio lain..
34. Ada
berita,, rombongan peserta aksi jalan kaki dari ciamis dan kota-kota lain sudah
memasuki kota, ada nama jalan yg mereka lalui.
35. Aku
sambungkan semua informasi, ternyata yang aku berpapasan tadi adalah rombongan
itu.
36. Aku
tertegun...
37. Lama
aku diam ,, otakku serasa terkunci.
38. Analisaku
soal bagaimana orang beragama sibuk sekali mencari alasan.
39. Tak
kutemukan apa pun yang sesuai dengan pemikiranku.
40. Apa
yang membuat mereka rela melakukan itu semua?
41. Apa
kira-kira?
42. Aku
makin sibuk berfikir.
43. Apa
menurutku mereka itu berlebihan?
44. Rasanya
tidak, aku melihat sendiri muka-muka ikhlas itu.
45. Apa
mereka ada tujuan-tujuan politik?
46. Aku
rasa tidak, kebanyakan orang sekarang memcapai tujuan bukan dengan cara-cara
itu.
47. Apakah
orang-orang dengan tujuan politik yang gerakkan mereka itu?
48. Aku
hitung-hitung, dari informasi akan ada jutaan peserta aksi.
49. Berapa
biaya yang harus dikeluarkan untuk itu kalau ini tujuan kelompok tertentu.
50. Angkanya
fantastis, rasanya mustahil ada yg mau ongkosi karena nilainya sangatlah
besar....
51. Aku
dalam berfikir, dalam mobil, masih dalam gerimis kembali berpapasan dengan
kelompok lain, berbaju putih juga, basah kuyup juga.
52. Terlihat
di pinggir-pinggir jalan anak-anak sekolah membagikan minuman air mineral
ukuran gelas.
53. Sedikit
kue-kue warung ke mereka, sepertinya itu dari uang jajan mereka yang tak
seberapa....
54. Aku
terdiam makin dalam.
55. Ya
Allah....kenapa aku begitu buruk berfikir selama ini???
56. Kenapa
hanya hal-hal jelek yang mau aku lihat tentang agamaku.
57. Kenapa
dengan cara pandangku soal agamaku??
58. Aku
mampir ke masjid, mau sholat ashar.
59. Au
lihat sendal-sendal jepit lusuh banyak sekali berbaris.
60. Aku
ambil wudhu...
61. Kembali,
di teras, kali ini aku bertemu rombongan tadi, mungkin yang tercecer.
62. Muka
mereka lelah sekali, mereka duduk.
63. Ada
yang minum, ada yang rebahan, dan lebih banyak yang lagi baca Quran...
64. Hmmm
65. Aku
sholat sendiri,, tak lama punggungku dicolek dari belakang, tanda minta aku
jadi imam.
66. Aku
cium aroma tubuh-tubuh dan baju basah dari belakang.
67. Aku
takbir sujud,, ada lagi yang mencolek.
68. ahh....Kali
ini hatiku yang dicolek, entah kenapa.
69. Hatiku
bergetar sekali, aku sujud cukup lama, mereka juga diam...
70. Aku
bangkit duduk,,
71. Aku
tak sadar ada air bening mengalir dari sudut mataku....
72. Ya
Allah... Aku tak pantas jadi imam mereka.
73. Aku
belum sehebat, setulus dan seteguh mereka.
74. Bagiku
agama hanya hal-hal manis, tentang hidup indah.
75. Tentang
toleransi, humanis, pluralis, penuh gaya , in style ..bla bla bla,...
76. Walau
ada hinaan ke agamaku aku harus tetap elegan, berfikiran terbuka...
77. Kenapa
Kau pertemukan mereka dan aku hari ini ya Allah, kenapa aku Kau jadikan aku
imam sholat mereka??
78. Apa
yang hendak Kau sampaikan secara pribadi ke aku??....
79. Hanya
3 rakaat aku imami mereka.
80. Hatiku
luluh ya Allah.... mataku merah nahan haru.
81. Mereka
colek lagi punggungku, ada anak kecil usia belasan cium tanganku, mukanya kuyu
tapi tetap senyum.
82. Agak
malu-malu aku peluk dia, dadaku bergetar tercium bau keringatnya, dan itu tak
bau sama sekali.
83. Ini
bisa jadi dia anakku juga,.
84. Apa yg telah kuajarkan anakku soal islam?
85. Apakah
dia levelnya sekelas anak kecil ini??
86. Gerimis
saja aku suruh anakku berteduh... dia demam sedikit aku panik...
87. Aku
nangis dalam hati.... di baju putihnya ada tulisan nama sekolah,. smp ciamis..
88. Ratusan
kilo dari sini.... kakinya bengkak karena berjalan sejak dari rumah.
89. Dia
cerita bapaknya tak bisa ikut karena sakit dan hanya hidup dari membecak.
90. Bapaknya
mau bawa becak ke jakarta bantu nanti kalau ada yang capek, tapi dia larang...
91. Aku
dipermalukan berulang-ulang di masjid ini...
92. Aku
sudah tak kuat ya Allah...
93. Mereka
bangkit, ambil tas-tas dan kresek putih dari sudut masjid, kembali berjalan,
meninggalkan aku sendirian di masjid.
94. Rasa-rasanya
melihat punggung-punggung putih itu hilang dari pagar masjid.
95. Aku
seperti sudah ditinggal mereka yang menuju syurga...
96. Kali
ini aku yang norak,, aku sujud, lalu aku sholat sunat dua rakaat,,
97. Air
mataku keluar lagi....
98. Kali
ini cukup banyak, untung lagi sendirian..
99. Sudah
jam 5an sore, lama aku di masjid, serasa terkunci tubuhku di sini... meeting
dengan klien seperti nya batal...
100. Aku
mikir lagi soal ke islamanku, soal komitmenku ke Allah.
101. Allah
yang telah ciptakan aku, yang memberi ibu bapakku rejeki, sampai aku dewasa dan
bangga seperti hari ini
102. Di
mana posisi pembelaanku ke agamaku hari ini???
103. Ada
dimana?
104. Imanku
sudah aku buat nyasar di mana?...
105. Aku
naik ke mobil, aku mikir lagi,.
106. Kali
ini tanpa rasa curiga, kurasa ada sumbat besar yang telah lepas dalam benakku
selama ini...
107. Ada
satu kata,. Sederhana sekali tanpa bumbu-bumbu...
108. "Ikhlas
dalam bela agama itu memamg nyata ada..."
109. Aku
mampir di minimarket,, kali ini juga makin ikhlas, makin mantap...
110. Aku
beli beberapa dus air mineral, makanan kering, isi dompet aku habiskan penuh
emosional....
111. Ini
kebangganku yang pertama dalam hidup saat beramal, aku bahagia sekali..
112. Ya
Allah ijinkan aku kembali ke jalanMu yang lurus, yang lapang, penuh kepasrahan
dan kebersihan hati....
113. Ya
Allah ijinkan aku besok ikut Shalat jumat dan berdoa bersama saudara-saudaraku
yang sebenarnya,.
114. Orang-orang
yang sangat ikhlas membela Mu...
115. Besok,
tak ada jarak mereka denganMu ya Allah...
116. Aku juga mau begitu, ada di antara mereka,
anak kecil yg basah kuyup hari ini....
117. Tak
ada penghargaan dari manusia yang kuharap, hanya ingin Kau terima sujudku...
Mohon Kau terima dengan sangat... Bismilahirahmanirahiim..
.(1
November 2016 , Diceritakan oleh Joni A Koto, Arsitek, Urban planner, alumni
ITB 93)
0 comments:
Post a Comment