Tuesday, September 8, 2020

5316. HADAPI PERBEDAAN DENGAN WAJAR


HADAPI PERBEDAAN DENGAN WAJAR
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
A.   Anak Itu Beda-beda.
1.    Oleh Felix Siauw
2.    Anak saya 4 orang.
3.    Semuanya gak ada yang sama.
4.    Meskipun pastinya ada mirip-miripnya.
5.    Yang jelas 2 putra dan 2 putri.
1)    Ke-1: Putri dan putih.
2)    Ke-2: Putra dan hitam.
3)    Ke-3: Putra dan putih.
4)    Ke-4: Putri dan hitam.
6.    Sekilas mirip papan catur
7.    Saya dan @Ummualila tentu punya harapan pada mereka.
8.    Pastinya ingin mereka meneruskan apa yang sudah kami bangun.
9.    Ummi-nya Alila ingin Alila nerusin karyanya di @HijabAlila.
10. Seperti saya mendoakan Ghazi jadi ulama tafsir
11. Aia ketika ditanya, jawabnya ingin jadi dokter hafiz.
12. Yang paling random Koko Shifr, mau jadi kyai punya pesantren.
13.  Tapi kerjaannya tiap hari ngapalin pabrik mobil dan nama brandnya.
14. Lebih tahu dibanding bapaknya
15. Semakin tambah tahun, mereka makin mengetahui apa yang mereka inginkan.
16. Makin banyak yang mereka pertanyakan.
17. Bertambah juga beda cara pandang mereka dengan kami, orangtuanya.
18. Tak jarang meninggikan tensi
19. Tapi bukankah itu wajar?
20. Berbeda adalah hal biasa.
21. Bahkan dalam keluarga.
22. Bahkan anak dan orangtua.
23. Bukankah kita dahulu juga begitu?
24. Sebab ada beda cara pandang.
25. Kita punya kemajuan
26. Kita tahu pasti, Allah membagi tugas dalam mendukung agama Allah itu berbeda-beda.
27. Seperti berbedanya Allah memberi rezeki pada hamba-hamba-Nya.
28. Dan itu pilihan Allah.
29. Selama itu di jalan Allah, berbeda itu wajar saja.
30. Kita boleh punya keinginan terhadap anak kita.
31. Yang tak boleh adalah kita mewajibkan anak kita berdakwah sesuai yang kita mau.
32. Ini cara indah menghadapi perbedaan.
33. Selama itu semua karena Allah, maka semuanya indah.
34. Tak semua berbeda itu artinya  tak suka.
35.  Tak semua yang tak sama itu berarti melawan
36. Anak itu beda-beda.
37. Lihat saja di gambar.
38. Beda itu nyata, meskipun satu rahim jua.
39. Terkadang sebagai orangtua, kita lebih banyak memaksanya.
40. Allahummaghfirlana.

(Sumber internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment