KENANGAN
HUMOR BANK ES-A-TE
Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M.
Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M.

1. Beberapa tahun lalu, sebanyak 44
orang kepala SMP Negeri Sidoarjo, dari sekolah masing-masing, berangkat ke
Malang.
2. Sebagian besar memakai kendaraan sendiri,
tetapi beberapa orang bergabung dengan temannya, termasuk saya.
3. Dengan satu tujuan, hotel Purnama,
Batu, Malang, mengikuti acara Program MKKS Bermutu.
4. Saya ikut menumpang mobil teman,
berangkat dari Bogi, Pademo Negoro, Sukodono.
5. Pak Rodhi, sebagai joki yang
mengendalikan “kuda”, agar baik jalannya.
6. Duduk di sebelah kiri Pak Rodhi adalah
Pak Azhari, si “ahli hisap”.
7. Tentu saja, sambil kebul-kebul,
duduk dengan santai sambil merokok.
8. Pak Azhari, si “kepala suku” yang
menentukan “abang ijonya” rombongan.
9. Kapan berangkat, jalur yang
dilewati, di mana mampir, kapan berhenti untuk makan dan “pipis”.
10. Di belakang Pak Rodhi, duduk Pak
Hariono, si “raja lokal” yang memiliki IP tinggi.
11. Makna IP di sini, bukan hanya berarti
Indeks Prestasi waktu kuliah, juga bermakna “ilmu pendekatan”.
12. Terbukti, selama bertugas sebagai kepala
sekolah selalu berada di lokasi dekat tinggalnya.
13. Pak Ari, duduk di kursi sebelah kiri
Pak Hariono.
14. Pak Ari mendapat julukan si
“panglima pinggiran”.
15. Laksana sebuah peperangan, mulai dari
pinggiran, kemudian menguasai pusat kota.
16. Artinya, Pak Ari merasa “senang” dan
“nyaman” bertugas di sekolah pinggiran.
17. Sedangkan saya, duduk di dekat pintu
mobil, bertugas sebagai “kernet” yang membuka dan menutup pintu mobil, agak mirip
dengan Pak Ari.
18. Kami menunggang mobil Toyota Avanza,
berwarna silver.
19. Toyota Avanza adalah jenis mobil
yang “ditakuti” oleh para sopir bis.
20. Mengapa?
21. Karena tidak dapat disalip.
22. Percuma mendahului mobil Toyota
Avanza.
23. Ketika berhasil mendahului satu mobil
Avanza.
24. Ternyata, di depan bis, masih ada mobil
Avanza lagi.
25. Menyalip lagi, masih ada lagi,
begitu seterusnya, saking banyaknya.
26. Selama perjalanan, kami membahas
27. topik “ngalor ngidul”, bicara
“nggedabrus”, dan “ngomong blek”, sambil mendengarkan radio SS, Radio Suara
Surabaya.
28. Saatitu, Yoyong Burhanuddin, penyiar
SS menyampaikan telah terjadi peristiwa kejahatan yang terjadi di suatu Bank
Surabaya.
29. Si penjahat memakai semacam isolasi
“double tape” untuk menghambatjalanmasuk dan keluarnya kartu yang dipasang di
mulut lubang masuk dan keluar kartu ATM.
30. Dengan modus itu, penjahat memanfaatkan
model itu untuk melakukan niat jahatnya.
31. Saya mengawali pembicaraan, “Bank
yang ditakuti pedagang adalah Bank Krut, karena pedagang yang “bangkrut”,
artinya barang dagangan nya telah habis, tetapi uangnya juga ludes tidak ada sisanya.
32. “Bank yang amat menjengkelkan adalah
Bank ES-A-TE,” ujar Pak Azhari.
33. “Bank apa itu?” tanya kami serentak.
34. “Bangsat!”, seru Pak Azhari dan kami
tertawa meledak berderai bersama.
35. Tetapi Pak Ari diam saja.
36. Mengapa?
37. “Gak lucu”, teriak Pak Ari, sambil tersenyum.
38. Kami tambah tertawa meledak.
39. Ya, sungguh lucu, wong humor kok tidak
lucu.
40. Berartikan lucu!
1. P. Arie Zainudin wafat Senin, 14
September 2020.
2. P. Azhari wafat sekitar tahun 2014.
3. Semoga
husnulkhatimah.




0 comments:
Post a Comment