Tuesday, September 22, 2020

5485. PERCAYA TAKDIR BUKAN RUKUN IMAN

 


PERCAYA TAKDIR BUKAN RUKUN IMAN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

A.   Takdir bukan termasuk rukun iman.

 

1.    Menurut studi Al-Quran, kewajiban meyakini adanya takdir tidak secara otomatis menyatakannya sebagai 1 dari 6 rukun iman.

2.    Al-Quran tidak memakai istilah “rukun” untuk “takdir”.

3.    Rasulullah juga tidak memakai istilah “rukun” untuk “takdir” dalam hadis beliau.

 

 

B.   Kisah Umar bin Khattab.

 

1.    Umar bin Khattab berkisah suatu ketika datang orang berpakaian serba putih, berambut hitam teratur.

2.    Dan penampilannya tidak menampakkan seorang pendatang.

3.    Tetapi para sahabat tidak ada yang mengenalnya.

4.    Orang itu bertanya kepada Rasulullah tentang:

1)    Islam.

2)    Iman.

3)    Ihsan.

4)    Hari kiamat dan tanda-tandanya.

 

5.    Rasulullah menyebut 6 hal, yaitu beriman kepada:

1)    Allah.

2)    Malaikat-Nya.

3)    Kitab-Nya.

4)    Rasul-Nya.

5)    Hari Kemudian.

6)    Takdir baik dan buruk.

6.    Kemudian sang penanya pergi.

7.    Rasulullah bersabda,”Dia adalah malaikat Jibril yang datang mengajari kalian tentang agama kalian”.

 

C.   Rumus rukun iman.

 

1.    Kemudian para ulama merumuskan 6 rukun Iman dari hadis itu.

2.    Al-Quran tidak memakai kata “rukun” untuk “takdir”.

3.    Al-Quran tidak pernah menyebut kata “takdir” dalam satu rangkaian ayat yang bicara tentang 5 hal lain di atas.

 

4.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 285.

 

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

 

       Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), “Kami tidak membedakan seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan, “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa), “Ampuni kami,  Ya Tuhan kami, dan kepada Engkau tempat kembali”.

 

5.    Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 136.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

 

      Wahai orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

 

6.    Ke-2 ayat Al-Quran di atas, tidak menyebut  “takdir”.

7.    Bukan berarti takdir tidak wajib diyakini.

8.    Tetapi Al-Quran tidak menyebut “takdir” sebagai “rukun”.

9.    Dan tidak merangkaikan dengan 5 hal lain yang disebut dalam hadis di atas.

10. Bisa dipahami jika sebagian ulama tidak memasukkan “takdir” sebagai salah satu rukun iman.

 

11. Sebagian ulama hanya menyebut 3 hal pokok saja, yaitu beriman:

1)    kepada Allah.

2)    Malaikat.

3)    Hari kemudian.

 

12. Sebagian ulama berpendapat beriman kepada malaikat mencakup:

1)    Keimanan wahyu yang disampaikan.

2)    Iman kepada Rasulullah yang menerima wahyu.

 

13. Beberapa hadis Rasulullah sering menyebut 2 hal saja, yaitu beriman:

1)    Kepada Allah.

2)    Hari kemudian.

 

14. Rasulullah bersabda:

1)    ,”Barang siapa percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia menghormati tamunya”.

2)    “Barang siapa percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia menyambung tali kerabatnya”.

3)    “Barang siapa percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia berkata benar atau diam”.

 

15. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 62.

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

 

      Sesungguhnya orang mukmin, orang Yahudi, orang Nasrani dan orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

 

16. Ayat Al-Quran ini bukan menunjukkan bahwa yang dituntut dari semua kelompok yang disebut di atas hanya beriman kepada Allah dan hari kemudian saja.

 

17. Tetapi bersama keduanya adalah beriman kepada Rasul, kitab suci, malaikat, dan takdir.

18. Meskipun, ayat Al-Quran itu dan semacamnya hanya menyebut 2 hal pokok saja.

 

19. Tetapi tetap menuntut iman yang disampaikan Rasulullah dalam 6 hal hadis di atas dan hal lainnya yang tidak disebutkan.

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment