WAJAR
BANYAK ORANG INGIN KAYA SEPERTI KARUN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Ada
orang berkata,
'Wah,
semoga saya kayak dia.
Bisa
kaya gitu.'
Dalam Al-Quran.
Ada peristiwa
mirip seperti itu.
Al-Quran
surah ke-28 ayat 76-82.
۞ إِنَّ
قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ
مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ
قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum
Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap
mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang
kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.
(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu
bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan
diri".
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ
الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan kamu jangan
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ
عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ
مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا
يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta,
karena ilmu yang ada padaku".
Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan
harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka.
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي
زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا
مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar".
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:
"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang
yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh
orang-orang yang sabar".
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ
الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا
كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkan
Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan dia
tidak termasuk orang (yang dapat)
membela (dirinya).
وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا
مَكَانَهُ بِالْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ
يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا
لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan
kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki
dari hamba-Nya dan menyempitkannya;
kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang
mengingkari (nikmat Allah)".
Karun
ini tajir gila.
Kunci
ruangan penyimpanan hartanya.
Sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat.
Karun)
berkata,
"Sesungguhnya
aku diberi (harta itu).
Semata-mata
karena ilmu yang ada padaku."
Jangan2
kita juga begitu sih.
Saya
ini sukses, kaya, dll.
Karena
semata-mata, saya kerja keras.
Karena
prestasi saya sendiri.
Bukan
main...
Semata2
kerja keras.
Maka keluarlah
Om Karun) kepada kaumnya dengan megahnya.
Orang
yang ingin kehidupan dunia berkata,
"Semoga
kita punya harta kekayaan seperti Karun.
Sesungguhnya
dia benar-benar punya keberuntungan besar."
Mirip
nggak?
Bukankah
kita juga suka begitu.
Kalau
lihat orang sukses kayak Karun?
Tetapi
orang yang dianugerahi ilmu berkata,
"Celakalah
kamu!
Ketahui,
pahala Allah lebih baik bagi orang beriman dan mengerjakan kebajikan.
Dan
pahala yang besar hanya diperoleh oleh orang yang sabar."
Maka
Kami benamkan Karun bersama rumahnya ke bumi.
Tidak
ada yang akan menolongnya selain Allah.
Dan
dia tidak termasuk orang yang dapat membela diri.
Terang
sekali kalimat2 itu ditulis dalam kitab suci.
Besok2,
kalau kita pengin kaya sepert orang super tajir.
Jangan2
kita masuk golongan:
Celakalah
kamu!
Kamu
ketipu sama dunia.
Karena
pahala besar bukan di sana.
Tapi pada
beriman, berbuat kebajikan, dan bersabar.
Semoga
kita tidak termasuk golongan celaka ini.
Tertipu
dgn definisi bahagia versi dunia.
Apalagi
definisi bahagia versi dunia maya.
(Sumber
Tere Liye)

0 comments:
Post a Comment